Bayangin
jika tokoh-tokoh kartun yang kalian kagumi di masa kecil kalian dibikin versi
remaja yang lebih dark. Mungkin
se-mengagetkan itulah “Riverdale” bagi remaja Amrik. “Riverdale” merupakan
interpretasi yang lebih “dewasa” dari karakter-karakter “Archie Comics”, komik
remaja era 50-an yang mempopulerkan karakter seperti “Sabrina the Teenage
Witch” dan “Josie and The Pussycats”. Namun, kehidupan para tokoh “Archie
Comics” ini dikisahkan lebih gelap, ketika kota tempat mereka tinggal, yakni
“Riverdale”, diguncang sebuah kasus pembunuhan.
Musim Panas
di kota kecil Riverdale digoncang prahara ketika Jason Blossom, putra dari pria
terkaya di Riverdale, tenggelam dan diduga tewas. Seusai musim panas, Archie
Andrews, seorang siswa SMA kembali bersekolah dengan menyimpan suatu rahasia.
Pada hari dimana Jason tenggelam, ia mendengar suara tembakan di hutan, yang
berarti bahwa Jason sebenarnya dibunuh. Namun Archie tak bisa mengatakan rahasia
itu pada siapapun, sebab pada saat itu ia tengah bermesraan dengan gurunya
sendiri, Miss Grundy.
Premis
cerita ini cukup keren sebenarnya. Para remaja di Riverdale terlibat dalam
pemecahan suatu kasus pembunuhan, sementara sang tokoh utama punya rahasia kotor
yang membuatnya tak bisa membeberkan bukti penting yang dimilikinya. Tapi semakin
episodenya bergulir, justru serial ini lebih menyoroti kehidupan pribadi para
siswa Riverdale (terutama kisah cinta segitiga antara Archie, Betty Cooper, dan
Veronica Lodge, tiga tokoh utamanya) dan bukan kasus pembunuhannya. Untunglah
tiap karakternya cukup “engaging” dan kisah hidup mereka cukup enak dinikmati.
Sayang, beberapa karakternya agak stereotip. Contohnya tokoh Jughead, sahabat
Archie yang antisosial dan berperan sebagai detektif di kisah ini, mirip banget
sama tokoh Noah Foster di serial “Scream”.
Namun yang
membuat gue salut justru para karakter orang tuanya. Di kebanyakan drama
remaja, para tokoh orang tua hanyalah menjadi “tempelan”, pokoknya asal ada aja
(soalnya agak aneh pastinya kalo anak-anak ini nggak punya ortu). Namun tidak
di serial ini. Para orang tua memiliki konflik sendiri yang cukup enak untuk
diikuti dan mempengaruhi jalan cerita. Yang mencolok adalah ibu dari Betty
Cooper, yakni Alice Cooper (yang diperankan aktris favorit gue, Madchen Amick
dari serial “Twin Peaks”). Awal-awalnya, tokoh ini terlihat sebagai tokoh
antagonis. Tapi lama-kelamaan, mulai terlihat kedalaman karakter tersebut yang
malah membuat gue suka banget ama karakternya.
Gue sendiri
memilih serial ini karena ada misteri kasus pembunuhannya (kalo cuma drama
remaja mah ogah). Walaupun penyelidikannya cukup seru, namun sayang
pemecahannya cuman “gitu-gitu aja”. Pelakunya nggak membuat gue terkejut sama
sekali, malah membuat gue agak kecewa. Gue sendiri belum menonton season 2-nya
sih. Gue harap season 2-nya lebih baik. Tapi dari segi dramanya, konflik di
serial ini emang seru banget buat diikuti.
Skor gue
untuk serial ini:
Dan karena
ini serial remaja, seperti biasa ada banyak adegan panas di sini. Tapi tenang,
nggak ada adegan nudity sama sekali
kok.
Kesimpulannya,
serial remaja ini enak diikutin (sebagai bonus, ada cameo dari pemeran Barb” dari “Stranger Things”, it’s always nice to see her). Tapi kalo
kalian menginginkan sebuah serial detektif dengan misteri yang memukau, serial
ini bukan untuk kalian.
NB: Hmmmm ... setelah serial ini, apalagi ya serial masa kanak-kanak yang mau dibikin versi gelapnya? Rugrats mungkin?
NB: Hmmmm ... setelah serial ini, apalagi ya serial masa kanak-kanak yang mau dibikin versi gelapnya? Rugrats mungkin?
Jangan nonton season 2 nya bang dave, ntar auto-nyesel :))
ReplyDeleteSeason 2-nya hancur bang....:') not worth to watch like, at all.
ReplyDeleteKangen Juggy :*. Ingin nonton yang season 3 tapi nunggu beres semua dulu deh :(
ReplyDeleteCaptain Tsubasa ama Doraemon kapan dibikin versi gelap nya ya? haha
ReplyDelete