Wednesday, October 21, 2020

UNSOLVED MYSTERIES PART 1: KASUS RAY RIVERA, SANG CONSPIRACY THEORIST

Rekaman kehidupan bahagia Ray Rivera dan istrinya sebelum duka mendalam menggelayuti keluarga mereka


Kasus Ray Rivera menurut gue adalah salah satu yang paling intriguing di antara kasus-kasus yang dibedah di “Unsolved Mysteries”, acara misteri terbaru andalan Netflix. Kasus ini mengisahkan tentang keprihatian seorang janda atas kasus tak terpecahkan yang menimpa suaminya, Rey Rivera. Tiba-tiba saja dalam semalam ia lenyap, mengubah kehidupan seluruh keluarganya yang awalnya bahagia menjadi dirundung duka. Tak hanya itu, kasus itu juga membuka tabir misteri berbagai aspek kehidupan Rey yang selama ini disembunyikannya hingga tak disadari keluarganya, bahkan istrinya sendiri. Spoiler saja, kasus ini melibatkan sebuah hotel tua yang menyimpan sejuta rahasia, kacamata yang tak retak walaupun jatuh dari atap gedung, surat misterius yang ditemukan di tempat tak terduga, dimana semuanya akan menuntun kita ke sebuah teori konspirasi yang janggal, melibatkan salah satu organisasi paling berbahaya di dunia.

Apa yang sebenarnya menimpa Ray Rivera, inilah yang akan kita bahas dalam “Dark Case” kali ini.

Rey Omar Rivera lahir pada 10 Juni 1973 dari keluarga keturunan Puerto Rico yang bermigrasi ke Amerika Serikat. Good looking, supel, dan atletis; tentu tak sulit bagi Rey untuk menemukan seorang pendamping hidup. Ia menikah dengan seorang gadis berkulit putih bernama Allison dan memulai hidup baru di California. Keputusan Rey bermukim di California adalah karena ia selalu bermimpi untuk masuk ke industri perfilman Hollywood sebagai penulis naskah. Sayang, karirnya di sana kurang lancar hingga akhirnya pada tahun 2004, mereka memutuskan pindah ke kota Baltimore, negara bagian Maryland, untuk berganti pekerjaan. Di sana, salah satu sahabat karib Rey semasa SMA, yakni seorang usahawan bernama Porter Stansberry, menawarinya pekerjaan.


Cuplikan persahabatan antara Rey Rivera dan Porter Stansberry

Tawaran ini, dilihat dari berbagai sudut, agaklah aneh. Pertama, Rey sama sekali tak memiliki background di bidang finance, namun ia diminta untuk menulis artikel-artikel mengenai saham. Kedua, Porter seakan sangat bersikeras agar sahabat lamanya itu datang membantunya. Tapi Rey sendiri tentu tak banyak berpikir tentang tawaran itu dan segera mengiyakannya. Mungkin saja ia mengira Porter sebagai sahabat lamanya, mendengar tentang pergumulan Rey dalam pekerjaannya, sehingga menawarinya kesempatan baru demi mengingat persahabatan mereka selama SMA.

Namun kala itu Rey dan keluarganya belumlah tahu, bahwa kepindahannya dari California ke Baltimore itu akan berujung pada bencana. Pada 16 Mei 2006, Rey Rivera menerima sebuah telepon misterius dan langsung meluncur pergi dari rumahnya tanpa pamit pada siapapun. Itulah kala terakhir Rey Rivera terlihat dalam keadaan hidup.

Kasus menghilangnya Rey Rivera amatlah membingungkan dan membuat cemas keluarganya. Telepon dari siapakah yang membuatnya langsung berlari keluar dari rumahnya dan menghilang begitu saja? Istri Rey kemudian melaporkan tentang menghilangnya sang suami pada polisi, dimana pihak berwajib segera melakukan pencarian. Keluarga Rey yang membantu pencarian kemudian menemukan mobil Rey terparkir di lapangan parkir sebuah hotel bernama Belvedere Hotel.


Gedung Hotel Belvedere yang antik sekaligus menyimpan misteri. Perhatikan bangunan yang berada di depannya


Dilihat dari luar, mungkin banyak yang menyebut hotel yang dibangun sejak awal 1900-an ini sebagai sebuah landmark dengan kemegahan arsitektural yang mengundang decak kagum. Namun, mengingat usianya yang sudah 100 tahun lebih, tak salah jika ada pula yang menyebut bangunan tua ini “berhantu”. Memang, penampilan Hotel Belvedere ini sekilas cukup menakutkan dan menyimpan misteri, tapi apa kaitannya dengan menghilangnya Rey Rivera?

Keluarga dan teman-teman Rey terus berusaha mengungkap misteri menghilangnya Rey. Namun mobil yang mereka temukan pun tak meninggalkan banyak petunjuk. Mobil itu kosong, lalu dimana Rey sekarang? Porter Stansberry, bosnya, kemudian menawarkan hadiah 1.000 dollar (sekitar 15 juta rupiah) bagi siapapun yang berhasil menemukan Rey, sahabatnya itu. Salah satu kolega Rey lalu menemukannya tanpa sengaja. Kala itu ia tengah naik ke atap Hotel Belvedere untuk mencari petunjuk. Namun siapa sangka, dari atas situ, ia melihat sesuatu yang aneh.

Di dekat area parkiran dimana mobil Rey ditemukan, terletak sebuah bangunan yang lebih modern dan digunakan sebagai “conference room” atau ruang konferensi dari Hotel Belvedere. Di sana, ia melihat bahwa atap bangunan itu berlubang. Ia segera melaporkannya kepada polisi dan di sana, mereka menjumpai sebuah penemuan yang mencengangkan.

Di bawah lubang itu, tergeletak mayat Rey Rivera yang telah berada di sana selama berhari-hari.


Lubang di atap gedung dimana Rey Rivera ditemukan tak lagi bernyawa

Hasil penyelidikan forensik menemukan bahwa jenazah Rey Rivera mengalami patah tulang di berbagai lokasi, membuktikan bahwa Rey terjatuh dari atap Hotel Belvedere dan berakhir di ruang konferensi tersebut. Karena tinggi hotel tersebut sekitar 11 lantai, maka tak heran jika tubuh Rey yang meluncur dari atap gedung itu menghantam atap ruang konferensi tersebut sehingga meninggalkan lubang yang menganga.

Namun ada beberapa hal yang aneh yang tetap tak bisa dijelaskan dengan akal sehat.

Pertama, petugas forensik menemukan sebuah luka di tulang pergelangan kaki Rey yang tidak konsisten dengan teori jatuh tersebut. Artinya, luka tersebut tidak mungkin disebabkan oleh tubuh Rey yang jatuh dari atas atap gedung. Kedua, polisi menemukan handphone dan kacamata Rey tergeletak di dekat tubuhnya dalam kondisi sempurna. Dengan kata lain, sama sekali tak ada retak atau kerusakan sedikitpun pada dua benda tersebut. Padahal kita semua tahu, handphone dan kacamata adalah dua item yang amat ringkih. Terjatuh dari tangan kitapun, kedua benda itu bisa dengan mudah rusak ataupun pecah, apalagi jika jatuh dari ketinggian 11 lantai! Namun kenyataannya tidak, handphone dan kacamata Rey justru ditemukan utuh tanpa retak.

Seolah-olah ada yang meletakkannya di samping jenazahnya begitu saja.

Namun tetap saja, bukti-bukti tersebut dianggap kurang konklusif sehingga kesimpulan pertama-pun lebih mendominasi laporan polisi: bahwa Rey Rivera terjatuh dari atap Belvedere Hotel. Satu-satunya kemungkinan yang ada: ia bunuh diri.

Keluarga Rey, termasuk istrinya, Allison, tentu saja menolak teori itu mentah-mentah. Ia sulit mempercayai suaminya tega meninggalkannya begitu saja, apalagi mengakhiri hidupnya, tanpa suatupun pertanda ataupun perpisahan untuknya. Allison juga tak bisa memahami alasan apapun yang bisa mendorong suaminya itu bunuh diri, jika memang benar itulah yang terjadi. Sekitar 6 bulan sebelum kematiannya, Rey memang memutuskan berhenti dari pekerjaannya. Tapi ia masihlah menjadi pekerja freelance di Agora Publishing, perusahaan milik Porter, sahabatnya, sehingga mereka tak memiliki kesulitan finansial.

Lantas jika memang Rey Rivera tidak bunuh diri, apakah itu berarti dia dibunuh? Tapi siapa pelakunya? Apa motifnya?


Kematian Rey Rivera hingga kini masih memicu tanda tanya

Lokasi ditemukannya mayat Rey juga dianggap janggal. Memang memungkinkan jika seseorang melompat dari atap Hotel Belvedere, maka mayatnya bisa berakhir di atas ruang konferensi. Namun ada jarak yang cukup jauh antara ruang konferensi dengan ujung atap hotel tersebut. Jika ia hanya sekedar melompat, maka mayatnya takkan bisa mencapai atap hotel tersebut. Untuk bisa melakukannya, ia harus berlari dari ujung atap yang satu kemudian melompat di ujung atap lain. Tapi tentu saja itu tidak masuk akal. Mengapa ia harus berlari jika ia memang berniat bunuh diri? Bukankah lebih masuk akal jika seseorang sekedar melompat ataupun menjatuhkan dirinya dari atap gedung jika ia memang berniat mengakhiri hidupnya?

Kejanggalan lain adalah, area atap Hotel Belvedere merupakan wilayah yang hanya bisa dimasuki oleh pegawai gedung tersebut. Para penghuni dan pengunjung hotel tersebut dilarang keras untuk memasukinya. Sebagai sebuah hotel mewah, bisa dibayangkan penjagaan di tempat tersebut akan sangat ketat dan Rey takkan bisa dengan mudah memasukinya. Terlebih lagi, jikapun Rey bisa mengakali sistem keamanan tersebut dan sampai di sana dengan mengendap-endap sekalipun, akan sangat sulit bagi Rey untuk menemukan jalan ke atap. Bangunan tua itu bak labirin dan hanya ada dua cara bagaimana Rey bisa mencari jalan menuju ke atap. Pertama, ia harus mempelajari secara detail denah Hotel Belvedere untuk menemukan jalannya ke sana. Kedua, harus ada seseorang, yang paham sekali akan lorong-lorong dan tangga di hotel tersebut, yang mengantarnya ke sana.

Yang lebih aneh lagi, kala itu Rey hanya mengenakan sebuah sandal. Ia sangat terburu-buru keluar ketika menerima telepon sehingga tak sempat mengenakan sepatu. Agak sukar diterima nalar jika Rey sengaja berlari di atap (jika memang benar ia melompat) dengan hanya mengenakan sandal ataupun bertelanjang kaki, tanpa mengenakan sepatu.

Berbagai kejanggalan tersebut membuat Allison berusaha menemukan bukti bahwa suaminya sesungguhnya tidak bunuh diri. Atau jikapun ia memang bunuh diri, Allison berusaha memahami apa alasannya dan mencoba mencari surat terakhir yang ditinggalkan suaminya.

Hingga suatu hari, ia benar-benar menemukannya.

Allison kala itu menemukan sebuah catatan ditempel di lokasi yang ganjil, yakni bagian belakang komputer Rey, seolah memang dimaksudkan untuk tidak ditemukan siapapun. Tapi catatan itu jelas sama sekali bukan surat perpisahan yang ditulis oleh Rey Rivera. Bahkan, keberadaan bukti itu justru menambah lebih banyak pertanyaan ketimbang jawaban.

Surat itu ditulis dengan font yang amat kecil sehingga seluruh isinya mampu muat ke dalam selembar kertas, yang kemudian ditekuk dan disembunyikan di belakang PC. Isinya, juga sama misteriusnya.

Surat itu diawali dengan kalimat ini.

Brothers and Sisters, Right now, around the world volcanoes are erupting. 

What an awesome sight. 

Whom virtue unites death will not separate

Kalimat terakhir, “whom virtue unites death, death will not separate” merupakan motto dari Freemason. Bahkan, terjemahan bahasa Latinnya, yakni "Virtus junxit mors non separabitbisa ditemukan terukir di cincin yang dikenakan oleh anggota Freemason.

Bisa dimengerti mengapa keberadaan Freemason dalam kasus Ray Rivera ini justru menambah keruh kasus ini, sebab kini kematian pria itu bisa dikaitkan dengan Teori Konspirasi.


Hasil pencarian Google yang membuktikan bahwa kasus kematian Rey Rivera ternyata lebih pelik dan rumit ketimbang yang kita pikirkan

Siapakah Freemason ini? Mungkin nama ini kurang menggelitik bagi kalian yang masih asing dengan Teori Konspirasi, maka akan gue jelaskan di sini. Freemason merupakan sebuah organisasi rahasia yang berdiri sejak abad ke-14. Mengapa dikatakan rahasia? Well, karena anggotanya bukanlah orang sembarangan dan amatlah sukar, bahkan mustahil, untuk masuk ke dalam organisasi ini, kecuali kamu adalah orang terpandang. Tercatat, orang-orang penting semacam George Washington (presiden pertama Amerika Serikat dan founding father negara adidaya tersebut), Benjamin Franklin dan Roosevelt (keduanya juga adalah presiden AS), J. Edgar Hoover, (sang pendiri FBI), hingga Winston Churchill (perdana menteri Inggris kala Perang Dunia II,) merupakan anggota-anggota elite organisasi rahasia ini. Karena anggotanya yang jelas merupakan orang-orang berkuasa, tak heran muncul Teori Konspirasi yang mengatakan bahwa organisasi ini dengan diam-diam mengatur percaturan politik dunia, bahkan sering dikaitkan dengan organisasi ilusif lainnya, yakni Illuminati.

Namun tak hanya itu yang menambah pelik masalah ini. Pesan rahasia Rey, yang juga merupakan pesan terakhirnya dan menjadi satu-satunya petunjuk atas kematiannya, berisi banyak kode-kode cryptic yang sukar dipecahkan. Semisal, di nota itu tertulis daftar judul film dan sutradara-sutradara terkenal, yang sekilas tak memiliki arti bagi kehidupan Rey. Yang menarik, salah satu nama yang tertera di situ adalah Stanley Kubrick, yang juga terkait akan Teori Konspirasi lainnya. Mungkin kalian pernah mendengar “Moon Landing Hoax”, yakni teori yang mengatakan bahwa Amerika Serikat sebenarnya tak pernah mendaratkan astronotnya ke Bulan. Menurut teori itu, rekaman saat Neil Armstrong dkk menginjakkan kaki di Bulan sebenarnya adalah sebuah film bikinan Hollywood dan hal itu dilakukan semata-mata untuk mengungguli Rusia untuk memenangkan Perang Dingin. Uniknya, nama Stanley Kubrick disebut-sebut sebagai sang sutradara dibalik video Moon Landing tersebut.

Jika keterkaitan kematian Rey Rivera dengan Teori Konspirasi belumlah cukup, mau tahu kejanggalan lain lagi dari kasus ini? Kematian Rey Ribera dengan melompat dari atap dan jatuh di sebuah atap lain hingga meninggalkan sebuah lubang serta sebuah surat yang ditinggalkan di belakang komputer, sangat mirip dengan jalan cerita sebuah film besutan David Fincher (yang terkenal berkat karyanya “Se7en”) yang berjudul “The Game”.

Kebetulan?

Tapi apakah note ini benar-benar ada hubungannya dengan kematian Rey Rivera? Seberapapun gurihnya Teori Konspirasi yang disajikan oleh barang bukti ini, ada pula yang menganggap catatan ini hanyalah “red herring” belaka. Ingatkah kalian bahwa di awal gue menyebutkan bahwa Rey bercita-cita menjadi seorang penulis naskah? Bisa jadi kertas ini hanyalah tuangan ide Rey untuk cerita berikutnya, yang ia harap bisa ditelurkan menjadi sebuah naskah film.

Lalu kembali ke pertanyaan awal, siapakah sebenarnya pembunuh Rey Rivera, jika ia benar tak mati bunuh diri? Petunjuk lain muncul ketika polisi melacak telepon terakhir yang diterima Rey Rivera. Ingatkah kalian bahwa pada tepat sebelum Rey Rivera menghilang, ia menerima sebuah telepon misterius yang membuatnya begitu panik, sehingga ia langsung melenggang keluar dan mengendarai mobilnya, bahkan sampai masih mengenakan sandal rumahan dan tak sempat berganti sepatu? Polisi berhasil menemukan asal telepon itu.

Yang mengejutkan, telepon itu berasal dari Agora, perusahaan milik Porter Stansburry, sahabatnya.


Benarkah Porter Stansberry terlibat dalam kematian sahabatnya sendiri?

Hal ini membawa kecurigaan kembali pada sahabat lama Rey tersebut. Apalagi setelah ditelusuri, ternyata diketahui bahwa Porter pernah terlibat tindak kriminal di masa lalunya, yakni penipuan. Apakah ini alasannya memperkerjakan Rey sejak awal, walaupun kita semua tahu Rey sama sekali tak memiliki ketrampilan apapun di bidang finansial? Apakah karena mereka adalah sahabat dekat sehingga Porter menganggap Rey bisa diajak bekerja sama dan takkan melapor pada polisi jika ia melihat kejanggalan di perusahaan Porter? Satu lagi hal yang menyegel kecurigaan polisi kepada Porter adalah ketika Porter menyuruh semua pegawainya untuk tutup mulut ketika mereka diinterogasi polisi atas kematian Rey. Berkat ulahnya ini, penyelidikan atas kematian Rey pun menemui jalan buntu hingga saat ini.

Paling tidak, itulah teori yang dikemukakan di “Unsolved Mysteries” yang episode pertamanya mengangkat kematian misterius Rey Rivera. Tapi gue punya pendapat lain yang berhubungan dengan aspek misteri lain dari kasus ini, yakni Teori Konspirasi.

Oke, katakanlah Rey memang masih mengejar impiannya untuk menjadi seorang penulis naskah dan ia amat tertarik dengan Teori Konspirasi dan Freemason. Karena itu, ia berusaha masuk untuk menjadi anggota Freemason. Tentu kita semua tahu bahwa sangatlah sulit untuk masuk menjadi anggota perkumpulan rahasia itu. Seseorang haruslah sukses dan memiliki status sosial yang tinggi di masyarakat, sesuatu yang mungkin Rey sendiri belum capai. Ketika mengulik lebih dalam mengenai kasus ini, gue menemukan artikel ini yang menyatakan bahwa Porter mengaku bahwa Rey, di kala masih hidup, sempat bertanya padanya apakah ia adalah anggota Freemason. Porter menjawab bahwa ia menyangka pertanyaan tersebut hanyalah candaan, namun bagaimana jika benar? Bagaimana jika Porter adalah seorang anggota Freemason? Bagaimana jika telepon yang diterima Rey kala itu mengatakan bahwa ia bisa masuk menjadi anggota Freemason pula dan itulah yang menyebabkan Rey langsung meluncur tanpa pikir dua kali untuk masuk ke dalam mobilnya dan melenggang pergi ke Hotel Belvedere?

Kenapa Hotel Belvedere? Nah, inilah yang membuat teori Freemason begitu pas masuk ke dalam kasus ini. Hotel Belvedere adalah bangunan bersejarah yang amatlah mewah di Baltimore. Bangunan itu tak lagi sebuah hotel, namun telah dikonversi menjadi sebuah kondominium alias apartemen mewah. Tentu saja penghuninya adalah kalangan berada, cocok sekali dengan profil para anggota Freemason. Bagaimana jika Rey diundang ke sana, dengan iming-iming informasi tentang keanggotaan Freemason, namun karena ia mengetahui terlalu banyak rahasia (mungkin karena hasil risetnya) iapun dibunuh di sana dan kematiannya dipalsukan sebagai aksi bunuh diri? Rahasia apakah yang diketahui Rey, jika memang teori ini benar, mungkin kita takkan tahu. Mungkin berkaitan dengan perusahaan Porter ataupun mungkin rahasia Freemason yang terlalu berbahaya jika diketahui oleh orang luar. Yang jelas, rahasia itu berujung pada kematian Rey.

Kemudian katakanlah, Rey (entah masih hidup ataupun jenazahnya) dilemparkan dari atas gedung hingga jatuh di ruang konferensi. Akan tetapi dua benda miliknya, yakni kacamata dan handphone, masih tertinggal, katakanlah di kamar pembunuhnya. Mereka tak bisa melemparnya begitu saja sebab takkan jatuh di tempat yang “pas” dan akan mengundang kecurigaan. Karena itu, mereka kemudian meletakkannya di dekat jenazah Rey.

Ada satu hal sebenarnya yang mendukung teori ini, yakni polisi tak pernah menemukan rekaman CCTV di hotel yang bisa membuktikan Rey masuk ke hotel itu. Well, jika Rey jatuh dari atap gedung itu, harusnya Rey masuk terlebih dulu kan? Bukan memanjat dinding gedungnya? Yang lebih aneh lagi, CCTV yang berada di atap pada saat kematian Rey justru rusak, sehingga tidak merekam apapun. Kebetulankah?

Misteri yang menaungi kematian Rey Rivera masih saja membuat sang janda, yang menginginkan kebenaran, bersedih hingga ia tak pernah menikah lagi

Namun tentu saja, bukan itu saja teori yang beredar di luar sana. Beberapa netizen juga mulai meragukan kewarasan Rey sendiri. Bagaimana jika Rey menderita gangguan jiwa kemudian ingin meniru adegan di film “The Game” yang dikaguminya, hingga ia menyembunyikan catatan rahasia hingga melompat dari ketinggian, seperti adegan film tersebut? Teori bahwa Rey mengidap gangguan mental jelas ditolak mentah-mentah oleh anggota keluarga Rey, termasuk Allison istrinya. Tapi jika kalian menyaksikan dokumeter “Unsolved Mysteries” dengan seksama, maka kalian mungkin akan menyadari sedikit kejanggalan yang membuat gue kurang bisa mempercayai seluruh penuturan sang istri.

Di awal cerita, ketika Allison menceritakan hari dimana Rey menghilang, ia menggambarkan pagi itu sebagai pagi yang “indah”. Dari wawancara, terlintas bayangan bahwa tak ada sesuatupun yang aneh dari Rey Rivera kala itu. Namun ketika hampir mendekati akhir cerita, ia menceritakan bahwa pada malam sebelum Rey menghilang, seseorang berusaha mendobrak masuk ke rumah mereka dengan memecahkan kaca jendela. Bahkan, adanya usaha “home invasion” ini bukan pertama kalinya terjadi.

Bayangkan tadi malam kalian menemukan ada seseorang yang berusaha masuk dengan paksa ke rumah kalian, sebuah "home invasion" katakanlah yang jelas berniat buruk. Apakah masuk akal jika kalian menggambarkan pagi setelah malam menegangkan itu sebagai “pagi yang indah”? At least, mereka berdua pastilah membicarakan hal tersebut, mungkin dengan sedikit rasa was-was ataupun takut. Namun dari cara Allison menggambarkannya, seolah-olah tak ada yang salah dari pagi itu dan sama sekali tak alasan mengapa Rey bisa menghilang.

Gue masih punya teori kedua tentang kematian Rey, yang kali ini mungkin tak ada kaitannya dengan Teori Konspirasi. Bagaimana jika Rey menderita paranoia dan ia paranoid bahwa ada seseorang yang tengah mengejarnya karena risetnya tentang Freemason? Bagaimana jika Rey, seandainya saja, memang mengalami kelainan mental, tapi tak diakui oleh keluarganya karena akan dianggap sebagai sebuah aib?

Lalu bagaimana jika Rey benar-benar bunuh diri karena paranoianya itu?

Tentu itu tak menjelaskan mengapa kamera CCTV di atap tiba-tiba tak berfungsi atau telepon misterius yang diterimanya sebelum kematiannya atau fakta bahwa seseorang mencoba mendobrak masuk ke rumahnya, atau yang lebih simpel, tetap tak bisa menjelaskan kacamatanya yang tak retak sedikitpun.

Entahlah. Gue hanya mengemukakan teori. Kebenaran tentang kematian Rey Rivera mungkin terkubur bersama jasadnya di liang kubur. Namun di luar sana, gue yakin, ada seseorang yang mengetahui semua jawabannya.



8 comments:

  1. Ayo kita pakai papan ouja

    ReplyDelete
  2. hhhmmmm interesting. rey ingin menjelaskan sesuatu kepada kita semua namun ada orang yang mengetahui usaha dari rey. Apakah "sesuatu" hal tersebut memang sangat berbahaya bagi beberapa orang, kelomok, atau organisasi ???

    ReplyDelete
  3. Hmm, jujur aja mengingat letak penemuan mayat Rey, yang pertama terlintas di benak itu dari salah satu kasus di Detective Kindaichi (kalo ga salah, yang special case) 'Phantom of the Silver Screen' dimana motif dari sang pelaku pembunuhan adalah balas dendam atas kematian kakaknya. Nah, penyebab kematian kakaknya yang anggota klub film SMA ini adalah kecelakaan saat syuting. Ada adegan dimana si kakak harus lompat dari atap ke atap. Tapi karena angin kencang, lompatannya meleset dan dia jatuh trus mati. Para anggota kru lainnya malah justru nyembunyiin mayatnya karena mereka melanggar peraturan keamanan syuting dengan melepas jaring pengaman yang harusnya dipasang buat jaga-jaga karena jaringnya kelihatan di kamera.

    Dan berhubung si Rey ini awalnya passionnya adalah dunia hiburan juga, makanya aku malah jadi berpikirnya ala mungkin kematiannya bukan gara-gara konspirasi tapi juga kecelakaan kaya di kasus Kindaichi itu? Dan slogan Freemason serta TKP hanya kebetulan karena film yang mereka garap adalah tentang Freemason?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waaah inget banget tuh kasusnya seru banget. Tapi kalo menurut gw sih kalo nonton unsolved mysteries pas episode ini dijelasin kalo karir si rey sbg penulis naskah ini ga sukses pas di hollywood. Lagian dia udah di negara bagian lain jd si pembunuh ini bener2 ngotot kalo kalo dia bener2 sampe ngejar dr california ke baltimore. Tapi ada benernya jg sih, mgkn aja rey bikin kesalahan yg fatal di masa lalunya ampe bikin seseorang dendam dan ngejar dia

      Delete
  4. Mau dibunuh dan bunuh diri, yg sulit dijelaskan adalah bagaimana dia bisa melompat sejauh 13 meter dari bibir bangunan atas ke lubang itu, harus penuh kekuatan, karna tubuh rey lebih dr 110 kg..
    dan bagaimana tubuh besarnya bisa membentuk lubang yg tidak terlalu lebar di atap aula hotel, pdhal jika manusia terjun bebas dari ketinggian harusnya terlentang atau telungkup kata ahli fisika

    ReplyDelete
  5. Iya bro ingat banget dah kasus ini si kakak kalo gak salah pengen jadi bintang aksi hollywood dan menjadikan lompatan ini sebagai titik awal sauang sekali para crew film tidak menyediakan sistem keamanan yg baik

    ReplyDelete
  6. Gue cuma penasaran yg nemuin mayatnya rey itu jadi dikasih duit gak ya?

    ReplyDelete