Friday, October 5, 2018

REVIEW “THE TERROR”: SO FU*KIN’ FREAKY!


One of the best horror series I've seen! Mungkin tak banyak di antara kalian tahu tentang serial ini, but I can assure you this series is a hidden gem. "The Terror"  terinspirasi dari kisah nyata, yakni  berkisah tentang ekspedisi dua kapal penjelajah Inggris ke Kutub Utara pada abad ke-19 yang berakhir naas. Dalam kisah nyatanya, para pelaut tersebut terjebak dalam delusi, wabah penyakit, keputusasaan, hingga kanibalisme ketika kapal mereka terjebak dalam es, tanpa ada jalan keluar. Kisah nyatanya sendiri udah cukup horor, namun Netflix memberikan bumbu supranatural, yakni mereka juga diteror sesosok monster misterius yang membantai mereka satu demi satu.

Gue ceritain garis besarnya aja. "The Terror" menceritakan ekspedisi dua kapal, yakni HMS Erebus dan HMS Terror dari Inggris ke Kutub Utara. Sir John Franklin, kapten kapal Erebus, memimpin ekspedisi tersebut, sementara  kapal Terror dikomandani oleh Kapten Francis Crozier. Hubungan kedua kapten  tersebut tak begitu akur, sebab Kapten Franklin tak merestui hubungan  asmara antara Francis dengan keponakannya, Lady Sophia.

Ketegangan antara keduanya memuncak ketika Franklin, didorong oleh  kepercayaan diri dan kesombongannya, memutuskan bahwa kedua kapal tersebut  akan melalui rute yang lebih berbahaya dan mengabaikan peringatan Francis untuk melalui rute yang lebih aman. Akibatnya, kedua kapal tersebut terjebak di dalam lautan es di tengah musim dingin, jauh dari peradaban. Para kru harus bertahan hidup di tengah kegilaan serta kepanikan yang mendera akibat wabah penyakit dan keputusasaan yang menjerat mereka. Tak hanya itu, mereka juga diburu oleh monster kuno mengerikan yang mendiami wilayah terlarang tersebut.


Serial ini cukup sempurna menurut pendapat gue. Gue sendiri nggak menyangka ada banyak adegan gore dan sadis di tiap episodenya yang bikin gue “YAAAAAY!!!” banget. Jika kalian memutuskan  menyaksikan serial ini, siap-siap saja menyaksikan adegan gory seperti otopsi, mutilasi, hingga kanibalisme yang tak malu-malu ditampilkan di tiap episodenya. Salah satu adegan sadis yang cukup memuaskan buat gue adalah adegan kematian Kapten Franklin yang cukup tiba-tiba dan out of nowhere.

Kalo boleh menilik kekurangannya, jujur aja gue agak susah membedakan tiap tokoh di sini, soalnya ada banyak banget dan kebanyakan gue mengenali mereka hanya dari namanya. Di sini cuma ada satu karakter cewek, yakni seorang gadis eskimo bisu yang disebut "Lady Silence". Jadi secara visual, terutama buat cowok, kalian nggak akan terlalu terhibur. Apalagi hampir semua cast-nya adalah pria-pria paruh baya yang brewokan, beda banget ama "Scream" (yang barusan gue tonton juga) yang isinya cewek-cewek cantik dan sexy berceceran hehehe.

Namun dalam segi cerita dan juga scrip,t serial ini sangat mumpuni. Banyak dialog keren dan bermakna dalam di sini. Penggemar gore juga pasti akan dipuaskan, sebab monsternya amat sadis dalam mengoyak tubuh mangsanya, terutama pada adegan klimaks di season finale-nya. Sayangnya penampilan sang monster sendiri cukup mengecewakan. Kurang ngeri kalo menurut gue. Apalagi sejak pertengahan season wujud monsternya udah disibak secara gamblang, jadi mengurangi kemisteriusannya. Secara desain juga nggak terlalu memukau (semisal jika dibandingkan dengan penampilan monster di film Netflix "The Ritual" yang disturbing).


Berbicara tentang script, episode-episode akhir bakalan agak hard to watch, apalagi buat kalian yang udah menginvestasikan waktu dan perasaan dengan tokoh-tokoh di serial ini. Sebab hampir seluruh dari semua tokoh di film ini akan mati menggenaskan, atau paling nggak menderita. Don’t get attached with anyone in here. Peringatan dini: ada beberapa adegan kematian yang mungkin traumatis buat kalian, apalagi jika itu menimpa tokoh favorit kalian.

Secara keseluruhan, film ini cukup layak ditonton, apalagi jika kalian punya jiwa psikopat yang haus adegan gore. Film ini juga mengulik apa yang bisa dilakukan manusia ketika mereka terjebak, terasing jauh dari peradaban, tanpa ada siapapun yang bisa menolong mereka. Apakah
mereka dapat mempertahankan akal sehat mereka? Ataukah mereka akan menyerah pada kegelapan dalam diri mereka?

Gue memberi film ini nilai 4 dari total 5 CD berdarah. Gue sendiri nggak bisa terlalu menikmati penokohannya karena gue nggak bisa bedain para pemerannya  (padahal kalo bisa mungkin lebih kelihatan lagi karakterisasi mereka). Namun secara keseluruhan, this series is so damn good and has a great concept.


Dan plusnya, nggak ada adegan dewasa di sini, yah kecuali nudity dikit (itupun cowok). 


Sangat direkomendasikan buat ditonton, guys!



3 comments:

  1. Aku jg suka banget kak series the terror ini. Yuks ah lgsg gaskeun terror ke-2.. Yg tdinya aku kira masih lanjutan season 1 juga, ehh ternyata cerita baru hehe

    ReplyDelete
  2. saya juga baru bgt namatin series ini, awal awal episode boring karena alurnya lambat bgt ditambah tokohnya kebanyakan, bener2 susah bedain hehe, tp makin akhir makin intense konfliknya, suka bgt! thks anyway

    ReplyDelete
  3. Saya juga mengalami kesulitan dalam menghapal characternya tapi dialog2 bernas para kapten kepada crewnya dan juga concept2 intens para crew untuk bertahan hidup dalam keadaan yang chaotic. Last but not least, jadi lebih bersyukr apapun keadaan kita sekarang ini dibandingkan keadaan kapten dan crewnya..apakah kita akan setangguh mereka sampai sekian tahun di belantara kutub utara?

    ReplyDelete