Salah satu impian gue adalah beribadah di gereja-gereja tua sepanjang Jawa, salah satunya yang gue incer banget adalah Gereja Kepanjen di Surabaya. Akhirnya keinginan itu baru tercapai setelah gue move on ke Surabaya. Karena gue ke gerejanya hari Minggu, maka biar nggak kesasar *yang gue banget* akhirnya gue memutuskan survey dulu pada hari Sabtunya. Eh di luar dugaan gue, ternyata wilayah di sekitar Kepanjen hingga Jembatan Merah merupakan kota tua yang dipenuhi bangunan-bangunan tua yang megah dan artistik. Berada di tengah-tengahnya seakan-akan membuat gue terhisap ke dalam pusaran sejarahnya *lebay*
Gue sempet baca di internet kalo ingin mencapai gereja Kepanjen ini (dan kota tua yang ada di sekitarnya) bisa menggunakan bus gede tujuan Tanjung Perak (atau melewati Tugu Pahlawan). Ternyata lokasi mudah sekali dicapai dari kosan gue yang berada di wilayah Tunjungan, bahkan naek angkot *atau bemo istilah orang Surabaya* jurusan DA (ke arah Pasar Atom) juga bisa.
Nah dalam perjalanan kalian akan melewati bangunan gereja GPIB Imanuel ini. Yang mengesankan buat gue adalah air mancur berbentuk malaikat *which is weird soalnya menurut sejarah seharusnya gereja Protestan seharusnya ikonoklast* dan jendela kaca patri yang amat besar. Gue mungkin takkan bisa melihat seperti apa keindahan kaca patrinya jika dilhat dari dalam soalnya ini bukan tempat ibadah gue.
Ada juga bangunan berkubah besar yang sempat gue lewatin dalam perjalanan. Sayang gue nggak tahu itu bangunan apa *dan sepertinya sudah dibeli swasta juga*
Gue turun di depan Monumen Tugu Pahlawan dan di depannya terdapat bangunan putih bergaya art deco yang sepertinya merupakan bangunan pemerintahan.
*foto ini gue ambil pas pasar tumpah yang selalu diadakan tiap Minggu pagi di kawasan sekitar Tugu Pahlawan*
Ini adalah jembatan rel kereta api dan melihat foto dan gambar yang ada di Monumen Pahlawan *gue ceritain di kesempatan lain* lokasi ini pernah menjadi tempat berlangsungnya perang berdarah antara arek-arek Suroboyo melawan Sekutu. Wah nggak kebayang ya kalo ngeliat situasinya yang sekarang damai dan tenang kalau dulu tempat ini pernah menjadi salah satu medan pertempuran yang paling menentukan nasib bangsa kita.
Di sepanjang jalan ini ada banyak banget bangunan bersejarah.
Namun satu yang mencolok mata adalah bangunan Bank Mandiri yang memiliki menara jam yang menjulang tinggi ini. Keren banget dah menaranya.
Ada yang bergelantungan di menara ini. Nggak heran soalnya bangunan tua ini kayaknya baru direstorasi. Good to know Pemkot masih menaruh perhatian pada perawatan gedung-gedung tua bersejarah ini.
Ini bagian pintunya. Salah satu gerbang paling indah yang pernah gue lihat. Denger-denger sebelum menjadi Bank Mandiri, gedung ini disebut Gedung Lindeteves dan pernah menjadi tempat penyimpanan kendaraan militer pada masa pendudukan Jepang.
Kalo kita melintasi jalan ini, kita akan tiba di persimpangan. Jika kita belok ke kanan, kita akan tiba di Pasar Atom (setelah melewati jembatan). Bangunan bersejarah yang ada di wilayah ini adalah Stasiun Semut yang sayangnya pas aku datang masih direstorasi.
Kalo kita belok ke kiri, kita akan menemukan bangunan Kantor Pos ini. Bangunan ini sempat menjadi saksi sejarah sebab sebelum menjadi kantor pos, bangunan ini sempat menjadi kantor kabupaten dan Hogere Burger School (HBS). Nah, proklamator kita, Soekarno, pada tahun 1915-1920 pernah bersekolah di HBS ini. Surabaya memang merupakan salah satu kota yang memiliki jejak perjuangan bapak pendiri bangsa kita tersebut.
Ini foto bagian interiornya dengan langit-langit yang amat tinggi dan ditopang oleh kayu. Keliatan kokoh ya bangunan zaman dulu.
Zaman sekarang dah jarang liat kotak pos gini haha.
Nah, tak jauh dari Kantor Pos Besar ini gue langsung nemuin destinasi utama gue, yakni Gereja Kepanjen. Gampang kok ditemuin, secara atap meruncing (spire) kedua menaranya menjulang amat tinggi.
Nah setelah mencatat jadwal misanya sekaligus survey, gue langsung lanjutin acara jalan-jalannya. Gue kepengen meneruskan petualangan gue ke Jembatan Merah. Ada dua cara ke sana, bisa balik ke perempatan Kantor Pos tadi atau terus aja masuk ke jalan dimana gereja Kepanjen ini berdiri *udah berasa kayak di seri Petualangan Maut-nya Goosebumps deh*. Di kedua jalan tersebut, apapun pilihan kalian, kalian bakalan banyak nemuin bangunan tua kok.
Kalo kalian milih jalan terus di jalan depan gereja, maka kalian akan menemukan banyak bangunan-bangunan tua yang banyakan rumah-rumah pribadi.
Uniknya, kalo kalian memilih jalur ini, kalian akan berjumpa dengan Gedung PT Perkebunan yang terkenal artistik dan megah ini.
Namun jika kalian memilih lewat jalan besar *jalan luruuuus jika kalian menemui menara Bank Mandiri tadi* kalian juga akan menemukan banyak gedung bersejarah yang tak kalah indah, namun kebanyakan adalah gedung-gedung perkantoran bergaya art deco. Sayangnya ada gedung yang jadi korban vandalisme tak bertanggung jawab.
Gue suka banget gedung ini.
Nah, puncaknya gue terkesima melihat bangunan bermenara jam ini *letaknya sebenarnya nggak jauh dari gedung PT Perkebunan tadi, di dekatnya ada markas polisi kalo nggak salah* Kayaknya bangunan ini cocok jadi landmark Surabaya ya?
Terus aja dan kalian akan tiba di Jembatan Merah. Ini panorama dan suasana di sepanjang Kota Tua ini. Lalu lintasnya dan bangunan-bangunan art deconya agak ngingetin gue ama Jalan Braga di Bandung.
Bangunan ini juga favorit gue *gue pikir bangunan-bangunan di sini lebih keren ketimbang Kota Tua Jakarta* karena patung griifin-nya yang dipajang dua untuk menjaga pintu depan bak arca dwarapala.
Dilihat dari patungnya jelas bangunan ini bergaya art deco dan jika diperhatikan di lukisan yang ada di fasad bangunan ini ada dua sosok wanita, satu mengenakan pakaian Belanda dan satunya mengenakan kebaya khas Nusantara.
Ini sekilas pemandangan di Jembatan Merah. Di sepanjang sungai ini banyak pedagang tanaman dan bunga yang gue rasa menambah kesejukan tempat ini. Nah, kalo kalian memilih berbelok ke kanan melintasi Jembatan Merah *lama-lama kek Goosebumps beneran nih* kalian akan tiba di wilayah Kembang Jepun, ditandai dengan gerbang bergaya Tiongkok yang amat mencolok mata ini.
Dan jika kalian berbelok ke kiri, kalian akan menemui banyak bangunan tua juga, salah satunya yang khas adalah gedung bermenara kubah seperti peluru.
Nah kita bahas dulu ya bangunan yang ada di sini. Ada sebuah taman di sini dan sebuah mall bernama Jembatan Merah Plaza *gue masuk bentar buat ngadem* Ada beberapa bangunan bersejarah di sini, seperti bangunan Internatio bergaya art deco yang amat besar. Konon di sinilah Jenderal Mallaby terbunuh sebab di sini dulu adalah markas Sekutu.
Selain itu, ada pula bangunan Bank Indonesia yang jelas kurang megah ketimbang di Jakarta *yang udah kayak istana Eropa bangunannya* Namun yang paling merusak keindahan bangunan-bangunan tua di wilayah ini adalah angkot-angkot yang ngetem di sini.
Ada pula bangunan PT Pantja Niaga yang gue pikir unik arsitekturnya.
Di sini ada pula bangunan berdinding tinggi yang ternyata bekas Penjara Kalisosok. Serius nih orang Belanda bikin penjara di samping de Javasche Bank (sebutan Bank Indonesia saat penjajahan)? Kalo napinya kabur bisa langsung ngerampok bank dong?
Bagian depan penjara Kalisosok yang menghadap jalanan ini mungkin agak suram ya dan bahkan ada kesan terbengkalai *walau pohon-pohonnya bikin adem* tapi bagian yang berada di dalam gang-gang ternyata dihias dengan mural warna-warni.
Nah cerita tentang jalan-jalannya akan gue lanjutin ke seri berikutnya, khusus Kembang Jepun. Simak terus artikel gue tentang wisata sejarah keren di Surabaya :D
siip bang dave :v
ReplyDeleteSelamat menikmati Kota Surabaya OM :)
ReplyDelete