Merry Christmas buat kalian yang
merayakan! Mau tahu gimana cara admin Mengaku Backpacker habisin
liburan Natal? Mungkin banyak di antara kalian yang nonton “Home
Alone” atau film-film Natal wajib lainnya. Tapi kalo gue pastinya
beda dong, yakni dengan nonton film-film horor hehehe. Di bulan
Desember ini gue kembali mereview film-film horor yang pantas untuk
kalian saksikan. Beberapa bahkan “khas” Natal banget. Kebanyakan
adalah film “mindf*ck” dengan twist yang mencengangkan. Mau tahu
film apa aja? Simak review gue kali ini.
Monday, December 16, 2019
Monday, December 9, 2019
HALLO GUYS!
Mulai sekarang comment gue kunci lagi nih, jadi harus approved dulu sebelum comment kalian keluar. Gue harap nggak ada masalah ya seperti yg dulu-dulu dan semua comment-nya bisa masuk. Gue akan uji coba dulu seminggu ke depan ini. Gue sebenarnya udah nyaman sih dengan comment tanpa moderasi selama ini (karena nggak ribet di kalian dan di gue juga). Tapi akhir-akhir ini ada komentar yang harus gue hapus karena isinya omongan nggak jelas dan nggak membangun. Sekali lagi gue harap agar kalian bisa santun dalam kasih komentar, apalagi kalo komentar itu menjawab komentar orang lain. Kalo kalian cuma bisa menyindir atau ngatain dengan kasar orang lain yang sama sekali kalian nggak kenal, you really need help! Dan jika kalian ada masalah, semisal comment kalian nggak bisa muncul atau bagaimana, silakan hubungi gue via facebook atau email. Thanks guys!!!
PS: Sampai Januari mungkin gue nggak bisa update karena liburan + setelah masuk pasti kerjaan banyak numpuk. Paling banter gue review film. Meet you guys real soon!
THE PURGE: MALAM PERTAMA – EPILOG
“Kubunuh kau dasar
Baj***an!!!” seru Yuli sambil mencekik Darmas sekuat tenaga.
Sementara itu, presenter pria itu terus meronta dan mencoba
melepaskan diri. Tiba-tiba saja terdengar suara sirine keras.
“NGEEEEEEEEEEENG!!!!”
Semua orang tahu sirine
itu merupakan pertanda berakhirnya The Purge. Yuli-pun melepaskan
cekikannya, sementara Darmas terbatuk-batuk berusaha mengatur
napasnya kembali.
THE PURGE: MALAM PERTAMA – EPISODE 14
“Aku tahu saat seperti
ini akhirnya datang juga.” Bagus menghela napas. Ia hanya bersila
di tengah ruangan dengan sikap bermeditasi.
“Kak … kau takkan
berusaha membela diri?” tanya Fira heran.
“Tak apa-apa, Fira. Ini
memang sudah waktuku.” ujarnya dengan tenang. “Hanya satu
pintaku, tolong lepaskan gadis cilik itu. Dia tak tahu apa-apa.”
“Tentu saja,” kata
Sandi, “Aku bukan monster sepertimu!”
HE PURGE: MALAM PERTAMA – EPISODE 13
“Tidak! JANGAN!!!”
seru Sandi begitu sadarkan diri.
“Hei, apa kau baik-baik
saja?” seorang suster berusaha menenangkannya. Namun ia menjerit
begitu melihat wajahnya yang mengerikan.
“Jangan takut! Ini hanya
topeng!” suster itu melepas maskernya, “Lihat?”
THE PURGE: MALAM PERTAMA – EPISODE 12
“KALIAN MAU APA HAH?”
terdengar suara dari speaker yang terletak di depan rumah sakit,
“PERGI DARI SINI!”
“Tolong kami!” seru
Aulia, sementara itu di belakangnya, Sandi tengah membopong Raga yang
mulai lemas karena kehilangan banyak darah. “Dia terluka! Dia butuh
bantuan medis!
“Apa kau tak dengar
peraturan The Purge? Semua rumah sakit, pemadam kebakaran, dan
kepolisian tidak berfungsi selama The Purge berlangsung! Jadi, pergi
dari sini!”
THE PURGE: MALAM PERTAMA – EPISODE 11
“Penggunaan bom dilarang
pada saat pelaksanaan The Purge!!!”
Para polisi itu menembaki
para perusuh yang berusaha meledakkan brankas bank. Mereka pun
langsung berjatuhan bak lalat mati, sementara sisanya melarikan diri.
“Huh, tugas kita malam
ini sangat melelahkan. Capek sekali rasanya.” Bewa melap keringat
di dahinya, “Bagaimana denganmu, Raga?”
Namun Raga masih
termenung, “Bagaimana ya kondisi anak-anak remaja dalam bus itu?
Apa mereka berhasil selamat?”
THE PURGE: MALAM PERTAMA – EPISODE 10
“Siapa kalian?” jerit
Fira.
“Tenang saja, anak
kecil. Kami tidak mengincarmu, tapi dia!” tunjuk Cicil.
Semua menatap ke arah yang
ditunjuknya.
Foo.
“A … apa? Apa kaitan
kalian dengan Oom Foo?” tanya Bagus kebingungan.
THE PURGE: MALAM PERTAMA – EPISODE 9
“Terima kasih, Oom.”
Bagus dengan lega masuk ke dalam “Panic Room” yang berada dalam
kamar Foo. Foo adalah pemilik apartemen yang mereka tinggali. Ia
sendiri jarang terlihat, karena tiap bulan para penghuni apartemen
itu membayar via transfer bank.
“Apa kalian baik-baik
saja?” tanya Foo, “Siapa pria itu? Selama bertahun-tahun, para
penghuni apartemen ini hidup dengan damai dan selama The Purge, tak
ada yang menyerang kami.”
“Maaf …” Cicil
merasa bersalah, “Ini salah saya. Dia adalah Adit, mantan saya yang
masih sakit hati dengan saya.”
THE PURGE: MALAM PERTAMA – EPISODE 8
“Astaga, siapa pria
itu?” jerit Cicil, “Kenapa dia menghabisi teman-temanmu?”
“En … entahlah …”
jantung Bagus berdegup amat kencang, terutama setelah ia menyaksikan
kematian sahabat-sahabatnya.
Tiba-tiba seutas tangan
langsung merengkuh tubuh Cicil.
“AAAAAAAAAA!!!” jerit
gadis itu.
THE PURGE: MALAM PERTAMA – EPISODE 7
“Wooooow seru banget!”
seru Darmas, presenter acara “Dahsyatnya Komunis” menyaksikan
tayangan live yang menyiarkan langsung kematian Chris di channel
youtube mereka.
“Terima kasih buat hasil
vote dari para penggemar setia kami di instagram. Kami akhirnya
memutuskan mereka ulang video klip Chainsmoker feat Daya ‘Don’t
Let Me Go’ tentu dengan sentuhan The Purge!” kata Darmas.
Ia kemudian menoleh ke
arah rekannya, Yuli yang terlihat cemberut.
“Lho, kenapa Yul? Kok
mukanya cemberut begitu? Apa aksi pembunuhan tadi kurang seru?”
“Gue pengennya tadi vote
video klipnya Miley Cyrus 'Wrecking Ball' yang menang. Pasti lebih
seru!” ujarnya sambil menyilangkan tangan di depan dada.
THE PURGE: MALAM PERTAMA – EPISODE 6
“Hei, kita sedang
mengikuti berita di televisi nih tentang Dilan dan Milea. Seru banget
hahaha.” Tawa pria bertopeng Jason itu.
Dengan langkah enggan,
Cicil dan Syefira mengikutinya. Mau tak mau mereka berlindung di
situ, paling tidak sampai Adit dengan kostum Happy Tree Friends-nya
menyerah dan pergi. Toh, di dalam rumah apartemen itu, hanya kamar
ini yang dilapisi baja.
“Dilan dan Milea?”
tanya Bagus heran.
“Itu lho, pembunuh
berantai yang berpenampilan ala anak-anak SMA hahaha. Seragam sekolah
mereka sampai berlumuran darah dari korban-korban mereka. Karena
mereka selalu berpasangan, mereka lalu dijuluki Dilan dan Milea.”
Sunday, December 8, 2019
THE PURGE: MALAM PERTAMA – EPISODE 5
“BRAAAAAK!!!” tembok
depan apartemen mereka kini rata dengan tanah.
“CICIL! KELUARLAH!”
Tak ingin melewatkan pesta
seru yang disebut “The Purge” itu, Adit kemudian mengenakan
topeng dan kostum agar sama seperti partisipan lainnya yang
berpenampilan seheboh mungkin. Ia memilih kostum boneka salah satu
tokoh dari “Happy Tree Friends”. Memang terlihat imut, namun ia
menyimpan berbagai rencana sadis untuk menyiksa mantannya itu, sama
seperti adegan-adegan dalam serial kartun itu.
“Oh, Cicil sayang ….
Ayo kita bermain, HAHAHAHA!”
REVIEW NETFLIX'S DOCUMENTARY: “FYRE: THE GREATEST PARTY THAT NEVER HAPPENED”
Gara-gara gue tertarik banget
sama kasus Fyre, gue akhirnya memutuskan nonton film dokumenter
tentang festival ini. Nggak tanggung-tanggung, film ini diproduseri
oleh layanan streaming raksasa, Netflix. Dokumenter berjudul “Fyre:
The Greatest Party That Never Happened” ini menceritakan dari awal
mula terbentuknya Fyre, yang sebenarnya adalah perusahaan start-up
aplikasi, hingga ide CEO-nya, yakni Billy McFarland dan Ja Rule untuk
membuat pesta sejagad yang akhirnya gagal total tersebut. Bisa
dibilang, ini adalah salah satu film dokumenter paling menghibur yang
pernah gue lihat.
RADIOACTIVE SERIES #4: TOKAIMURA NUCLEAR ACCIDENT
Jika
kita ditanya, apa insiden nuklir mematikan yang pernah terjadi di
Jepang, mungkin pikiran kita akan melayang ke Tragedi Fukushima yang
pernah terjadi tahun 2011 lalu. Namun tragedi yang lebih mematikan
ternyata pernah terjadi pada 30 September 1999 di Tokai, Prefektur
Ibaraki, Jepang. Jika Insiden Fukushima terjadi karena dipicu gempa
yang tentunya di luar jangkauan manusia, Insiden Tokaimura disebabkan
oleh kelalaian manusia, dan yang lebih buruk lagi, keserakahan. Tak
hanya itu, insiden kecelakaan nuklir di Tokaimura terjadi hingga dua
kali!
Dear
readers, inilah Dark Case kali ini.
REVIEW (2/2) AMERICAN HORROR STORY 1984: DAN PLOT TWIST SESUNGGUHNYA ADALAH ....
Dua bulan
kemarin gue mereview season terbaru “American Horror Story” (AHS), yakni “1984” dengan pujian selangit. Memang gue akui
pengalaman menonton AHS 1984 hingga episode keempat merupakan salah
satu pengalaman terbaik yang pernah gue dapatkan dari serial horor. Terutama di episode keempat dimana banyak plot twist
yang membuat gue menganga dan jalan ceritanya tiap episode juga nggak
bisa diduga dengan pengkhianatan beberapa cast yang semula gue pikir
baik tapi eh ternyata jahat.
Akan tetapi sayang, episode berikutnya
hingga ke season finale di episode ke-9 ternyata (plot twist juga!)
jauh dari harapan gue. Episode-episode berikutnya justru malah terasa
sebagai antiklimaks terhadap serial yang sebenarnya sudah diawali
dengan baik ini. Alhasil, gue kecewa berat.
FYRE FESTIVAL PART 2: THE LEGENDARY SCAM
Hari
yang telah ditunggu-tunggu pun datang. 27 April 2017, Fyre Festival
yang bersejarah akan diselenggarakan. Sebelum gue sebutkan tadi,
pihak panitia dibantu warga lokal telah berusaha mempersiapkan sebaik
mungkin menyulap lapangan parkir di Roker Point menjadi pantai
eksotis tempat pesta mewah siap dimulai.
Tak
perlu menanti lama, bencana pertama pun tiba. Malam itu, hujan deras
turun mengguyur Pulau Exuma. Semua “kemewahan” yang mereka
persiapkan, seperti cabana, ayunan, sofa, tenda, dan segala macam
kini dibasahi air hujan atau bahkan kabur tertiup angin badai.
FYRE FESTIVAL PART 1: THE LEGENDARY SCAM
Sekilas
jika kalian membaca tentang berita Sea Games 2019 di Filipina,
apalagi jika kalian mantengin hastag #SeaGamesFail di Twitter, kalian
akan membaca banyak yang menyamakan event dua tahunan ini dengan Fyre
Festival. Yup, Sea Games 2019 memang dijuluki “Fyre Festival of
Asia” gara-gara kacaunya penyelenggaraan [awal] acara tersebut,
meliputi ruang konferensi pers yang nggak layak, keterlambatan
penjemputan kontingen sepakbola, anggota tim terpaksa tidur di lantai
bahkan tak sengaja makan daging babi.
Namun sebagian dari kalian mungkin bertanya, apa itu Fyre Festival?
Namun sebagian dari kalian mungkin bertanya, apa itu Fyre Festival?
Fyre
Festival adalah sebuah acara festival musik mewah yang rencananya
diadakan di pulau tropis Bahama dengan bintang-bintang kece dan
fasilitas serba bintang 5. Tapi kenyataannya justru bertolak belakang
dengan segala kemewahan yang dijanjikan. Acara tersebut malah kacau
balau dan promotornya kini mendekam di penjara. Namun buat gue
sendiri, berita tentang Fyre Festival ini amat menghibur dan mungkin
bisa dijadikan pelajaran juga tentang bagaimana cara menangani sebuah
event (or how NOT to). Emang sih nggak seserius tema-tema yang pernah
gue angkat, tapi gue kepengen menyorot event scamming ini supaya
kalian bisa hati-hati juga.
Dear
readers, inilah Dark Case kali ini.
PS:
karena artikelnya cukup panjang, gue akan bagi menjadi dua postingan
Saturday, December 7, 2019
DECEMBER MADNESS: MISTERI MENGHILANGNYA TIGA PENJAGA MERCUSUAR FLANNAN ISLES
Pertama
kali gue mengenal tentang insiden di mercusuar Flannan Isles adalah
berkat dua film misteri, yakni “The Vanishing” yang dibintangi
Gerard Butler dan “The Lighthouse” yang dibintangi Robert
Pattinson. Memangnya seheboh apa sih kasus mercusuar Flannan Isles
sampai menginspirasi beberapa judul film yang menggaet aktor
terkenal? Misteri ini hingga kini merupakan salah satu kasus yang tak
pernah terpecahkan. Dua film tersebut pun mengambil sisi yang berbeda
untuk menjelaskan kasus tersebut. Jika “The Vanishing” lebih
menyoroti penyebab yang lebih masuk akal, “The Lighthouse” justru
mengeksplor sisi supranatural. Mungkin kalian sendiri punya teori
sendiri apabila sudah menyimak kisahnya ...
Kisah
menghilangnya tiga penjaga mercusuar secara misterius di sebuah pulau
terpencil bernama Flannan Isles di lepas laut Skotlandia.
Dear
readers, inilah Dark Case kali ini.
FENOMENA “KUDOKUSHI”: KALA KAUM LANSIA MENINGGAL DALAM KESENDIRIAN
Bayangkan
kau adalah seorang pemilik sebuah rumah kontrakan di Jepang. Ada satu
tenant yang selalu rajin mentransfer uang sewa maupun biaya tambahan
seperti listrik dan ledeng. Ia tak pernah sekalipun terlambat. Namun
entah kenapa, bulan ini ia terlambat, bahkan belum membayarnya.
Merasa penasaran, iapun pergi ke kontrakan miliknya tersebut untuk
menagihnya.
Namun
apa yang dilihatnya akan menghantuinya seumur hidupnya.
“SERVANT”: A NEW TRAILER THAT MADE ME INTRIGUED
Gue baru
saja menonton sebuah trailer serial menjanjikan baru di YouTube. Hal
utama yang membuat gue tertarik adalah nama M. Night Shyamalan yang
tertera di trailernya. Asal kalian tahu aja, Syhamalan adalah salah
satu sutradara horor favorit gue karena karya-karyanya dijamin
memiliki plot twist memuaskan. Bahkan baru di trailernya saja,
“Servant” sudah menawarkan plot twist. Secara singkat, “Servant”
mirip-mirip dengan film “The Boy” but with a twist. Sebuah
keluarga mengundang seorang babysitter baru. “Twist” di trailer
ini membuat kita menduga sang ibu gila, tapi ternyata yang babysitter
malah lebih gila.
KASUS PAUL PELTON YANG BIKIN GUE CRINGE DAN SPEECHLEES
Apa yang
akan kalian lakukan jika melihat sebuah kecelakaan? Mungkin akan
berusaha membantu korban, mencari pertolongan, atau mungkin diam
saja? Well, apapun pilihan kalian, jangan sampai kalian mengulangi apa
yang dilakukan pria berusia 41 tahun bernama Paul Pelton. ini.
RADIOACTIVE SERIES #3: INSIDEN LAB SL-1, TRAGEDI KECELAKAAN NUKLIR PERTAMA DI DUNIA
Jika
ditanya, negara mana yang pernah mengalami kecelakaan nuklir, pasti
di benak akan langsung terbayang negeri komunis Uni Soviet (Rusia)
dan bawahannya, seperti Ukraina. Namun ternyata, kecelakaan nuklir
yang berbahaya pun sering terjadi di negara Paman Sam yang notabene
negara adidaya yang menjadi pionir energi atom. Akan tetapi berkat
kepiawaian media yang menyembunyikannya, kasusnya tentu tak berhembus
sekencang Chernobyl, bahkan tak banyak warga negara AS sendiri yang
tahu.
Secara
mengejutkan, sudah terjadi 56 kecelakaan reaktor nuklir di Amerika
Serikat sepanjang sejarah! Kecelakaan nuklir pertama kala itu
tercatat terjadi di laboratorium berjuluk SL-1 di negara bagian Idaho
yang menewaskan tiga orang. Kisah ini hingga kini masih diselimuti
misteri karena tak meninggalkan saksi mata, hingga ada teori yang
menyebutkan bahwa kondisi kejiwaan salah satu korbannya menjadi
penyebab tragedi itu. Melengkapi “Radioactive Series”, gue akan
membahasnya secara singkat.
Dear
readers, inilah Dark Case kali ini.
RADIOACTIVE SERIES #2: INSIDEN GOIANIA, SANG “CHERNOBYL” YANG LAIN
Jika
membahas kecelakaan nuklir, pasti yang terlintas di benak kalian
adalah kasus Chernobyl dan Fukushima. Kedua pembangkit listrik tenaga
nuklir itu mengalami kecelakaan yang menyebabkan penduduk di
sekitarnya terinfeksi radiasi nuklir yang mematikan. Namun pada
September 1987, penduduk kota kecil bernama Goiânia
di Brazil dihantui insiden mengerikan, dimana lebih dari 100 ribu
penduduk mengaku sakit akibat radiasi. Bagaimana bisa sebuah bencana
nuklir bisa menimpa warga sipil di sebuah kota yang jauh dari
pembangkit listrik tenaga nuklir?
Jawabannya,
adalah rumah sakit. Setiap rumah sakit, kita sadari atau tidak, pasti
memiliki bahan radioaktif yang digunakan untuk kemoterapi ataupun
CT-scan.
Jika
bahan berbahaya itu sampai jatuh ke tangan yang salah, akibatnya bisa
amat berbahaya.
Dear
readers, inilah Dark Case kali ini.
Friday, December 6, 2019
RADIOACTIVE SERIES #1: PETAKA GADIS-GADIS RADIUM, KORBAN KESERAKAHAN KORPORAT
Sejauh
ini Dark Case di blog gue sudah membahas berbagai macam kasus, mulai
dari pembunuh berantai, teror rumah berhantu, kekejaman alam, hingga
halusinasi dan paranoia. Kali ini gue akan membahas tema lain yang
tak kalah horor, namun jarang diperbincangkan, yakni isu radioaktif.
Mendengar
kata bencana radioaktif, mulai yang terngiang di kepala kita adalah
ledakan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki serta bencana Chernobyl
hingga Fukushima. Namun kali ini gue akan membahas kasus-kasus yang
jarang kalian dengar. Yang pertama ingin gue perkenalkan adalah kasus
“Radium Girls” atau “Gadis-Gadis Radium” yang terjadi di
Amerika Serikat pada tahun 1910-an.
Kala
itu pengetahuan tentang radioaktif masihlah minim dan para gadis yang
diperkerjakan di sebuah pabrik jam tak menyadari bahaya radium yang
mereka gunakan. Akibatnya, mereka mengalami berbagai dampak kesehatan
mengerikan, mulai dari “lepasnya” rahang mereka hingga berbagai
macam kanker. Celakanya, perusahaan mereka menolak bertanggung jawab.
Perjuangan para gadis-gadis radium ini nantinya akan mengubah sejarah
Amerika, bahkan dunia, dengan munculnya legislasi pertama yang
mengatur tentang keselamatan kerja.
Dear
readers, inilah Dark Case kali ini.
TALES OF PARANOIA #6: KASUS BUNUH DIRI CHRISTINE CHUBBUCK
15
Juli 1974, pagi bergulir dengan biasa di Florida, Amerika Serikat.
Udara cerah dan para pemirsa bisa menikmati sebuah acara talk show
ringan bernama “Suncoast Digest” mungkin sembari bersantai minum
kopi di sofa. Tepat jam 9 pagi, sang pemandu acaranya, Christine
Chubbuck memulai siaran dengan tak lupa menyapa para penonton. Namun
kala itu, tak seperti biasa, ia memulai program itu dengan membacakan
berita sebelum bintang tamunya datang.
Selama
delapan menit ke depan, ia membawakan beberapa berita lokal, salah
satunya adalah penembakan di sebuah restoran dekat bandara. Namun
rekaman yang menunjukkan peristiwa penembakan tersebut mengalami
gangguan teknis, sehingga layar akhirnya kembali beralih ke wajah
Christine. Wanita itu kemudian mengatakan ke arah kamera, “Sesuai
dengan tradisi Channel 40 untuk membawakan berita 'darah dan
kekerasan' yang terbaru dalam warna yang sesungguhnya, Anda akan
melihat untuk pertama kalinya – bunuh diri!”
Kemudian
ia mengeluarkan sebuah pistol dan menembak kepalanya sendiri, tepat
di depan siaran langsung yang masih menyala.
Tayangan
bunuh dirinya secara live itu membuat shock para pemirsanya di
seantero Amerika, banyak yang panik dan langsung menelepon 911, namun
ada pula yang menganggapnya hanya lelucon.
Namun
itu bukanlah lelucon.
Pagi
itu, Christine Chubbuck menjadi orang pertama dalam sejarah yang
melakukan aksi bunuh diri di tayangan televisi. Namun apa yang
melatarbelakangi keputusannya itu?
Dear
readers, inilah Dark Case kali ini.
TALES OF PARANOIA #5: WABAH TERTAWA DI TANGANYIKA
Wabah
yang aneh terjadi di sebuah desa di Tanganyika (sekarang Tanzania),
Afrika. Kala itu seorang anak yang pulang dari sekolah asrama tertawa
terus-menerus tanpa bisa dihentikan. Wabah itu kemudian menular ke
teman-temannya dan segera, seluruh desa terjangkit oleh wabah tertawa
itu. Siang dan malam, hingga seribu orang tertawa tanpa henti.
Delapan belas bulan kemudian, barulah wabah misterius itu mereda.
Apakah penyebab wabah misterius itu?
Dear
readers, inilah Dark Case kali ini.
TALES OF PARANOIA #4: DESA YANG MENARI HINGGA MATI
Apa yang
kalian bayangkan tentang Eropa pada abad pertengahan? Mungkin yang
terngiang di benak kalian adalah para raja, ratu, serta ksatria yang
saling berintrik dan berperang bak “Games of Thrones”. Atau
mungkin yang terbersit adalah sejarah gelap berupa wabah Black Death
yang menakutkan? Namun ada satu hal yang pasti tak pernah kalian
pikirkan, yakni “wabah menari”.
Yup,
“wabah menari” (“dance plague”) merupakan salah satu hal aneh
yang terjadi di Eropa kuno, tapi jarang sekali disinggung dalam buku
sejarah. Namun “wabah menari”, seaneh apapun kedengarannya,
benar-benar terjadi. Kala itu, siapapun yang terjangkit akan terus
menari, bahkan hingga mereka mati. Tak hanya satu dua orang, namun
seluruh desa bisa terjangkit wabah itu dan menari hingga mereka
terlelap dalam kematian. Apakah penyebabnya? Sebuah penyakit
misterius? Ataukah hal yang mistis? Bedah kasus kali ini akan
menguaknya.
Dear
readers, inilah Dark Case kali ini.
TALES OF PARANOIA #3: THE TRAGIC LOVE STORY OF TOM AND EILEEN LONERGAN
Thomas
Joseph Lonergan dan Eileen Cassidy Lonergan adalah sepasang suami
istri yang hidup bahagia. Setelah berkenalan di sebuah universitas di
Louisiana, Amerika Serikat tempat mereka kuliah bersama, mereka
berduapun memadu kasih hingga akhirnya memutuskan menikah. Namun
nasib naas menimpa mereka. Setelah menyelesaikan karya sosial mereka
di Tuvalu dan Fiji, mereka memutuskan mampir ke Queensland, Australia
demi hobi mereka, yakni diving. Mereka bersama 5 pasangan lain
menikmati hari mereka, melompat dari sebuah kapal speed boat dan
menyelam untuk menyaksikan keindahan terumbu karang di dasar laut.
Akan
tetapi ketika mereka berdua kembali ke permukaan, mereka menyadari
bencana telah menghampiri mereka. Kapal mereka pergi tanpa mereka dan
kini, mereka terjebak di tengah lautan yang luas. Gue akan mencoba
membahas nasib mereka, atau lebih tepatnya apa yang mungkin menimpa
mereka, mengingat hingga kini kasus menghilangnya pasangan ini tak
menyisakan apapun kecuali misteri.
Dear
readers, inilah Dark Case kali ini.
TALES OF PARANOIA #2: THE STRANGE DEATH OF LARRY ELI MURILLO-MONCADA
Pada
malam 28 November 2009, hujan deras tengah turun mengguyur kota.
Guntur menggelora di luar, meninggalkan kilat yang membekas di
langit. Namun di tengah badai itu, seorang pemuda justru membuka
pintu rumah dan berlari keluar tanpa sepatu. Orang tuanya berteriak
di belakangnya, berusaha mengejarnya. Namun pemuda itu tak
mengindahkannya. Ia terus berlari hingga tubuhnya lenyap dibalik
derasnya hujan.
Kala itu
pemuda itu mengatakan bahwa ia dikejar seseorang dan ada yang hendak
membunuhnya. Pemuda itu memang dikenal memiliki sejarah depresi dan
paranoia, sehingga orang tuanya mengira hal itu hanyalah
halusinasinya semata. Namun kali ini berbeda, ia terlihat amat
ketakutan hingga lari dari rumah.
Itulah
kala terakhir keluarganya melihatnya dalam keadaan hidup. Selama 10
tahun berikutnya, ia menghilang bak ditelan bumi. Hingga pada 2019,
polisi mengetuk pintu rumah keluarganya. Kepada orang tuanya, polisi
menyampaikan berita buruk, bahwa anak mereka yang telah menghilang
selama satu dekade telah diketemukan, namun bukan dalam kondisi yang
ingin mereka dengar.
Kisah
tragis inilah yang kali ini ingin gue angkat dalam episode “Tales
of Paranoia” kali ini. Kasus aneh nan misterius yang akhirnya
berbuntut pada kematian yang tak kalah ganjilnya.
Inilah kasus Larry Ely Murillo-Moncada dan inilah Dark Case kali ini.
Inilah kasus Larry Ely Murillo-Moncada dan inilah Dark Case kali ini.
TALES OF PARANOIA #1: THE PECULIAR CASE OF BLAIR ADAMS
Setelah
kemarin sempet sibuk dengan “Chronicle of Mother Nature”, gue
akan memulai seri “Tales of Paranoia” yang menceritakan
kisah-kisah ganjil yang disebabkan oleh gangguan jiwa. Salah satu
cerita yang aslinya pengen gue angkat adalah kasus Elisa Lam. Namun
gue pikir udah banyak banget media-media Indonesia yang menceritakan
kisahnya. Maka dari itu, ketimbang gue buang-buang waktu, gue akan
membahas kasus lain yang kurang lebih mirip, yakni kasus yang menimpa
Blair Adams.
Blair
Adams adalah pemuda 32 tahun asal British Columbia, Kanada dengan
kehidupan yang normal. Namun seminggu sebelum kematiannya,
perilakunya berubah drastis. Ia tiba-tiba menjadi paranoid dan
mengaku bahwa ada seseorang yang berusaha membunuhnya. Ketakutannya
itu membuatnya melakukan banyak hal ganjil, antara lain mencairkan
seluruh rekeningnya lalu melarikan diri ke sebuah tempat antah
berantah di Amerika Serikat. Teman-teman dan keluarganya menganggap
ketakutannya ini hanyalah halusinasinya semata.
Namun
kenyataannya, tubuhnya kemudian ditemukan tak bernyawa di sebuah
tempat parkir.
Dear
readers, inilah Dark Case kali ini.
Subscribe to:
Posts (Atom)