NB: cerita ini adalah fan fiction Gundala dari komik yang pernah terkenal pada era 80-an. Saya tak memegang hak cipta atas tokoh ini.
Menuju ke 30 Juta Pageviews! Please follow me: https://karyakarsa.com/dave.cahyo
NB: cerita ini adalah fan fiction Gundala dari komik yang pernah terkenal pada era 80-an. Saya tak memegang hak cipta atas tokoh ini.
NB: cerita ini adalah fan
fiction Gundala dari komik yang pernah terkenal pada era 80-an. Saya tak
memegang hak cipta atas tokoh ini.
“Apakah
kota ini benar sudah aman?” Godam melayang sembari menyilangkan kedua tangannya
di dada dan menatap kelap-kelip kota Bandung di bawahnya. Jalanan yang dipenuhi
kendaraan yang lalu lalang membuatnya tampak seperti sungai cahaya.
“Kau hendak meninggalkan kota ini?” tanya hologram yang melayang di belakangnya.
NERAKA
NB: cerita ini adalah fan
fiction Gundala dari komik yang pernah terkenal pada era 80-an. Saya tak
memegang hak cipta atas tokoh ini.
Dan di
sinilah aku, menutup semua cerita. Sampailah kita di awal cerita, dimana aku
terbaring tak berdaya, sementara aku menyaksikan Ghazul tertawa penuh
kemenangan. Lecutan energi menyambar-nyambar di sekitarku, membakar semua yang
ada.
Ia menang dan aku kalah.
PENEBUSAN DOSA
NB: cerita ini adalah fan
fiction Gundala dari komik yang pernah terkenal pada era 80-an. Saya tak
memegang hak cipta atas tokoh ini.
Aku
dengan kecepatan kilatku [aku harap aku bisa berteleportasi seperti saat aku
tiba di kandang itu, namun aku masih belum bisa mengendalikannya] membawa
Minarti ke tempat aman. Aku menyuruhnya pergi untuk memanggil polisi, sementara
aku harus memastikan keberadaan para penjahat itu.
Instingku
menangkap ada partikel dengan velositas tinggi bergerak ke atasku. Dengan
cekatan aku berhasil menghindar dan ledakan plasma itu menghantam pepohonan di
belakangku, membakarnya.
“Kau masih hidup rupanya!”
KEBANGKITAN ADIDAYA
NB: cerita ini adalah fan
fiction Gundala dari komik yang pernah terkenal pada era 80-an. Saya tak
memegang hak cipta atas tokoh ini.
“Tunggu,
aku belum siap!” seruku. “Dan mengapa aku harus mengenakan kostum aneh ini?”
“Jangan
sebut itu aneh!” seru pemuda itu dengan nada marah, “Itu adalah seragam para
prajurit planet kami, yang akan mengorbankan jiwa raga mereka dengan berani
demi melindungi rakyat kami!”
“Tapi
kalian bahkan belum menjawab pertanyaanku! Siapa sebenarnya kalian?”
“Kau akan mengetahuinya kelak, Sancaka.” kata pemuda itu, “Aku yakin suatu saat nanti takdir akan mempertemukan kita kembali.”
REVELASI
NB: cerita ini adalah fan
fiction Gundala dari komik yang pernah terkenal pada era 80-an. Saya tak
memegang hak cipta atas tokoh ini.
Kilatan itu menyambar bagian luar kandang Faraday dimana kami berada sekarang. Suara sengatannya membuatku tersentak.
MILLENIUM BARU
NB: cerita ini adalah fan
fiction Gundala dari komik yang pernah terkenal pada era 80-an. Saya tak
memegang hak cipta atas tokoh ini.
“AAAAAAA!!!”
Minarti menjerit ketika mereka berhasil merenggutnya.
“Minarti!”
aku berhasil menariknya, namun segera sisa zombie-zombie itu menyerangku.
Mereka
tampaknya berusaha merebut cincin berliontin biru yang ia pakai.
“Sudah,
serahkan saja benda itu!” seruku sambil berusaha menangkis gangguan mereka.
“Itu yang mereka inginkan!”
“Enak
saja!” jeritnya, “Aku berhak memilikinya setelah kau kecewakan! Ini hadiah
ulang tahunku!”
“Demi
Tuhan, Minarti!” aku bergelut dengan mereka dan berhasil menjatuhkan beberapa
dari mereka. Aku segera merebut Minarti dari tangan mereka. Namun mereka
kembali mengepungku. Jumlah mereka terlalu banyak.
“Menyingkir
kalian!” tiba-tiba saja aku merasakan tenaga keluar dari diriku diikuti cahaya
yang amat menyilaukan. Seketika, mereka semua tersungkur.
“A ...
apa yang terjadi?’ ujar salah seorang wanita. Yang lain segera bangun dan
kebingungan.
“Mereka
semua sadar ...” pikirku. Aku menatap kedua tanganku.
“Apa
yang barusan terjadi?”