Kita mulai
dengan salah satu sutradara favorit gue, yakni John Carpenter. Bagi kalian
penggemar film horor jadul, pasti sudah tak asing lagi dengan nama ini. Beliau memang
sudah pensiun dalam dunia penyutradaraan, maklum saja usianya juga sudah uzur.
Namun pada 1980-an, beliau amat dikagumi bahkan sudah menjadi legend (asal
jangan jadi kakek legend aja ya). Beliau juga bisa dibilang menjadi pioneer
dalam film bergenre slasher.
Film
pertama yang membuktikan kemampuan Carpenter yang mumpuni dalam hal
penyutradaraan adalah film “Halloween” yang dibesutnya pada tahun 1978. Film
berbudget rendah itu mengguncang Hollywood kala itu dan menghasilkan laba 65
juta dolar dari modal yang hanya 300 ribu dollar, suatu prestasi luar biasa
bagi seorang sutradara pendatang baru. Film yang mengisahkan kiprah psikopat
bertopeng Michael Myers ini membuat genre slasher
menjadi amat populer hingga saat ini.
Selain
menjadi sutradara, Carpenter juga adalah musisi dan mengkomposeri hampir semua
filmnya sendiri. Ayahnya adalah seorang dosen musik, tak heran ia mampu
menciptakan tune yang haunting di musical score “Halloween”
yang amat simpel, namun mampu menghantui siapapun yang mendengarnya. Selain
“Halloween”, karya Carpenter yang lain adalah “The Thing”, film bertema body horror yang menceritakan sekelompok
kru yang bekerja di kutub utara dan dihantui sosok monster dari angkasa luar.
Sayang film tersebut sempat menjadi box
office bomb, walaupun sekarang sudah jadi cult movie.
Jika John
Carpenter menciptakan genre slasher,
maka bisa dibilang Wes Craven yang menyempurnakannya. Terkenal akan tertralogi
“Scream”, Wes Craven juga bertanggung jawab atas film-film bergenre slasher lainnya, seperti “Hills Have
Eyes” dan “Last House on The Left”.
Sutradara
legendaris Hollywood ini menjadi bapak film thriller
dan misteri. Salah satu filmnya yang paling terkenal adalah “Psycho” yang
dirilis pada 1960. Nama “Hitchcock” sudah menjadi analog untuk film beradegan
tegang, bahkan dia sendiri dijuluki sebagai “Master of Suspense”.
Sutradara
kawakan berdarah Italia ini dikenal sebagai pencipta genre zombie. Filmnya yang
berjudul “Night of the Living Dead” dikenal sebagai film zombie pertama dan
menjadi prekursor bagi film-film bertema zombie yang kita nikmati hingga
sekarang.
Sutradara
berdarah India dikenal luas lewat film fenomenalnya yang berjudul “The Sixth
Sense”. Dikenal dengan gayanya yang khas, yakni menyisipkan “plot twist” di
tiap ending film besutannya, karir Syhamalan sendiri naik turun. Setelah
beberapa filmnya sukses diakui kritikus, beberapa film berikutnya justru flop dan mendapat rating rendah. Namun
akhir-akhir ini Syhamalan kembali menunjukkan taringnya dengan perlahan-lahan
melakukan comeback dengan merilis
beberapa judul film horor.
Kalian
pastinya sudah nggak asing dengan nama ini. Yup, tangan dingin sutradara ini
berhasil menelurkan “Insidisous” dan “Conjuring”. Bahkan, “Conjuring Universe”
yang melibatkan karakter-karakter hantu seperti Anabelle dan Valak
disebut-sebut sebagai universe horor tersukses dan universe tersukses kedua
setelah Marvel Cinematic Universe. Tapi jangan lupa, sutradara kelahiran
Malaysia ini terlebih dulu populer dan terangkat namanya setelah menyutradarai
film low budget “Saw” yang juga
menjadi franchise sukses.
Terkenal
berkat karya jeniusnya, “The Evil Dead” (FYI, itu satu-satunya film horor yang
sampai sekarang nggak berani gue tonton), karier Sam Raimi justru lebih bersinar
di luar genre horor. Dia sukses menyutradarai trilogi Spider Man pertama yang
dimainkan Tobey Maguire serta menjadi produser serial “Hercules” dan “Xena”.
Mungkin
hanya fans horor hardcore yang tahu
namanya, namun beliau adalah salah satu sutradara horor legendaris. Argento
paling dikenal lewat karyanya “Suspiria” yang menceritakan tentang seorang
gadis yang terjebak di akademi yang dikuasai para penyihir. “Suspiria” mendapat
critical acclaim tak hanya karena
suasana horor dan adegan gore yang nggak tanggung-tanggung, namun juga karena
nuansa artistik dan visual treat yang
diberikannya.
Karya-karyanya
disebut “giallo”, yakni genre film yang menyajikan aroma thriller disertai adegan-adegan sadis dan seringkali, erotis. Ia
juga bekerja sama dengan sutradara horor legendaris asal Italia lainnya, yakni
George Romero untuk membesut “Dawn of The Dead”. John Carpenter juga
menyebut-nyebut namanya sebagai inspirasi baginya untuk membuat film
“Halloween”.
Sutradara
yang amat dihormati ini bertanggung jawab atas revival film horor di Jepang.
Menyebut nama karyanya seperti “The Ring” dan “Dark Water”, tak heran mengapa
sutradara ini dianggap salah satu yang terbaik di Asia. Berbeda dengan film
horor ala Hollywood, film-filmnya lebih subtle
dan menonjolkan atmosfer yang creepy serta
penampakan teror yang minimalis.
Last but not least, sutradara yang memiliki passion di film
bertema monster ini harus gue masukkan ke list ini, walaupun beliau sendiri tak
pernah mengkategorikan karya-karyanya sebagai horor. Filmnya “Pan’s Labyrinth”
lebih ke arah dark fantasy dan “The
Shape of Water” yang membuatnya meraih piala Oscar sebagai sutradara terbaik,
mungkin bisa dianggap lebih condong ke drama. Namun lihat saja monster-monster
ciptaannya, seperti “The Pale Man” dari “Pan’s Labyrinth” dan “Angel of Death”
dari “Hellboy: The Golden Army”. Gue rasa nggak ada sutradara lain yang bisa mendesain
monster semenakutkan dan seartistik del Toro.
HONORARY MENTION
David Lynch
juga merupakan salah satu sutradara favorit gue. Walaupun dia nggak pernah
meng-established dirinya sebagai
sutradara film horor (karyanya yang paling mendekati horor adalah “Eraserhead”
yang freaky banget), namun dia juga
menjadi kreator serial horor “Twin Peaks”. Berbeda dengan sutradara-sutradara
lain, karyanya lebih sureal dan tak mudah dipahami. Banyak “keanehan” visual
serta teka-teki dalam karya-karya, yang membuat para pemirsanya bingung. Namun
tak bisa dipungkiri, Lynch adalah salah satu sutradara paling kreatif dan
visioner. Well, lihat saja “Twin Peaks” season 3 episode 8 jika kalian nggak
percaya :D
NB: sumber gambar wikipedia.com
Tadinya gw mau marah bang kalo lu gk masukin nama Dario Argento, tapi untung aja udh di masukin wkwkwkkwk, satu lagi bang sutradara Horror asal Itali terbaik menurut gw, yaitu Lucio Fulci
ReplyDeleteEyang Hitchcock favoritku bangeettttt. Dial M for Murder dabestttt dahhh
ReplyDelete