Maaf ya buat penduduk Kapubaten Karanganyar, soalnya aku mencomot Candi Sukuh yg terletak di teritori kalian ke dalam wilayah Solo hehehe. Tapi emang candi ini cukup dekat karena hanya dua jam perjalanan dari Solo. Biaya backpacking dr Solo ke Candi Sukuh pun OMG murahnya. Aku aja cuma habisin 20rb. Sadis, nggak nguatin kan murahnya? Candi Sukuh cukup unik dibandingkan candi2 lainnya, soalnya bentuknya mirip piramida di Amerika Selatan.
Aku berangkat pada hari minggu. Awalnya aku rencana berangkat jm 7, tp karena keasikan jalan2 di Car Free Day, jadi kesiangan deh ampe rumah. Setelah mandi dan sarapan, aku pun berangkat dengan hanya berbekal Mister Burger buat makan siang, susu kotak, ama aqua 600 ml. Awalnya aku berencana naik bus Batik Solo Trans yg nyaman abis, tp aku br ingat kl hr mgg jalan Slamet Riyadi ditutup ampe jm10 bt acara Car Free Day. Akhirnya aku naik bus Atmo dengan tarif 2.500 rupiah ke Kampus UNS (Universitas Sebelas Maret, jgn nanya kenapa singkatannya nggak USM aja). Ini nih gerbang kampusnya.
Dari depan kampus UNS aku naek bus jurusan Tawangmangu. Kenapa harus dr dpn kampus UNS? Soalnya transport ke terminal bus Tirtonadi Solo lumayan susah (berantakan lg terminalnya). Kl kalian dr Yogya, aku saranin kalian naek pramek dr Yogya lalu turun di stasiun Balapan dan naek bus Atmo. Atau kalian juga bisa turun di stasiun Purwosari lalu naik Bus Solo Trans, lalu turun di UNS. Dr dpn kampus, kalian tggl naek bus menuju Tawangmangu.
Perjalanan lumayan lama kl naek bus, bisa 1,5-2 jam. Untung aku ada temen ngobrol anak perhotelan yg mau liburan ke Tawangmangu. Nah, jangan kebablasan lho turunnya! Kalo mau ke Candi Sukuh, kalian harus turun di terminal Karangpandan, itu sebelum terminal Tawangmangu. Oya, kl kalian belum tau apa itu Tawangmangu, Tawangmangu adalah lokasi wisata yang terletak di Gunung Lawu, sebelah timur kota Solo, letaknya di Kabupaten Karanganyar. Di sana banyak bgt objek wisata, kayak air terjun Grojogan Sewu, air terjun Jumog, Candi Sukuh, dan Candi Cetho.
Akhirnya satu setengah jam kemudian aku nyampe di terminal Karangpandan. Ini nih terminalnya.
Gapura ini katanya terinspirasi sama gapura di Candi Cetho.
Begitu turun di terminal Karangpandan, aku langsung naek minibus jurusan Nglorok. Kl nggak tau minibusnya yg mana, nanya aja ama org2 yg ada di sekitar situ. Tarifnya cuma 2.500 rupiah. Jangan malu jg bt mnt tlg ke sopirnya dikasi tau kl dah nyampe Nglorok, br nggak kebablasan nt. Di sepanjang perjalanan, aku melihat sungai yang jernih ini mengalir di sisi sebelah kananku.
Wah masih banyak batu2 kalinya, terasa di pegunungan banget. Tapi entah knp Tawangmangu skrg panas banget hawanya. Apa gara2 global warming ya?
Sesampainya di Nglorok, aku turun di sebuah pertigaan. Begini nih suasana di Nglorok.
Bagus kan? Kl kalian mau ke candi Sukuh, ada dua cara.
- Jalan kaki menanjak sekitar 1 km. sangat tidak aku recommend! Sialnya aku memilih option ini.
- Naik ojek dengan harga 5rb saja (for your own sake, lebih baik kalian pilih option ini!)
Nah, karena menganggap enteng jalur ini, akhirnya aku memutuskan berjalan kaki dr Nglorok ke Candi Sukuh (sampai skrg tidak sedetik pun kulalui tanpa menyesali keputusanku ini, hiks). Aduh gila, capek bgt! Aqua 600 ml lgs aku sedot abis saking capeknya. Tiap 10 langkah aku terpaksa berenti gr2 nggak kuat.
Sambil kelelahan, di jalan, aku mulai memaki, “This temple better be f**cking worthed!”
Begitu sampai di candi, jgn nyelonong masuk aja. Kalian harus beli tiket. Ini nih tempatnya.
Begitu masuk kawasan candi, kalian sebaiknya membaca sebentar sejarah candi ini di papan pengumuman ini biar nggak nge-blank2 amat pas masuk.
Ini nih gerbang (gapuro) masuk ke candi. Dah terasa kan nuansa piramidnya?
Ada pengalaman yg cukup bikin bete disini. Waktu mau foto gapura ini, ada cewek2 yg sok cakep sibuk foto2 narsis di situ berjam-jam! Huh nunggu lama bgt ampe mrk pergi. Sial! Padahal aku kan kesini nggak untuk narsis2an, tp untuk mengabadikan monumen sejarah yg bagus ini, lalu menggunakannya sbg latar blkg foto2 narsisku (lho?).
Btw disini ada relief cukup sadis di sini, which is raksasa yang memangsa manusia. Ternyata ini ada artinya lho, yaitu sengkalan (tahun pembuatan) candi ini, yaitu 1359 Saka (1437 M). Sayangnya relief itu tidak terlihat jelas di fotoku, karena letaknya cukup tinggi dan mataharinya lg pas di atasku.
Nah, di dalam gapura ini ada lorong dengan relief di dasarnya. Konon menurut cerita, lorong ini digunakan untuk mengetes keperawanan seorang gadis. Kl ada cewek yg udah nggak virgin lagi lewat di atas relief tersebut, konon bajunya bakal sobek. Namun sekarang gapura ini ditutup dan tidak boleh dimasuki. Soalnya gara2 banyak org yg pengen mencobanya, dikhawatirkan relief ini bisa rusak. Waduh, padahal kan aku juga ingin mengetes keperawananku hehehe (jijay!).
Eh nyadar nggak sih tuh gambar apa? ntar deh kuberitahu. Btw, pmandangan dari kawasan candi cukup breathtaking lho. Kayak gini nih.
Keren kan? Nah, ini adalah relief kepala raksasa yang terdapat di bagian belakang gapura. Buat apa ya relief serem gini? Mgkn bt nakut2in cewek2 yg dah nggak virgin lg kali.
Di bagian sisi gapura juga terdapat relief yang mengingatkanku pada relief suku Maya dan Inca di Amerika Selatan.
Di dalam kawasan candi tampak beberapa buah batu yang entah apa gunanya ini. Kayak peninggalan megalitikum ya?
Untuk melihat candi utama, kita harus melewati tangga sempit ini. Kayaknya enteng, tapi anak tangganya cukup curam lho.
Setelah melewati gerbang kedua, barulah tampak bangunan candi utama. Wah piramid banget! Berasa lagi wisata di Peru.
Di sekeliling candi utama, berceceran patung-patung dan relief-relief keren. Ini salah satunya, patung garuda tanpa kepala. Wah, saingannya Venus de Milo nih.
Agak serem jg disini, soalnya banyak patung tanpa kepala. Kalo patung garudanya lengkap, bakal kayak gini kali ya.
Hmm…mukanya agak aneh. Disini juga tampak patung raksasa serem yang menjaga candi dengan pentungannya.
Mukanya sih serem, tapi sayangnya cebol jd nggak nakutin hehehe. Kenapa dulu kl mau bikin arca raksasa nggak yg gede skalian? Disini juga terlihat arca kura-kura yang menyerupai meja. Kuhitung ada tiga. Kayak gini nih.
Terlihat juga sebuah candi kecil dengan relung kecil di dalamnya. Ada sisa-sisa sesajen di dalamnya, jadi kusimpulkan candi ini masih digunakan oleh penduduk sekitar.
Ini adalah relief di sekitarnya.
Aku juga melihat sebuah panggung batu kecil dengan tugu menyerupai obelisk.
Ini relief di tugu tersebut. Wah, Inca banget!
Ini candi dilihat dari panggung yang kuceritakan.
Heran juga ya, kenapa candi ini bentuknya lain dengan yang lain? Aku pernah dengar teori “Ancient Alien” yang mengatakan kalo piramida di Mesir dan Amerika Selatan dibangun oleh alien dengan teknologi canggih. Apa candi ini juga dibangun alien juga? Wah, percaya bgt ama cerita gituan. Menurut para ahli sejarah, candi ini dibuat dengan bentuk megalitikum begini karena pembangunannya kekurangan modal, karena dibuat pada masa penghujung dinasti (pas bangkrut2 gitu deh). Piramid sebenarnya adalah bentuk yang paling sederhana dan mudah untuk dibuat. Makanya bentuk candi ini begini. Wah, ternyata nggak ada sangkut pautnya sama alien ya, hehehe. Lagipula ngapain juga alien mau ke Indonesia. Mau nyulik Ken Dedes?
Oya, Candi Sukuh ini punya keistimewaan lain selain bentuknya yang mirip piramida, yaitu arca2nya yang erotis. Ini nih contohnya.
Hahaha…porno banget kan? Dengar2 di dunia cuma ada 2 candi yg pny relief porno gini, satunya lg di India. Emg sih beberapa relief dan arca disini keliatan banget bentuk alat kelaminnya. Kl diperhatiin jg relief yg ada di gapura depan (yg kl dilewatin cewek yg nggak virgin bajunya bs robek) tuh sebenarnya menggambarkan alat kelamin laki-laki dan perempuan. Liat aja gambarnya yang ada di atas kl nggak percaya. Hmm….tapi gede2 amat ya barangnya nenek moyang kita dulu, apa digedein sm alien? Alah, apa-apa alien, dasar!
Wah, begitu liat arca-arca erotis ini, aku langsung kepengen…kepengen foto2 maksudnya hahaha.
Udah jauh2 ke Candi Sukuh, nggak seru dong kalo nggak naik ke puncak candi. Kita harus melewati lorong sempit dengan jalan yang curam untuk menuju ke atas. Candi ini bentuknya piramida dengan bagian atas yang rata, istilahnya piramida terpancung. Nah ini nih pemandangan dari atas candi.
Tapi bagian atas piramida ini bukan untuk tempat mendarat UFO lho. Kayaknya bagian atas candi ini digunakan untuk upacara keagamaan. Di bagian tengah, terdapat relung yang masih digunakan untuk menaruh sesajen.
Ada perasaan aneh menyelimutiku saat turun. Kayak perasaan tenang dan sunyi ketika melewati lorong bertangga ini. Dindingnya juga dingin bgt.
Relief ini maksudnya apa ya, aku nggak ngerti,
Nah, ini relief lain di kawasan candi. Wah kl yg ini terasa kyk di Angkor Wat!
Yang mengejutkan, aku menemukan relief alien di sini, OMG!
Hahaha bo’ong ding. Itu tuh hiasan kepala tokoh pewayangan, kayak gini nih.
Hehehe…ketipu ya. Iseng-iseng aku memutar bagian belakang candi, terlihat tumpukan batu-batu ini. Apa ini candi apa tumpukan batu biasa, aku nggak tahu.
Di sisi kanan candi, terdapat anak tangga yang kayaknya sih bagian “exit” kawasan Candi Sukuh.
Di dekatnya ada lubang aneh ini.
Apa ya itu? Jangan-jangan meriam laser. Yah mulai deh alien lagi. Kayaknya sih ini saluran air gitu.
Setelah puas berfoto-foto, akupun meninggalkan kawasan Candi Sukuh. Semula aku berniat melanjutkan perjalananku ke Candi Cetho, tapi ternyata jarak kedua candi sekitar 12 km. Akhirnya kuurungkan niatku dan kembali ke Nglorok untuk plg ke Solo. Jalanan menanjak menuju Nglorok yang tadi kulalui hingga bercucuran keringat, darah, dan air mata (hah, lebay) kini menjadi turunan curam. Wah remnya nggak boleh blong nih, bs bahaya! Saranku, kalau kalian ke sini naik ojek, minta aja abang ojeknya menunggu di depan candi biar bs sekalian ngantar kalian pulang, soalnya di depan candi agak susah untuk menemukan ojek.
Di depan Nglorok aku menunggu angkutan untuk pulang. Iseng-iseng aku memotret batu besar yg secara “misterius” terbelah ini. Waduh, gimana ya batu segede ini bs terbelah. Apa ini dibelah alien (hehehehe…bs2 aku ditimpuk pembaca blog-ku kl nyebut alien terus).
Tak diduga angkot menuju terminal Karangpandan lama bangeeeet nunggunya. Sialnya pas kutinggal bentar beli pulsa, eh angkotnya lewat (jadi berasa kayak episode Spongebob pas kesasar ke Rock Bottom, saus tartar!). Akhirnya aku duduk di depan toko besi (yang anehnya justru menjual kandang ama pakan burung), terus nanya2 sama mas-nya yg jualan di situ. Ternyata kawasan ini juga dekat dengan Air Terjun Jumog. Tarif ojek kesana jg cm 4 ribu. Naek ojek ke Cetho juga bs naik ojek dr sini seharga 25rb. Tapi krn aku dah prnh ke Jumog dan udah males mau ke Cetho, akhirnya aku tetap memutuskan untuk pulang. Apalagi aku dapet sms mengejutkan dr temenku di Solo kl ada bom meledak di gereja Kepunton, Solo.
Akhirnya angkot ke Karangpandan pun tiba. Di sepanjang perjalanan, ada penampakan alam yg membuatku tertarik dan dipenuhi tanda tanya, yaitu bukit ini.
Bentuknya mirip piramida kan? Jangan2 ini piramida yg terkubur kyk di Cina dan Bosnia (dengar2 di Jawa Barat jg ada). Mulai deh pikiranku melayang ke masalah alien lagi. Cape deh.
Anehnya, kl td aku naek angkot dihargai 2.500 rupiah, sekarang aku dihargai 3.000 rupiah. Pulangnya ke Solo lbh aneh lg, soalnya aku cuma ditarik 4 rb aja. Oya, bus yg kunaiki bus non-AC lho. Kl bus AC kalian siap2 aja merogoh kocek kira2 8rb (kecuali kl tampang kalian bule mgkn dimahalin dikit). Perjalanan naek bus non-AC sgt sengsara kuakui. Karena mengandalkan AC berupa angin cendela (angin dr jendela kamsudnya), maka sejuknya cuma pas bus jalan aja (dan sialnya busnya ngetem lama bgt di terminal dan pom bensin). Lebih sial lg, si sopir nyetel lagu dangdut selama perjalanan (nggak ada lagunya Ayu Ting Ting lagi, huh!). Gara2 nggak tahan, lgs kukeluarin dan koleksi lagu K-Pop untuk hiburan sepanjang perjalanan.
Di dalam perjalanan aku mikir2, seandainya aku nyampe di Candi Cetho dl (yg letaknya lbh tinggi), mungkin aku bs turun ke Candi Sukuh dg berjalan kaki. Konon dr blog yg dl prnh kubaca, perjalanan 12 km dr Cetho ke Sukuh tak terasa karena melewati perkebunan teh yang sejuk dan indah. Yah, salah jalur nih. Tapi nggak apa-apa lah. Lain kali mgkn aku bs mengajak kawan backpacker berpetualang ke kedua candi itu.
Btw nggak percaya aku ngabisin duit 20.000 doank? Ini buktinya:
Bus ke UNS : 2.500
Bus ke Terminal Karang Pandan : 6.000
Minibus ke Nglorok : 2.500
Tiket masuk candi : 3.000
Minibus ke Terminal Karang Pandan : 3.000
Bus ke Solo : 4.000
Total : 21.000
Hehehe 21 ribu trnyta, tapi ttp murah khan?
Mas mau tanya, kalau dari terminal Karang Pandan untuk ke Candi Cetho naik apa ya? Trus dari Candi Cetho ke Candi Sukuh kalau jalan kaki berapa KM, tapi kalau naik kendaraan ada options apa aja?
ReplyDeleteDi Tawangmangu juga ada air terjun Jumog ya? Itu enaknya rutenya gimana ya kalau saya dari Stasiun Purwosari? Trima kasih :)
sama kok angkotnya dg yg ke candi sukuh, nanti turun Pasar Kemuning, abis itu naek ojek ke candi cetho. jadi dr candi sukuh bs naek angkot lagi dr pertigaan nglorog ke candi cetho. atau mau ke candi cetho dl jg bisa, nanti pas pulang mampir dl ke candi sukuh. jumog tuh dkt bgt sama candi sukuh, jln kaki jg bs. tp kl jarak candi sukuh ama candi cetho krg tahu
ReplyDeleteMaaf mas ikut nanya, jd setelah terminal krg pandang naik minibus lgsg turun kemuning gtu kan , kalo candi cethonya..
ReplyDeleteBagus candi erotis ni ;)
ReplyDelete