Jujur, gue
nggak pernah liat American Horror Story (AHS). Gue aslinya nggak begitu
tertarik dengan AHS, tapi begitu gue mendengar tentang “Roanoke”, yakni season
ke-6-nya, gue berubah pikiran. Ada beberapa hal yang membuat gue tertarik
dengan “Roanoke”. Pertama, kisah tentang koloni Amerika yang hilang itu selalu
membuat gue penasaran. Gue pernah lho membuat artikel tentang Roanoke beberapa
tahun lalu di blog ini. Kedua, gue dengar kalo format “Roanoke” cukup unik dan
beda dengan season AHS lainnya, yakni bergenre mockumentary dan found footage.
Karena itu gue memutuskan mengikuti serial ini dan hasilnya ternyata tidak
mengecewakan.
Ada sih beberapa
reviewer yang mengatakan bahwa season 6 ini adalah season terlemah di antara
season AHS yang lain. Bahkan ada youtuber yang me-rank ketujuh season AHS dan
menempatkan Roanoke ini di urutan paling bawah. Tapi tetap itu nggak membuat
gue berkecil hati. gue berpikir, walaupun nanti ceritanya jelek, toh gue cocok
dengan formatnya dan pastinya nggak akan membuat gue kecewa-kecewa amat.
Sebagai bonus, ada dua artis favorit gue, yakni Angela Basset (yang pernah main
jadi emaknya Black Panther) dan Andre Holland yang gue nikmatin banget
aktingnya di “Castle Rock”.
“Roanoke”
mengisahkan tentang sepasang suami istri bernama Shelby dan Matt Miller yang
pindah ke sebuah rumah tua di pedalaman North Carolina. Namun rumah dan hutan
di sekitarnya ternyata berhantu dan mendatangkan teror bagi keluarga tersebut.
Seperti yang gue sebutkan tadi, film ini memiliki premis yang unik, yakni
sebagai mockumentary, re-enactment, dan juga found footage. Paruh pertama serial ini
(episode 1-5) bergaya mockumentary,
dimana Matt dan Shelby menceritakan pengalaman horor yang mereka alami di depan
kamera (sehingga menyerupai sebuah film dokumenter), diikuti dengan reka-adegan
yang diperankan oleh aktor dan aktris yang berbeda.
Sedangkan
cerita episode 6-10 dibesut dengan gaya found
footage. Diceritakan, kisah dokumenter “My Roanoke Nightmare” yang
mendramatisir pengalaman Matt dan Shelby sukses besar sehingga sang sutradara
memutuskan membuat sekuelnya dengan mengumpulkan semua tokoh asli maupun cast
yang memerankan adegan re-enactment-nya
di rumah yang sudah dipasangi dengan CCTV. Tanpa mereka sadari, teror yang ada
di rumah Roanoke benar-benar nyata dan baik kru maupun para artisnya menjadi
korban keganasan para hantu penghuninya. Dan semua teror itu terekam dalam
kamera.
Format season
6 ini emang cukup beda dan berani, ketimbang memakai format penceritaan biasa.
Gue jelas nggak bisa menolak film bergenre found
footage, soalnya itu adalah genre favorit gue. Dan hasilnya juga gue bilang
nggak mengecewakan. Gaya penceritaan yang unik dan fresh ini membuat gue jauh dari kata bosan dan jenuh selama
menyaksikan serial ini.
Dari segi
cerita, serial ini juga cukup oke. Apapun yang gue cari dari sebuah cerita
horor cukup terpenuhi di serial ini. Mulai dari karakter horor yang ikonik
seperti dua suster pembunuh, wanita pemimpin cult yang kejam, pembunuh bertopeng babi, hingga hantu Asia yang
merangkak di dinding. Namun kalo boleh gue bilang, pencampuran cerita bergenre
horor ini dengan gore (dengan
menampilkan keluarga Polk yang kanibal), menurut gue agak berlebihan. Tapi gue
denger AHS emang sering cross-over
genre seperti ini, jadi menurut gue sah-sah aja sih kalo emang gaya mereka
seperti itu. Adegan bunuh-bunuhannya juga cukup memuaskan buat gue.
Banyak
adegan yang sederhana tapi membuat gue merinding (salah satunya adegan di
terowongan pas format serial ini udah beralih ke found footage). Sayang, adegan found
footage di paruh kedua serial ini pengambilan gambarnya masih terasa
seperti oleh kamera biasa, karena adanya berbagai rekaman CCTV yang menurut gue
pengambilan gambarnya terlalu “sempurna”. Ada juga tambahan humor di ceritanya,
seperti pas driver Uber ikut diwawancarai, yang cukup membuat gue ngakak.
Gue
berpikir film ini dibuat untuk sekedar fun
aja. Ceritanya sih bisa gue bilang nggak masuk akal. Well, semua film horor sih pada dasarnya nggak masuk akal. Tapi
serial ini kayak semua tipe film horor yang nggak masuk akal dicampur jadi
satu. Format true-crime (format yang
mulai populer di Amrik, berupa wawancara dan dramatisasi sebuah kasus kriminal
yang benar-benar terjadi) juga gue bilang agak melelahkan, terutama di
episode-episode terakhir. Terlalu dipaksakan menurut gue.
Akhir kata,
gue sama sekali nggak kecewa menonton AHS season ini. kalo ada yang bilang ini
season terjelek, yah mungkin selera mereka beda ama gue, and I don’t blame them. But
for me, this is the type of horror I want to see. Silakan kasi komentar
tentang pendapat kalian mengenai season ini dan kalo kalian punya season
favorit yang menurut kalian merupakan season AHS terbaik, jangan lupa share ya.
Siapa tahu bisa jadi rekomendasi buat gue.
SETUJUUU BAANG... ini emang jadi Season AHS fav gw no. 2 setelah Asylum, Jgn ketinggalan Season 7 nya bang, itu juga bagus
ReplyDeleteBang gw udh nyari tentang artikel yg ngebahas koloni itu, tapi kok ga ada? Udh dihapus kah? Kalo masih ada link nya dong bang
ReplyDeleteAhs season ranking by me :
ReplyDeleteCoven
Apocalipse (season taun ini)
Freak show
Hotel
Asylum
Murder house
Cult
Roanoke? Shit gamau nginget2 lagi apalagi scene hantu keluarga asia yg tai banget
abg harus nonton ahs cult, ini jugak season yang bikin abg sedih, takut, merinding, marah semua dah pokoknya, aku ga bakal ngasih seluruh alur ceritanya, karna dari sub judulnya udah kelihatan bakalan tentang apaan kan bang🙄
ReplyDeleteOne of my favorite season deh di AHS. Pas episode awal aja gue gaberani nonton malem" masa wkwk serem abis beda banget sama season-season sebelumnya yang sampe begadang gue tonton kagak takut sama sekali. Oya Bang Dave nonton juga yang season 2, 3, sama 5 bang ada Lady Gaga noh di season 5 kece dia. Seru pula
ReplyDeleteSeason di AHS yg bikin gw kebawa mimpi sampe ngigau. But,Hotel masih season favorite gw
ReplyDeletegua baru nonton satu musim AHS : COVEN tentang penyihir dan ilmu hitam, baru aja namatin. Yeah karena gua penggemar sihir klenik perdukunan makannya gua nonton COVEN di disney plus
ReplyDelete