Wah tak terasa sudah episode ke-6. mgg kmrn kita menyaksikan kl Nathan marah dg Mairi Claire dan meninggalkannya sekelompok hanya dengan Chantel. Nah aku smpt bertanya2, bgmn kedua cew itu bs menghadapi tantangan mrk untuk tggl bersama keluarga Indonesia selama 2 hari. Well, trnyta they’re doing fine.
Untuk tantangan mgg ini, kedua kelompok harus pergi ke Pulau Sumbawa untuk tinggal di perkampungan tradisional. Kelompok Mairi Claire – Chantel ke perkampungan nelayan di Bangin, sementara kelompok Nathan – Lewis – Chloe ke perkampungan Mbawa di daerah pegunungan. Ternyata ada 3 detail tantangan yg harus mrk lalui jika tidak ingin kehilangan 25% bungdet harian mrk, yaitu:
- Tinggal selama 2 hari bersama warga lokal.
- Membaur dg kegiatan sehari2 warga lokal.
- Mengorganisir sebuah pesta untuk menyatakan terima kasih mrk pd penduduk desa.
- Kencan dg cow indo, kl bs penulis blog.
Hehehe, yg terakhir cm becanda ding. Well anyway, yg plg khawatir dg tantangan mgg ini adl Chloe, soalnya dia sudah terbiasa dg gaya hidup mewah dan ragu apakah dia bs tggl di perkampungan yg bersahaja (bhs halusnya bt miskin). Sedangkan Mairi Claire spt biasa menyambut tantangan itu dg gembira, walaupun baru saja patah hati.
Yg pertama tiba di lokasi adl Mairi Claire dan Chantel. Di sana mrk merasa senang sebab mrk lgs disambut oleh anak2 desa. Desa yg mereka kunjungi adl desa terapung, dimana rumah2 di desa tsb dibangun di atas air dan hanya dihubungkan oleh jembatan2 kecil. Di sana kedua gadis itu merasa nyaman dan terkesan dg kebersamaan yg terjalin di antara penduduk desa. Mereka juga membantu menyiapkan makanan untuk acara pemakaman seorg warga desa yg meninggal. Sebelumnya di Lombok, mrk membeli peralatan pesat untuk digunakan dalam tantangan mrk membuat pesta perpisahan (bnr2 penuh persiapan, ini nih tipe cew yg kusuka, halah). Bahkan Mairi Claire mengajari klg kepala desa tarian tradisional Skotlandia.
Sementara itu perjalanan Nathan dkk tdk begitu bgs. Pertama mrk mendapatkan bus yg bau, penginapan yg buruk, dan transport yg mogok. Alhasil mrk menuju desa dg berjalan kaki. Di sana Chloe lgs mengalami ketidaknyamanan krn tggl di sebuah gubug tanpa alas tidur. Disini ia merasa kl warga perempuan dinomorduakan, bahkan justru harus bekerja lebih keras dr para lelaki. Di sana tim Nathan merasakan mandi di sumber air alami, memerah susu kuda liar (hmmm), dan Chloe belajar menenun. Malam harinya, penduduk desa mengadakan pertunjukan tari tradisonal untuk menyambut para pelancong bule kita. Sbg ucapan terima kasih, Chloe mengajari mrk “Mexican Wave”, itu lho gerakan yg biasa dipertunjukkan penonton bola kyk di iklan Sprite. Sebagai ucapan terima kasih jg, Lewis dan Nathan mengadakan pertandingan sepak bola untuk anak2 di desa. Saat pulang, Chloe merasa belajar byk dr tempat ini dan mengatakan kl sebenarnya dia tdk ingin kembali ke “peradaban”.
Kedua kelompok akhirnya bertemu di akhir minggu di kota Bima. Di sana mrk berdua menceritakan pengalaman mereka selama seminggu terakhir. Di pertemuan ini, Chloe terpilih mjd Traveller of the Week. Diumumkan bahwa mgg dpn mrk akan melancong ke Flores dan menghabiskan waktu untuk membantu konservasi atau kegiatan sosial lainnya di sana. Pada saat pemilihan kelompok mgg dpn, Nathan dan Mairi “terpaksa” berduaan dlm satu kelompok, karena Chloe dan Chantel memilih sekelompok dg Lewis. Nah, apa yang akan terjadi dg mrk berdua. Apa mrk akan cakar2an atau mlh rujuk kembali? Atau mrk akan dimakan komodo? Well, kita liat saja mgg dpn.
No comments:
Post a Comment