Thursday, October 3, 2024

GUNDALA JAGAD GENI – CHAPTER 2


GENESIS

 

NB: cerita ini adalah fan fiction Gundala dari komik yang pernah terkenal pada era 80-an. Saya tak memegang hak cipta atas tokoh ini.


DUA HARI SEBELUMNYA

“Pada awalnya hanya ada lautan. Air memenuhi muka bumi. Udara masih primitif, dipenuhi gas-gas eksotis yang melakukan reaksi kimia purba di permukaan bumi yang masih hampa dan belum berpenghuni. Sang surya masih menyiksa planet kita dengan radiasi ultraviolet yang belum tersaring karena ozon bahkan belum terformasi.”

GUNDALA: JAGAD GENI – CHAPTER 1


AMNESIA


NB: cerita ini adalah fan fiction Gundala dari komik yang pernah terkenal pada era 80-an. Saya tak memegang hak cipta atas tokoh ini.

 

AWALNYA adalah rasa sakit. Rasa sakit yang mencabik bak halilintar, menyetrum setiap nadi, setiap sel, hingga darahku bergejolak dan terasa mendidih. Halilintar inilah yang merambat di tiap impuls sarafku, menelusup hingga ke relung zirah pelindung dadaku, bahkan menguasai detak jantungku, membuatnya berpacu.

Aku ingat terakhir kali jantungku berdegup sekencang ini – bukan karena takut atau marah – tapi ketika pertama kali aku berjumpa dengan-nya. Rambut hitamnya yang menyibak, senyum manisnya yang menggelisahkan hatiku tiap malam, hingga lantunan suaranya yang hingga kini masih menggema di delapan sudut benakku.

Kenapa? Kenapa dalam saat terakhir hidupku ini, hanya ia yang ada di dalam pikiranku?

Aku terbaring di sini, menyaksikan listrik itu memercik di sekitarnya, mengisi tiap ether (bila teori itu memang benar, bahwa ada ether yang menghubungkan tiap atom di alam semesta). Namun bukan setruman itu yang membuatku merasakan sakit – aku  telah kebal terhadap semua rasa sakit – akan tetapi melihat penjahat itu menang, tertawa bengis di di depan mataku yang nyaris menutup. Menertawakan semua kegagalanku.

Sebaiknya aku mulai dari awal, mumpung aku masih memiliki sisa kekuatan untuk bercerita.

“Namaku Gundala ... dan aku bukanlah seorang pahlawan.”