Jika kalian melihat Google Street View dan mengetikkan alamat 2207 Seymour Avenue di kota Cleveland, Ohio, maka gambar buram inilah yang akan kalian dapatkan. Bahkan pada 7
Agustus 2013, warga kota yang resah meminta agar rumah itu dihancurleburkan dan
diratakan dengan tanah. Alasannya karena rumah itu membawa memori yang amat
mengerikan bagi penduduk kota itu. Di rumah yang terlihat biasa itu (walaupun di gambar nggak keliatan apa-apa ya), ternyata
tersimpan sebuah rahasia yang teramat menakutkan.
Pemiliknya, seorang pria berdarah Latin bernama Ariel Castro, menculik dan menyekap tiga orang gadis di rumah itu selama kurun waktu 10 tahun. Sepanjang satu dasawarsa itulah ia memperlakukan mereka dengan keji bak binatang. Ketika kejahatannya terungkap, ketiga wanita itupun diselamatkan secara dramatis dan proses peradilan yang menghebohkan publik Amerika Serikat kala itupun dimulai.
Pemiliknya, seorang pria berdarah Latin bernama Ariel Castro, menculik dan menyekap tiga orang gadis di rumah itu selama kurun waktu 10 tahun. Sepanjang satu dasawarsa itulah ia memperlakukan mereka dengan keji bak binatang. Ketika kejahatannya terungkap, ketiga wanita itupun diselamatkan secara dramatis dan proses peradilan yang menghebohkan publik Amerika Serikat kala itupun dimulai.
Bagaimanakah
cerita lengkapnya? Untuk kalian para pecinta misteri dan kasus kriminal, inilah
Dark Case kali ini.
Ariel
Castro lahir pada tahun 1960 di Puerto Rico. Semenjak orang tuanya bercerai,
ibunya kemudian membawa bermigrasi ke Amerika Serikat. Pada tahun 1980, ia bertemu
dengan seorang gadis yang keluarganya baru saja pindah ke sebelah rumahnya. Bak
kisah cinta remaja, merekapun menjalin asmara dan akhirnya menikah. Mereka
bahkan pindah ke rumah yang baru mereka beli untuk memulai keluarga baru pada
1992.
Rumah
yang beralamat di 2207 Seymour Avenue
itu nantinya akan menyimpan tragedi kelam yang tak terperikan.
Ketika
pindah ke rumah baru itu, barulah perangai asli Ariel Castro terkuak. Ia
bukanlah pemuda baik-baik dan sempurna seperti yang diharapkan istrinya. Ia
ternyata suka memukul dan menyiksa istrinya sendiri. Tercatat, ia sering
menghajar istrinya hingga wanita itu mengalami patah tulang hidung, patah
tulang rusuk, hingga patah lengan. Tak hanya itu, ia pernah melempar istrinya
sendiri ke arah tangga sehingga ia terjatuh dan kepalanya terbentur. Semenjak
itu, tengkoraknya retak dan terjadi pembengkakan pembuluh darah di kepalanya.
Tahun
1996, istrinya tersebut berhasil bercerai dari Ariel. Ia juga berhasil membawa
keempat anak mereka melarikan diri dari ayah mereka yang teramat kejam itu.
Namun sayang, semua telah terlambat. Akibat cedera parah di kepalanya itu, ia
akhirnya meninggal pada 2012.
Tak
hanya di dalam rumah saja, di luar perangai buruk Ariel juga tercium oleh
rekan-rekan kerjanya. Saat itu ia bekerja sebagai sopir sebuah bus sekolah dan
sering ugal-ugalan. Ia menggunakan bus tersebut tanpa izin untuk kepentingan
pribadi, bahkan nyaris “menculik” anak-anak di dalamnya ketika melarikan busnya
itu di luar rute yang ditentukan.
Namun
tak hanya perilaku tak bertanggung jawabnya sebagai pengemudi bus yang akhirnya
membuatnya berurusan dengan hukum. Ia juga adalah penculik keji yang berhasil
menyekap tiga orang gadis dalam kurun waktu dua tahun saja, yakni 2002-2004.
Ketiga korban Ariel Castro
Kiprahnya
dimulai dengan Michelle Knight yang ia culik pada 2002. Kala itu, Michelle yang
kelahiran 1981 adalah ibu muda berusia 21 tahun yang sedang dalam proses
perceraian. Pada saat ia diculik, ia sedang berada dalam perjalanan ke
pengadilan. Ia hendak mengurus hak asuh atas putra semata wayangnya, Joey.
Karena statusnya inilah, pihak kepolisian tak pernah menganggap serius kasus
menghilangnya Michelle. Mereka menganggap wanita itu kabur karena tak mau
mengurus hak asuh anaknya.
Hanya
berselang 8 bulan, Ariel melancarkan aksi kedua dengan menculik Amanda Marie
Berry pada 2004. Gadis ini lebih muda dari korban pertamanya, masih berusia 17
tahun, bahkan masih duduk di bangku SMA. Kontak terakhirnya dengan keluarga
adalah ketika ia menelepon rumahnya dan mengatakan bahwa ia mendapatkan
tumpangan pulang dari tempat kerja part-timenya di Burger King. Ia tak
menyangka pria yang “berbaik hati” menawarinya tumpangan kala itu adalah
penjahat sekeji Ariel Castro. Seperti kasus pertama, lagi-lagi polisi
berkesimpulan bahwa Amanda juga kabur atas keinginannya sendiri.
Korban
ketiganya, kali ini yang paling naas, adalah Georgina Lynn DeJesus, atau biasa
dipanggil Gina. Kenapa gue bilang paling naas, karena ia masih berusia 14 tahun
alias belum lulus dari SMP, ketika ia diculik. Yang lebih menggenaskan, Gina
adalah sahabat Arlene, putri kandung Ariel sendiri. Bahkan karena Ariel adalah
ayah sahabatnya, Gina mempercayainya begitu saja ketika pria bejat itu
menawarinya tumpangan pulang. Ada saksi mata yang melihat proses penculikan Gina
sehingga dibuatlah sketsa sang pelaku. Deskripsi pelaku sebenarnya amatlah
mirip dengan Ariel. Akan tetapi, lagi-lagi karena ia adalah teman dekat
keluarga Gina, bahkan bertetangga, merekapun sama sekali tak mencurigainya.
Parahnya lagi, untuk menghindari kecurigaan, Ariel bahkan beberapa kali
berkunjung ke rumah keluarga Gina, bahkan menghadiri upacara vigil (sejenis
ibadat dalam agama Kristen) untuk mengenang Gina, hingga berpartisipasi dalam
proses pencarian Gina. Memuakkan.
Uniknya,
setelah menghilangnya Gina, beberapa pihak sebenarnya berhasil mengaitkannya
dengan kasus penculikan Amanda yang berselang setahun lalu, bahkan mengambil
kesimpulan yang tepat bahwa pelakunya adalah orang yang sama. Kasus Gina dan
Amanda ditampilkan di “America's Most Wanted” hingga acara sekelas “Oprah
Winfrey Show” hingga cukup “viral” kala itu. Ada satu lagi kejadian unik yang
cukup menggeramkan tentang kasus ini. Di salah satu acara talk show yang
membahas kasus menghilangnya Amanda, pihak televisi mempertemukan ibunda Amanda
dengan seorang peramal indigo (ew, di Amrik ada juga acara alay kayak begini).
Sang peramal yang mengaku memiliki indra keenam itu menyatakan pada ibunda
Amanda bahwa putrinya sudah meninggal dan “berada di dalam air”. Hal ini tentu
saja membuat shock wanita tersebut hingga ia memutuskan untuk menghentikan
pencarian atas anaknya. Tiga tahun kemudian, sang ibu tersebut akhirnya
meninggal karena menanggung kesedihan yang teramat dalam.
Padahal
kenyataannya, berkilo-kilo meter jauhnya, putrinya tersebut sebenarnya masih
hidup, disekap di dalam rumah di 2207 Seymour Avenue.
Rumah terkutuk tempat ketiga gadis itu disekap bertahun-tahun
Lalu
apakah yang terjadi dengan ketiga gadis tersebut, yakni: Michelle, Amanda, dan
Gina?
Pada
malam pertamanya diculik, Ariel membawa Michelle ke rumahnya, mengikatnya, dan
mengurungnya selama tiga hari tanpa diberi makan sekalipun. Perlakuan sama juga
diterima dua gadis lainnya, Amanda dan Gina. Perbuatan Ariel pada ketiga gadis
tak berdosa itu terlalu keji untuk diungkapkan dengan kata-kata. Yang jelas,
perbuatannya bisa dirangkum dengan “memperlakukan mereka seperti binatang”.
Selama bertahun-tahun, mereka bertiga hanya diizinkan makan sehari sekali dan
mandi dua kali seminggu.
Nasib
paling naas mungkin dialami oleh Michelle. Ia diperkosa dan dihamili oleh Ariel
hingga lima kali, dimana kelima-limanya ia mengalami keguguran setelah Ariel
memukulinya dengan dumbell (alat untuk angkat besi) dan menghantamkan tubuhnya
ke dinding. Bahkan akibat penyiksaan fisik yang kerap dialami Michelle, wanita
itu hingga kehilangan pendengaran di salah satu telinganya. Salah satu kisah
yang paling naas, Ariel pernah memberinya seekor anjing untuk dipelihara. Namun
anjing malang itupun akhirnya dibunuh oleh Ariel ketika anjing itu mengigitnya
karena berusaha melindungi Michelle.
Pada
2006, Ariel ternyata masih “berbaik hati” pada janin yang dikandung salah satu
tawanannya. Amanda kala itu mengandung bayi hasil rudapaksanya, namun kali ini
Ariel menginginkan bayi itu selamat. Iapun meminta Michelle membantu persalinan
Amanda, bahkan mengancam akan membunuhnya apabila bayi itu tidak selamat.
Setelah dilahirkan, bayi itu tidak bernapas, namun Michelle berhasil memberikan
napas buatan yang akhirnya menyelamatkan bayi itu.
Yang
mengejutkan, Ariel ternyata memamerkan bayi itu kepada keluarganya. Ketika
ditanya siapa ibunya, ia hanya mengatakan bahwa bayi itu adalah anak pacar
barunya. Membicarakan keluarga Ariel, sebenarnya beberapa kali mereka
berkunjung ke rumah di 2207 Seymour Avenue itu. Salah satu anak Ariel yang
bernama Anthony bahkan merasa curiga ketika melihat ada pintu yang terkunci
rapat di bagian rumah ayahnya. Namun yang namanya keluarga dekat, Anthony sama
sekali tak mencurigai ayahnya sebagai psikopat gila dan segera menghapus
kecurigaan itu dari benaknya.
Akan
tetapi semua berakhir pada 6 Mei 2013.
Sekitar
sepuluh tahun semenjak korban pertama diculik, salah satu tawanan Ariel, yakni
Amanda, melihat sebuah celah baginya untuk melarikan diri. Kala itu Ariel
tengah keluar rumah dan Amanda melihat bahwa pintu kamar mereka tidak dikunci.
Namun Amanda tak buru-buru percaya bahwa itu adalah keberuntungannya. Beberapa
kali di masa lalu, Ariel memang gemar mengetes mereka. Ia pernah berpura-pura
lupa mengunci pintu untuk menguji apakah gadis-gadis tawanannya itu akan mencoba
kabur. Jika iya, maka iapun segera menyiksa mereka.
Beruntung,
kali ini Ariel sepertinya benar-benar lengah. Amanda berhasil keluar dari
kamarnya, namun sayang, pintu depan ternyata masih terkunci rapat. Melihat
seorang pria berada di luar, iapun berteriak meminta tolong. Pria itu ternyata
adalah tetangganya yang tak mampu berbahasa Inggris. Namun bantuan lain muncul.
Seorang tetangga lain bernama Charles bergabung dan kali ini, memahami pinta
Amanda. Mereka berduapun mendobrak pintu depan rumah itu. Amanda segera
merangkak keluar bersama putrinya yang masih berumur 6 tahun. Sesudah itu,
mereka segera pergi ke rumah tetangga yang lain dan menelepon 911.
Dan
disinilah, kiprah Ariel Castro sebagai psikopat tak waras akhirnya tamat.
Polisi
segera menyerbu kediaman di 2207 Seymour Avenue itu. Yang pertama ditemukan
kala itu adalah Michelle, yang langsung memeluk salah satu petugas polisi
sembari menangis. Tak lama kemudian, Gina juga berhasil dikeluarkan dari rumah
neraka itu. Total, tiga wanita dan satu anak perempuan, yakni hasil dari
hubungan terlarang Ariel dengan salah satu korbannya, berhasil diselamatkan.
Mereka segera dilarikan ke rumah sakit. Beruntung, Gina, Amanda, serta putrinya
tidak menderita luka fisik yang serius sehingga langsung keluar hari berikutnya
dan berkumpul kembali dengan keluarga mereka yang sudah terpisah selama hampir
satu dasawarsa. Michelle di lain pihak, menderita luka yang paling serius
hingga membutuhkan operasi plastik untuk merekonstruksi wajahnya yang nyaris
rusak akibat dipukuli oleh penculiknya.
Tak
butuh waktu lama sebelum polisi akhirnya berhasil menjebloskan Ariel ke jeruji
besi. Tak tanggung-tanggung, uang jaminan yang ditetapkan baginya sebesar 2
juta per jiwa yang ia sekap. Dengan kata lain, total uang jaminannya agar bisa
bebas sementara sebesar 8 juta dollar (sekitar 111 M rupiah). Gue pernah
menyinggung tentang ketentuan uang jaminan ini di postingan blog gue sebelumnya
tentang keluarga Turpin. Semakin “kelas kakap” kejahatan yang ia lakukan, uang
jaminannnya akan semakin gila-gilaan untuk mencegah sang terdakwa keluar dan
melarikan diri.
Ariel Castro di pengadilan
Pihak
penuntut mendakwanya dengan tuduhan yang tak kalah gila-gilaan, yakni 977
tindak kejahatan, termasuk di antaranya penculikan, penyiksaan, pelecehan seksual,
hingga pembunuhan atas janin-janin korbannya yang ia aborsi dengan paksa.
Hukumannya-pun tak kalah sangar. Tak hanya ia dihukum seumur hidup, namun ia
juga mendapat tambahan 1.000 tahun hukuman penjara. Waduh, berarti kalaupun dia
sudah mati, bangkainya masih kudu dipenjara selama seribu tahun lagi (becanda
kok, itungannya nggak gitu juga).
Yang
menjijikkan, selama proses pengadilan, Ariel masih ngotot bahwa dirinya tak
bersalah. Ia bersikeras bahwa justru kesalahan gadis-gadis itulah yang mau masuk
ke dalam mobil bersama orang asing seperti dirinya, sehingga mereka bisa
diculik. Ia juga menuduh bahwa para korban yang ia perkosa sama sekali bukan
perawan ketika ia menyentuh mereka untuk pertama kalinya. Waduh, mental korban
banget ya? Jika ditanya apa alasannya menculik dan melecehkan gadis-gadis
tersebut, ia beralasan bahwa dirinya adalah pecandu seks dan menyalahkan
pornografi atas tindakan tidak manusiawinya.
Lalu
bagaimanakah nasib para korbannya? Publik tentu bersimpati akan nasib naas yang
dialami ketiga wanita itu selama 10 tahun dan memberi bantuan dengan jumlah tak
tanggung-tanggung, yakni 1 juta dolar bagi mereka untuk memulai hidup baru.
Salah satu kisah mengharukan lagi, kakek Amanda pernah berjanji akan
menghadiahinya sebuah mobil Chevrolet untuk hadiah ulang tahunnya, tepat
sebelum ia diculik. Sang kakek ternyata menepati janjinya dan masih menyimpan
mobil itu untuknya jika suatu saat ia ditemukan kembali. Sayang, ketika Amanda
akhirnya kembali ke pelukan keluarganya, mobil itu sudah dalam keadaan usang
karena tak pernah digunakan. Mendengarnya, berbagai dealer mobil pun
berlomba-lomba memberikan layanan servis gratis untuk memperbaiki mobil
tersebut. Wah, ini membuktikan walaupun ada manusia sekeji Ariel Castro, namun
kenyataannya juga masih banyak kok orang-orang dengan hati nurani di luar sana.
Tiga penyintas penculikan tersebut kini
Michelle,
semenjak penculikan itu, menjadi teramat trauma hingga mengubah namanya menjadi
Lily. Namun ia masih mencoba untuk hidup normal dan mencari kebahagiaan. Ia
juga berharap untuk bertemu dengan putranya, Joey, yang kini diadopsi oleh
keluarga lain semenjak kasus penculikannya. Pada 2016, Michelle akhirnya
menemukan pujaan hatinya dan menikah, kali ini dengan pria yang
memperlakukannya dengan baik, tidak seperti Ariel Castro. Tragisnya, penyiksaan
yang ia alami membuat rahimnya takkan pernah bisa mengandung lagi, sehingga ia
berharap bisa mengadopsi anak dan memulai keluarga baru.
Bagaimana
dengan Amanda dan Gina? Keduanya diculik sebelum sempat menyelesaikan sekolah,
sehingga mereka mendapatkan gelar diploma mereka dengan status kehormatan dari
sekolah mereka. Gina kini menjadi relawan Amber Alert yang mengabdikan hidupnya
untuk menemukan anak-anak yang hilang diculik. Amanda juga melakukan hal yang
tak jauh berbeda. Belajar dari pengalamannya, ia bergabung menjadi staf kantor
berita Fox dimana ia melaporkan kasus-kasus penculikan dengan harapan ia bisa
membantu mereka yang bernasib sama dengannya.
Dan
Ariel Castro? Akhir kisah hidupnya tergolong aneh, namun menurut gue setimpal.
Pada September 2013, tubuhnya ditemukan tergantung di kamar selnya dengan
sehelai seprai melilit di lehernya. Pihak forensik melaporkan bahwa ia bunuh
diri.
Bang dave coba lihat blog ini
ReplyDeleteBlog ini memuat banyak banget kasus perempuan pembunuh diseluruh dunia sehingga kayaknya cocok deh buat referensi bang dave buat dark case
Tolong di bahas beberapa kasusnya disini yah bang soalnya banyak kasus2 yang menarik di blog ini
Ini linknya bang
http://unknownmisandry.blogspot.com/?m=1
Kasus favorit saya disini yaitu kasus pembunuhan dimana pelakunya masih anak2 BAHKAN BAYI bang dave
Bayangin BALITA UMUR TIGA TAHUN UDAH BERANI NGEBUNUH ORANG LAIN DAN CARA NGEBUNUH NYA JUGA SANGAT SADIS BANG DAN INI REAL BANG BUKAN HOAX.
pokoknya dijamin bang dave juga bakalan ngeri ngeliat aksi sadis balita itu.
Nih linknya bang
http://unknownmisandry.blogspot.com/2015/11/youthful-borgias-girls-who-murder.html?m=1
Ditunggu yah bang postingan beberapa kasusnya disini
liat komen lu kirain komen spam soalnya formatnya mirip wkwkwkw. nanti coba gue liat, tapi awas ya kalo linknya ternyata situs judi togel
DeleteNgakak dong 😭
DeleteUdah pernah denger sih berita ini, tapi ttep bikin nangis tiap baca, gak berani bayangin di sekap 10 tahun, dari smp pula 😭😭😭
ReplyDeleteKenapa di biarin bunuh diri sih, gak setimpal banget .. tuh setan harusnya menderita dulu di dunia sebelum di siksa di akherat 😡😡😡
Aku liat salah satu dokumenter kasus ini dan bener2 gak tega pas denger bagian Michelle.. Sampe dia bilang "aku yang paling nggak disukai sama Castro"
ReplyDeletekalo nggak suka kenapa diculik ya -_-
DeleteKalo dari salah satu sumber yang aku baca itu karena si Castro ngira Michelle itu anak kecil soalnya tingginya cuma 1,4 meter makanya diculik, dan setelah mengetahui kalo si Michelle itu udah dewasa, Castro marah dan disiksa terus2san dan membuat dia pengen culik gadis lainnya yang lebih muda.
DeleteMukanya si Casyro bullyabble banget
ReplyDeleteYa Allah nangis lagi hamba baca ini
ReplyDelete