Gue merasa
akhir-akhir ini Hollywood sedang dilanda demam Stephen King-revival deh. Stephen King emang novelis
horor paling legendaris di Amrik dan sudah banyak karyanya yang diadaptasi ke
layar kaca maupun layar lebar. Adaptasi Stephen King yang terakhir adalah “It”
yang sukses besar. Nggak heran, banyak penggemar horor yang mencari-cari lagi
novel-novel Stephen King ataupun film adaptasinya untuk dinikmati. Gue sendiri
udah mengikuti karya Stephen King semenjak dulu. Udah ada beberapa film Stephen
King yang gue tonton (walaupun masih ada beberapa yang kelewatan). Untuk
novelnya sendiri gue baru baca satu novel antologinya. Namun sepertinya kita
nggak perlu membaca semua novelnya agar kita bisa memahami dampak Stephen King
bagi dunia horor dan sinema pada umumnya.
Nama
“Stephen King” udah jadi brand yang pasti membuat pembacanya mengalami teror yang dalam
dan berkepanjangan jika membaca cerita karangannya. Walaupun nggak semua
film adaptasi Stehen King sukses dan dapat critical
acclaim (film “Dark Tower semisal yang gatot alias gagal total), namun ada
banyak kok film yang berhasil men-translate
bahasa kengerian dari novel-novel Stephen King untuk mengejawantah di layar
perak. Apa saja karya-karyanya? Silakan simak list berikut ini.
1. IT
Kita mulai
dengan karya Stephen King yang paling terkenal dan pastinya sudah nggak asing
lagi buat kalian. “It” menceritakan perjalanan lima sahabat dalam menghadapi
sesosok iblis multi-dimensional yang mengambil wujud seorang badut bernama
Pennywise. “It” pernah diadaptasi menjadi sebuah miniseri pada tahun 1990
dengan karakter Pennywise diperankan oleh Tim Curry. Pada 2017, remake-nya ditayangkan di layar lebar
dan akting Bill Skarsgard sebagai Pennywise (yang awalnya diragukan karena
dianggap tak mampu menyaingi Tim Curry) ternyata justru mendapat critical acclaim. Filmnya pun sukses
besar dengan mengumpulkan laba hingga 700 juta dollar dari modal yang hanya 35
juta dollar.
Lagi-lagi
salah satu adaptasi karya Stephen King yang paling sukses dan terkenal, “Carrie”
menceritakan seorang gadis remaja bernama Carrie yang terus-menerus dibully
oleh teman-temannya. Hingga saat malam Prom Night, amarah Carrie lepas kendali
dan iapun membantai semua teman-temannya menggunakan kemampuan telekinesis yang
diam-diam dimilikinya.
Stephen
King mungkin satu-satunya penulis yang dapat mengolah karakter berkekuatan
super menjadi cerita bertema horor, alih-alih menjadikannya superhero. Banyak
karakter dalam cerita Stephen King yang memiliki kekuatan super, semisal
Charlie (pernah diperankan Drew Barrymore dalam film adaptasinya pada tahun
1984) yang memiliki kemampuan pyrokinesis
(mampu menciptakan api) dalam “Firestarter”.
“Carrie”
sendiri pernah diangkat ke layar lebar dalam dua versi. Versi pertama pada
tahun 1976 diperankan oleh Sissy Spacek dan versi yang lebih modern pada 2013
oleh Chloe Grace Moretz. “Carrie” mengangkat tema yang cukup serius, yakni bullying dan kekerasan terhadap anak (di
sini, Carrie memiliki ibu yang abusive),
tema yang selalu up-to-date kapanpun
karya ini diadaptasi.
“Pet
Sematary” pernah diangkat ke layar lebar pada 1989, walau tak sesukses adaptasi
Stephen King lainnya. Temanya cukup sederhana, yakni sebuah pemakaman yang
dapat membangkitkan kembali siapapun yang dikubur di sana. Awalnya, sang tokoh
utama hanya menguburkan kucing kesayangan anaknya yang tewas terlindas truk.
Namun ketika ia kehilangan anaknya, sang ayah pun melakukan hal yang tak
terpikirkan, yakni mencobakannya pada jenazah putranya. Akan tetapi yang
kembali justru bukanlah anaknya yang lucu, melainkan sosok yang mengerikan.
4. THE SHINNING
Lagi-lagi
karya Stephen King yang monumental, “The Shinning” memiliki premis sederhana
tentang hotel yang berhantu dan keluarga yang terjebak di dalamnya. Gue pernah
menonton miniserinya yang dibuat pada tahun 1997 dan saat itu gue merinding
memikirkan setting cerita tersebut, yakni hotel yang terisolir di tengah gunung
pada saat musim dingin. Ada pula versi layar lebarnya pada tahun 1980 dan
diperankan Jack Nicholson sebagai sosok psikopat. Dan yang jenius, ada kata “Redrum”
yang merupakan kebalikan dari kata “murder”.
5. CHILDREN OF THE CORN
Mungkin
inilah satu-satunya karya Stephen King yang menjadi franchise film di tahun 80-an, sayang kualitasnya hanya sebatas B-movie. Premisnya hampir sama, yakni
sebuah desa dan ladang jagung yang dikuasai anak-anak berwatak iblis. Rupanya
para penduduknya dulu bersepakat dengan sesosok iblis agar panenan jagung
mereka berlimpah. Namun iblis itu justru membuat anak-anak mereka menjadi
pengikutnya dan membunuh semua orang dewasa di desa itu.
Film slasher sih sudah biasa, namun bagaimana
jika pembunuhnya adalah sekumpulan anak-anak yang mengikuti sebuah sekte sesat?
Tegakah kalian melawannya? Mungkin premis inilah yang diangkat King saat
menulis karya ini. Karya ini pertama kali diadaptasi pada 1984 dan sejak itu
sudah menghasilkan 9 sekuel.
Kisah ini
menceritakan sebuah kota bernama Castle Rock yang tiba-tiba dikelilingi kabut
misterius. Monster mengerikan muncul dari dalam kabut itu dan membantai para penduduknya.
Ternyata, eksperimen militer di dekat daerah itu telah membuka portal ke
dimensi lain yang menjadi pintu masuk bagi makhluk-makhluk tersebut. Premisnya
cukup keren dan adaptasinya pada tahun 2007 juga cukup keren. Gue inget banget
tokoh antagonisnya adalah seorang wanita tua yang religius fanatik dan
endingnya pun cukup twist. Salah satu
film terbaik yang pernah gue lihat.
Gue sih
belum pernah nonton filmnya, namun satu yang membuat gue terkesan banget adalah
premis film ini amat simpel, yakni seekor anjing yang terinfeksi rabies dan
mulai meneror orang-orang di sekitarnya. Sebelum membaca novelnya, gue
peringatkan bahwa Stephen King bukanlah penulis biasa yang mengikuti plot
normal dan premis-premis yang biasanya ada dalam karya fiksi. Di ending novel
ini, dengan kejam dia membunuh tokoh anak kecil (padahal biasanya di cerita
bergenre horor, tokoh anak kecil selalu dilindungi dan biasanya selamat pada
akhirnya). Ending ini diperhalus di filmnya agar penonton tidak kecewa, dengan
membiarkan sang anak hidup.
Gue inget
banget pernah menonton serial TV-nya pada 2004 dan ketakutan banget. Ada adegan
disturbing yang sampai sekarang nggak
bisa lupain dari film itu. Premisnya pun kelewat sederhana, yakni sebuah kota
kecil yang diserang oleh vampir. Sekali lagi gue ingatkan, Stephen King
bukanlah penulis yang mengikuti “pakem” cerita pada umumnya. Biasanya sih di
cerita ada dua tokoh utama, satu cowok dan satu cewek, yang akhirnya selamat.
Namun di film ini (yang dulu bikin gue kaget banget), love interest sang tokoh utama, yakni si cewek) malah mati di
pertengahan cerita.
Lagi-lagi
film yang bikin gue merinding pas gue tonton pada waktu gue masih kecil. “Thinner”
(bukan buat ngencerin cat ya) menceritakan seorang pengacara korup yang
mendapat karmanya. Tubuhnya yang gemuk karena obesitas perlahan-lahan menjadi
kurus akibat kutukan gypsi yang anaknya tertabrak dan tewas di tangan sang
pengacara. Mungkin kalo kalian malah seneng ya kalo jadi kurus. Nah ini
masalahnya, kurusnya itu benar-benar kurus ampe mati. Gue ingat banget, pas
kutukannya mencapai hasil yang maksimal, gue bisa melihat pembuluh-pembuluh
darah (bahkan aortanya) menonjol di tubuh pria ini. Hiiiiy banget pokoknya.
Nggak heran, film ini dikategorikan sebagai “body horror”.
Mungkin
nggak terpikirkan, namun dua dari karya Stephen King yang mendapat critical acclaim justru adalah film
drama. “Shawshank Redemption” disebut-sebut sebagai salah satu film yang
mencapai skor sempurna 100% di Rotten Tomatoes (alias nggak ada yang benci film
ini sama sekali). Dibintangi Morgan Freeman, film ini menceritakan seorang
narapidana yang berusaha melarikan diri dari penjara dengan cara yang penuh plot twist. Sedangkan “Green Mile” yang
diperankan Tom Hanks gue ingat sebagai film yang menguras air mata. Film ini
berkisah tentang seorang pria kulit hitam yang dihukum secara tidak adil,
padahal dia memiliki kemampuan super yang bisa menolong umat manusia.
Itulah dia
10 karya adaptasi Stephen King yang terbaik menurut versi gue. Ada beberapa sih
yang nggak sempet gue masukin, semisal “Christine” besutan John Carpenter yang
menceritakan sebuah mobil yang “kesurupan”. Gue sendiri belum sempet nonton
soalnya. Apakah kalian punya pendapat lain? Silakan masukkan di comment ya jika kalian merasa ada film
Stephen King lain yang kelewatan namun recommended
banget.
NB: sumber gambar wikipedia.com
Setuju sama list ini, tapi gw pribadi lebih suka sama Cat's Eye yang harusnya di ngegantiin Children of the corn dilist ini, film horror anthology paling ringan menurut gw plot nya, ceritanya sndiri biasa tapi unik.. Bener bener unik..
ReplyDeletedari semua film om king yang paling ancur itu cuma black tower menurut gw
ReplyDeleteAkhirnya bang dep ngepos lagi setelah sekian lama. Btw The Shinning distrubing banget dan covernya juga
ReplyDeleteShawshank terbæk lah
ReplyDeleteEmang bangdep pernah kecil?
ReplyDeletedreamcatcher bang desperation jg ok
ReplyDeleteThe Mist twist endingnya ngeselin wkwk
ReplyDeleteCuman pernah nonton Carrie, dan itu pun cuman setengah. Emang bagus sih film Carrie. Trus mau nonton It, tapi takut. Lebih seneng liatin Bill Skarsgard yang nggak pake make up Penny Wise //plak// ehh, Shawsank Redemption belom nonton -_-
ReplyDeleteMenurut gue "THE MIST" endingnya parah banget dah(nanggung amat nasib karakternya), tapi ending yang kayak gitu yang bikin berkesan sama kagak bisa di lupain.
ReplyDeleteSetuju. Dulu waktu gw ga tau kalo film ini bagus, gw anggap film itu film sampah. Ending nya bikin gw sumpah serapah. Eh ternyata memang itu tujuan si stephen king ini. Gue justru skrg bersyukur udh pernah nonton ��
DeleteAkhirnya film yg tak cari ketemu juga berkat mas dave, udah lama banget aku inget film yg dikutuk gypsi jadi kurus tapi ga tau judulnya apa. Thnk mas dave
ReplyDelete