Friday, October 5, 2018

DISASTER DIARIES: 10 NEGARA PALING RENTAN GEMPA DI DUNIA



Gue menulis artikel ini setelah berita gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah pada 28 September 2018 lalu. Gue ikut berduka cita atas korban yang jatuh dalam bencana tersebut. Gempa tersebut (apalagi di ingatan gue masih fresh berita gempa di Lombok) membuktikan bahwa negara kita merupakan negara yang amat rentan terhadap bencana. Walaupun dianugerahi dengan keindahan alam serta keanekaragaman flora dan fauna yang mengagumkan, negara kita juga terletak di pertemuan dua lempeng benua sehingga amat rentan gempa. Ditambah lagi negara kita juga berada di wilayah Ring of Fire sehingga letusan gunung berapi juga menjadi ancaman yang mengintai kita.

Ternyata Indonesia tak sendiri. Ada banyak pula negara-negara lain yang sama rentannya dengan kita. Kebanyakan karena letak geografisnya yang kurang menguntungkan. Dan sedihnya, kebanyakan berada di Asia dimana sebagian besar merupakan negara yang masih struggle dalam urusan ekonomi. Berikut ini 10 negara paling rentan gempa dan bencana alam lain di dunia, selain Indonesia)

SEX SCANDALS: 10 SKANDAL SEKS HOLLYWOOD PALING MENGHEBOHKAN


Kenapa sih kok tiba-tiba gue tertarik membahas tentang skandal seks? Soalnya kasus ini emang lagi hangat-hangatnya guys. Rahasia gelap Hollywood kini mulai terbongkar. Orang-orang berkuasa di Hollywood, seperti produser, sutradara, bahkan para aktornya menggunakan kekuasaan yang mereka miliki untuk melakukan pelecehan seksual pada para pelaku industri perfilman. Hal ini sebenarnya sudah bukan rahasia lagi, namun berkat tagar #metoo, kasus-kasus pelecehan seksual ini mulai mendapat perhatian luas bahkan sampai ke ranah hukum. Yang mengejutkan, para pelakunya bisa dibilang terlihat biasa-biasa saja, bahkan mungkin justru idola kalian. Siapa sajakah tokoh Hollywood yang terlibat skandal seks?Berikut ini listnya.

THE FALLEN NATIONS: LIST 10 NEGARA YANG PERNAH BANGKRUT


Sebuah negara sebenarnya nggak bisa bener-bener bangkrut. Istilah yang lebih tepat adalah “sovereign default” dimana sebuah negara menyatakan diri tidak mampu membayar utang-utang luar negerinya. Tapi tentu saja, bisa dibayangkan kekacauan yang timbul apabila sebuah negara mengalami krisis semacam itu. Nggak terbayangkan penderitaan yang dirasakan rakyatnya. Negara-negara berikut ini pernah mengalami kebangkrutan, namun ada hikmah yang bisa dipetik dari krisis yang menimpa negara-negara ini. Berikut ini list negara yang pernah dideklarasikan bangkrut.

FILM-FILM HOROR BERPRESTASI YANG MASUK AJANG PIALA OSCAR


Banyak yang beranggapan bahwa film horor sering dipandang sebelah mata oleh para juri Academy Awards alias Piala Oscar. Buktinya, sebagian besar film yang mendapat Piala Oscar kebanyakan adalah film drama (mungkin karena akting nangis susah kali ya). Film horor amat jarang masuk deretan bergengsi ini dan itu sudah merupakan rahasia umum. Tapi pandangan gue berbeda. Film apapun, jika berkualitas, pastilah akan dilirik oleh panitia Oscar. Menurut gue juga, film-film ini pantas mendapat nominasi Oscar, atau bahkan memenangkannya, berkat kekreatifitasannya. Berikut ini jajaran film horor yang berhasil masuk nominasi Oscar atau bahkan memenangkannya.

SCREAM, AND ACTION! 10 SUTRADARA HOROR TERBAIK SEPANJANG MASA

Hallo guys. Gue ingin bertanya, ketika menyaksikan sebuah film horor, apa sih yang jadi perhatian utama kalian? Mungkin akting para aktris dan aktornya, mungkin tata rias monsternya, mungkin special effectnya, atau adegan-adegan seram berupa jumpscare atau gore. Yang banyak luput dari perhatian kita adalah peran sang sutradara di balik layar. Padahal, perannya paling penting lho dalam menentukan kesuksesan sebuah film. Bahkan, genre-genre horor kesukaan kalian bisa kalian nikmati berkat ketekunan dan keuletan para sutradara-sutradara berbakat ini. Gue sudah mengkompilasi 10 sutradara horor yang menurut gue terbaik sepanjang masa. Tentu saja ini murni opini gue, jadi kalian mungkin punya pendapat berbeda. Siapa sajakah mereka? Simak saja artikel berikut ini.

THE KING'S REVIVAL: 10 KARYA ADAPTASI STEPHEN KING TERBAIK


Gue merasa akhir-akhir ini Hollywood sedang dilanda demam Stephen King-revival deh. Stephen King emang novelis horor paling legendaris di Amrik dan sudah banyak karyanya yang diadaptasi ke layar kaca maupun layar lebar. Adaptasi Stephen King yang terakhir adalah “It” yang sukses besar. Nggak heran, banyak penggemar horor yang mencari-cari lagi novel-novel Stephen King ataupun film adaptasinya untuk dinikmati. Gue sendiri udah mengikuti karya Stephen King semenjak dulu. Udah ada beberapa film Stephen King yang gue tonton (walaupun masih ada beberapa yang kelewatan). Untuk novelnya sendiri gue baru baca satu novel antologinya. Namun sepertinya kita nggak perlu membaca semua novelnya agar kita bisa memahami dampak Stephen King bagi dunia horor dan sinema pada umumnya.

Nama “Stephen King” udah jadi brand yang pasti membuat pembacanya mengalami teror yang dalam dan berkepanjangan jika membaca cerita karangannya. Walaupun nggak semua film adaptasi Stehen King sukses dan dapat critical acclaim (film “Dark Tower semisal yang gatot alias gagal total), namun ada banyak kok film yang berhasil men-translate bahasa kengerian dari novel-novel Stephen King untuk mengejawantah di layar perak. Apa saja karya-karyanya? Silakan simak list berikut ini.

REVIEW AHS SEASON 6 - ROANOKE: THE BEST AMERICAN HORROR STORY I'VE EVER SEEN (WELL, BECAUSE IT'S THE ONLY ONE I'VE SEEN SO FAR)


Jujur, gue nggak pernah liat American Horror Story (AHS). Gue aslinya nggak begitu tertarik dengan AHS, tapi begitu gue mendengar tentang “Roanoke”, yakni season ke-6-nya, gue berubah pikiran. Ada beberapa hal yang membuat gue tertarik dengan “Roanoke”. Pertama, kisah tentang koloni Amerika yang hilang itu selalu membuat gue penasaran. Gue pernah lho membuat artikel tentang Roanoke beberapa tahun lalu di blog ini. Kedua, gue dengar kalo format “Roanoke” cukup unik dan beda dengan season AHS lainnya, yakni bergenre mockumentary dan found footage. Karena itu gue memutuskan mengikuti serial ini dan hasilnya ternyata tidak mengecewakan.

REVIEW NOVEL “BIG LITTLE LIES”: DRAMA DETEKTIF ALA EMAK-EMAK


Kalian pasti nggak asing dengan novel detektif bertema cewek semisal “Girl On A Train” dan “Gone Girl”. Nah ini dia satu lagi novel besutan penulis asal Australia bernama Liane Moriarty yang genrenya hampir-hampir sama. Namun uniknya, novel ini mengambil tema kehidupan emak-emak, tentu dicampur dengan misteri pembunuhan yang seru. Apakah emak-emak di Aussy juga seganas emak-emak di Indonesia yang nyalain sein kanan tapi beloknya ke kiri? Simak aja review novel ini.

MOVIES REVIEW #7


Di review film terakhir untuk bulan ini, gue akan membahas lima film sekaligus dan semuanya bagus-bagus. Mereka antara lain sekuel “Unfriended”, yakni “Unfriended: Dark Web” yang masih mengusung format yang sama dengan pendahulunya, “Texas Chainsaw 3D” yang bergenre slasher, serta dua film adaptasi karya Stephen King, yakni “1922”, dan “Gerald’s Game”.

MOVIES REVIEW #6




Welcome back guys, kali ini gue punya review film “Session 9” dari Amrik, “Pyewacket” asal Kanada, “The Ritual” dari Inggris, dan “Ninth Passenger” filmnya Cinta Laura. Enjoy.

MOVIES REVIEW #5


Hallo guys, di review film yang ke-5 ini gue akan membahas “Hide and Seek” sebuah film Korea, serta tiga film Spanyol yakni “Orphanage”, “Veronica”, dan “The Bar”

MOVIES REVIEW #4



Hallo guys. Di review #4 kali ini Ghost Stories” sebuah anthology film asal Inggris, “Strangers: Prey at Night” sebuah film slasher bergaya “home invasion”, “Pontypool” film zombie dengan premise yang unik, dan “Sleepaway Camp” sebuah film lawas dengan killer plot twist.

MOVIES REVIEW #3


Hallo lagi guys. Di review #3 ini gue akan membahas “Annihilation” dan “Cloverfield Paradox” dua buah film horor bergenre “science fiction”, “Gonjiam: Haunted Asylum” sebuah film horor Korea bergenre “found footage”, dan “It Follows” sebuah film Amrik dengan konsep yang tidak biasa.

MOVIES REVIEW #2



Hallo guys. Di review #2 ini gue akan membahas beberapa film, antara lain “The Gallows” sebuah horor remaja yang bergenre “found footage”, “Mimic” sebuah film Korea,  “Mom and Dad” film-nya Nicholas Cage, dan “The Void” sebuah film horor Amrik.

MOVIES REVIEW #1


Hallo guys, admin MBP balik lagi nih dengan segudang review film, mulai dari film Indo sampai film Barat. Ada banyak banget yang akan gue review, jadi gue bagi menjadi beberapa post, I hope you enjoy it. Untuk post #1 gue akan membahas beberapa film baru, antara lain “Hereditary” sebuah film dari Amrik yang dapat banyak review bagus tahun ini, “Kafir: Bersekutu dengan Setan” dan “Sebelum Iblis Menjemput” dua-duanya film Indonesia, dan “Searched” sebuah film “desktop thriller” dengan plot twist keren.

REVIEW “CASTLE ROCK”: STEPHEN KING IS COMING TO TOWN!


Bagi kalian penggemar novelis Stephen King, pasti kalian tahu apa itu “Castle Rock”. Itu nama kota yang menjadi lokasi cerita dalam “universe”-nya Stephen King. Yap, banyak dari novel terkenal karya Stephen King (seperti “Cujo” hingga “The Mist”) bersetting di kota bernama Castle Rock, walaupun ceritanya tak saling berhubungan. Kini, Hulu (yang bersaing ketat dengan Netflix) menciptakan sebuah serial televisi bersetting di kota tersebut, dimana seperti layaknya sebuah kisah besutan Stephen King, kejadian-kejadian aneh yang tak bisa dijelaskan mulai terjadi, bahkan tak jarang memakan korban.

REVIEW “SLASHER” SEASON 1: ADULT HORROR SERIES WITH “SEVEN SINS” THEME


Dari judulnya, udah ketauan banget serial horor ini bergenre apa. “Slasher” merupakan serial horor Kanada yang berkutat pada kisah Sarah Bennet, seorang gadis yang orang tuanya menjadi korban pembunuhan berantai oleh seorang sosok bernama “Executioner” pada malam Halloween. Ketika dewasa, ia kembali ke kota asalnya untuk membongkar rahasia di balik kematian orang tuanya. Namun yang ia temukan justru masa lalu kelam yang menghantui keluarganya serta seorang pembunuh berantai baru yang kini mengincar warga kota.

REVIEW “SCREAM” SEASON 1 & 2: DROP DEAD GORGEOUS




Bagi yang pernah merasakan era 90-an, pasti sudah tak asing lagi dengan film slasher remaja berjudul "Scream", ceritanya tentang sekelompok anak SMU yang dikejar-kejar pembunuh bertopeng misterius yang disebut “Ghostface”. Trilogi besutan Wes Craven ini amat terkenal di masanya dan seolah ingin mengulangi kesuksesan yang sama, MTV membuat serial TV-nya. Secara keseluruhan, serial ini cukup enjoyable, walaupun tentu banyak kekurangan di sana-sini. Tapi worth it nggak sih buat ditonton? Simak yuk review-nya.


"Scream" yang “asli” bercerita tentang sosok Sidney Prescott (diperankan Neve Campbell) yang diteror pembunuh misterius yang menghabisi teman-teman terdekatnya satu demi satu karena masa lalu keluarganya yang kelam. Namun justru bukan sosok Sidney yang menjadi karakter yang memorable di trilogi tersebut, namun Gale Wheaters (diperankan Courtney Cox dari serial Friends), seorang wartawati gigih dengan perilaku menyebalkan.

Serial "Scream" yang baru ini memiliki jalan cerita yang tak jauh berbeda. Ceritanya bersetting di kota kecil bernama Lakewood yang tersohor berkat aksi pembunuh berantai bernama Brandon James yang melakukan sederetan aksi pembantaian karena terobsesi dengan seorang gadis remaja bernama Daisy. Brandon James (yang menjadi sosok ikonik karena topeng yang dikenakannya) akhirnya ditembak polisi, namun tubuhnya terjatuh ke danau dan tak pernah ditemukan. 20 tahun kemudian, dipicu oleh sebuah kasus cyber bullying, pembunuhan berantai kembali terjadi di kota tersebut. Seorang podcaster bernama Piper (jelas  sebagai sosok Gale yang lebih kekinian) kemudian datang ke kota itu untuk  menyelidikinya. Tokoh utamanya sendiri adalah Emma Duval, seorang gadis yang masa lalunya terkait dengan Brandon James, sebab ibunya adalah Daisy, gadis yang digilai oleh sang pembunuh. Benarkah sang pembunuh legendaris itu kembali dari kematiannya? Ataukah sang pelakunya justru salah satu di antara teman-teman Emma sendiri?



Secara umum, kelemahan serial ini sudah dibeberkan oleh salah satu tokohnya di episode pilotnya, bahwa cerita slasher aslinya nggak bisa dibikin serial TV. Alhasil, kebanyakan adegan di serial ini berujung pada aksi kucing-kucingan antara sang pembunuh dan korbannya yang berujung pada antiklimaks yang menjengkelkan. Udah tegang-tegangnya, eh tiba-tiba polisi udah dateng. Kan jadi nggak seru. Tapi yah patut dimaklumi, karena adegan-adegan itu bertujuan untuk memperpanjang durasi serial slasher ini.

Gue juga agak terganggu sama beberapa karakter di sini. Karakter-karakternya annoying as hell. Bahkan saking ngeselinnya, gue malah sedih pas mereka ternyata malah selamat dari kejaran pembunuh dan nggak jadi mati beneran. Ambil contoh karakter utama di serial ini, yakni Emma Duval. Emang dia cantik banget dan enak dipandang (sexy lagi), namun karakternya sama sekali nggak simpatik. Bahkan kalo boleh gue berpendapat, dia banyak mengambil keputusan goblok yang akhirnya berujung pada kematian teman-temannya.


Tokoh lain yang sebenarnya cukup berpotensi di serial ini adalah Brooke Maddox yang b*tchy, tapi lalu dijelaskan bahwa dia sebenarnya damaged karena kehidupan keluarganya yang kurang harmonis. She could be the next Caroline Forbes dari "Vampire Diaries" dengan karakternya yang kompleks. Namun kenyataannya, tokoh itu juga nggak di-flesh out lebih dalam dan cuma hadir buat nambah-nambahin konflik aja.

Tokoh yang cukup prominent dan unik di serial ini justru Audrey Jensen, "mantan" sahabat Emma yang terang-terangan lesbian. Gue biasanya nggak setuju kalo karakter LGBT ditempelin di sebuah serial atau film cuma buat lebih diverse aja tanpa ada kaitan dengan jalan cerita (kayak “Riverdale” semisal, ada karakter gay di sana tapi sama sekali nggak ngaruh ama penokohan dan jalan cerita). Tapi gue akuin, karakter Audrey yang tough dan tomboy memberi warna unik sekaligus fresh bagi serial ini serta membuat “Slasher” ini beda dengan serial remaja lain.

Hal yang juga membuat gue cukup kecewa di serial ini adalah topeng Ghostface yang nggak sesuai dengan versi filmnya. Emang sih dijelasin dengan logis asal usul topengnya kenapa bentuknya seperti itu, tapi tetap saja itu membuat serial ini jadi kurang berasa "Scream" banget.


Bagaimana dengan segi misterinya? Serial "Scream" terdiri atas dua season, dimana season 1 gue rasa cukup "so so" lah alias lumayan. Salah satu keistimewaan season 1 adalah kita sama sekali nggak bisa menduga siapa korban selanjutnya. Kirain dia yang mati tapi malah tokoh lain yang sama
sekali nggak kita sangka. Kita pikir dia selamat eh tapi ujung-ujungnya mati juga. Tapi sayang, bagi gue kurang banyak darah ditawarkan di season 1. Korbannya kurang banyak. I mean, one murder every 3 episodes? That kinda lame. Pelaku pembunuhannya juga (menurut gue pribadi sih) udah tertebak dan nggak bikin gue kaget-kaget amat (walau emang plot twist-nya cukup smart menurut gue).

Nah, baru di season 2 serial ini baru mendapat "nyawanya". Tiap episodenya jauh lebih seru, membuat kita tak sabar melihat episode lanjutannya. Misteri yang ditawarkan jauh lebih mencekam. Masih banyak sih adegan kucing-kucingan yang berujung antiklimaks, namun ada banyak misteri yang membuat para penonton bertanya-tanya. Dan yang membuat gue terkejut dan kagum adalah karakter-karakter baru yang diperkenalkan di season 2 ini benar-benar keren penokohannya.

Gue biasanya nggak demen kalo di season baru sebuah serial diperkenalkan tokoh baru selain tokoh-tokoh inti yang udah ada. Biasanya ini menandakan para writer-nya udah stuck dengan ide dan ada hingga terpaksa nambahin karakter baru. Tapi ternyata gue salah. Di season 2 ini, tokoh-tokoh barunya amat menarik dan nggak sekedar nongol buat jadi calon tersangka yang harus dicurigai saja. Salah satu karakter kesukaan gue adalah sheriff baru dan anaknya yang misterius.



Namun sayang, misteri yang sudah terjalin sedemikian bagusnya justru berakhir di season finale yang mengecewakan. Identitas pelaku yang sebenarnya sangat membuat gue kecewa, bukan karena siapa dia, tapi karena motifnya yang terlewat simpel. Padahal misteri yang dibangun, termasuk masa lalu Brandon James, sudah ditata sedemikian apiknya. Dan dua episode terakhir dimana Emma dkk terjebak di pulau dengan pembunuh berantai baru, don't bother to watch it. It’s a piece of trash.

Kesimpulannya, gue kudu ngasi penilaian berbeda untuk dua season "Scream" ini. 


Season 1: 

Season 2:


Sedangkan adegan “panas”-nya, yah lumayan banyak (namanya juga serial remaja Amrik) tapi nggak ada nudity-nya kok. 


Serial ini lumayan sih buat mengisi waktu luang kalian, just don't have any high expectation. Or even, don't have any expectation at all.


REVIEW “THE TERROR”: SO FU*KIN’ FREAKY!


One of the best horror series I've seen! Mungkin tak banyak di antara kalian tahu tentang serial ini, but I can assure you this series is a hidden gem. "The Terror"  terinspirasi dari kisah nyata, yakni  berkisah tentang ekspedisi dua kapal penjelajah Inggris ke Kutub Utara pada abad ke-19 yang berakhir naas. Dalam kisah nyatanya, para pelaut tersebut terjebak dalam delusi, wabah penyakit, keputusasaan, hingga kanibalisme ketika kapal mereka terjebak dalam es, tanpa ada jalan keluar. Kisah nyatanya sendiri udah cukup horor, namun Netflix memberikan bumbu supranatural, yakni mereka juga diteror sesosok monster misterius yang membantai mereka satu demi satu.

REVIEW “RIVERDALE”: DARKER VERSION OF A CHILDHOOD MEMORIES


Bayangin jika tokoh-tokoh kartun yang kalian kagumi di masa kecil kalian dibikin versi remaja yang lebih dark. Mungkin se-mengagetkan itulah “Riverdale” bagi remaja Amrik. “Riverdale” merupakan interpretasi yang lebih “dewasa” dari karakter-karakter “Archie Comics”, komik remaja era 50-an yang mempopulerkan karakter seperti “Sabrina the Teenage Witch” dan “Josie and The Pussycats”. Namun, kehidupan para tokoh “Archie Comics” ini dikisahkan lebih gelap, ketika kota tempat mereka tinggal, yakni “Riverdale”, diguncang sebuah kasus pembunuhan.

REVIEW” “DARK”; THE NEXT STRANGER THINGS FROM GERMANY?



Hallo guys. Kali ini gue akan memulai sederetan review serial horor yang gue tonton akhir-akhir ini. Gue akan mulai dengan serial “Dark” yang berasal dari Jerman. Jika kalian ngaku sebagai penggemar horor, pasti kalian semua sudah nggak asing lagi dengan “Stranger Things”. Kali ini gue akan memperkenalkan sebuah serial yang digadang-gadang sebagai the next “Stranger Things”, walau dalam beberapa hal gue merasa kedua serial tersebut beda banget.

HALLO GUYS

Hallo guys, apa kabar? Ya, ya, gue tahu ... gue udah lama nggak nongol kan? Pasti kalian nanya “Bangdep kemana aja?” atau mungkin ada juga yang penasaran, “Ya ampun ni orang masi idup nggak sih?” atau mungkin yang lebih tragis dan menyakitkan, “Jangan-jangan nikah?”. Nggak guys, gue belum nikah. Alasan gue lama nggak update (update-an terakhir di blog di bulan Mei, berarti udah empat bulan gue nggak nge-blog) ada banyak. Berikut ini adalah alasan mengapa blog Mengaku Backpacker hibernasi selama empat bulan (alasan no 4 bikin melongo!).