AMNESIA
NB: cerita ini adalah fan
fiction Gundala dari komik yang pernah terkenal pada era 80-an. Saya tak
memegang hak cipta atas tokoh ini.
AWALNYA
adalah rasa sakit. Rasa sakit yang mencabik bak halilintar, menyetrum setiap
nadi, setiap sel, hingga darahku bergejolak dan terasa mendidih. Halilintar
inilah yang merambat di tiap impuls sarafku, menelusup hingga ke relung zirah
pelindung dadaku, bahkan menguasai detak jantungku, membuatnya berpacu.
Aku
ingat terakhir kali jantungku berdegup sekencang ini – bukan karena takut atau
marah – tapi ketika pertama kali aku berjumpa dengan-nya. Rambut hitamnya yang menyibak, senyum manisnya yang
menggelisahkan hatiku tiap malam, hingga lantunan suaranya yang hingga kini
masih menggema di delapan sudut benakku.
Kenapa? Kenapa dalam saat
terakhir hidupku ini, hanya ia yang ada di dalam pikiranku?
Aku
terbaring di sini, menyaksikan listrik itu memercik di sekitarnya, mengisi tiap
ether (bila teori itu memang benar,
bahwa ada ether yang menghubungkan
tiap atom di alam semesta). Namun bukan setruman itu yang membuatku merasakan
sakit – aku telah kebal terhadap semua
rasa sakit – akan tetapi melihat penjahat itu menang, tertawa bengis di di depan
mataku yang nyaris menutup. Menertawakan semua kegagalanku.
Sebaiknya
aku mulai dari awal, mumpung aku masih memiliki sisa kekuatan untuk bercerita.
“Namaku Gundala ... dan aku
bukanlah seorang pahlawan.”