UPIN IPIN: THE DARKEST SECRET – PROLOG

Ketujuh anak itu berlari melintasi persawahan. Dua di antaranya memiliki wajah yang sama dan kepala plontos yang sangat mudah dikenali. Mereka berdua memang saudara kembar. Upin dan Ipin nama mereka. Di belakangnya, kelima teman mereka tengah bermain kejar-kejaran. Mereka adalah Mei Mei, Mail, Ehsan, Jarjit, dan Fizi.

“Wooooi, Upin! Ipin! Tunggu kami!”

Upin dan Ipin hanya tertawa.

“Hei, lihat Ipin! Ada kereta!” tunjuk Upin.

“Betul betul betul!” Ipin segera mengeluarkan ketapelnya dan melemparkan batu ke arah kereta itu. Semuanya pun tertawa melihatnya.

“Dasar bodoh!” Upin langsung memukul kepalanya, “Kereta itu sedang berhenti! Kita akan dapat masalah!”

“Hei dasar kalian anak nakal!” terdengar suara di belakang mereka. Ternyata itu adalah Tuk Dalang yang berusaha mengejar mereka dengan sarungnya. “Berhenti melempari kereta! Akan Datuk laporkan ke Opah dan Kak Ros!”

“Semuanya ayo cepat lari!” komando Upin. Semuanya pun berlari lebih kencang mengikuti dia. Sementara itu Tuk Dalang terjatuh karena terpeleset sarungnya sendiri.

“Gubraaaaak!!!”

Semua tertawa ketika melihat wajahnya terjerembap masuk ke lumpur.

“Tuk Datuuuuk ...” ketujuh anak itu menertawakannya.

“Kurang ajar kalian!” Tuk Dalang berusaha bangun dengan wajah belepotan lumpur, namun ketujuh anak itu keburu kabur.

Masa kecil mereka berlalu dengan sangat cepat.

Belum ada yang menyadari, semua kelucuan dan kebahagiaan masa kecil itu akan berubah menjadi tragedi begitu mereka beranjak dewasa.

Ketika nafsu duniawi serta rasa iri dan dendam mulai menguasai mereka.

TO BE CONTINUED