Hallo guys.
Gue balik lagi nih dengan review film
terbaru “Annabelle: Creation”. Mungkin ada yang udah nonton film ini, tapi
nggak ada salahnya gue review.
Pertama gue
ingin menyoroti dulu tentang trend “universe”
di dunia bisnis perfilman Hollywood. Dulu kita mengenal franchise seperti “James Bond”, “Fast and Furious”, “Mission
Impossible”, yakni film yang terus-menerus dibikin sekuelnya karena dianggap
menguntungkan. Tapi sekarang trend-nya
bergeser. Studio-studio besar kini lebih tertarik menciptakan “universe”, yakni
mirip franchise tapi dengan ruang
lingkup yang lebih gede.
Jika “franchise”
hanya bisa mengandalkan membuat sekuel-sekuel (atau paling banter prekuel)
berjudul sama (karena kekuatan franchise
terletak di “judul”), maka dengan “universe”, produser bisa menciptakan tak
hanya prekuel dan sekuel, namun juga spin
off dengan jumlah film yang tak terbatas, bahkan memiliki judul berbeda.
Contohnya
adalah “Star Wars” (ada “Rogue One”), “Transformers (bakal ada spinoff
Bumblebee), “Lord of The Rings” (ada spin off-nya “The Hobbit”), dan yang
paling jelas adalah “Marvel Universe” yang mencakup “The Avengers”, “Captain
America”, “Iron Man”, “Spiderman”, hingga yang akan datang “Black Panther”. Tapi
nggak semua film berkonsep universe dijamin bakalan sukses. Beberapa masih
struggling seperti “DC Universe” yang hanya mendapat acclaim di “Wonder Woman” sementara “Batman v Superman” mendapat
kritik tajam. Sementara beberapa lain malah gagal total semisal “King Arthur”
besutan mantan suami Madonna, Guy Ritchie dan “Dark Universe” yang mengandalkan
“The Mummy”-nya Tom Cruise.
Salah satu
konsep “universe” yang terbukti kesuksesannya adalah “Conjuring” (atau gue
sebut saja “Conju-verse”). Conju-verse ini (istilah bikinan gue loh) mencakup “Conjuring
1” dan sekuelnya, “Conjuring 2” yang memaparkan sepak terjang Ed dan Lorraine
Warren, serta berbagai spin off-nya
seperti “Annabelle” dan “The Nun” yang akan menampilkan Valak. Conju-verse bisa
dibilang sebagai satu-satunya universe
horor yang sukses.
Balik lagi
ke “Annabelle: Creation”. Gue awalnya nggak begitu berminat menonton film ini
karena menurut gue, film “Annabelle” yang pertama sama sekali nggak memuaskan. Gue
baru tertarik melihatnya setelah membaca review
yang bagus dari beberapa kritikus di internet, bahkan ada yang berani
menyebutnya sebagai film terbaik dalam Conju-verse. Wow, bahkan lebih apik
ketimbang “Conjuring”? I gotta see that.
“Annabelle:
Creation” sendiri bercerita tentang keluarga Mullins, sepasang pembuat boneka
yang kehilangan anaknya akibat kecelakaan. Beberapa tahun kemudian, mereka
mengundang sekelompok anak dari panti asuhan bersama seorang suster mereka
untuk tinggal bersama mereka. Namun di antara semua kamar di kediaman Mullins,
ada satu kamar yang tak boleh dibuka, yakni kamar milik mendiang anak mereka,
Annabelle. Kutukan dalam rumah itupun mengejawantah ketika Janice, salah satu
anak tersebut, melanggar pantangan itu dan menemukan boneka Annabelle.
Kekuatan film
ini tentu datang dari akting dua pemain ciliknya, yakni Tabitha Bateman sebagai
Janice dan Lulu Wilson sebagai Linda. Nggak heran, Lulu Wilson sudah terbiasa
bermain di film horor sejak aktingnya di “Deliver Us From Evil” dan “Ouija:
Origin of Evil”. Bahkan Tabitha juga bakal bermain di upcoming horror movie “Slenderman”.
Di sini kita dibuat terharu oleh dekatnya persahabatan Janice dan Linda, serta
agak dibikin sebel ketika mereka dibully (tapi masih dalam taraf “soft” sih)
sama dua senior mereka, Carol dan Nancy.
Film “Annabelle”
ini benar-benar solid scare! Bahkan ketika
anak-anak panti asuhan datang (baru awal-awal film) udah ada penampakan yang
bikin merinding aja. Untuk masalah jump
scare, memang tak sekental “Conjuring 2”, namun justru di itulah letak
keunggulannya. Gue mulai agak bosan dengan jump
scare yang hanya mengandalkan penampakan tiba-tiba yang mengejutkan
penontonnya. Film ini, justru sebaliknya, menggunakan penampakan yang “gradual”
ketika sosok hantunya perlahan-lahan mulai ditampakkan sembari membangun unsur
ketegangan.
Masalah setting, biasanya gue nggak begitu menyukai
film-film horor yang settingnya di jaman jadul. Namun di film ini gue malah
menikmatinya. Rumah keluarga Mullins yang bergaya kuno memang sekilas angker,
namun sekaligus enak untuk dipandang. Interiornya juga indah (gue suka banget lattice yang dipasang di bawah anak
tangga). Selain itu, ditampilkan pula teknologi kuno yang kayaknya justru pas
jadi setting horor (kayak lift yang
ada di tangga).
Beberapa kali
penonton di sekitar gue meringis ketakutan atau sekedar nyeletuk “Hiiiiy” pas adegan
Annabelle nongol, padahal kalo dipikir-pikir bonekanya nggak ngapa-ngapain,
gerak aja kagak. Ini membuktikan Anabbelle sudah menjadi ikon horor yang nggak
perlu bersusah payah untuk menakut-nakuti para pemirsanya.
Tokoh
boneka Annabelle di sini juga tak pernah digambarkan secara full frontal bergerak (bila dibandingkan
dengan film horor lain bertema boneka seperti “Chucky”), namun di situlah letak
horornya. Bukan apa yang kita lihat, melainkan “what happened while we’re not
watching”, itulah yang membuat pemirsa kaget dan ngeri.
“Thumbs up”
buat tokoh Annabelle, tapi bagaimana dengan tokoh lainnya? Kita pasti ingat
Annabelle hanyalah tokoh minor di “Conjuring 1” yang kemudian dibikin film stand alone-nya. Begitu pula Valak dari “Conjuring
2” akan dibuat spin off-nya. Bagaimana
dengan film ini? Apakah akan ditampilkan sosok hantu lain yang akan menjadi
bagian “Conju-verse” dan mendapat jatah filmnya sendiri?
Gue sih
tertarik banget ama adegan klimaksnya yang menampilkan sosok jahat lain (SPOILER ALERT!) yakni Scarecrow. Apakah
sosok boneka sawah ini bakalan meramaikan Conju-verse dan segera dirilis
filmnya? Well, yang pasti gue sih menunggu-nunggu
banget. Soalnya menurut gue, adegan klimaks di lumbung adalah adegan paling
menakutkan di keseluruhan film.
Oya, jangan
lupa perhatikan baik-baik tiap adegannya ya! Soalnya bakalan ada penampilan
cameo Valak di salah satu adegannya hihihi.
Nah sekarang
gue akan menilai kekurangannya. Yang gue sayangkan di sini adalah, kayaknya
sutradaranya terlalu serius menggarap adegan-adegan scare (yang gue akui emang kreatif dan efektif) hingga melupakan
garis besar ceritanya. Well, cerita “Annabelle:
Creation” ini emang nggak serumit “Conjuring 2” semisal dan kurang berasa
dramanya. Emang sih chemistry antara
dua pemain cilik utamanya cukup terasa, but
that’s it. Berbagai tokoh lainnya, seperti pasangan Wilkins, sang suster,
bahkan anak-anak panti asuhan yang lain gue rasa hanya sebagai tempelan semata.
Padahal,
pasangan Wilkins yang berduka akibat kehilangan anak mereka seharusnya bisa
menjadi bumbu drama yang baik. Tapi sayangnya kualitas aktor papan atas yang
memerankan mereka seakan-akan disia-siakan saja. Padahal, Miranda Otto (pemeran
istri) adalah aktris yang pernah mendapat nominasi Oscar, sedangkan Anthony
LaPlagia (pemeran suami) adalah salah satu aktor favorit gue dan pernah mendapat Golden Globe
Awards sebagai aktor terbaik di serial “Without A Trace”.
Keganjilan
lain adalah tokoh Nancy, salah satu anak panti asuhan yang paling gede, yang
tiba-tiba mendapat porsi penting di adegan klimaks. Gue cuman “what the hell?”
padahal sebelumnya perannya nggak begitu penting, namun tiba-tiba di-upgrade seperti ini tanpa penjelasan
lebih lanjut.
Penjelasan tentang
asal-usul iblis yang mendiami rumah itu juga gue rasa terlalu sederhana. Well, nggak ada masalah sih sama itu,
tapi gue merasa masih lemah ketimbang film-film “Conjuring” pendahulunya.
Dan endingnya
… I don’t like it, at all!!! Gue
kecewa kenapa film ini justru dihubungkan dengan “Annabelle 1” yang dirilis
2014. I mean, film itu sama sekali
nggak penting. Jalan ceritanya jelek dan forgettable.
Pas gue nonton adegan endingnya gue sama sekali nggak mengerti. Alasannya walaupun
gue udah nonton “Annabelle 1”, tapi gue udah sama sekali lupa sama jalan
ceritanya.
Kalo mau
dihubungin dengan film lainnya di Conju-verse, kenapa nggak dengan Ed dan
Lorraine Warren? Kenapa malah ama film itu? Emang sih sah-sah aja soalnya itu kan
juga film Annabelle. Namun menurut gue justru itu membuat endingnya kurang
menarik, yang sayang banget menurut gue, karena klimaksnya sudah cukup seru.
Itu saja guys yang bisa gue bahas dari film “Annabelle:
Creation”. Jika kalian nanya, is it worth
it? Of course it does. Bahkan gue setuju ama pendapat kritikus film yang
gue sebut di atas, kalau film ini adalah yang terbaik di antara entry-entry lain di Conju-verse (namun hanya
dalam segi scare, bukan dari segi cerita). Dan yang jelas, it’s a high improvement from its predecessor, yakni film “Annabelle” sebelumnya.
Akhir kata,
gue kasih 5 CD berdarah buat film ini. Walaupun dengan berbagai kekurangan,
film ini masih bisa memuaskan gue, dan yang jelas jauh lebih baik ketimbang
film-film horor yang beredar di pasaran saat ini.
Just a slight hint, jika kalian lihat boneka ini, it’s the real Annabelle doll guys yang
ada di kasus Ed dan Lorraine Warren yang asli.
Sumber gambar:
Iya Dav, setuju bgt sama bagian yg Annabell nya diem, lebih ngeri, sama jua kaya patung atau pajangan di rumah kita, yg kayaknya diem. Cz pas kita nengok atau berpaling, saat itulah mrk bakal bergerak. Hiiiii
ReplyDeleteRegards
Pas gue nonton adegan endingnya gue sama sekali nggak mengerti. Alasannya walaupun gue udah nonton “Annabelle 1”, tapi gue udah sama sekali lupa sama jalan ceritanya
ReplyDeleteSama ikh wkwkwk. Gue sampe tanya si Febri.. eh itu kek adegannya ga asing ya. Dan dia bilang kalo itu emang adegan di Annabelle 1 haha
Tar dave...gw nyari link donlot dulu ah..sekarang gw merasa aneh tiap mo nonton film suka nunggu rekomendasi dr mengakubackpacker...kalo kata lo bagus baru gw nonton...makanya sering sering bikin review hahahahha
ReplyDelete.waah saya malah suka endingnya karna nyambung ama annabelle 1
ReplyDeletepernah liat anomalous gak min? tolong di review...kalo udah nanti saya tonton :P :D
ReplyDeleteMn, review film IT min..
ReplyDeletehuuuuu belum nonton -_-
DeleteYaiya dong min disambungin ke annabelle 1. Namanya juga prequel. Berarti cerita sebelum kejadian di film pertama. Menurut gw si malah bagus dia sambungin ke film pertama. Walaupun film pertama sampah banget.
ReplyDeleteBang Dave~ bahas tentang Robert the doll juga dong
ReplyDeleteMumpung lagi bahas tentang boneka2an