Friday, October 5, 2018

DISASTER DIARIES: 10 NEGARA PALING RENTAN GEMPA DI DUNIA



Gue menulis artikel ini setelah berita gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah pada 28 September 2018 lalu. Gue ikut berduka cita atas korban yang jatuh dalam bencana tersebut. Gempa tersebut (apalagi di ingatan gue masih fresh berita gempa di Lombok) membuktikan bahwa negara kita merupakan negara yang amat rentan terhadap bencana. Walaupun dianugerahi dengan keindahan alam serta keanekaragaman flora dan fauna yang mengagumkan, negara kita juga terletak di pertemuan dua lempeng benua sehingga amat rentan gempa. Ditambah lagi negara kita juga berada di wilayah Ring of Fire sehingga letusan gunung berapi juga menjadi ancaman yang mengintai kita.

Ternyata Indonesia tak sendiri. Ada banyak pula negara-negara lain yang sama rentannya dengan kita. Kebanyakan karena letak geografisnya yang kurang menguntungkan. Dan sedihnya, kebanyakan berada di Asia dimana sebagian besar merupakan negara yang masih struggle dalam urusan ekonomi. Berikut ini 10 negara paling rentan gempa dan bencana alam lain di dunia, selain Indonesia)

SEX SCANDALS: 10 SKANDAL SEKS HOLLYWOOD PALING MENGHEBOHKAN


Kenapa sih kok tiba-tiba gue tertarik membahas tentang skandal seks? Soalnya kasus ini emang lagi hangat-hangatnya guys. Rahasia gelap Hollywood kini mulai terbongkar. Orang-orang berkuasa di Hollywood, seperti produser, sutradara, bahkan para aktornya menggunakan kekuasaan yang mereka miliki untuk melakukan pelecehan seksual pada para pelaku industri perfilman. Hal ini sebenarnya sudah bukan rahasia lagi, namun berkat tagar #metoo, kasus-kasus pelecehan seksual ini mulai mendapat perhatian luas bahkan sampai ke ranah hukum. Yang mengejutkan, para pelakunya bisa dibilang terlihat biasa-biasa saja, bahkan mungkin justru idola kalian. Siapa sajakah tokoh Hollywood yang terlibat skandal seks?Berikut ini listnya.

THE FALLEN NATIONS: LIST 10 NEGARA YANG PERNAH BANGKRUT


Sebuah negara sebenarnya nggak bisa bener-bener bangkrut. Istilah yang lebih tepat adalah “sovereign default” dimana sebuah negara menyatakan diri tidak mampu membayar utang-utang luar negerinya. Tapi tentu saja, bisa dibayangkan kekacauan yang timbul apabila sebuah negara mengalami krisis semacam itu. Nggak terbayangkan penderitaan yang dirasakan rakyatnya. Negara-negara berikut ini pernah mengalami kebangkrutan, namun ada hikmah yang bisa dipetik dari krisis yang menimpa negara-negara ini. Berikut ini list negara yang pernah dideklarasikan bangkrut.

FILM-FILM HOROR BERPRESTASI YANG MASUK AJANG PIALA OSCAR


Banyak yang beranggapan bahwa film horor sering dipandang sebelah mata oleh para juri Academy Awards alias Piala Oscar. Buktinya, sebagian besar film yang mendapat Piala Oscar kebanyakan adalah film drama (mungkin karena akting nangis susah kali ya). Film horor amat jarang masuk deretan bergengsi ini dan itu sudah merupakan rahasia umum. Tapi pandangan gue berbeda. Film apapun, jika berkualitas, pastilah akan dilirik oleh panitia Oscar. Menurut gue juga, film-film ini pantas mendapat nominasi Oscar, atau bahkan memenangkannya, berkat kekreatifitasannya. Berikut ini jajaran film horor yang berhasil masuk nominasi Oscar atau bahkan memenangkannya.

SCREAM, AND ACTION! 10 SUTRADARA HOROR TERBAIK SEPANJANG MASA

Hallo guys. Gue ingin bertanya, ketika menyaksikan sebuah film horor, apa sih yang jadi perhatian utama kalian? Mungkin akting para aktris dan aktornya, mungkin tata rias monsternya, mungkin special effectnya, atau adegan-adegan seram berupa jumpscare atau gore. Yang banyak luput dari perhatian kita adalah peran sang sutradara di balik layar. Padahal, perannya paling penting lho dalam menentukan kesuksesan sebuah film. Bahkan, genre-genre horor kesukaan kalian bisa kalian nikmati berkat ketekunan dan keuletan para sutradara-sutradara berbakat ini. Gue sudah mengkompilasi 10 sutradara horor yang menurut gue terbaik sepanjang masa. Tentu saja ini murni opini gue, jadi kalian mungkin punya pendapat berbeda. Siapa sajakah mereka? Simak saja artikel berikut ini.

THE KING'S REVIVAL: 10 KARYA ADAPTASI STEPHEN KING TERBAIK


Gue merasa akhir-akhir ini Hollywood sedang dilanda demam Stephen King-revival deh. Stephen King emang novelis horor paling legendaris di Amrik dan sudah banyak karyanya yang diadaptasi ke layar kaca maupun layar lebar. Adaptasi Stephen King yang terakhir adalah “It” yang sukses besar. Nggak heran, banyak penggemar horor yang mencari-cari lagi novel-novel Stephen King ataupun film adaptasinya untuk dinikmati. Gue sendiri udah mengikuti karya Stephen King semenjak dulu. Udah ada beberapa film Stephen King yang gue tonton (walaupun masih ada beberapa yang kelewatan). Untuk novelnya sendiri gue baru baca satu novel antologinya. Namun sepertinya kita nggak perlu membaca semua novelnya agar kita bisa memahami dampak Stephen King bagi dunia horor dan sinema pada umumnya.

Nama “Stephen King” udah jadi brand yang pasti membuat pembacanya mengalami teror yang dalam dan berkepanjangan jika membaca cerita karangannya. Walaupun nggak semua film adaptasi Stehen King sukses dan dapat critical acclaim (film “Dark Tower semisal yang gatot alias gagal total), namun ada banyak kok film yang berhasil men-translate bahasa kengerian dari novel-novel Stephen King untuk mengejawantah di layar perak. Apa saja karya-karyanya? Silakan simak list berikut ini.

REVIEW AHS SEASON 6 - ROANOKE: THE BEST AMERICAN HORROR STORY I'VE EVER SEEN (WELL, BECAUSE IT'S THE ONLY ONE I'VE SEEN SO FAR)


Jujur, gue nggak pernah liat American Horror Story (AHS). Gue aslinya nggak begitu tertarik dengan AHS, tapi begitu gue mendengar tentang “Roanoke”, yakni season ke-6-nya, gue berubah pikiran. Ada beberapa hal yang membuat gue tertarik dengan “Roanoke”. Pertama, kisah tentang koloni Amerika yang hilang itu selalu membuat gue penasaran. Gue pernah lho membuat artikel tentang Roanoke beberapa tahun lalu di blog ini. Kedua, gue dengar kalo format “Roanoke” cukup unik dan beda dengan season AHS lainnya, yakni bergenre mockumentary dan found footage. Karena itu gue memutuskan mengikuti serial ini dan hasilnya ternyata tidak mengecewakan.

REVIEW NOVEL “BIG LITTLE LIES”: DRAMA DETEKTIF ALA EMAK-EMAK


Kalian pasti nggak asing dengan novel detektif bertema cewek semisal “Girl On A Train” dan “Gone Girl”. Nah ini dia satu lagi novel besutan penulis asal Australia bernama Liane Moriarty yang genrenya hampir-hampir sama. Namun uniknya, novel ini mengambil tema kehidupan emak-emak, tentu dicampur dengan misteri pembunuhan yang seru. Apakah emak-emak di Aussy juga seganas emak-emak di Indonesia yang nyalain sein kanan tapi beloknya ke kiri? Simak aja review novel ini.

MOVIES REVIEW #7


Di review film terakhir untuk bulan ini, gue akan membahas lima film sekaligus dan semuanya bagus-bagus. Mereka antara lain sekuel “Unfriended”, yakni “Unfriended: Dark Web” yang masih mengusung format yang sama dengan pendahulunya, “Texas Chainsaw 3D” yang bergenre slasher, serta dua film adaptasi karya Stephen King, yakni “1922”, dan “Gerald’s Game”.

MOVIES REVIEW #6




Welcome back guys, kali ini gue punya review film “Session 9” dari Amrik, “Pyewacket” asal Kanada, “The Ritual” dari Inggris, dan “Ninth Passenger” filmnya Cinta Laura. Enjoy.

MOVIES REVIEW #5


Hallo guys, di review film yang ke-5 ini gue akan membahas “Hide and Seek” sebuah film Korea, serta tiga film Spanyol yakni “Orphanage”, “Veronica”, dan “The Bar”

MOVIES REVIEW #4



Hallo guys. Di review #4 kali ini Ghost Stories” sebuah anthology film asal Inggris, “Strangers: Prey at Night” sebuah film slasher bergaya “home invasion”, “Pontypool” film zombie dengan premise yang unik, dan “Sleepaway Camp” sebuah film lawas dengan killer plot twist.

MOVIES REVIEW #3


Hallo lagi guys. Di review #3 ini gue akan membahas “Annihilation” dan “Cloverfield Paradox” dua buah film horor bergenre “science fiction”, “Gonjiam: Haunted Asylum” sebuah film horor Korea bergenre “found footage”, dan “It Follows” sebuah film Amrik dengan konsep yang tidak biasa.

MOVIES REVIEW #2



Hallo guys. Di review #2 ini gue akan membahas beberapa film, antara lain “The Gallows” sebuah horor remaja yang bergenre “found footage”, “Mimic” sebuah film Korea,  “Mom and Dad” film-nya Nicholas Cage, dan “The Void” sebuah film horor Amrik.

MOVIES REVIEW #1


Hallo guys, admin MBP balik lagi nih dengan segudang review film, mulai dari film Indo sampai film Barat. Ada banyak banget yang akan gue review, jadi gue bagi menjadi beberapa post, I hope you enjoy it. Untuk post #1 gue akan membahas beberapa film baru, antara lain “Hereditary” sebuah film dari Amrik yang dapat banyak review bagus tahun ini, “Kafir: Bersekutu dengan Setan” dan “Sebelum Iblis Menjemput” dua-duanya film Indonesia, dan “Searched” sebuah film “desktop thriller” dengan plot twist keren.

REVIEW “CASTLE ROCK”: STEPHEN KING IS COMING TO TOWN!


Bagi kalian penggemar novelis Stephen King, pasti kalian tahu apa itu “Castle Rock”. Itu nama kota yang menjadi lokasi cerita dalam “universe”-nya Stephen King. Yap, banyak dari novel terkenal karya Stephen King (seperti “Cujo” hingga “The Mist”) bersetting di kota bernama Castle Rock, walaupun ceritanya tak saling berhubungan. Kini, Hulu (yang bersaing ketat dengan Netflix) menciptakan sebuah serial televisi bersetting di kota tersebut, dimana seperti layaknya sebuah kisah besutan Stephen King, kejadian-kejadian aneh yang tak bisa dijelaskan mulai terjadi, bahkan tak jarang memakan korban.

REVIEW “SLASHER” SEASON 1: ADULT HORROR SERIES WITH “SEVEN SINS” THEME


Dari judulnya, udah ketauan banget serial horor ini bergenre apa. “Slasher” merupakan serial horor Kanada yang berkutat pada kisah Sarah Bennet, seorang gadis yang orang tuanya menjadi korban pembunuhan berantai oleh seorang sosok bernama “Executioner” pada malam Halloween. Ketika dewasa, ia kembali ke kota asalnya untuk membongkar rahasia di balik kematian orang tuanya. Namun yang ia temukan justru masa lalu kelam yang menghantui keluarganya serta seorang pembunuh berantai baru yang kini mengincar warga kota.

REVIEW “SCREAM” SEASON 1 & 2: DROP DEAD GORGEOUS




Bagi yang pernah merasakan era 90-an, pasti sudah tak asing lagi dengan film slasher remaja berjudul "Scream", ceritanya tentang sekelompok anak SMU yang dikejar-kejar pembunuh bertopeng misterius yang disebut “Ghostface”. Trilogi besutan Wes Craven ini amat terkenal di masanya dan seolah ingin mengulangi kesuksesan yang sama, MTV membuat serial TV-nya. Secara keseluruhan, serial ini cukup enjoyable, walaupun tentu banyak kekurangan di sana-sini. Tapi worth it nggak sih buat ditonton? Simak yuk review-nya.


"Scream" yang “asli” bercerita tentang sosok Sidney Prescott (diperankan Neve Campbell) yang diteror pembunuh misterius yang menghabisi teman-teman terdekatnya satu demi satu karena masa lalu keluarganya yang kelam. Namun justru bukan sosok Sidney yang menjadi karakter yang memorable di trilogi tersebut, namun Gale Wheaters (diperankan Courtney Cox dari serial Friends), seorang wartawati gigih dengan perilaku menyebalkan.

Serial "Scream" yang baru ini memiliki jalan cerita yang tak jauh berbeda. Ceritanya bersetting di kota kecil bernama Lakewood yang tersohor berkat aksi pembunuh berantai bernama Brandon James yang melakukan sederetan aksi pembantaian karena terobsesi dengan seorang gadis remaja bernama Daisy. Brandon James (yang menjadi sosok ikonik karena topeng yang dikenakannya) akhirnya ditembak polisi, namun tubuhnya terjatuh ke danau dan tak pernah ditemukan. 20 tahun kemudian, dipicu oleh sebuah kasus cyber bullying, pembunuhan berantai kembali terjadi di kota tersebut. Seorang podcaster bernama Piper (jelas  sebagai sosok Gale yang lebih kekinian) kemudian datang ke kota itu untuk  menyelidikinya. Tokoh utamanya sendiri adalah Emma Duval, seorang gadis yang masa lalunya terkait dengan Brandon James, sebab ibunya adalah Daisy, gadis yang digilai oleh sang pembunuh. Benarkah sang pembunuh legendaris itu kembali dari kematiannya? Ataukah sang pelakunya justru salah satu di antara teman-teman Emma sendiri?



Secara umum, kelemahan serial ini sudah dibeberkan oleh salah satu tokohnya di episode pilotnya, bahwa cerita slasher aslinya nggak bisa dibikin serial TV. Alhasil, kebanyakan adegan di serial ini berujung pada aksi kucing-kucingan antara sang pembunuh dan korbannya yang berujung pada antiklimaks yang menjengkelkan. Udah tegang-tegangnya, eh tiba-tiba polisi udah dateng. Kan jadi nggak seru. Tapi yah patut dimaklumi, karena adegan-adegan itu bertujuan untuk memperpanjang durasi serial slasher ini.

Gue juga agak terganggu sama beberapa karakter di sini. Karakter-karakternya annoying as hell. Bahkan saking ngeselinnya, gue malah sedih pas mereka ternyata malah selamat dari kejaran pembunuh dan nggak jadi mati beneran. Ambil contoh karakter utama di serial ini, yakni Emma Duval. Emang dia cantik banget dan enak dipandang (sexy lagi), namun karakternya sama sekali nggak simpatik. Bahkan kalo boleh gue berpendapat, dia banyak mengambil keputusan goblok yang akhirnya berujung pada kematian teman-temannya.


Tokoh lain yang sebenarnya cukup berpotensi di serial ini adalah Brooke Maddox yang b*tchy, tapi lalu dijelaskan bahwa dia sebenarnya damaged karena kehidupan keluarganya yang kurang harmonis. She could be the next Caroline Forbes dari "Vampire Diaries" dengan karakternya yang kompleks. Namun kenyataannya, tokoh itu juga nggak di-flesh out lebih dalam dan cuma hadir buat nambah-nambahin konflik aja.

Tokoh yang cukup prominent dan unik di serial ini justru Audrey Jensen, "mantan" sahabat Emma yang terang-terangan lesbian. Gue biasanya nggak setuju kalo karakter LGBT ditempelin di sebuah serial atau film cuma buat lebih diverse aja tanpa ada kaitan dengan jalan cerita (kayak “Riverdale” semisal, ada karakter gay di sana tapi sama sekali nggak ngaruh ama penokohan dan jalan cerita). Tapi gue akuin, karakter Audrey yang tough dan tomboy memberi warna unik sekaligus fresh bagi serial ini serta membuat “Slasher” ini beda dengan serial remaja lain.

Hal yang juga membuat gue cukup kecewa di serial ini adalah topeng Ghostface yang nggak sesuai dengan versi filmnya. Emang sih dijelasin dengan logis asal usul topengnya kenapa bentuknya seperti itu, tapi tetap saja itu membuat serial ini jadi kurang berasa "Scream" banget.


Bagaimana dengan segi misterinya? Serial "Scream" terdiri atas dua season, dimana season 1 gue rasa cukup "so so" lah alias lumayan. Salah satu keistimewaan season 1 adalah kita sama sekali nggak bisa menduga siapa korban selanjutnya. Kirain dia yang mati tapi malah tokoh lain yang sama
sekali nggak kita sangka. Kita pikir dia selamat eh tapi ujung-ujungnya mati juga. Tapi sayang, bagi gue kurang banyak darah ditawarkan di season 1. Korbannya kurang banyak. I mean, one murder every 3 episodes? That kinda lame. Pelaku pembunuhannya juga (menurut gue pribadi sih) udah tertebak dan nggak bikin gue kaget-kaget amat (walau emang plot twist-nya cukup smart menurut gue).

Nah, baru di season 2 serial ini baru mendapat "nyawanya". Tiap episodenya jauh lebih seru, membuat kita tak sabar melihat episode lanjutannya. Misteri yang ditawarkan jauh lebih mencekam. Masih banyak sih adegan kucing-kucingan yang berujung antiklimaks, namun ada banyak misteri yang membuat para penonton bertanya-tanya. Dan yang membuat gue terkejut dan kagum adalah karakter-karakter baru yang diperkenalkan di season 2 ini benar-benar keren penokohannya.

Gue biasanya nggak demen kalo di season baru sebuah serial diperkenalkan tokoh baru selain tokoh-tokoh inti yang udah ada. Biasanya ini menandakan para writer-nya udah stuck dengan ide dan ada hingga terpaksa nambahin karakter baru. Tapi ternyata gue salah. Di season 2 ini, tokoh-tokoh barunya amat menarik dan nggak sekedar nongol buat jadi calon tersangka yang harus dicurigai saja. Salah satu karakter kesukaan gue adalah sheriff baru dan anaknya yang misterius.



Namun sayang, misteri yang sudah terjalin sedemikian bagusnya justru berakhir di season finale yang mengecewakan. Identitas pelaku yang sebenarnya sangat membuat gue kecewa, bukan karena siapa dia, tapi karena motifnya yang terlewat simpel. Padahal misteri yang dibangun, termasuk masa lalu Brandon James, sudah ditata sedemikian apiknya. Dan dua episode terakhir dimana Emma dkk terjebak di pulau dengan pembunuh berantai baru, don't bother to watch it. It’s a piece of trash.

Kesimpulannya, gue kudu ngasi penilaian berbeda untuk dua season "Scream" ini. 


Season 1: 

Season 2:


Sedangkan adegan “panas”-nya, yah lumayan banyak (namanya juga serial remaja Amrik) tapi nggak ada nudity-nya kok. 


Serial ini lumayan sih buat mengisi waktu luang kalian, just don't have any high expectation. Or even, don't have any expectation at all.


REVIEW “THE TERROR”: SO FU*KIN’ FREAKY!


One of the best horror series I've seen! Mungkin tak banyak di antara kalian tahu tentang serial ini, but I can assure you this series is a hidden gem. "The Terror"  terinspirasi dari kisah nyata, yakni  berkisah tentang ekspedisi dua kapal penjelajah Inggris ke Kutub Utara pada abad ke-19 yang berakhir naas. Dalam kisah nyatanya, para pelaut tersebut terjebak dalam delusi, wabah penyakit, keputusasaan, hingga kanibalisme ketika kapal mereka terjebak dalam es, tanpa ada jalan keluar. Kisah nyatanya sendiri udah cukup horor, namun Netflix memberikan bumbu supranatural, yakni mereka juga diteror sesosok monster misterius yang membantai mereka satu demi satu.

REVIEW “RIVERDALE”: DARKER VERSION OF A CHILDHOOD MEMORIES


Bayangin jika tokoh-tokoh kartun yang kalian kagumi di masa kecil kalian dibikin versi remaja yang lebih dark. Mungkin se-mengagetkan itulah “Riverdale” bagi remaja Amrik. “Riverdale” merupakan interpretasi yang lebih “dewasa” dari karakter-karakter “Archie Comics”, komik remaja era 50-an yang mempopulerkan karakter seperti “Sabrina the Teenage Witch” dan “Josie and The Pussycats”. Namun, kehidupan para tokoh “Archie Comics” ini dikisahkan lebih gelap, ketika kota tempat mereka tinggal, yakni “Riverdale”, diguncang sebuah kasus pembunuhan.

REVIEW” “DARK”; THE NEXT STRANGER THINGS FROM GERMANY?



Hallo guys. Kali ini gue akan memulai sederetan review serial horor yang gue tonton akhir-akhir ini. Gue akan mulai dengan serial “Dark” yang berasal dari Jerman. Jika kalian ngaku sebagai penggemar horor, pasti kalian semua sudah nggak asing lagi dengan “Stranger Things”. Kali ini gue akan memperkenalkan sebuah serial yang digadang-gadang sebagai the next “Stranger Things”, walau dalam beberapa hal gue merasa kedua serial tersebut beda banget.

HALLO GUYS

Hallo guys, apa kabar? Ya, ya, gue tahu ... gue udah lama nggak nongol kan? Pasti kalian nanya “Bangdep kemana aja?” atau mungkin ada juga yang penasaran, “Ya ampun ni orang masi idup nggak sih?” atau mungkin yang lebih tragis dan menyakitkan, “Jangan-jangan nikah?”. Nggak guys, gue belum nikah. Alasan gue lama nggak update (update-an terakhir di blog di bulan Mei, berarti udah empat bulan gue nggak nge-blog) ada banyak. Berikut ini adalah alasan mengapa blog Mengaku Backpacker hibernasi selama empat bulan (alasan no 4 bikin melongo!).

Wednesday, May 30, 2018

10 GENOSIDA TERPARAH SEPANJANG SEJARAH: PART 2



Gue akan melanjutkan hitungan mundur dari 5-1. Siapakah pelaku genosida terparah dalam sejarah umat manusia? Kalian akan mengetahui jawabannya.

10 GENOSIDA TERPARAH SEPANJANG SEJARAH: PART 1



Genosida menurut gue adalah kejahatan terkeji yang bisa dilakukan oleh umat manusia. Genosida sendiri diartikan sebagai pembunuhan massal yang menyasar pada etnis, suku, agama, atau nasionalisme tertentu. Genosida sendiri berasal dari kata “genos” yang artinya “generasi” dan  “sida” yang artinya pembunuhan. Jadi, alih-alih membunuh seseorang, genosida lebih ditargetkan untuk menghabisi seluruh generasi. Maka tak heran, sasaran genosida pun mencakup wanita dan anak-anak tak berdosa.

Genosida bukanlah hal baru bagi manusia. Genosida sudah sering terjadi dalam sejarah umat manusia. Banyak arkeolog menduga bahwa punahnya spesies manusia kera “Neanderthal” karena dipicu pembantaian massal yang dilakukan oleh tetangganya, “Homo sapiens”, yakni kita sendiri. Jadi, apakah aksi genosida sendiri sudah mengakar dalam genetik kita? Semoga tidak.

Gue mengumpulkan 10 (saja) aksi genosida paling mengerikan yang pernah dilakukan umat manusia. Karena banyaknya detail yang ingin gue ungkap di tiap list-nya, gue memecah postingan ini menjadi dua bagian.Gue juga akan menghitung mundur tiap kasus genosida berdasarkan tingginya jumlah korban jiwa.

Sebelumnya gue peringatkan, membaca postingan ini mungkin membuat kalian trauma, jadi gue sarankan pertimbangkan baik-baik sebelum mulai membacanya.


10. GENOSIDA BANDA



Kapan: 1621
Dimana: Pulau Banda, Maluku
Pelaku: VOC di bawah pimpinan JP Coen
Korban: penduduk asli Banda
Jumlah korban: 13.000 jiwa

Tanah air kita pun pernah mengalami salah satu genosida terkejam dalam sejarah. Pada 1609, kapal VOC tiba di Kepuauan Banda untuk berdagang pala, hasil alam utama kepulauan tersebut. Kala itu, pala merupakan salah satu rempah-rempah eksotis yang dihargai amat tinggi di Eropa. Akan tetapi, Belanda berang begitu mengetahui rakyat Banda lebih suka berdagang dengan kompetitornya, yakni Inggris.

Puncaknya, JP Coen, pemimpin VOC kala itu, mengadakan pembantaian besar-besaran terhadap penduduk asli Banda. Tanpa pandang bulu, termasuk wanita dan anak-anak, semuanya dibunuh dalam genosida tersebut. Sedangkan kepala dan potongan tubuh para pemimpin mereka ditancapkan di batang bambu sebagai peringatan akan kekejaman mereka. Dari 14.000 penduduk yang hidup damai di pulau tersebut kala itu, hanya tersisa 480 orang yang berhasil meloloskan diri dari pembantaian tersebut.

Semua darah yang tertumpah itu hanya demi pala.

9. PERANG SALIB ALBIGENSIAN



Kapan: 1209-1229
Dimana: Languedoc, Prancis
Pelaku: kaum Katolik Prancis di bawah pimpinan Paus Innocent III
Korban: penganut agama Cathar
Jumlah korban: 200.000 – 1 juta jiwa

Jika mendengar nama “Perang Salib”, maka yang teringat mungkin permusuhan antara kaum Kristiani dengan Muslim untuk memperebutkan Tanah Suci. Namun lain halnya dengan Perang Salib yang terjadi di tanah Eropa ini. Pada abad ke-11, berkembang sebuah agama bi’dah yang bernama Cathar. Agama beraliran gnostik ini mengakui Injil dan menyebut diri mereka Kristen, namun mempercayai bahwa ada dua Tuhan, yakni satu Tuhan yang baik dan satu Tuhan yang jahat (dualisme). Gereja Katolik di bawah pimpinan Paus, penguasa tertinggi di Eropa kala itu, tentu saja menganggap aliran tersebut sesat.

Para penganut Cathar ini disebut sebagai Albigensian (artinya penduduk Albi), sebab sebagian besar bermukim di kota Albi, di wilayah selatan Prancis. Paus Innocent III kemudian mengutus tentara untuk menghabisi kaum Albigensian di bawah pimpinan seorang jenderal bernama Arnaud Amalric. Amalric yang berhasil mengepung kota awalnya meminta seluruh umat Katolik yang berdiam di kota tersebut untuk keluar menyelamatkan diri, sebab ia hanya menyasar kaum Cathar yang ia anggap sesat. Namun penduduk kota yang beragama Katolik saat itu bersikeras tetap tinggal untuk membantu tetangga-tetangga mereka yang beraliran Cathar. Tanpa pilihan lain, Amalric menyerang kota tersebut dan membantai semua yang tinggal di kota tersebut.

Ketika salah satu tentara kepausan bertanya, bagaimana cara membedakan kaum Cathar dan sesama mereka kaum Katolik, Amalric hanya menjawab: “Bunuh saja semua. Biar Tuhan sendiri nanti yang membedakan mereka.” Pada akhir penyerangan, sekitar 200 ribu penduduk kota tewas mereka bantai tanpa pandang bulu. Aksi genosida itu terus meluas hingga akhirnya pada tahun 1350, agama Cathar akhirnya musnah.

8. GENOSIDA RWANDA



Kapan: 1994
Dimana: Rwanda, Afrika
Pelaku: etnis mayoritas Hutu
Korban: etnis minoritas Tutsi
Jumlah korban: 1 juta jiwa

Genosida Rwanda cukup unik, sebab justru dikenal luas oleh masyarakat dunia berkat sebuah film Hollywood berjudul  “Hotel Rwanda” yang memperoleh piala Oscar. Konflik ini melibatkan dua suku asli Rwanda, yakni Hutu dan Tutsi yang selalu bermusuhan. Padahal secara fisik, kedua suku tersebut tidak bisa dibedakan. Bakan mereka memiliki agama, kebudayaan, hingga bahasa yang sama.

Pemicu utama genosida ini adalah terbunuhnya presiden Rwanda kala itu, seorang Hutu, ketika pesawat kenegaraannya ditembak jatuh. Ini memicu kemarahan suku Hutu yang menuduh suku Tutsi sebagai pelakunya. Pertumpahan darah pun tak terhentikan dan lebih parahnya, genosida tersebut disponsori oleh pemerintah. Akibatnya, bukanlah tentara yang membunuh sebagian besar kaum Tutsi, melainkan justru tetangga dan penduduk sekampungnya sendiri yang sudah diprovokasi oleh pemerintah. Yang lebih mengerikan, genosida ini juga menargetkan kaum Hutu moderat yang membantu suku Tutsi.

Pada akhir pembantaian besar-besaran tersebut, 70% penduduk dari etnis Tutsi terbunuh dan dunia internasional terguncang karena kekejamannya.

7. GENOSIDA ARMENIA



Kapan: 1915-1922
Dimana: Turki
Pelaku: Kekhalifahan Utsmaniyah di bawah pimpinan Sultan Abdul Hamid II
Korban: kaum minoritas Kristen Ortodoks Armenia
Jumlah korban: 1,5 juta jiwa

Hukum Islam mewajibkan kaum non-Muslim di wilayah kekuasaan mereka (disebut “dhimmi”) untuk tetap dilindungi dan dihargai hak beribadahnya, setelah membayar pajak yang disebut “jizya”. Dalam Kekhalifahan Utsmaniyah (Dinasti Ottoman) yang bercokol di Turki, Siria, dan Irak; hal tersebut tetap dilakukan. Namun pada Perang Dunia I, dimana perang besar-besaran berkecamuk di Eropa, Sultan Abdul Hamid II menaruh kecurigaan pada kaum Kristen Ortodoks Armenia yang selama ini tinggal di wilayah mereka. Ia mencurigai mereka tidak loyal terhadap pemerintah Muslim dan lebih berpihak pada Kekaisaran Kristen di Rusia. Akibatnya, dengan berani ia mengusir hingga 2 juta warga minoritas Kristen Ortodoks dari wilayahnya ke padang gurun tanpa tujuan, menyebabkan sebagian besar dari mereka tewas.

Yang mengerikan, bukan hanya kaum Armenia saja yang menjadi korban pembantaian oleh Kekhalifahan ini. Di tempat lain, terjadi tiga genosida lain yang menyasar penduduk minoritas Kristen Ortodoks. Dalam kurun waktu 1914-1922, kaum Kristen Ortodoks Yunani di Anatolia, Turki juga menjadi korban pembantaian besar-besaran. Di Persia, pada tahun 1915-1923, kaum Kristen Ortodoks Assiria juga mengalami hal serupa. Dalam setiap genosida, masing-masing jatuh hingga 750.000 korban jiwa. Tak lupa, pada 1915-1918 juga terjadi genosida kaum Kristen Maronit di Lebanon yang menyebabkan 200.000 jiwa meninggal. Sehingga total dari empat genosida tersebut, sudah jatuh korban hingga 3,2 juta jiwa.

Tak heran, setelah Perang Dunia I, Kekhalifahan Utsmaniyah akhirnya runtuh.

6. PARTITION OF INDIA



Kapan: 1947
Dimana: wilayah India dan Pakistan
Pelaku: kaum Muslim dan Hindu India
Korban: kaum Muslim dan Hindu India
Jumlah korban: 1,2 juta jiwa warga Muslim dan 840.000 jiwa warga Hindu

Kita sebagai rakyat Indonesia patut bersyukur, bahwa dalam sejarah Perang Kemerdekaan negara kita, kita tak pernah mengalami apa yang terjadi dalam kemerdekaan India, yakni genosida besar-besaran yang dilakukan justru bukan oleh penjajah, melainkan oleh bangsa mereka sendiri.

Pada 1947, India akhirnya memperoleh kemerdekaan mereka dari Inggris, namun hal tersebut harus dibayar dengan mahal. Kaum Hindu dan Muslim di India memiliki sejarah ketidak-akuran yang panjang. Akibatnya Inggris akhirnya membagi wilayah mereka menjadi dua, yakni India bagi penduduk mayoritas Hindu dan Pakistan untuk penduduk minoritas Muslim. Akibatnya terjadi migrasi besar-besaran, dimana penduduk Hindu yang bermukim di Pakistan harus pindah ke wilayah India, dan begitu pula sebaliknya.

Akan tetapi migrasi yang secara teori sederhana itu ternyata tak berlangsung sepenuhnya damai. Dari 14 juta penduduk yang terpaksa dipindahkan, terjadi kerusuhan dan pembantaian besar-besaran yang dilakukan oleh kedua belah pihak. Kaum Hindu membantai kaum Muslim dan begitu pula sebaliknya, kaum Muslim membantai kaum Hindu. Pertikaian ini menyebabkan banyak imigran yang hilang (kemungkinan besar tewas) sepanjang perjalanan.

Seorang jurnalis yang pernah menyaksikan kamp konsentrasi Yahudi NAZI saja memberitakan bahwa apa yang dia lihat jauh lebih kejam ketimbang Holocaust hingga: “wanita hamil dibedah perutnya dan janinnya dibakar hidup-hidup”.

Di pihak Muslim sendiri, ada 1,2 juta penduduk yang tak pernah sampai ke Pakistan. Dan di lain pihak, ada hampir 1 juta penduduk Hindu yang tak pernah sampai ke India. Total, para ahli sejarah memperkirakan sekitar 2,3-3,2 juta jiwa tewas dalam kerusuhan antar-agama tersebut (jika menghitung eetnis minoritas lain seperti Sikh).

Yang lebih parah, aksi genosida di wilayah ini tak berhenti sampai di sini. Pada 1971, di wilayah Pakistan terjadi pembantaian besar-besaran etnis Bengali. Jumlah korbannya bervariasi menurut berbagai sumber, berkisar antara 300 ribu hingga 3 juta jiwa. Peristiwa ini memicu pecahnya negara Bangladesh dari wilayah Pakistan.

Artikel ini akan berlanjut ke Part II yang tentu saja tak kalah sadis, sebab jumlah korban akan semakin meningkat hingga ke angka jutaan bahkan puluhan juta.

Tuesday, May 29, 2018

ALMOST THERE: 10 AKTOR DAN AKTRIS YANG HAMPIR JADI SUPERHERO MARVEL




Sebagai penggemar Marvel (gue yakin sebagian besar dari kalian pasti fansnya), pasti sulit melihat superhero idola kalian diperankan oleh orang lain. Namun pada saat pembuatannya, tentu banyak aktor dan aktris bersaing untuk mendapatkan peran tersebut. Beberapa bahkan ditawari oleh sang sutradara sendiri karena dianggap cocok memerankan tokoh tersebut, namun mereka justru menolaknya. Beberapa yang lain malah ditolak dan diberi peran lain yang lebih cocok. Well, siapapun mereka, mungkin bukan rejeki kali ya berperan di film-film Marvel yang menghasilkan jutaan dollar di tiap perilisannya. Berikut ini 10 aktor dan aktris yang hampir menjadi superhero Avengers, namun gagal.

MARVELS VS DC" 30+ MEME FANWAR DC DAN MARVEL YANG BIKIN "JLEB"!!!


Marvel ama DC emang selalu bersaing. Siapa yang lebih kalian sukai guys, Avengers atau Justice League? Gue sih netral-netral aja, soalnya kalo boleh milih, gue lebih suka sama X-Men (yang walaupun Marvel juga, tapi beda dong ama Avengers). Tapi kalo boleh jujur sih, gue lebih menikmati film-filmnya Marvel ketimbang DC. Film DC yang pernah gue tonton cuma Wonder Woman ama Man of Steel. Tapi kalo Marvel, wuih jangan ditanya. Sebelum nonton Infinity War, gue udah maraton semua film mereka wkwkwk.

Perang antara Marvel ama DC emang nggak bisa dihindarin ya, secara mereka berdua bersaing memperebutkan fans melalui film-film mereka. Tapi, melihat trend saat ini, kayaknya Marvel lebih jago deh ketimbang DC. Berikut ini meme-meme  yang menggambarkan Marvel vs DC yang pastinya kocak dan menyindir banget.

COPYCAT HEROES: 10 KARAKTER DC DAN MARVEL YANG TERNYATA HASIL PLAGIAT




Which one is the best? Marvel or DC? Well, kalian bisa beradu opini sesuka kalian, namun ada satu rahasia gelap DC dan Marvel yang perlu kalian tahu. Bahwa selama puluhan tahun, dua raksasa komik ini saling berkompetisi dengan cara …. menjiplak superhero lawannya. Yup, tanpa kalian ketahui, DC dan Marvel tanpa malu saling meniru lawannya, seperti produk KW murahan. Bahkan mungkin saja, superhero-superhero favorit kalian sebenarnya hasil plagiat. Berikut ini 20 karakter Marvel dan DC yang memiliki kemiripan (serta mana yang asli dan mana yang hasil plagiasi).

1. Deadpool (Marvel) vs Deathstroke (DC)



Kalian penggemar Deadpool? Bersiaplah bertemu dengan Deadpool ala DC, yakni Deathstroke. Tak hanya memiliki kostum yang hampir serupa, mereKa berdua juga memiliki kemampuan super, senjata, bahkan nama yang hampir sama, yakni Wade Wilson (Deadpool) dan Slade Wilson (Deathstroke). Namun Deadpool rupanya lebih populer dengan filmnya yang dibintangi Ryan Reynolds selalu menduduki puncak box office.

Mana yang lebih dulu muncul: Silakan terkejut guys, tapi Deathstroke muncul pertama kali tahun 1980 dan Deadpool baru muncul setahun kemudian, tahun 1981. Jadi silakan memaki semau kalian, tapi Deadpool adalah hasil jiplakan Deathstroke.

2. Aquaman (DC) vs Namor (Marvel)



Keduanya sama-sama makhluk super penguasa lautan. Namun Namor adalah mutan asal Atlantis yang akhirnya bergabung dengan X-Men, sedangkan Aquaman adalah raja Atlantis sendiri menurut versi DC. Aquaman jelas lebih terkenal, bahkan sudah muncul di film Justice League. Namun manakah yang asli?

Mana yang lebih dulu muncul: Namor pertama kali dipublikasikan tahun 1939, sedang Aquaman baru muncul dua tahun berikutnya, tahun 1941. Jadi yup, konsep Aquaman jelas menjiplak Namor. Namor bahkan dikenal sebagai salah satu karakter pertama Marvel dan juga sosok “antihero” pertama dalam dunia perkomikan Amerika. Well, I hope Namor gets the fame he deserved.

3. Catwoman (DC) vs Black Cat (Marvel)



Kedua-duanya sama cantik, sexy, serta berprofesi sebagai “cat burglar”. Bedanya, Catwoman alias Selina Kyle adalah musuh utama (sekaligus kekasih) Batman, sedangkan Black Cat alias Felicia Hardy adalah musuh utama (sekaligus kekasih) Spiderman.

Mana yang lebih dulu muncul: Catwoman pertama kali muncul 1940 dan Black Cat diperkenalkan hampir 40 tahun kemudian, pada tahun 1979. Shame on you, Marvel!

4. Green Arrow (DC) vs Hawkeye (Marvel)



Kalian pasti langsung tahu apa kesamaan kedua superhero ini. Yap, kedua-duanya sama-sama menggunakan panah sebagai senjata mereka. Mereka juga bukan “superhero” sungguhan sebab tak memiliki kekuatan super dan hanya mengandalkan kemampuan memanah mereka.

Mana yang lebih dulu muncul: Green Arrow pertama kali muncul 1941, sedangkan Hawkeye baru diperkenalkan lebih dari 20 tahun kemudian pada tahun 1964. So Hawkeye, you’re officially Green Arrow’s rip-off!

5. Swamp Thing (DC) vs Man Thing (Marvel)



Keduanya jelas serupa, sama-sama makhluk penghuni rawa, sebenarnya baik hati namun seringkali dianggap antagonis karena penampilan mereka yang buruk rupa, bahkan nama keduanya pun mirip. Gue sendiri lebih mengenal Swamp Thing berkat film serinya yang sering gue tonton waktu kecil. Namun mana yang lebih duluan?

Mana yang lebih dulu muncul: Swamp-Thing pertama kali muncul tahun 1972, sedang Man-Thing sudah ada sejak 1971. Ketahuan deh kali ini DC yang nge-jiplak.

6. Falcon (Marvel) vs Hawkman (Marvel)



Mudah melihat kemiripan keduanya, sama-sama memiliki sayap dan jelmaan sejenis burung. Keduanya, paling tidak dalam komik, juga memiliki asal-usul hampir serupa. Berbeda dengan versi film layar lebarnya, asal kekuatan Falcon lebih supranatural (ketimbang versi dimana dia mendapatkan kekuatannya dari suit militer), sama seperti Hawkman.

Mana yang lebih dulu muncul: Hawkman pertama kali muncul pada 1940 dan Falcon baru direkrut Avengers pada 1969. Jadi ketahuan deh siapa meniru siapa.

7. Ant Man (Marvel) vs The Atom (DC)



Secara visual, keduanya memang kurang mirip (at least di versi komik). Namun melihat kekuatan super mereka (serta asal-usulnya mereka), tak ayal lagi keduanya memiliki kesamaan. Ant Man (Dr. Hank Pym) dan The Atom (Dr. Ray Palmer) sama-sama ilmuwan yang berhasil mengecilkan tubuh mereka dan menggunakan kemampuan itu untuk mengalahkan kejahatan. Namun mana yang muncul duluan?

Mana yang lebih dulu muncul: secara mengejutkan, Ant Man muncul tahun 1962 sedangkan The Atom sudah ada setahun sebelumnya pada 1961. Maka bisa disimpulkan The Atom lebih original.

8. Doctor Strange (Marvel) vs Doctor Fate (DC)



Ternyata DC juga punya Doctor Strange versi mereka sendiri. Baik Doctor Fate maupun Strange sama-sama penyihir. bedanya Doctor Fate (Kent Nelson) mendapatkan ilmunya dari peradaban kuno Mesir dan Mesopotamia, sedangkan Doctor Strange diajari ilmu sihir oleh Ancient One di Himalaya. Kesamaan lainnya, mereka berdua memiliki amulet dan sama-sama mempunyai jubah sakti.
Mana yang lebih dulu muncul: pasti kalian jagoin Doctor Strange kan? Tapi silakan kecewa, sebab Doctor Fate nongol lebih dulu tahun 1940, sedangkan Doctor Strange baru diciptakan 23 tahun kemudian pada 1963. Wow … mind blowing fact!

9. Hulk (Marvel) vs Solomon Grundy (DC)



“Strong, vicious, and mindless” itulah deskripsi Wikipedia terhadap karakter Solomon Grundy (secara gue sendiri juga asing ama tokoh ini). Baik Solomon Grundy maupun Hulk mungkin memiliki fisik, kemampuan, serta kepribadian yang hampir sama. Namun di DC, Solomon Grundy dikenal sebagai supervillain, sedangkan Hulk adalah superhero.

Mana yang lebih dulu muncul: sayang seribu sayang. Solomon Grundy sudah muncul pada 1944, sedangkan Hulk baru nongol lebih dari dua dekade kemudian, pada 1962.

10. Thanos (Marvel) vs Darkseid (DC)



Sama-sama raksasa, sama-sama dewa, dan sama-sama ingin menghancurkan alam semesta. Bedanya, Thanos adalah musuh besar Avengers sedangkan Darkseid adalah musuh besar Justice League. Desain mereka berdua pun serupa, walau tak bisa diayal sosok Thanos sebagai tokoh antagonis jauh lebih populer ketimbang Darkseid berkat penampilannya di Infinity War.

Mana yang lebih dulu muncul: Darkseid diperkenalkan tahun 1971, dan Thanos baru muncul 1973. Jadi ketahuan deh, Thanos rupanya menjiplak gayanya Darkseid hehehe.

BONUS:

X-Men (Marvel) vs Doom Patrol (DC)



Pasti banyak di antara kalian yang belum pernah mendengar tentang Doom Patrol (albeit, nama mereka keren). Secara garis besar, Doom Patrol memiliki banyak kemiripan dengan X-Men. Anggota-anggota Doom Patrol adalah anak-anak dengan kemampuan super yang tak jarang mengalami stress dan trauma akibat diasingkan dan dibenci masyarakat karena kemampuan mereka tersebut. Bahkan kedua-duanya dimpimpin oleh sosok berkursi roda, yakni Prof. Charles Xavier (X-Men) dan Niles Caulder Pd.D alias The Chief (Doom Patrol). Bedanya, di X-Men sumber kekuatan tersebut dijelaskan lebih rinci sebagai “mutasi”.

Mana yang lebih dulu muncul: Doom Patrol memang terdengar sebagai rip-off dan jiplakan X-Men, namun ternyata mereka muncul lebih dulu! Doom Patrol pertama kali terbit bulan Juni 1963, sedangkan X-Men baru lahir selang beberapa bulan kemudian pada September 1963. Walaupun diterbitkan pada tahun yang sama, urutan bulan penerbitannya jelas menunjukkan karya mana yang lebih orisinil.

Well, jangan buru-buru menyimpulkan guys kalau DC itu lebih original dan Marvel itu tukang jiplak. Banyak kok superhero asal DC yang terang-terangan memplagiat Marvel, semisal Commander Steel yang meniru Captain America, Rocket Man yang meniru Iron Man, dan Zatanna yang meniru Scarlet Witch (tega banget sih niru my lovely Wanda?). Semuanya itu bentuk persaingan guys (walau nggak sehat sih menurut gue) dan sedihnya malah justru yang rip-off yang lebih terkenal ketimbang yang asli hehehe.

Source:ranker dan cbr