Friday, October 5, 2018

MOVIES REVIEW #5


Hallo guys, di review film yang ke-5 ini gue akan membahas “Hide and Seek” sebuah film Korea, serta tiga film Spanyol yakni “Orphanage”, “Veronica”, dan “The Bar”


HIDE AND SEEK (2013)


“Hide and Seek” adalah sebuah film Korea yang menurut gue berkonsep keren banget. Tahu kan sineas Asia (terutama Jepang dan Korea) biasanya memiliki tema yang “dalam” di cerita mereka? Termasuk film ini. Film ini mengangkat tema tentang “privasi”. Privasi adalah hal yang tabu untuk dilanggar, baik dalam budaya Timur maupun Barat (satu dari sedikit hal yang sama-sama disepakati oleh kedua budaya tersebut). Oleh karena itu, melanggar privasi seseorang merupakan hal yang mengerikan bagi kita. Mungkin karena alasan inilah, film-film horor bergenre “home invasion” memiliki pangsanya sendiri.

“Hide and Seek” diawali dengan sangat apik dengan pembunuhan seorang penghuni apartemen oleh sosok yang tak terlihat. Film kemudian berlanjut menceritakan seorang pria sukses yang diam-diam menyimpan rahasia dari anak istrinya. Ia memiliki seorang kakak yang ingin dilupakannya karena kakaknya itu ia anggap sebagai “sampah masyarakat”. Namun ketika kakak yang tak diakuinya itu menghilang, mau tak mau ia harus menyelidiki apa yang terjadi padanya.

“Hide and Seek” seperti yang gue bilang tadi, menceritakan tentang ketakutan dasar manusia: bagaimana jika rumah kita tak bisa memberikan rasa aman? Di film ini juga digambarkan perbedaan kelas sosial. Ketidakadilan karena strata sosial terlihat jelas di film ini. Jarang ada film yang mengupas hal sesensitif ini (apalagi di film horor), jadi kudos buat sutradaranya.

Seperti biasa, film Korea ini memiliki plot twist. Siapa sesungguhnya pelaku dibalik semua kekacauan ini? Apakah kekuatan supranatural, ataukah seorang manusia biasa? Tapi kalo boleh gue kritik, separuh terakhir dari film ini (termasuk ketika muncul “jawaban” apa yang sebenarnya meneror mereka) justru membuat gue kecewa dan nggak sebanding dengan misteri apik yang udah dibangun di paruh pertama film ini. Tetep sih banyak adegan seru dan tegang, tapi gue akui, banyak plot holes di sana-sini. Juga, menurut gue akan lebih baik jika masa lalu sang tokoh utama dan kakaknya (serta rasa bersalah yang ia alami) dieksplor lebih dalam.



THE ORPHANAGE (2007)


Gue demen banget ama film Spanyol sekarang. Mereka banyak memiliki sutradara jenius dan dari segi ceritapun, film horor Spanyol bisa bersaing dengan film-film horor Asia seperti Korea dan Jepang (yang menurut gue malah mengalami sedikit penurunan).

“Orphanage” menceritakan seorang wanita bernama Laura dan suaminya yang membeli sebuah mansion tua yang dulunya adalah panti asuhan dimana Laura dibesarkan. Di sana, mereka mengadopsi seorang anak bernama Simon. Namun, setelah pertengkarannya dengan Laura, Simon tiba-tiba menghilang. Laura yang penuh rasa bersalah pun berusaha mencari tahu apa yang sesungguhnya terjadi pada anak angkatnya, walaupun harus mengorbankan kewarasannya sendiri.

Pertama mendengar sinopsis film ini, gue pikir ini bakalan jadi film tentang sebuah rumah berhantu (apalagi ada sosok hantu cilik yang lumayan creepy di sini). Namun ternyata gue salah. Secara keseluruhan, ini adalah film thriller psikologis, which made it better! Dan siap-siap aja, bakalan ada beberapa jumpscare yang ngagetin di film ini. bahkan ada satu adegan yang hampir bikin gue melempar hape gue sendiri saking kagetnya. Selain itu endingnya twist dan tragis banget ... yah, siap-siap nangis bombay aja deh.


VERONICA (2017)


“Veronica” ini juga merupakan film horor Spanyol yang menjanjikan. Bahkan film ini disebut-sebut sebagai “The Scariest Horror Film Ever” walau menurut gue nggak gitu juga sih. Film ini (allegedly) didasarkan pada kisah nyata yang menimpa seorang siswa SMA yang meninggal setelah bermain Ouija Board. Filmnya sendiri berkisah tentang Veronica, seorang remaja yang terpaksa membesarkan adik-adiknya yang masih kecil ketika ibunya sedang pergi bekerja. Kejadian-kejadian buruk dan menakutkan mulai menimpa Veronica setelah ia dan teman-temannya melakukan ritual pemanggilan arwah di basement sekolah mereka saat gerhana matahari.



Film ini hampir memiliki semua trope film horor. Main ouija board padahal udah dilarang, check. Gerhana matahari yang beraura supranatural, check. Suster serem, check. Noda hitam misterius di bawah kasur ala-ala film horor Jepang, check. Tapi gue sendiri bersimpati banget ama sosok Veronica ini. Dalam umur semuda itu, ia sudah diberikan tanggung jawab amat besar untuk mengurusi semua adiknya. Nggak heran, penonton (termasuk gue) mulai menduga, apakah semua yang dialaminya adalah masalah psikologis karena dia stress, ataukah memang benar ada sosok supranatural yang menerornya?

Secara keseluruhan, emang terlalu berlebihan jika menyebut film ini sebagai film terseram sepanjang masa. Film ini bagus emang, gue enjoy banget ama film ini, (walaupun entah kenapa gue sama sekali nggak suka dengan sinematografinya). Tapi jujur, it’s a forgettable movie. Gue nonton ini sekitar dua bulan lalu dan saat nulis review ini, gue sudah hampir lupa adegan-adegan di film ini tentang apa. Yang paling melekat di benak gue cuman kondisi psikologis Veronica yang emang bikin simpati banget. Other than that, it’s creepy, but not that creepy.


THE BAR (2017)



Lagi-lagi sebuah film horor Spanyol yang membawa kesan “fresh” karena konsep ceritanya yang lain daripada yang lain. “The Bar” memiliki premis yang amat unik. Para pengunjung sebuah bar di kota Madrid tiba-tiba terjebak, karena siapapun yang keluar akan langsung ditembak oleh sniper misterius. Para pengunjung bar yang tak saling mengenal pun mau tak mau mesti bekerja sama untuk keluar dari sana hidup-hidup.

Premisnya emang nggak asing ya, mirip-mirip ama “Rec” yang juga film horor Spanyol. Tapi di sini, nggak dijelasin dari awal kenapa mereka dikurung di sana. Misteri itulah yang harus mereka pecahkan sendiri. Selain itu, film ini juga menyuguhkan komedi (atau lebih tepatnya “dark comedy”) dengan takaran yang tepat, dimana nuansa horor pun tak lupa disajikan. Walaupun bukan horor atmosferik, namun ada beberapa adegan yang disturbing di film ini. contohnya saat ada adegan mereka harus menuruni sebuah lubang saluran air yang teramat kecil di lantai agar bisa meloloskan dari bar tersebut.

Adegan ini cukup disturbing buat gue dan bikin gue WTF. Horor di film ini emang beda dengan kebanyakan dan inilah yang gue apresiasi. Banyak yang mengkategorikan film ini sebagai “psychological thriller” yang mau nggak mau gue setujui. Sebab film ini (terutama pada endingnya) akan menyoroti tentang sisi gelap manusia. Apalagi karakter-karakter yang terjebak di bar itu cukup random dan tak saling mengenal sebelumnya. Apakah mereka mau mempercayakan hidup mereka pada seseorang yang baru saja mereka temui? Walaupun dari segi atmosfer, film ini sama sekali nggak tampak seperti film horor atau thriller. Setting film ini cukup “terang”, sama sekali nggak “gelap” dan “kelam” seperti film horor kebanyakan.


1 comment:

  1. Kak, next time review french french drama-comedy boleh?

    ReplyDelete