Kesehatan
adalah sesuatu yang bener-bener harus kita jaga dan syukuri. Gue
sadar akan hal itu setelah beberapa peristiwa dalam hidup gue dan
menonton video-video dari channel “Special Books fo Special Kids”
di YouTube (salah satu channel YouTube yang gue rekomendasikan karena
benar-benar membuka mata kita) tentang anak-anak (dan kadang orang
dewasa) dengan berbagai gangguan baik fisik maupun mental. Namun di
luar penampilan mereka yang cukup “menakutkan” ternyata di
dalamnya ada jiwa manusia yang rapuh dan juga sama seperti kita,
membutuhkan kasih sayang dan perhatian.
Namun
sayang, penderita sindrom serta penyakit di bawah ini tak seberuntung
mereka. Hampir semua sindrom ini amat berbahaya, bahkan mampu
membunuh penderitanya begitu dilahirkan. Beberapa mampu bertahan
namun harus menghadapi dunia yang lebih berat akibat deformasi di
wajah dan tubuh mereka. Penyakit-penyakit ini ada yang diturunkan
(genetis) sehingga merupakan takdir yang tak dapat dihindari.
Gue
sengaja nggak memberikan gambar “sungguhan” dari penderita
penyakit dan kelainan genetis ini agar tidak membuat kalian trauma, sebab gue tahu pasti ada yang tidak tahan melihat "body horror" semacam ini. Jika kalian benar-benar tertarik (dan siap) melihat seperti
apa wujud penderitanya, silakan klik link yang gue berikan atau bisa
copas dan googling sendiri nama penyakitnya. Namun gue peringatkan,
apa yang akan kalian akan sangat grafis dan mengundang kengerian,
walau tetap gue tekankan, mereka juga adalah manusia biasa seperti
kita yang punya perasaan pula.
HARLEQUIN
ICHTYOSIS
Pada
September 2018, sebuah rumah sakit di India dikejutkan dengan
lahirnya bayi yang menyerupai “boneka porselen”. Tubuhnya
diliputi lapisan kering bak sisik ikan yang menutupi tubuhnya bak
lempengan. Tepi-tepi lempengan itu membentuk batas-batas serupa
dengan retakan berwarna merah. Sementara mata, mulut, dan telinganya
juga mengalami deformasi yang mengerikan. Usut punya usut, bayi ini
lahir dari ibu muda berusia 20 tahun yang menikahi sepupunya sendiri.
Jika
kalian ingin melihat seperti apa wajah bayi ini, silakan klik link ini.
Apa yang
dialami bayi itu adalah kelainan genetik yang amat langka yang
disebut Harlequin-type ichthyosis. “Harlequin” adalah nama boneka
sedangkan “ichtyo” berarti ikan yang mengacu pada gejalanya
berupa lapisan kulit keras menyerupai “sisik” yang membuat
penampilan bayi terlihat seperti boneka. Lapisan kulit keras ini bisa
menekan dada sehingga mempersulit pernapasan, belum lagi membatasi
gerak kedua lengan dan kaki. Bayi juga akan lebih mudah kena infeksi
yang masuk lewat “retakan-retakan” kulitnya, juga tubuhnya sukar
mengatur suhu tubuhnya serta mudah mengalami dehidrasi. Belum lagi
kebanyakan bayi yang dilahirkan dengan kondisi ini tak memiliki
kelopak mata. Tak heran, hampir tak ada bayi yang selamat jika
dilahirkan dalam kondisi ini
Penyebabnya
adalah mutasi pada gen ABCA12 yang bersifat autosom (gen tubuh) dan
resesif (artinya mudah diturunkan apabila menikah dengan kerabat atau
keluarga sendiri). Hingga ini penyakit ini tak ada obatnya dan hanya
sekitar 1 bayi dari 300.000 kelahiran kemungkinan bisa mengalami
kondisi ini. Kebanyakan bayi penderitanya juga meninggal dalam bulan
pertama dan hanya ada 3 kasus dalam sejarah dimana penderitanya mampu
hidup dalam waktu yang cukup lama.
DIPROSOPUS
Ketika
dilahirkan pada Mei 2014, keluarga Howie langsung tahu putri mereka
tidaklah normal seperti yang mereka harapkan. Bayi perempuan mereka
memiliki satu tubuh dan satu kepala, namun mempunyai dua wajah. Bayi
mereka memiliki dua mata yang amat berjauhan, satu mulut dengan dua
rahang terpisah di dalamnya, dua lidah, dan dua hidung. Mengira anak
mereka kembar dempet, merekapun menamai bayi mereka Faith dan Hope.
Setelah dilahirkan prematur 6 minggu lebih awal, kedua wajah bayi itu
seakan punya kesadaran sendiri, sebab mampu tidur dan menangis dalam
waktu yang berbeda. Setelah 19 hari bertahan, akhirnya bayi tersebut
meninggal.
Berbeda
dengan keyakinan kedua orang tuanya, bayi mereka tidaklah kembar
melainkan mengalami kondisi yang disebut “disproposus” (dari
bahasa Yunani yang berarti “dua wajah”) atau “craniofacial
duplication” atau duplikasi wajah yang sebenarnya amatlah langka.
Bayi mereka sebenarnya berasal dari satu embrio (bukan dari dua
embrio seperti layaknya anak kembar) yang mengalami kelainan gen
penghasil protein SHH. Gen ini bertanggung jawab memberi “bentuk
dan lebar” bagi desain wajah. Jika mengalami kerusakan, gen ini
justru akan “menggandakan” wajah yang dibuatnya.
Walaupun
penyakit genetik ini cukup berbahaya, namun nyatanya ada pula bayi
yang bertahan hidup setelah mengalami kejadian ini. Dan uniknya, tak
hanya manusia, kelainan gen ini juga dialami hewan seperti ayam
hingga kucing.
CYCLOPIA
Pernah
mendengar dongeng Yunani tentang Cyclops, raksasa bermata satu?
Ternyata dongeng itu terinspirasi oleh kondisi genetik langka namun
nyata bernama Cyclopia. Bayi yang dilahirkan dalam kondisi Cyclopia
akan memiliki deformasi wajah, dimana ia hanya memiliki satu mata di
tengah. Tak hanya manusia, kelainan ini juga kerap ditemui pada
hewan-hewan ternak seperti sapi, kuda, babi, hingga ayam.
Tak
seperti kelainan genetik lain di atas, penyakit ini disebabkan oleh
racun yang kemudian akan memicu pelepasan protein yang akan menganggu
tumbuh kembang janin dalam rahim. Cyclopia bisa terjadi apa ibu yang
tengah mengandung mengkonsumsi tanaman beracun yang disebut “corn
lily”. Tak heran jika hewan-hewan ternak juga kerap mengalami
penyakit ini sebab merekapun juga mengonsumsi tanaman tersebut.
Akibat dari racun yang dihasilkan tanaman itu, otak janin yang
seharusnya membelah menjadi dua (menjadi otak kanan dan kiri) akan
tetap menyatu. Akibatnya fatal, janin yang mengalami kelainan ini
umumnya akan mengalami keguguran atau meninggal sesaat setelah
dilahirkan.
PROTEUS
SYNDROME
Dunia
sirkus Eropa pada tahun 1900-an pernah dikejutkan dengan seorang pria
bernama Joseph Merrick yang dijuluki “The Elephant Man” karena
penampilan abnormalnya. Wajahnya sungguhlah tidak proporsional dengan
ukuran tangan yang besar sebelah dan kondisi tubuh yang “melengkung”.
Bentuk yang abnormal ini disebabkan oleh kelainan yang masih
misterius hingga kini, disebut Proteus Syndrome.
Sindrom
yang dinamai sesuai dewa mitologi Yunani ini ditandai dengan
pertumbuhan berlebihan dari kulit, tulang, hingga daging (otot)
sehingga bentuk tubuhnya menjadi tidak proporsional. Yang menakutkan,
bayi yang dilahirkan dengan sindrom ini akan terlahir normal, namun
seiring bertambahnya usia akan muncul tumor pada tulang dan kulit
ketika dewasa, sehingga ukurannya akan membesar dan menjadi tak
nikmat untuk dilihat.
Kelainan
ini sebenarnya tidak terlalu berbahaya bahkan tidak mempengaruhi
intelegensi penderitanya. Akan tetapi bisa dibayangkan isolasi
sosial, ejekan, serta rasa depresi yang akan dialami oleh penderita
sindrom ini. Hingga kini para ilmuwan masih belum sepakat apa
penyebabnya. Ada yang menyebut mutasi gen penyandi enzim AKT1 kinase,
ada pula yang menuduh gen PTEN di kromosom no 10, hingga kelainan
pada kromosom no 16 sebagai biang keladinya.
Hampir
mirip dengan kondisi Proteus Syndrome ini adalah “Cherubism”
dimana penderitanya mengalami kelainan pada tulang rahangnya yang
akan “menggembung” dan menyebabkan deformasi pada wajah. Kelainan
ini disebabkan mutasi pada gen SH3BP2 dan lagi-lagi seperti sindrom
Proteus, baru terindentifikasi ketika penderitanya beranjak paling
tidak usia 7 tahun. Walaupun sindrom ini tak mengakibatkan rasa
sakit, namun penderitanya juga akan mengalami isolasi sosial dan
trauma akibat penampilannya. Bedanya, Cherubism hanya mempengaruhi
bentuk rahan, sedangkan Proteus Syndrome bisa mempengaruhi semua
bagian tubuh.
Foto-fotonya bisa dilihat di sini.
PARASITIC
TWIN
Pada
1895, sebuah koran di Boston menerbitkan artikel tentang Edward
Mordrake, seorang pria yang memiliki dua wajah. Satu wajah normal
berada di depan, sementara satu wajah lain berada di belakangnya.
Kelainan seperti ini mungkin “mengagumkan” pada masanya, namun
pada zaman dimana ilmu kedokteran sudah canggih seperti sekarang,
sudah tak lagi dianggap aneh. Kondisi ini disebut sebagai “parasitic
twin”.
Kasus
ini hampir sama dengan kembar siam, dimana dua tubuh dari bayi kembar
menyatu di salah satu bagian tubuhnya. Kembar parasit diawali dengan
dua embrio kembar yang berkembang dalam rahim. Namun lama-kelamaan,
salah satu embrio terhenti perkembangannya dan akhirnya “terserap”
oleh kembarannya. Karena kembaran yang “terserap” ini tak mampu
hidup sendiri, maka iapun menjadi “parasit” bagi saudara
kembarnya yang dilahirkan utuh. Hal ini agak berbeda dengan kembar
siam yang keduanya mampu dipisahkan dan mampu hidup sendiri-sendiri
melalui operasi pemisahan.
Kembaran
“parasit” ini akan tampil sebagai organ tubuh sisa pada tubuh
kembarannya, ada yang berupa kepala, kaki, hingga separuh tubuh.
Hingga kini masih menjadi kontroversi apakah kembaran yang menjadi
parasit ini sadar ataukah tidak. Melihat wujudnya yang tak utuh dan
hanya berupa “vestigial” saja mungkin mudah berkesimpulan jika ia
tidaklah hidup. Namun organ-organ parasit itu ternyata bisa bergerak
sekehendaknya sendiri tanpa bisa dikendalikan oleh kembarannya, jadi
hal tersebut masih diperdebatkan.
Bersyukurlah kita lahir dengan kondisi yang normal
ReplyDeleteApa cuman gua yg ga berani liat gambar aslinya wkwk
ReplyDeleteyg harlequin paling bkin shock, smoga bayi yg dilahirkan dengan anugrah sperti itu dberikan tempat terbaik amin
ReplyDelete