Sebagai fans berat film horor, gue
tentu hapal dong dengan genre-genre film horor yang ada, terutama
bikinan Amrik. Ternyata para pembuat film di sana nggak perlu
jauh-jauh mencari inspirasi, sebab di sana sudah banyak kasus-kasus
mengerikan di real life yang bisa banget jadi inspirasi film horor.
Sosok-sosok pembunuh berantai yang ikonik di perfilman Hollywood
ternyata terinspirasi oleh tokoh-tokoh nyata yang bener-bener ada.
Bahkan, kadang kejahatan mereka bahkan lebih mengerikan ketimbang
film aslinya. Berikut ini adalah 8 pembunuh berantai yang
menginspirasi (mungkin) film horor favorit kalian.
1. Charles Manson
Membahas Charles Manson mungkin akan
lekat dengan sosoknya sebagai pemimpin cult yang kharismatik, namun
amat kejam. Hanya dalam dua bulan saja pada tahun 1969, dia dan
anggota sektenya sudah melakukan sembilan pembunuhan brutal di Los
Angeles. Kasusnya yang paling terkenal adalah ketika ia dan
pengikutnya menyerbu rumah milik sutradara terkenal Roman Polanski
pada malam hari dan membunuh istrinya, aktris Sharon Tate dan empat
orang tamunya yang kebetulan sedang berkunjung di rumah itu, satu
demi satu. Tragisnya, Sharon saat itu tengah mengandung 8,5 bulan.
Kasus pembunuhan sadis ini
menginspirasi banyak film, dari “The Haunting of Sharon Tate”
(2019) yang dibintangi Hillary Duff hingga salah satu season
“American Horror Story” berjudul “Cult”. Tak hanya itu, kasus
Manson juga menginspirasi sebuah genre baru dalam perfilman horor
Hollywood, yakni “home invasion”. Bayangkan kengerian ketika
rumah kita yang seharusnya memberi rasa aman justru diserbu oleh
pembunuh. Sehingga secara tidak langsung, film-film bertema home
invasion, mulai dari “You're Next”, “Hush”, “The Purge”
yang pertama, hingga “Don't Breathe” (yang terakhir ini merupakan
spin off dimana justru penyusupnya-lah yang dikejar-kejar sang
pemilik rumah) terinspirasi oleh ulah psikopat keji ini.
2. Ted Bundy
Jika psikopat seringkali digambarkan
sebagai sosok yang mengerikan, buruk rupa, dan menakutkan, maka Ted
Bundy berbeda. Jika mendengar namanya, maka publik Amerika akan
membayangkan seorang pria tampan yang kharismatik. Ya, kasus-kasus
pembunuhan yang dilakukan Ted Bundy pada tahun 70-an memang
mengguncang khalayak di Amerika Serikat saat itu. Sosoknya
benar-benar mendobrak stereotip pembunuh berantai kala itu, sebab ia
adalah pemuda yang mempesona dan cerdas, bahkan terlihat “normal”.
Namun fisik luar tak menjamin kondisi
mental seseorang. Pada masa mudanya, Ted Bundy mengalami trauma yang
amat mendalam. Ia lahir diluar nikah, yang menjadikannya sebagai
“aib” yang harus disembunyikan. Ketika remaja, ia shock begitu
mengetahui bahwa ayah dan ibu yang dikenalnya selama ini sesungguhnya
adalah kakek dan neneknya serta kakak perempuannya sebenarnya adalah ibu
kandungnya sendiri.
Akan tetapi peristiwa yang kemudian
mengubahnya menjadi pembunuh berantai adalah ketika ia diputuskan
oleh kekasihnya yang bernama Stephania Brooks saat mereka masih
kuliah. Dendam atas penolakan itu, Bundy mulai mengincar gadis-gadis
yang memiliki fisik dan umur sama dengan Stephanie, kemudian membunuh
mereka. Total, Bundy mengaku telah menghabisi 30 korbannya, namun
banyak yang menduga sebenarnya jumlah korban sesungguhnya jauh lebih
banyak ketimbang itu.
Kisah hidup Bundy sering diangkat ke
layar lebar, salah satu yang terbaru adalah “Extremely Wicked,
Shockingly Vile and Evil” (2019) dimana dia diperankan oleh Zac
Efron. Namun tak hanya itu. Ketika diadili, Bundy sempat kabur dari
penjara dan mendobrak masuk ke dalam rumah persaudaraan (sorority
house) di sebuah kampus di Florida. Di sana ia membunuh dua gadis dan
menyerang dua lainnya. Kisah inilah yang kemudian banyak
menginspirasi film tentang pembunuhan di Sorority House, antara lain
film “Sorority Row” dan serial “Scream Queens”.
3. Danny Rolling
Penulis naskah film “Scream”, yakni
Kevin Williamson mengaku bahwa sosok “Ghostface” terinspirasi
oleh Danny Rolling, seorang pembunuh berantai yang beraksi pada tahun
1990. Ia membunuh satu demi satu lima mahasiswi setelah masuk ke
dalam kediaman mereka. Tak hanya itu, ia juga berusaha membunuh ayah
kandungnya sendiri. Perbuatannya ini membuatnya dihukum mati pada
2006.
Akan tetapi sayang, film Hollywood yang
mengangkat kiprahnya justru tidak menyentuh sama sekali alasan
dibalik kekejamannya. Semenjak kecil, Danny selalu mendapatkan
perlakuan abusive dari ayahnya sendiri yang menjabat sebagai polisi
dalam bentuk penyiksaan verbal maupun fisik. Tak hanya itu, ayahnya
juga kerap menyiksa ibu kandungnya dan adiknya. Tak heran, beranjak
dewasa Danny memiliki perangai kasar dan juga kelainan seksual.
4. Ed Gein
Mungkin tak banyak dari kalian yang
mengenalnya, namun di Amerika, ia adalah salah satu pembunuh berantai
paling terkenal. Ed Gein awalnya adalah anak pemalu dari Wisconsin
yang dibesarkan oleh ibunya yang overprotektif dan juga religius
fanatik. Ia selalu mengajarkan pada Ed bahwa dunia luar amat
berbahaya dan dipenuhi oleh orang-orang jahat. Tak hanya itu, untuk
menjaga anaknya dari “pengaruh dunia luar”, ia membesarkan Ed di
rumah peternakan terpencil yang terisolir dan jauh dari manapun. Ia
juga tak segan-segan menghukum Ed jika anak itu ketahuan berusaha
berteman dengan anak lain. Tak heran, Ed kemudian tumbuh menjadi
sosok psikopat.
Ketika dewasa, ia kemudian membongkar
makam-makam untuk mengambil sisa-sisa jenazah yang kemudian
disimpannya sebagai trofi. Ia bahkan mendekorasi rumahnya dengan
kulit dan tulang yang dibawanya (konon penutup lampu serta sofa
rumahnya terbuat dari kulit manusia). Tak puas dengan hal itu, ia
mulai melancarkan aksi pembunuhan dan membantai dua perempuan. Wajah
salah satu korban kemudian dikuliti dan dipakainya sebagai topeng.
Namun kejahatannya itu tidak membuatnya masuk penjara ataupun dihukum
mati. Karena kondisi jiwanya yang jelas sakit parah, ia kemudian
dikurung di rumah sakit jiwa (asylum) hingga akhir hayatnya.
Aksi psikopatnya menginspirasi tak
hanya satu, namun banyak sosok karakter legendaris dalam film horor.
Mulai dari Norman Bates di “Psycho”, Leatherface di “Texas
Chainsaw Massacre”, Hannibal Lecter di “Silence of The Lambs”,
hingga menginspirasi “American Horror Story: Asylum”. Tak hanya
itu, film-film yang bercerita tentang keluarga “redneck” yang
tinggal di pedalaman Amerika dan menjadi pembunuh berantai juga
terinspirasi atas sosoknya, antara lain film “The Hills Have Eyes”
dan “Houses of 1000 Corpses”.
5. John Wayne Gacy
Mungkin salah satu sosok paling
mengerikan sekaligus tak berperi-kemanusiaan di list ini. Ia
memperkosa, menyiksa, serta membunuh total 33 pemuda yang umurnya
berkisar dari 14-20 tahun. Untuk menarik korbannya, ia berprofesi
sebagai badut bernama “Pogo The Clown”. Yap, kalian tentu tak
susah menarik kesimpulan tokoh apa yang akhirnya terinspirasi
olehnya, yakni badut Pennywise di “It” dan juga Twisty di
“American Horror Story: Cult”.
6. Edmund Kemper
Gue perkenalkan kalian pada Edmund
Kemper, sosok pembunuh berantai yang konon menginspirasi sosok
Michael Myers dalam franchise “Halloween”. Salah satu ciri fisik
yang serupa antara pembunuh berantai ini dengan Michael Myers adalah
tubuhnya yang besar dengan tinggi lebih dari 2 meter. Sama seperti
Michael Myers, Edmund pernah dirawat di rumah sakit jiwa. Namun
bedanya, di kehidupan nyatanya, Edmund tidak pernah kabur dari rumah
sakit jiwa, melainkan (malah lebih tragis menurut gue), dia
dikeluarkan dari sana karena menurut dokternya ia sudah sembuh.
Ironisnya, justru setelah keluar itulah ia memulai aksi sadisnya.
Sama seperti beberapa tokoh di atas,
hal yang melatarbelakangi aksi kejinya adalah penderitaan di masa
lalunya. Semasa kecil, ia dibully oleh saudara perempuannya (bahkan pernah didorong ke depan kereta api yang melaju dan nyaris ditenggelamkan).
Ia dekat dengan ayahnya, namun kemudian orang tuanya bercerai dan
ayahnya memutuskan pergi. Jika itu belum cukup, Edmun kemudian
dibesarkan oleh ibunya yang pemabuk dan kerap menyiksa serta
mengurungnya (ironisnya, kemudian diketahui bahwa ibunya sendiri
melakukan ini semua karena ia menderita penyakit jiwa). Ia kemudian
kabur ke rumah ayahnya, namun di sana ia justru menemukan ayahnya
sudah menikah lagi dan lebih memilih untuk bersama keluarga barunya.
Penolakan itu berujung pada ayahnya mengirimkannya pada kakek dan
neneknya. Tak cukup dengan itu, di sanapun neneknya kerap melontarkan
penyiksaan verbal yang menyakitkan hati.
Pada umur 16 tahun, Edmund akhirnya
muak dan menembak mati kakek dan neneknya sendiri. Kejahatan
pertamanya itulah yang membuatnya dikirim ke rumah sakit jiwa karena
didiagnosis menderita skizofrenia paranoid. Namun pada usia 21 ia
kemudian dilepaskan karena psikiaternya beranggapan bahwa ia bukanlah
seorang sosiopat yang harus dikurung. Justru peristiwa itulah yang
menjadi kesempatan Edmund untuk melampiaskan hasrat haus darahnya.
Selama setahun, antara 1972-1973, ia membunuh lima mahasiswi dan
karirnya sebagai pembunuh berantai diakhiri dengan menghabisi nyawa
ibunya sendiri.
Yang mengejutkan, hingga saat ini
Edmund masih hidup dan menjalani hukumannya di sebuah penjara di
California. Hmmm ... kalo lepas bagaimana ya? Bisa jadi sekuel
“Halloween” kayaknya.
7. Alfredo Balli Trevino
Alkisah, seorang penulis muda bernama
Thomas Harris tengah mengunjungi sebuah penjara di Monterrey untuk
mencari inspirasi novel terbarunya. Ia berencana mencari informasi
tentang Dykes Simmons, seorang pembunuh yang akan dihukum mati. Ia
kemudian bertemu dengan seorang doter di penjara yang pernah merawat
Simmons. Kala itu Simmons memang pernah ditembak saat mencoba kabur.
Ia sempat memiliki kesan baik dengan
dokter yang berbicara dengannya. Ia adalah pria yang sopan dan
cerdas. Baru setelah hendak pergi, barulah ia menyadari bahwa yang ia
ajak bicara sebenarnya bukanlah seorang dokter yang bekerja di
penjara, melainkan seorang psikopat bernama Alfredo Trevino. Ia adalah dokter bedah yang
dipenjara karena membunuh kekasihnya (seorang dokter yang juga
seorang laki-laki) dengan menyayat lehernya dengan pisau bedah, lalu
memutilasinya.
Thomas Harris kemudian menulis novel
best-sellernya berkat pengalaman ini, berjudul “Silence of The
Lambs” yang kemudian diangkat menjadi film layar lebar yang sukses,
salah satu dari sedikit film horor yang meraih Oscar untuk film
terbaik. Dan percakapannya kala itu diabadikan menjadi adegan
terkenal dari film itu, yakni percakapan antara Hannibal Lecter
dengan seorang agen FBI yang diperankan Jodie Foster.
8. The Murder of Lake Bodom
Pada 1960, empat remaja yang tengah
berkemah di Bodom Lake, Finlandia, ditemukan tewas dengan luka
tusukan di tubuh mereka. Tak sulit memang melihat kesamaan antara
kasus ini dengan pembunuhan oleh Jason Vorhees di Crystal Lake dalam
film “Friday The 13th”. Uniknya, tidak seperti kasus-kasus di
atas, pembunuhnya hingga kini tak pernah tertangkap dan kemungkinan
masih berkeliaran.
Bonus: Boston Strangler & BTK
Strangler
“The Boston Strangler” alias Albert
de Salvo membunuh 13 wanita di Boston pada 1960-an dan “BTK (Bind,
Torture, Kill) Strangler” bernama asli Dennis Ryder membunuh 10
wanita di Kansas sepanjang tahun 1974-1991. Keduanya memiliki modus
operandi mirip, yakni mencekik korbannya sehingga mereka disebut
“stragler” atau pencekik. Nah, bisa tebak siapa pembunuh yang
terinspirasi oleh aksi keduanya. Ternyata dia adalah “Telltale
Strangler” di “Spongebob Squarepants”. Bahkan dilihat dari
kumisnya juga mirip hehehe.
Keren bang
ReplyDeletekalo zodiac kak? heeheheh
ReplyDeleteYa ampun tattletale strangler ternyata beneran ada :(((
ReplyDeleteMrinding disko bulu ani saya bang
ReplyDeleteBang dave kok cocok jd pemuda tamvan dengan rantai ������
ReplyDeleteLebih serem ini drpd hantu :(
ReplyDeleteNgefans akutu sama Hannibal Lecter :(
ReplyDeleteNormal ga ya Bang?
Serem ya pembunuh berantai itu apapun modusnya, untung aku cuma modusin kamoeh xixixi
ReplyDeleteMemang, mereka jadi begitu bukan tanpa alasan
ReplyDeleteKeren abis
ReplyDeletePantesan gue berasa Deja Vu, ternyata ini toh Salah satu inspirasi Upin - Ipin
ReplyDelete2. Ted Bundy - kakaknya adalah ibunya = ̄ω ̄=
(Lagi baca-baca posting an Bang Dave, dan sekarang lagi baca "UPIN IPIN: THE DARKEST SECRET - BAB 7)
Nice Easter Egg bang  ̄ε  ̄
Njay masuk akal
Delete