Monday, December 4, 2023

LOVELESS CREATION – CHAPTER 9: THE BLIND IDIOT GOD

 


A LOVECRAFTIAN NOVEL

 

“Dokter, Anda perlu tahu ini.” Suster Frida buru-buru memberitahunya, “Barusan pasien itu menyebut nama 'Cthulhu'!”

Profesor Alghiffari yang saat itu sedang menemui Dokter Chalid langsung menoleh. Di depan mereka, terlihat layar CCTV yang menayangkan semua bagian dari rumah sakit itu, termasuk bangsal dimana anak-anak tidur dan kamar milik Enricho.

“Benarkah? Itu menarik. Dia mengatakan hal lain?”

Frida menggeleng, “Anda tahu kami tak bisa mendengar apa yang dikatakan saudara kembarnya. Hanya dia yang tahu.”

“Siapa pasien itu?” tanya Chalid yang baru kali ini melihat Enricho, “Aku pikir kau hanya menampung anak-anak dengan Sindrom Exogenesis?”

“Ah, dia adalah kasus yang sangat menarik.” Profesor Alghiffari mulai bercerita, “Dia pertama kali datang ke rumah sakit dengan gejala tumor di atas ginjalnya. Namun tak sembarang tumor. Tumor dalam tubuhnya itu memiliki gigi, rambut, bahkan kelopak yang menyembunyikan bola mata yang tak berfungsi di bawahnya.”

“Teratoma?” tanya dokter itu dengan tertarik, “Dia memiliki 'Parasitic Twin' dalam tubuhnya?”

“Diagnosismu tepat sekali. Embrio Enricho sebenarnya memiliki kembaran ketika masih berada dalam perut ibu mereka. Namun entah mengapa, embrio kembarannya itu berhenti berkembang dan justru menyusup masuk ke dalam janin Enricho. Di sana ia berada di tubuhnya hingga Enricho dilahirkan dan tumbuh dewasa, namun dalam keadaan dorman. Baru beberapa bulan terakhir, saudara kembarnya yang parasit itu mulai tumbuh dan menyebabkan sakit pada abdomennya. Namun tak hanya itu, kembaran parasitnya itu juga memiliki kesadaran.”

“Kesadaran?”

“Ya, Enricho mengaku tumor itu mulai berbicara kepadanya, secara telepati. Dia menyuruhnya melakukan hal-hal buruk, membakar sebuah sekolah dengan ratusan siswa di dalamnya, membajak sebuah bus penuh berisi penumpang hingga bus itu terjun ke dalam danau, dan banyak hal-hal kriminal lainnya. Pengadilan tentu saja menganggapnya gila dan tak memasukkannya ke penjara, melainkan mengirimkannya ke tempat kami.”

“Apa kau yakin itu bukan kasus skizofrenia biasa? Hal itu sudah lumrah terjadi, apalagi dia baru saja didiagnosis menderita tumor. Ada kemungkinan stress akibat penyakitnya menjadi pemicu halusinasinya.”

“Namun dia mengucapkan banyak hal-hal menarik. Sebagai contoh, apa kata yang diucapkannya kepada Dokter Aulia barusan, Suster Frida?”

“Radnock Jacin Nathair.” jawab perawat itu. Tanpa sepengetahuan Enricho, Frida sudah mematai-matai setiap perkataan dan tindak tanduknya semenjak ia masuk.

“Astaga,” Chalid menahan napasnya, “Itu nama tiga Older Gods yang tercantum dalam Necronomicon! Bagaimana dia bisa mengetahuinya?”

“Tentu saja fokusku selama ini, memori evolusioner!”

“Pemuda itu memiliki gen memori evolusioner yang aktif? Tapi itu mustahil! Bukankah hanya penderita Sindrom Exogenesis yang memilikinya? Dia lahir secara normal kan? Dia harusnya tak punya gejala-gejala sindrom itu.”

“Bukan Enricho tentu saja, melainkan kembaran parasitnya.”

Dia benar-benar hidup dan berbicara padanya?” dokter itu tidak percaya, “Tapi seharusnya ingatan itu menimbulkan trauma, karena melihat wujud para Older Gods yang pernah mendiami Bumi saja bisa membuat seseorang gila! Apalagi mengingatnya!”

“Dugaanku karena kembaran parasitnya itu tak pernah mengalami interaksi sosial sama sekali dengan siapapun. Dengan kata lain, dia adalah psikopat!”

“Masuk akal, mengingat ia membuat Enricho melakukan hal-hal sadis seperti itu.”

“Dan yang lebih menarik lagi, aku berteori bahwa kembaran parasit sebenarnya memiliki kemampuan All-Seeing!”

All-Seeing? Omniscience? Kemampuan untuk mengetahui semua hal, baik masa lalu, masa sekarang, dan masa depan?”

“Ya, kembaran itu menceritakan banyak hal menarik kepada para dokter kami melalui mulut Enricho. Namun sayang, kami seringkali harus menekan kemampuan All-Seeing itu dengan obat-obatan. Terlalu berbahaya jika kita membiarkan kembarannya yang jahat itu sadar setiap saat. Entah apa yang bisa dilakukannya kepada kita.”

“Lalu kenapa kita masih membutuhkan lima anak itu dan upacara ini, jika kau sudah memiliki Enricho dan kembaran parasitnya? Kita bisa memintanya memberitahu lokasi Cthulhu tanpa menggunakan Necronomicon!”

“Jika saja semudah itu.” profesor itu menghela napas, “Sudah kubilang kembarannya itu bersifat antagonistik. Aku merasa dia menahan informasi penting dari kita supaya kita tetap membiarkannya hidup lebih lama.”

Perhatiannya teralihkan pada Suster Frida, “Apa Dokter Aulia sudah pergi? Aku tak mau dia menyaksikan upacara ini. Hatinya terlalu lembut untuk hal-hal semacam ini.”

Frida menunjukkan gambar Dokter Aulia memanggul tasnya dan berjalan menuju ke parkiran di layar CCTV.

“Huh, aku tahu kenapa kau tetap mempertahankannya di proyek ini, Prof, walaupun dia tak tahu menahu tentang para Older Gods dan Necronomicon,” sindir Chalid, “Dia cantik sekali.”

***

 

“Kenapa Profesor meminta kita memindahkan para Blind Idiot ini malam-malam begini?” keluh Andri, “Apa yang mau dia lakukan?”

Suara geretan roda dari tempat tidur para pasien bergema di lorong rumah sakit itu.

“Mana kutahu, tapi mungkin ada hubungannya dengan kehadiran Dokter Chalid.”

“Apa dia mau membedah mereka malam-malam begini?”

“Entahlah, tapi kau tahu kan Dokter Chalid amat sibuk dan sering pergi ke luar negeri. Mungkin mumpung dia ada di sini, mereka mau melakukan pemeriksaan pada anak-anak ini. Kita turuti saja perintah mereka.”

“Apakah sudah semua?” tanya Suster Frida ketika kedua perawat itu memasukkan dua ranjang terakhir.

“Kurasa sudah. Itu Adit, Elsa, dan Budi. Ini kami mengantarkan Rizky dan Balqis.”

“Kerja kalian bagus,” ujar Frida, “Kurasa setelah malam ini, pekerjaan kalian di rumah sakit ini sudah selesai.”

“Apa? Benarkah?” kedua perawat itu terlihat keheranan.

“Sekarang pergilah. Tunggu kabar dari kami.”

Kedua pemuda itu berbalik penuh tanda tanya.

“Hei,” Ryan menyikut Andri saat berjalan melintasi lorong, “Apa besok orang tua anak-anak itu akan menjemput mereka?”

“Hahaha, mana mungkin! Mereka jelas menaruh anak-anak mereka di sini karena mereka tak mau merawat mereka. Lihat saja, apa pernah orang tua mereka mengunjungi mereka di sini atau menelepon mereka untuk menanyakan keadaan mereka? Tidak pernah kan?”

“Memang sih, mereka sudah dibuang.”

“Dan aku juga nggak kaget jika akhirnya Dokter Chalid membedah mereka dan mengoleksi otak mereka di dalam botol kaca berisi cairan pengawet,” Andri terkikik, “Toh, tidak akan ada yang peduli sama anak-anak Blind Idiot itu!”

***

 

“Ada tiga Older Gods yang masih hidup di Bumi ini menurut Necronomicon. Older Gods yang lain sudah musnah karena kebiasaan kanibalistik mereka.” tanya Dokter Chalid, “Kini yang tersisa adalah Nyarlathotep, Shub-Niggurath, dan Cthulhu. Namun di antara mereka, kenapa Cthulhu yang harus kita undang?”

“Karena dua dewa lainnya bukan pilihan. Shub-Niggurath hanyalah sebuah hutan monster yang tak bisa meninggalkan domain-nya. Sementara Nyarlathotep menyaru dalam wujud manusia dan menyamar di antara kita. Tak ada yang tahu dimana ia sekarang. Lagipula ia satu-satunya Older Gods yang terdampar di dunia kita dan memiliki free will atau kehendak bebas. Entah apa tujuannya, namun ia hanya ingin menyiksa manusia dan membuat mereka menderita. Benar-benar dewa yang sakit jiwa. Sedangkan Cthulhu, dia-lah satu-satunya yang pantas kita sembah sebagai tuhan.”

“Karena Cthulhu yang paling kuat?”

Profesor Alghiffari menyeringai, “Tak juga, masih banyak Outer Gods yang jauh lebih kuat.”

“Outer God? Tunggu … apa bedanya dengan Older Gods?”

“Older Gods adalah sebutan bagi mereka yang telah tiba dan mendiami Bumi ini.” Profesor itu menjelaskan, “Lalu ada pula Outer Gods, tuhan yang bersemayam di sisi lain semesta ini, atau bahkan di luar dimensi ini.”

“Lalu kau bilang mereka jauh lebih kuat? Siapa saja mereka?”

“Buku ini menyebut tentang Dagon yang memakan planet, Yuggoth yang berupa planet raksasa yang hidup, Yog-Shothoth yang ada di balik gerbang, serta 'Dia-Yang-Tak-Boleh-Disebut-Namanya' yang kekuatannya maha dahsyat. Namun hanya Cthulhu yang bisa kita jangkau, karena mereka semua berada di bagian alam semesta yang lain, bahkan ada yang dikurung di luar semesta kita.”

Tunggu ... 'Dia-Yang-Tak-Boleh-Disebut-Namanya'? Siapa itu?”

“Aku heran, kau selama ini ditugasi oleh organisasi kita untuk menjaga Necronomicon. Apa kau sama sekali tak pernah membacanya.”

“Aku terlalu takut. Bukankah kau akan bermimpi tentang makhluk-makhluk mengerikan ini jika kau mengetahui namanya?”

“Hanya jika kau berinisiatif untuk memanggilnya, maka ia akan datang. Perkecualian untuk 'Dia-Yang-Tak-Boleh-Disebut-Namanya', mengetahui namanya saja dapat mengundangnya masuk ke dunia kita dan memicu kiamat besar-besaran. Dia adalah Outer Gods terkuat, bahkan Necronomicon menyebutkan sebagai Outer God yang pertama dan pencipta Outer Gods yang lain.”

“Jadi Buku Necronomicon-pun tak tahu siapa nama sesungguhnya dari 'Dia-Yang-Tak-Boleh-Disebut-Namanya' itu?”

“Hanya inisialnya saja, ZTHTH. Namun tak ada yang tahu cara menyebutkannya dengan benar.”

“Prosesi sudah siap, Tuanku.” ujar Frida, menengahi pembicaraan mereka.

“Baiklah, ambil buku itu!” perintah Profesor Alghiffari kepada Dokter Chalid “Ayo kita lakukan sekarang!”

***

 

“Mengapa Para Dewa lebih menyukai pengorbanan mereka ini?” bisik Frida ketika mereka akan memulai ritual itu, “Apa mereka lebih suka dengan Blind Idiot ketimbang anak biasa?”

Blind Idiot?” tanya Chalid.

“Itu sebutan kami pada anak-anak itu. Kenapa dia lebih menyukai mereka yang cacat mental?”

“Oh, kau salah besar Frida!” Chalid balas berbisik, “Mereka justru memiliki pengetahuan tentang alam semesta yang jauh lebih dalam ketimbang kita. Mereka sudah menyaksikan sejarah dunia sejak kehidupan pertama muncul di Bumi ini hingga sekarang. Itu semua tertanam dalam genetik mereka dan terekam di ingatan mereka. Seandainya kita memiliki All-Seeing, dewa kita akan jauh lebih puas. Namun sayang, kita baru punya satu di sini.”

“Lalu apa yang akan dilakukan Cthulhu begitu kita menemukan dimana dia terpendam dan membangkitkannya?”

“Cthulhu adalah tuhan kita yang sebenarnya, bukan Tuhan palsu yang ditawarkan agama-agama lain di dunia. Cthulhu adalah makhluk abadi dan mengetahui segalanya. Ia juga omnipoten, maha kuasa, dan bisa melakukan segalanya. Termasuk memberikan kita semua yang kita mau.”

“Apakah kita benar-benar harus membunuh mereka” Frida menatap kelima anak itu dengan berkaca-kaca, terutama Elsa. Dia sudah telanjur menganggapnya sebagai anak kandungnya semenjak kematian putrinya sendiri.

“Oh, Frida... Kau tidak menaruh perasaan kasihan pada mereka kan? Bayangkan, jika kita berhasil memanggil Cthulhu, kita bisa memintanya membangkitkan kembali putrimu yang telah meninggal.”

Frida terdiam. Memang itu tujuannya mengikuti cult ini.

“Lihatlah,” bisiknya, “Ritualnya sedang dimulai. Ini akan jadi sangat indah!”

***

 

Cthulhu yang maha suci” Profesor Alghiffari berlutut di tengah-tengah pentagram itu sembari membaca halaman Necronomicon, sementara lima anak terletak di tiap penjurunya, “kami menyembah kepadamu dan memberikan persembahan ini. Tunjukkanlah kepada kami letak kota kunomu yang agung, R'lyeh, sehingga kami dapat pergi ke sana dan membangkitkanmu. Bersama, kita akan ciptakan dunia baru dimana kau akan menguasainya! Terpujilah Cthulhu yang maha besar! Terpujilah darahmu yang agung!”

Ia bersiap menusuk Adit sebagai pengorbanan pertama, tapi seorang pemuda menyerbu masuk dan berusaha menghentikannya.

“STOP!” teriak Enricho. “JANGAN BUNUH ANAK ITU!”

“Apa yang dia lakukan di sini!” seru Profesor Alghiffari murka, “Bukankah kau seharusnya menguncinya di kamar, Frida?”

“A ... aku sudah menguncinya, Tuan!” jawab Frida dengan gugup,

“Aku akan menangkapnya!” ujar Chalid. Namun tiba-tiba Profesor Alghiffari berseru.

“Ri ... ritualnya sudah dimulai!” serunya ketika pentagram di bawahnya menyala dengan warna merah. Angin yang kencang bertiup mengelilingi pentagram, “Ada Older Gods yang datang ke sini, na ... namun ...”

Ia menatap kedua rekannya dengan wajah pucat, “Dia bukan Yang Mulia Cthulhu!”

“Siapa dia?” teriak Chalid.

“Entahlah! Mungkin dia tertarik dengan All-Seeing itu!” teriaknya.

“Di ... dimana anak-anak itu?” tunjuk Frida.

Profesor Alghiffari dengan panik menatap ke bawah. Perawatnya benar. Kelima anak itu telah menghilang.

 

BERSAMBUNG

 

1 comment:

  1. Makin seru aja ceritanya,mantab bang dave

    ReplyDelete