Monday, November 18, 2024

TEASER GUNDALA 2: ANGKARA MERAPI

 

NB: cerita ini adalah fan fiction Gundala dari komik yang pernah terkenal pada era 80-an. Saya tak memegang hak cipta atas tokoh ini.

 

Thursday, November 14, 2024

GUNDALA: JAGAD GENI – EPILOG

 


 

NB: cerita ini adalah fan fiction Gundala dari komik yang pernah terkenal pada era 80-an. Saya tak memegang hak cipta atas tokoh ini.

 

“Apakah kota ini benar sudah aman?” Godam melayang sembari menyilangkan kedua tangannya di dada dan menatap kelap-kelip kota Bandung di bawahnya. Jalanan yang dipenuhi kendaraan yang lalu lalang membuatnya tampak seperti sungai cahaya.

“Kau hendak meninggalkan kota ini?” tanya hologram yang melayang di belakangnya.

Monday, November 11, 2024

GUNDALA JAGAD GENI – CHAPTER 12

 


NERAKA

 

NB: cerita ini adalah fan fiction Gundala dari komik yang pernah terkenal pada era 80-an. Saya tak memegang hak cipta atas tokoh ini.

 

Dan di sinilah aku, menutup semua cerita. Sampailah kita di awal cerita, dimana aku terbaring tak berdaya, sementara aku menyaksikan Ghazul tertawa penuh kemenangan. Lecutan energi menyambar-nyambar di sekitarku, membakar semua yang ada.

Ia menang dan aku kalah.

Friday, November 8, 2024

GUNDALA JAGAD GENI – CHAPTER 11

 


PENEBUSAN DOSA

 

NB: cerita ini adalah fan fiction Gundala dari komik yang pernah terkenal pada era 80-an. Saya tak memegang hak cipta atas tokoh ini.

 

Aku dengan kecepatan kilatku [aku harap aku bisa berteleportasi seperti saat aku tiba di kandang itu, namun aku masih belum bisa mengendalikannya] membawa Minarti ke tempat aman. Aku menyuruhnya pergi untuk memanggil polisi, sementara aku harus memastikan keberadaan para penjahat itu.

Instingku menangkap ada partikel dengan velositas tinggi bergerak ke atasku. Dengan cekatan aku berhasil menghindar dan ledakan plasma itu menghantam pepohonan di belakangku, membakarnya.

“Kau masih hidup rupanya!”

Sunday, November 3, 2024

GUNDALA JAGAD GENI – CHAPTER 10

 


KEBANGKITAN ADIDAYA

 

NB: cerita ini adalah fan fiction Gundala dari komik yang pernah terkenal pada era 80-an. Saya tak memegang hak cipta atas tokoh ini.

 

“Tunggu, aku belum siap!” seruku. “Dan mengapa aku harus mengenakan kostum aneh ini?”

“Jangan sebut itu aneh!” seru pemuda itu dengan nada marah, “Itu adalah seragam para prajurit planet kami, yang akan mengorbankan jiwa raga mereka dengan berani demi melindungi rakyat kami!”

“Tapi kalian bahkan belum menjawab pertanyaanku! Siapa sebenarnya kalian?”

“Kau akan mengetahuinya kelak, Sancaka.” kata pemuda itu, “Aku yakin suatu saat nanti takdir akan mempertemukan kita kembali.”

Friday, November 1, 2024

GUNDALA JAGAD GENI – CHAPTER 9

 


REVELASI

 

NB: cerita ini adalah fan fiction Gundala dari komik yang pernah terkenal pada era 80-an. Saya tak memegang hak cipta atas tokoh ini.

 

Kilatan itu menyambar bagian luar kandang Faraday dimana kami berada sekarang. Suara sengatannya membuatku tersentak.

GUNDALA JAGAD GENI – CHAPTER 8

 


MILLENIUM BARU

 

NB: cerita ini adalah fan fiction Gundala dari komik yang pernah terkenal pada era 80-an. Saya tak memegang hak cipta atas tokoh ini.

 

“AAAAAAA!!!” Minarti menjerit ketika mereka berhasil merenggutnya.

“Minarti!” aku berhasil menariknya, namun segera sisa zombie-zombie itu menyerangku.

Mereka tampaknya berusaha merebut cincin berliontin biru yang ia pakai.

“Sudah, serahkan saja benda itu!” seruku sambil berusaha menangkis gangguan mereka. “Itu yang mereka inginkan!”

“Enak saja!” jeritnya, “Aku berhak memilikinya setelah kau kecewakan! Ini hadiah ulang tahunku!”

“Demi Tuhan, Minarti!” aku bergelut dengan mereka dan berhasil menjatuhkan beberapa dari mereka. Aku segera merebut Minarti dari tangan mereka. Namun mereka kembali mengepungku. Jumlah mereka terlalu banyak.

“Menyingkir kalian!” tiba-tiba saja aku merasakan tenaga keluar dari diriku diikuti cahaya yang amat menyilaukan. Seketika, mereka semua tersungkur.

“A ... apa yang terjadi?’ ujar salah seorang wanita. Yang lain segera bangun dan kebingungan.

“Mereka semua sadar ...” pikirku. Aku menatap kedua tanganku.

“Apa yang barusan terjadi?”