Gue akan
melanjutkan hitungan mundur dari 5-1. Siapakah pelaku genosida terparah dalam
sejarah umat manusia? Kalian akan mengetahui jawabannya.
5. GENOSIDA KAMBOJA
Kapan: 1975-1979
Dimana: Kamboja, Asia Tenggara
Pelaku: rezim Khmer Merah di bawah
pimpinan Pol Pot
Jumlah korban: 3 juta jiwa (30%
penduduk Kamboja)
Tak ada
yang menyangka bahwa Pol Pot, seorang pemuda cerdas yang awalnya bekerja
sebagai guru, menjadi salah seorang pembantai terkejam dalam sejarah umat
manusia setelah dirinya teracuni paham komunis.
Berbeda
dengan genosida lainnya di list ini, yang dilakukan oleh suatu pihak kepada
etnis, agama, atau suku lain, Pol Pot dan rezim Khmer Merah-nya justru
membantai saudara sebangsanya sendiri. Tak heran, banyak ahli sejarah menyebut
kejadian ini sebagai auto-genocide, sebuah peristiwa yang amat langka.
Pol Pot
awalnya menyasar kaum yang bukan asli etnis Kamboja. Ia amat membenci kaum
pendatang dari Vietnam, Laos, dan Thailand, walaupun mereka sebenarnya sudah
berasimilasi dengan budaya Kamboja sejak ratusan tahun lalu. Secara sukses dia berhasil membunuh 100%
penduduk Kamboja keturunan Vietnam serta 40% penduduk keturunan Laos dan
Thailand.
Secara khusus, dia juga amat membenci penduduk keturunan Cina karena umumnya mereka sukses di bidang perdagangan dan lebih makmur ketimbang penduduk pribumi Kamboja. Ia berhasil membunuh 50% penduduk keturunan Cina saat itu. Yang ironis, Pol Pot sendiri memiliki darah campuran Khmer dan Cina.
Secara khusus, dia juga amat membenci penduduk keturunan Cina karena umumnya mereka sukses di bidang perdagangan dan lebih makmur ketimbang penduduk pribumi Kamboja. Ia berhasil membunuh 50% penduduk keturunan Cina saat itu. Yang ironis, Pol Pot sendiri memiliki darah campuran Khmer dan Cina.
Pol Pot
juga menyasar penduduk Muslim Cham yang dianggapnya tidak mewakili budaya asli
Kamboja karena agama eksotis mereka. Dia membantai hampir separuh populasi
Muslim di Kamboja. Tak hanya itu, Pol Pot yang menganut atheisme juga melarang
semua agama, bahkan tega membantai 50 ribu biksu Budha yang merupakan agama
mayoritas penduduk Kamboja.
Tak hanya
itu, Pol Pot juga mencurigai semua cendekiawan karena dianggapnya bisa memicu
pemberontakan. Bahkan, pada masa Khmer Merah berkuasa, memakai kacamata saja bisa
menjadi alasan seseorang dibunuh, karena dia dianggap sebagai kaum cendekiawan
yang pintar.
Kekejaman
Pol Pot saat itu membantai sepertiga bangsanya sendiri meninggalkan luka dalam
dan trauma bagi rakyat Kamboja, hingga saat ini. Salah satu bukti kekejaman
tentara Khmer Merah saat itu adalah pohon “Chankiri” yang masih berdiri hingga
saat ini. Para tentara saat itu tidak hanya membunuh pria dewasa saja yang
mereka curigai, namun juga seluruh keluarga mereka, termasuk anak-anak. Alasan
mereka membunuh anak-anak adalah agar dia tidak tumbuh besar dan membalaskan
dendam kedua orang tuanya. Cara membunuh anak-anak tersebut cukup sadis, yakni
dihantamkan kepalanya ke pohon hingga tewas. Konon, para tentara akan tertawa
terbahak-bahak menyaksikan kematian anak tersebut. Bukan karena mereka tak
memiliki perasaan, namun karena jika mereka menunjukkan sedikit saja simpati
pada korban, mereka akan dicurigai dan menjadi target selanjutnya.
4. HOLODOMOR
Kapan: 1932-1933
Dimana: Ukraina, wilayah USSR
Pelaku: kaum komunis Uni Soviet di
bawah pimpinan Stalin
Korban: penduduk etnis Ukrania
Jumlah korban: 7,5 juta jiwa
“Holodomor” adalah salah satu bukti
kekejaman paham Komunisme yang dianut Uni Soviet kala itu. Hanya dalam kurun
waktu setahun saja, wabah kelaparan yang “disengaja” oleh pemerintah Uni Soviet
kala itu menghabisi hingga 7,5 penduduk Ukraina.
Setelah Revolusi Bolshevik dan
menghukum mati kaisar terakhir Rusia, Tsar Nicholas II beserta keluarganya pada
awal abad ke-20, pemerintahan sosialis Uni Soviet yang baru berdiri menghendaki
wilayah Ukraina sebagai jajahannya. Namun rakyat Ukraina menolak dan
menghendaki berdirinya negara demokratis yang merdeka.
Uni Soviet memberantas pemberontakan
tersebut bukan dengan langkah militer, namun dengan membiarkan warga Ukraina
kelaparan. Dengan dalih industrialiasasi, banyak lahan pertanian berubah
fungsi. Pemerintah sosialis sendiri mengkehendaki ladang gandum yang menjadi
makanan pokok diubah fungsi menjadi lahan untuk tebu dan kapas yang hasilnya
lebih menguntungkan. Akibatnya kelaparan melanda seluruh wilayah Ukraina. Tak
hanya itu, untuk memperbesar penderitaan rakyat Ukraina, pemerintah Uni Soviet
juga menolak semua bantuan bahan pangan dari negara-negara Barat.
Kelaparan besar ini tak hanya
menghantam wilayah Ukraina, namun negara tetangganya Kazakhstan juga menjadi
korban. Kurang lebih 1,5 juta penduduk Kazakhstan juga ikut tewas. Dan yang
lebih mengerikan, bencana kelaparan ini juga sudah pasti berakibat pada
munculnya kanibalisme, walaupun gue nggak mau mendengar detail tentang hal itu.
3. ATROCITIES IN CONGO
Kapan: 1885-1908
Dimana: Kongo, Afrika Tengah
Pelaku: Kerajaan Belgia di bawah
pimpinan Raja Leopold II
Korban: rakyat pribumi Kongo
Jumlah korban: 1-15 juta jiwa
Memang tak semua setuju mengatakan
peristiwa sadis yang dikenal sebagai “Congo Horrors” ini sebagai genosida,
namun lebih tepatnya karena “ketiadaan hukum”. Jika penduduk pribumi Banda
dibantai karena komoditas pala mereka, maka penduduk Kongo juga mengalami hal
serupa. Bangsa Eropa menggunakan hasil alam mereka yang amat berharga, yakni
karet alami, sebagai dalih perbuatan biadab mereka.
Pada abad ke-19, Kerajaan Belgia
menjajah Kongo, menciptakan sebuah "Free State" (negara tanpa hukum), dan mengeksploitasi hasil alamnya berupa karet secara
basar-besaran. Perusahaan-perusahaan Barat yang bercokol di Kongo langsung
berlomba-lomba mengumpulkan getah karet “by all means necessary”, terutama
karena tidak adanya hukum yang diberlakukan oleh pemerintah kolonial di Kongo.
Mereka bahkan diperbolehkan memperkerjakan tentara militer yang bernama “Force
Publique” untuk memaksa warga pribumi mengumpulkan karet. Yang ironis, tentara
tersebut direkrut dari penduduk pribumi Kongo sendiri.
Segera, penduduk sipil Kongo
diperbudak untuk memanen getah karet untuk diekspor. Warga yang menolak akan
dibantai dan desanya dibakar. Bahkan, para budak yang menurut namun tak
memenuhi kuota karet yang diinginkan akan
dihukum mati. Tentara “Force Republique” juga diperbolehkan melakukan
aksi sadisme mereka sendiri untuk memuaskan nafsu mereka.
Semua aksi mengerikan itu menimbulkan
jutaan korban jiwa, bahkan menurunkan populasi Kongo secara dramatis. Tak hanya
karena pembantaian massal, namun tak adanya layanan kesehatan menyebabkan
berbagai penyakit tropis seperti penyakit tidur, cacar, malaria, dan disentri
menyebabkan jutaan penduduk tewas.
Aksi penuh kengerian tersebut
berakhir setelah para misionaris penyebar agama Kristen menyaksikan sendiri
kekejaman yang terjadi di Kongo dan melaporkannya ke dunia internasional.
Inggris dan Amerika Serikat, serta publik Belgia sendiri menuntut pembubaran
“Congo Free State” bentukan Belgia hingga akhirnya mereka mendapatkan
kemerdekaan sendiri pada 1960-an.
2. HOLOCAUST
Kapan: Perang Dunia II (1939-1945)
Pelaku: Kaum fasisme NAZI di bawah
pimpinan Hitler
Korban: kaum Yahudi dan etnis lain
Jumlah korban: 6-17 juta jiwa
Kaget tak melihat Holocaust di
posisi pertama? Holocaust adalah genosida paling terkenal dalam sejarah dunia
dan juga dipercaya memiliki jumlah korban terbanyak. Tak banyak yang akan gue
ceritakan tentang Holocaust sebab kalian sendiri pasti sudah mengetahuinya
serta ada banyak sumber tentang kekejaman NAZI.
Namun yang perlu kalian ketahui, Holocaust
sendiri tak hanya menargetkan kaum Yahudi. Bahkan jika ditilik dari jumlah
korban, kaum Yahudi yang dibantai bahkan tak mencapai separuhnya, hanya 45%
dari total korban Holocaust. Namun tak pelak, populasi Yahudi jelas mendapat
pukulan terberat, sebab sekitar 6 juta atau 2/3 penduduk Yahudi di Eropa
menjadi korban.
Lebih dari separuh korban Holocaust
ternyata justru non-Yahudi. Sekitar 2-3 juta korban adalah tawanan perang asal
Rusia, 2 juta jiwa adalah penduduk etnis Polandia (termasuk Katolik), jutaan
etnis Slavia (Eropa Timur), 200 ribu korban adalah kaum gypsi, 150 korban
adalah kaum difabel, 2,5 ribu korban penganut agama Saksi Yehuwa (Jehovah
Witnesses), dan tak terhitung kaum gay yang dibunuh saat Holocaust berlangsung.
Tak banyak diketahui pula, aksi
Holocaust ini mendapat balasan serupa ketika Jerman akhirnya kalah pada akhir
Perang Dunia II. Sekitar 31 juta warga keturunan Jerman diusir dari berbagai
negara yang menjadi korban kekejaman NAZI. Sekitar 2 juta warga sipil Jerman di
perantauan tewas menjadi korban aksi balas dendam tersebut.
1. GENOSIDA PENDUDUK PRIBUMI AMERIKA
Kapan: 1600-1900 (pasca kedatangan
Columbus)
Dimana: seantero Benua Amerika
Pelaku: pendatang kulit putih Eropa
Korban: penduduk asli benua Amerika
Jumlah korban: 45-90 juta jiwa (90%
populasi penduduk pribumi Amerika saat itu)
Amerika
Serikat boleh mengaku sebagai negara yang paling menjamin HAM di dunia, namun
sejarah berkata lain. Justru Amerika Serikat dan pemerintah kolonial lainnya di
penjuru benua Amerika (termasuk Kanada dan conquistador Spanyol) merupakan
pelaku aksi genosida terkejam dalam sejarah planet ini. Aksi tersebut melenyapkan
90% penduduk asli Amerika saat itu, walau mungkin tak seluruhnya disengaja.
Kedatangan
bangsa Eropa ke benua Amerika jelas membawa bencana, paling tidak bagi penduduk
pribumi kala itu. Pada abad ke-19, sebelum kedatangan Columbus, ahli sejarah
menaksir penduduk asli Benua America paling rendah 10 juta jiwa dan tertinggi
100 juta jiwa. Namun banyak ahli sejarah sepakat di tengah-tengah, yakni
sekitar 50 juta jiwa. Itu termasuk antara 2-10 juta jiwa suku Indian penghuni Amerika
Utara serta 37 juta jiwa mendiami Amerika Tengah dan Selatan (tterdiri atas 6 juta suku Aztec, 10 juta suku Maya, 11 juta penduduk Amazon, dan 12
juta suku Inca). Namun bahkan di angka paling moderat pun, sekitar 50 juta
jiwa, jumlah korban akibat kedatangan bangsa Barat sudah mencapai 45 juta
jiwa, jauh lebih tinggi daripada genosida manapun yang ada di list sebelumnya.
Jumlah
korban setinggi itu tak hanya datang dari korban peperangan antara pemerintah
kolonial Inggris melawan penduduk asli Indian saja. Bahkan setelah pemerintah
Amerika Serikat mendapatkan kemerdekaannya, mereka terus melanjutkan tradisi
pembantaian itu. Salah satu tragedi kemanusiaan paling terkenal yang menimpa
kaum Indian adalah “Trail of Tears” yakni ketika pemerintah AS yang
diskriminatif mengeluarkan “Indian Removal Act” yang mengusir ribuan kaum
Indian dari rumah mereka untuk ditempatkan di “tempat pengasingan” di Oklahoma.
Paling tidak 25.000 anggota suku Cherokee tewas dalam perjalanan tersebut.
Seperti gue
sebutkan tadi, peperangan tak hanya menjadi alasan utama korban sebanyak itu
berjatuhan. Namun juga karena penyakit “eksotis” yang dibawa oleh bangsa Eropa,
terutama cacar, dimana penduduk asli Amerika tidak memiliki kekebalan tubuh
melawannya. Yang mengerikan, tak jarang penyakit tersebut justru dimanfaatkan
sebagai senjata biologis. Kasus paling terkenal adalah Komandan Inggris,
Jeffrey Amherst, pada “Seven Years’ War” (1756-1763) memberikan selimut gratis
sebagai bukti “kebaikannya” kepada penduduk pribumi Indian. Tak mereka ketahui,
selimut tersebut sebenarnya sudah ditulari dengan wabah cacar dan bertujuan
untuk membunuh kaum pribumi.
BONUS:
JENGIS KHAN
Kapan: abad ke-13
Dimana: Asia hingga Eropa
Pelaku: Kekaisaran Mongol
Korban: 10% penduduk dunia saat itu
Kekaisaran
Mongol di bawah Jengis Khan merupakan kekaisaran kuno terbesar di dunia, dengan
wilayah meliputi sepanjang Benua Asia hingga Eropa. Sebagai jenderal perang,
ia terkenal amat kejam, bahkan membantai seluruh penduduk kota yang
ditaklukkannya. Sejarah mencatat, sepanjang penaklukannya, ia dan tentaranya
telah membantai 40 juta orang atau kurang lebih 10% populasi dunia saat itu.
Bahkan, berkat pembantaiannya, ia sudah membantu Bumi dengan mengurangi 700
juta ton karbon sehingga mengurangi efek rumah kaca, serta menyebabkan
pemulihan hutan dan area hijau lainnya di kota-kota yang dihancurkannya. Wow!
Pertamax bang
ReplyDeletemenurut gue sih pelaku utama genosida rwanda itu milisi interahamwe yang bukan hanya membunuh kaum tutsi tapi juga kaum hutu moderat
ReplyDelete~ Aprilyo A.
miris bacanya...cuma ya....jd inget bukunya Stephen King...
ReplyDeleteAnjerrr ngeri banget
ReplyDeletebang dev, harus cross-check lagi sejarah terutama HOLOCAUST; org yahudi gak ada yg migrasi dari timur tengah ke eropa pada kala itu, langsung statement dari sejarahwan yahudi. klau yg lain (selain HOLOCAUST) ane belum reasearch
ReplyDeleteAnjirr.. min itu semua aksi genosida kebanyakan udah gaada ya suku nya?
ReplyDeleteSedihnya melihat kekejian manusia
ReplyDelete"Genosida" zaman sekarang: Aborsi, pembunuhan besar2an terhadap kaum yang "lemah dan tidak berdaya"
ReplyDeleteBang, bahas paranormal experience yang ada di youtube raditya dika dong. Yang 1 jam itu
ReplyDeleteyang terakhir dampak positifnya lumayan besar
ReplyDeleteuntuk yg tetakhir, dampak positifnya lumayan keren
ReplyDeletetetakhir*terakhir
ReplyDeleteUpdate woy
ReplyDeleteNggk buat riddle lagi?
ReplyDeleteBang dave, maaf kalo gk nyambung sama artikelnya. Tapi baru-baru ini scp udah nyampe 30 jenis loh, selain safe, euclid, keter, sama thaumiel. Gw harap lo mau bikin original series tentang scp yg ada jenis-jenis scp barunya itu.
ReplyDeleteNgga nyangka bang, sedih gua bacanya. Bisa-bisanya manusia berbuat sekejam itu.
ReplyDeleteBtw, mampir ke blog gua bang : http://sicreepy.blogspot.com/
selamat ulang tahun mbp
ReplyDeletesorry aku telat ngucapin
tumben yg komen pada kemana ya ?
#ladastan
#sekarang anda udah tahu
terima kasih Gengis Khan.
ReplyDelete