Wednesday, November 26, 2025

ATATAMETE KUDASAI (8): PERJALANAN PULANG YANG MELETIHKAN

 Gue: “Masaka??? Ada Don Quijote dekat sini?”

Temen gue: “Don Quijote? Apaan tuh?”

Gue: “Itu tempat cari oleh-oleh paling viral se-Jepang!” (sambil gue siap-siap pergi lagi)

Temen gue: “Jam segini udah tutup kali.”

Gue: “Tokonya 24 jam!”

ATATAMETE KUDASAI (7): PRAHARA RAMEN HARAJUKU

Jujur ya, jalan-jalan di Omotesanso bikin gue merasa insecure soalnya dikelilingi luxury brands. Mulai dari LV, Gucci, Prada, Hermes, you name it. Tapi tetep sih menurut gue buat budget traveler kayak gue sekalipun (padahal gue mah no-budget traveler wkwkwk) spot ini wajib banget kalian kunjungi, apalagi pas musim gugur. Soalnya pohon-pohon di tepi jalannya itu lho, worth it banget buat disaksikan saat musim gugur!

ATATAMETE KUDASAI (6): HARI PAMUNGKAS DI TOKYO

Balik lagi ke pengalaman jalan-jalan gue ke Tokyo hari kedua. Malam ini sebenarnya gue pengen istirahat, namun ngeliat temen gue mau pergi, akhirnya gue juga mutusin jalan-jalan lagi aja, tentunya setelah nge-recharge energi dan kartu SUICA gue.

ATATAMETE KUDASAI (5): CHAOS DI SHIBUYA

Di episode sebelumnya gue ngasi cliffhanger dimana gue dan teman gue mengalami pengalaman mistis saat hendak pulang dari Kuil Meiji. Well, pas mau balik ke Harajuku (lewat rute yang sama saat kami tiba), tiba-tiba kami sadar bahwa di jalan yang tadi kami lewati ada drum sake yang gede-gede. Ya kali drum tempat sake segede gaban dengan warna-warni mencolok kayak gini bisa-bisanya nggak keliatan di mata kami pas berangkat tadi. Kok aneh ya bisa nggak ada satupun dari kami yang menyadarinya? Ini nih kalo di Indonesia mirip kasus Setan Budeg yang nutupin kuping pas lewat rel kereta, tapi yang ini nutupin mata kami wkwkwk. Yaelah, apa hati gue kurang suci ya ampe dikerjain penunggu kuil?

ATATAMETE KUDASAI (4): AKU-LAH PENYINTAS STASIUN SHINJUKU

Semenjak kecil, sudah menjadi mimpi gue untuk melihat Menara Tokyo secara langsung. Itu gara-gara gue liat banget “Magic Knight Rayearth” yang menceritakan tiga gadis cantik yang mengalahkan kejahatan dengan kekuatan cinta dan persahabatan  sambil memakai seragam rok mini.


Ekspresi readers: “Bentar, tontonan masa kecil lu apa Bang???”

Temen gue cuman geleng-geleng kepala aja liat gue siap-siap keluar lagi buat jalan lagi. Padahal udah jam 9 malam, tinggal tidur doang, masih ribet aja. Mungkin itulah yang ada di pikiran dia. Tapi yah, mau bagaimana lagi? Kan mumpung gue di Tokyo, yekan?

ATATAMETE KUDASAI (3): SOLO TRAVELING DI TOKYO? SIAPA TAKUT!

Lanjutan cliffhanger kemarin. Jadi selama ini gue menyangka gue bakalan jalan-jalan ama temen gue ini sepanjang hari dari pagi ampe malem. Eeeeeh ternyata selepas lunch dia punya agenda lain ketemuan ama temen-temennya di Jepang. Pola ini rupanya akan gue adopsi selama tiga hari ke depan, dimana tiap siangnya dia bakal balik ke hotel terus gue lanjut jalan-jalan sendirian. Jujur ini bener-bener di luar rencana sebab gue sama sekali nggak persiapan. Sebagai contoh, gue sama sekali nggak tahu jalan dan tanpa koneksi internet sama sekali, sehingga nggak bisa pake Google Maps.

Mungkin kalian bilang, “Lah Bang, di Tokyo banyak kale WiFi gratis?”. Nah masalahnya, WiFi gratis itu nggak di semua tempat ada dan gue orangnya bingungan. Gimana coba kalo gue kesasar di sebuah tempat antah berantah dan nggak bisa buka internet? Mana bahasa Jepang mode advanced (selain basic greetings) yang gue tau cuman “Atatamete kudasai” lagi.

Ekspresi readers: “Bang itu artinya tolong panasin makanan ini ...”

Tuesday, November 25, 2025

ATATAMETE KUDASAI (2): HARI PERDANA DI TOKYO

Jadi inilah makan siang gue di dalam pesawat. Yang paling berkesan sih es krim Häagen Dazs yang harganya setara 5 kali budget makan gue tiap porsi ...

Ekspresi readers: “Bang, Bang, bentar ... di episode sebelumnya kan lu kasi cliffhanger kalo paspor lu hilang?”

Ooooh yang itu, udah ketemu kok hehehe. Ternyata jatoh di samping bangku gue pas gue buka tas buat ambil lip balm gue hehehe.

ATATAMETE KUDASAI (1): KE JEPANG HANYA MODAL SEJUTAAN, EMANG BISA???


I ... Ini di pantai Kenjeran khan???? 

Hallo guys, lama banget ya kita nggak ketemu? Sekarang gue mau bahas pengalaman gue jalan-jalan ke Jepang. Haaaah jauh amat mbolangnya? 

Sunday, August 17, 2025

GUNDALA: PATRIOT – EPILOG

 


NB: cerita ini adalah fan fiction Gundala dari komik yang pernah terkenal pada era 80-an. Saya tak memegang hak cipta atas tokoh ini.

Tuesday, August 5, 2025

GUNDALA: PATRIOT – CHAPTER 12

 


PATRIOT BERSATU!

NB: cerita ini adalah fan fiction Gundala dari komik yang pernah terkenal pada era 80-an. Saya tak memegang hak cipta atas tokoh ini.

 

Monday, July 28, 2025

GUNDALA: PATRIOT – CHAPTER 11



LAGA

 

NB: cerita ini adalah fan fiction Gundala dari komik yang pernah terkenal pada era 80-an. Saya tak memegang hak cipta atas tokoh ini.

Monday, May 19, 2025

GUNDALA: PATRIOT – CHAPTER 10

 


KAWAH CANDRADIMUKA

 

NB: cerita ini adalah fan fiction Gundala dari komik yang pernah terkenal pada era 80-an. Saya tak memegang hak cipta atas tokoh ini.

 

Thursday, May 8, 2025

GUNDALA: PATRIOT – CHAPTER 8

 


RAMALAN KIAMAT

 

NB: cerita ini adalah fan fiction Gundala dari komik yang pernah terkenal pada era 80-an. Saya tak memegang hak cipta atas tokoh ini.

 

GUNDALA: PATRIOT – CHAPTER 9

 


AWAL SEBUAH AKHIR

 

NB: cerita ini adalah fan fiction Gundala dari komik yang pernah terkenal pada era 80-an. Saya tak memegang hak cipta atas tokoh ini.

 

Friday, April 25, 2025

GUNDALA: PATRIOT – CHAPTER 7

 


KELUARGA

 

NB: cerita ini adalah fan fiction Gundala dari komik yang pernah terkenal pada era 80-an. Saya tak memegang hak cipta atas tokoh ini.

 

Saturday, April 19, 2025

GUNDALA: PATRIOT – CHAPTER 6

 


REUNI

 

NB: cerita ini adalah fan fiction Gundala dari komik yang pernah terkenal pada era 80-an. Saya tak memegang hak cipta atas tokoh ini.

 

Tuesday, April 15, 2025

GUNDALA: PATRIOT – CHAPTER 5

 


SUPERVILLAIN

 

NB: cerita ini adalah fan fiction Gundala dari komik yang pernah terkenal pada era 80-an. Saya tak memegang hak cipta atas tokoh ini.

 

Friday, April 11, 2025

GUNDALA: PATRIOT – CHAPTER 4

 


SAHABAT LAMA

 

NB: cerita ini adalah fan fiction Gundala dari komik yang pernah terkenal pada era 80-an. Saya tak memegang hak cipta atas tokoh ini.

 

Monday, April 7, 2025

GUNDALA: PATRIOT – CHAPTER 3

 


PERANG TELAH DIMULAI

 

NB: cerita ini adalah fan fiction Gundala dari komik yang pernah terkenal pada era 80-an. Saya tak memegang hak cipta atas tokoh ini.

 

Friday, April 4, 2025

GUNDALA: PATRIOT – CHAPTER 2

 


MEKANISME ANTIKHYTERA

 

NB: cerita ini adalah fan fiction Gundala dari komik yang pernah terkenal pada era 80-an. Saya tak memegang hak cipta atas tokoh ini.

 

Monday, March 31, 2025

GUNDALA: PATRIOT – CHAPTER 1

 


AWAL YANG BARU

 

NB: cerita ini adalah fan fiction Gundala dari komik yang pernah terkenal pada era 80-an. Saya tak memegang hak cipta atas tokoh ini.

 

Friday, March 14, 2025

GUNDALA: PATRIOT – PROLOG (2)

 


NB: cerita ini adalah fan fiction Gundala dari komik yang pernah terkenal pada era 80-an. Saya tak memegang hak cipta atas tokoh ini.

 

Monday, March 10, 2025

GUNDALA: PATRIOT – PROLOG (1)



NB: cerita ini adalah fan fiction Gundala dari komik yang pernah terkenal pada era 80-an. Saya tak memegang hak cipta atas tokoh ini.

 

Thursday, March 6, 2025

GUNDALA: PATRIOT – TEASER

 


 NB: cerita ini adalah fan fiction Gundala dari komik yang pernah terkenal pada era 80-an. Saya tak memegang hak cipta atas tokoh ini.

Monday, March 3, 2025

GUNDALA: SUPERNOVA – EPILOG

 


 

Mlaar menatap kota yang tersinari berkat Dian.

“Apa yang akan terjadi jika dian itu meredup dan padam?” tanya Sancaka.

“Kami akan mencari sumber energi lain.” jawabnya sambil masih bertumpu pada balkon. “Namun kami akan meng-harvest energi matahari dari bintang yang tak memiliki planet dengan kehidupan sehingga kami tak perlu membunuh siapapun.”

Monday, February 24, 2025

GUNDALA: SUPERNOVA – CHAPTER 9

 


KRISIS KOBALT

 

NB: cerita ini adalah fan fiction Gundala dari komik yang pernah terkenal pada era 80-an. Saya tak memegang hak cipta atas tokoh ini.

 

Friday, February 14, 2025

GUNDALA: SUPERNOVA – CHAPTER 8

 


REVOLUSI

 

NB: cerita ini adalah fan fiction Gundala dari komik yang pernah terkenal pada era 80-an. Saya tak memegang hak cipta atas tokoh ini.

Sunday, February 2, 2025

GUNDALA: SUPERNOVA – CHAPTER 7

 


TIPU DAYA

 

NB: cerita ini adalah fan fiction Gundala dari komik yang pernah terkenal pada era 80-an. Saya tak memegang hak cipta atas tokoh ini.

 

Thursday, January 30, 2025

GUNDALA: SUPERNOVA – CHAPTER 6

 


GLADIATOR

 

NB: cerita ini adalah fan fiction Gundala dari komik yang pernah terkenal pada era 80-an. Saya tak memegang hak cipta atas tokoh ini.

 

Monday, January 27, 2025

GUNDALA: SUPERNOVA – CHAPTER 5

 


SANG PANGERAN

 

NB: cerita ini adalah fan fiction Gundala dari komik yang pernah terkenal pada era 80-an. Saya tak memegang hak cipta atas tokoh ini.

 

Monday, January 20, 2025

GUNDALA: SUPERNOVA – CHAPTER 4

 


KITA BERASAL DARI LAUTAN

 

NB: cerita ini adalah fan fiction Gundala dari komik yang pernah terkenal pada era 80-an. Saya tak memegang hak cipta atas tokoh ini.

 

Friday, January 17, 2025

GUNDALA: SUPERNOVA – CHAPTER 3

 


THALASSOPHOBIA

 

NB: cerita ini adalah fan fiction Gundala dari komik yang pernah terkenal pada era 80-an. Saya tak memegang hak cipta atas tokoh ini.

 

Monday, January 13, 2025

GUNDALA: SUPERNOVA – CHAPTER 2

 


TRIO DISASTRO

 

NB: cerita ini adalah fan fiction Gundala dari komik yang pernah terkenal pada era 80-an. Saya tak memegang hak cipta atas tokoh ini.

 

Friday, January 10, 2025

GUNDALA: SUPERNOVA – CHAPTER 1

 


PUTRI DUYUNG 

 

NB: cerita ini adalah fan fiction Gundala dari komik yang pernah terkenal pada era 80-an. Saya tak memegang hak cipta atas tokoh ini.

 

Gadis itu menatap angin laut yang tengah meniup baling-baling yang dianyamnya dari kertas. Ia tersenyum menatap samudera biru yang terbentang di hadapannya hingga ke cakrawala. Untaian kerang menghiasi lehernya, kerang-kerang yang telah ia pilih karena cangkang ulirnya yang indah.

Kapal ini naik turun dipermainkan ombak, namun gadis itu sama sekali tak terganggu. Ia sudah terbiasa.

“Dhana, kau di sana? Bantu kami melemparkan jaring ini!”

Gadis itu menuruti perintah ayahnya dan membantu membentangkan jaring itu ke dalam air bersama awak kapal lain. Bak sarang laba-laba yang menjerat mangsanya, jaring itu menyergap ikan-ikan yang segera menggelinjang sekarat di atasnya ketika ditarik dari dalam laut.

Tiba-tiba para nelayan itu menjatuhkan jaring itu. Ikan-ikan yang tadinya tertangkap kemudian buyar dalam air, kembali bebas, larut dalam lautan.

Mereka melihat mangsa yang lebih besar.

“Lihat, ikan paus!”

Sebenarnya itu bukanlah ikan, Dhana mendengus. Gurunya menjelaskan perbedaan paus dan ikan. Paus adalah mamalia, seperti juga dugong, hewan yang buruk rupa itu. Ia tak mengerti, mengapa orang menyebut makhluk itu sebagai putri yang cantik.

Padahal selama ini aku-lah yang mereka sebut putri duyung itu.

Kapal itu segera berubah arah. Harga paus (sekali lagi bukan ikan!) jauh lebih mahal, bahkan ketimbang seisi kapal ini, karena kelangkaannya. Tak heran mereka begitu bernafsu memburunya.

Desahan ombak dan buaian angin yang secara naluriah menghantar mereka ke daratan mereka lawan. Mereka lebih memilih menembus semua rintangan untuk mendapatkan paus itu, bahkan jika badai mengancam sekalipun. Kapal itu naik turun makin kencang dengan amplitudo makin tinggi. Tiba-tiba terdengar suara ceburan di laut. Sang nahkoda menoleh dan panik melihat putrinya tak lagi berada di atas dek.

“Dhana!” panggilnya sambil melihat ke buritan. Benar adanya, ada bekas riak air di sana dan bayangan seorang gadis berenang di kedalaman.

“Apa yang kau lakukan di sini?” bisik gadis itu dalam air, “Cepat pergi!”

Suara itu dibalas dengan lenguhan yang hanya dapat didengarnya. Makhluk raksasa itu kemudian berenang lebih cepat sembari menghempaskan ekornya hingga mengombang-ambingkan kapal di atasnya. Dhana menarik napas lega di dalam air ketika paus itu akhirnya lenyap ditelan kegelapan air.

Namun di dasar laut, ia melihat sesuatu yang bersinar.

Apa itu?

Gadis itu memutuskan menyelam lebih dalam untuk melihatnya.

Iapun mengangkat benda itu dari dasar air. Beberapa ekor kepiting dan hewan air lainnya merangkak pergi ketika ia membenamkan tangannya ke dalam pasir.

Dhana takjub melihatnya. Tak pernah seumur hidup ia melihat sesuatu seperti ini sebelumnya.

Benda itu adalah sebuah cincin bertahtakan permata biru yang amat indah.

Lapis lazuli.

***

 

“SANCAKA!” seru Awang. Ia melihat dengan mata kepalanya sendiri sahabatnya berubah menjadi lecutan listrik dan lenyap merasuk ke dalam ketiadaan.

“Apa yang kalian lakukan kepadanya?!” ia berteriak marah.

“Kau masih hidup rupanya,” Maya menginjakkan kakinya ke reruntuhan beton, dimana Yoga dan Nathan terbaring tak sadarkan diri.

“Gali!” Maya mengangkat tangannya ke arah raksasa yang selama ini ia manfaatkan untuk membantu aksinya mencuri perhiasan, “Bunuh semua orang di sini!”

Raksasa itu bergerak mendekati orang yang berada paling dekat dengannya kala itu.

Maya.

“Apa-apaan kau?” ia terkejut ketika Gali justru mengangkatnya ke udara dan mencekik lehernya.

“Hen ... hentikan ...” gadis itu merintih di sela-sela napasnya yang tercekal.

“Kau memerintahkan untuk membunuh semua orang di sini ...” bisik Awang, “Bukankah itu berarti termasuk kau juga.”

Pemuda itu memalingkan mukanya, tak mampu menyaksikan ketika bunyi “KRAAAAK!” yang keras terdengar. Tubuh gadis itupun limbung tak bernyawa, tercampak begitu saja di lantai.

Awang segera meluncur menghantamkan tubuhnya ke arah Gali, mendorongnya hingga dinding di belakangnya jebol. Nathan terbangun mendengar suara deburan yang keras itu dan terperangah melihat pacarnya terbaring tewas.

“Maya!” tangisnya, “Maya!!!”

Ia menoleh keluar dan melihat seorang ksatria bersenjatakan godam.

Gali kini tak sadarkan diri di tanah, dengan retakan di aspal hanya untuk menggambarkan betapa dahsyat mereka tadi bertarung. Ia menghunuskan palunya ke arah tubuh raksasa itu, bersiap memusnahkannya dari muka bumi. Namun akhirnya ia mengurungkan niatnya dan menurunkannya.

Sancaka pasti melarangnya.

***

 

Sancaka terbangun tiba-tiba dan menyaksikan awan-awan berarak di hadapannya.

“Hah, apa ini?!”

Kemudian ia menyadari yang dilihatnya adalah jendela dan ia tengah terduduk di sebuah kursi dengan sabuk pengaman.

“Kau sudah bangun rupanya.”

Sancaka menoleh mendengar suara di sampingnya.

“Siapa kau? Dimana aku?” tanyanya pada pemuda di sebelahnya.

Pemuda itu menoleh.

“Kau ini selalu banyak bertanya, Sancaka.”

“Bagaimana kau tahu namaku?!”

“Kau benar-benar tak ingat padaku ya?” wajah pemuda itu sama sekali tanpa ekspresi.

“Apa kita pernah bertemu sebelumnya?” Sancaka heran. “Aku ingat ada banyak salju ... tak masuk akal, dimana aku ini?”

“Buana menemukanmu saat sedang mendaki di Jayawijaya. Katanya kau tersesat dan tak sadarkan diri.” seorang pria separuh baya yang ada di sebelah pemuda itu menjawab. Ia seorang pendeta dengan wajah dan aksen bule, namun berbahasa Indonesia dengan sempurna.

Pemuda yang dipanggil Buana itu berbincang kepadanya dengan bahasa Jerman yang fasih, lalu menoleh kepada Sancaka.

“Kita sudah beruntung diperbolehkan menumpang pesawat para misionaris ini ke Jayapura. Sebentar lagi kita akan tiba dan dari sana kita mungkin mendapatkan penerbangan lagi ke Yogya. Kau tinggal di sana kan sekarang?”

“Kurasa kalau aku menanyakan darimana kau tahu hal itu, kau pasti tidak menjawabnya juga, kan?”

Pemuda itu tertawa, “Untuk saat ini panggil saja aku Buana. Cukup itu saja yang perlu kau tahu.”

Sancaka terperangah melihat kalung dengan batu berwarna keperakan yang melingkar di jarinya. Ia mengenali dengan baik batu itu. 

Namun ia memilih diam, menunggu saat yang tepat.

BERSAMBUNG

 

 

Monday, January 6, 2025

GUNDALA: SUPERNOVA – PROLOG

 


 

Kita semua tersusun atas debu alam semesta. Semua partikel dan atom dalam tubuh kita, semua tercipta saat sebuah bintang lahir kemudian mati.

Beberapa menjadi supernova yang meledak, menghamburkan tiap materinya ke penjuru alam semesta. Bintang lainnya, yang tak cukup kuat, collapse menjadi lubang hitam, menghisap setiap energi ke dalamnya.

Mengertikah kalian?

Satu adalah pencipta dan satunya adalah pemusnah.

***

 

GUNDALA: SUPERNOVA

 


SERI KETIGA DARI FANFICTION GUNDALA

Sancaka dalam pertarungan terakhirnya tanpa sengaja berteleportasi ke pedalaman Papua. Di sana ia ditolong oleh pemuda misterius. Kembali, kejahatan datang mengancam Bumi. Namun kali ini, asalnya bukan dari planet ini. Gundala dan teman-teman superhero barunya harus bertempur dalam perang antariksa, dimana para manusia super bentrok untuk memperebutkan kekuatan terbesar di alam semesta ini ...

Supernova.

 

NB: cerita ini adalah fan fiction Gundala dari komik yang pernah terkenal pada era 80-an. Saya tak memegang hak cipta atas tokoh ini.