Sunday, February 12, 2017

SCP PARK: BEAST PROTOCOL – CHAPTER 11

 

SECURE CONTAIN PROTECT VS LEAGUE OF CREEPYPASTA

WHICH SIDE YOU’RE ON?

“Don’t play with the devil. He always cheat.”

– Anonymous

***

“Aku selalu tahu identitas sang seeker sejati. Namun aku tak pernah bisa mendekatinya, karena dia selalu ada melindunginya.”

“Dia?” pikir Quinn, “Siapa yang dia maksud?”

“Namun aku tahu, dia memiliki kaitan dengan SCP sehingga lambat laun anak itu akan muncul di SCP Park ini. Oleh karena itu, aku membiarkan diriku ditangkap ...”

“Apa? Jadi kematianmu saat itu ... bahkan membiarkan kepalamu dimiliki Phoenix ... semua adalah akal-akalanmu untuk menyusup masuk ke fasilitas ini?” Jeff terkejut.

Ia menoleh ke arah Jeff, “Tentu kau tak beranggapan aku semudah itu untuk dikalahkan, bukan?”

Ia kembali menatap Holden yang masih bersembunyi di balik tubuh Zlatan.

“Namun dengan mengorbankanmu, seluruh pengetahuanmu akan kuserap dan tinggal menunggu waktu hingga seluruh objek The Holder berada di tanganku.”

“Jadi benar semua yang dikatakan Zlatan,” Quinn menoleh ke arah Toby dengan marah, “Ini semua rencanamu! Kau menipu kami untuk mendapatkan Holden!”

“Tidak!” bantah Toby dengan cepat, “Aku takkan pernah mengkhianati kalian! Aku sudah berjanji untuk melindungi kalian!”

“Kau selalu melindungi anak kecil, Toby ... sekejam apapun kau, kau masihlah seorang anak kecil jauh di dalam lubuk hatimu ... “

Slenderman menunjuknya, “Karena itu aku tak mungkin menyuruhnya mengorbankannya pada malam Walpurgisnacth. Kau pasti akan menolaknya. Namun aku membutuhkanmu melindunginya dari para SCP ini. Tempat ini terlalu magis bagiku karena berbagai objek SCP yang dapat memblokir kekuatanku. Karena itu aku membutuhkan jasamu ...”

Quinn tersentak. Ia salah. Toby sama sekali tak mengetahui permainan Slenderman. Ia hanya dimanfaatkan.

Jadi ia selama ini tulus melindunginya dan Holden?

“Sudah cukup basa-basinya ...” tubuh Slenderman naik ke atas mereka, diangkat oleh tentakel-tentakel yang menyembur dari dalam tanah, “Kalian para Creepypasta akan kuizinkan hidup sebagai proxy-ku. Namun makhluk-makhluk SCP yang menjijikkan ini ... semua akan kubunuh ...”

“Apakah semudah itu memusnahkan mereka?” sentak seutas suara. Semua orang menoleh ke arah suara itu berasal.

“Siapa di sana? Aku sudah menangkap semuanya!”

Sosok Cain muncul menyeret tubuh bertato milik Abel yang sudah dikalahkannya.

“Apakah kalian memang menganggap semua SCP layak mati?” tanya Cain, “Apa hanya karena mereka berbeda dengan kalian? Lihatlah mereka baik-baik!”

Quinn menatap para SCP yang telah takluk di tangan Slenderman itu satu-persatu. Aneh, baru kali ini ia menyadarinya. Mereka bernapas. Mereka hidup, sama seperti dirinya.

“Apa hanya karena mereka buruk rupa lalu kau bebas menghakimi mereka? Mereka sama seperti kalian. Hanya karena kalian tak sepenuhnya memahami mereka, bukan berarti kalian punya hak untuk melenyapkan mereka.”

“Huh, kau kini berjuang untuk makhluk rendahan seperti mereka?” tunjuk Slenderman, “Kita sama-sama makhluk abadi. Kita bisa menguasai dunia ini, namun kau justru memilih bersembunyi di sini!”

“Mereka bukan makhluk rendahan!” ucap Cain dengan mata tajam, “Mereka adalah temanku!”

“Para Creepypasta ...” Cain melanjutkan pidatonya, “Kalian juga sama seperti SCP ini bukan? Diasingkan? Apa kalian memilih tunduk pada makhluk yang jelas tak lebih baik ketimbang para SCP ini?”

“Diam kau!” Slenderman menjulurkan tentakel-tentakelnya untuk menyerang Cain. Namun tebasan-tebasan pisau dengan cepat menghentikan serangan itu

“Kau?!” ucap Slenderman dengan geram.

Jeff menghunuskan pisau yang tadi ia gunakan untuk memotong tentakel Slenderman demi menyelamatkan Cain.

“Dia ada benarnya! Mereka memang makhluk menjijikkan, namun kau lebih menjijikkan!”

Tiba-tiba Toby memberikan komando, “League of Creepypasta, sekarang!!!”

Langsung saja para anggota League of Creepypasta beraksi. Namun kali ini mereka menggunakan senjata masing-masing untuk memotong tentakel-tentakel yang melilit para karakter SCP untuk membebaskan mereka.

SCP 393 yang masih menggigit kapak milik Toby kemudian memberikannya pada tuannya. Di luar dugaan, Doctor Plague lalu memberikan senjata itu pada pemilik sah-nya.

Toby menerimanya sambil tersenyum. “Terima kasih.”

Ia melepaskan masker dan kaca mata yang selama ini menjadi khasnya, lalu membuangnya begitu saja ke tanah.

“Aku bukan lagi proxy-mu, Slendy!” serunya, memimpin para karakter League of Creepypasta. Di sampingnya, Doctor Plague memimpin para entitas SCP.

“Sekarang bukan lagi Secure Contain Protect versus League of Creepypasta!” ungkapnya, “Sekarang adalah kami semua melawan dirimu!”

***

 

Slenderman tertawa dengan mengerikannya.

“Kalian pikir kalian bisa mengalahkan Tuan kalian sendiri, proxy-proxy-ku?”

Proxy? Aku bukan budakmu!” bantah Jeff.

“Kami juga!” seru Clockwork.

“Kalian selalu menjadi budakku! Memang kalian kira bagaimana kalian bisa menjadi karakter Creepypasta?”

***

 

LIMA TAHUN LALU

“Semua sudah hilang ...” Toby meringkuk di kamarnya. Ayahnya yang alkoholik habis memukulinya; hal yang sama yang ia selalu lakukan tiap kali ia pulang larut malam dalam keadaan mabuk.

“Aku tak memiliki siapa-siapa lagi ... teman-temanku membenciku karena aku berbeda .... Lyra yang menyayangiku kini telah tiada ...”

Toby teringat akan kecelakaan yang merenggut nyawa kakak perempuannya, Lyra. Ia merasa semua itu adalah kesalahannya, karena ia-lah yang mengendarai mobil itu. Seharusnya ia tak melakukannya. Ia masih di bawah umur. Seharusnya ia tak diizinkan mengemudi.

Toby kehilangan semuanya malam itu. Jati dirinya ... kebahagiaannya ... semua lenyap seakan tak pernah ada.

Kini hanya ada penyiksaan yang harus ia hadapi baik di sekolah maupun rumah.

Ia mendengar suara itu lagi, menyuruhnya untuk turun ke lantai bawah dan mengambil kapak.

Iapun menurutinya.

Ia tak punya pilihan lain yang lebih baik. Toh hidupnya sudah hancur.

Toby-pun menuruni tangga dan mengambil kapak yang tersimpan di depan perapian. Di sana ia melihat ayahnya tengah tertidur pulas di depan depan dengan bau minuman keras di sekujur tubuhnya.

“Inilah saatnya, Toby ... lakukanlah ...”

Suara itu terus bergema.

“Lakukanlah ...”

***

 

“Bunuh mereka, Jeff! Mereka tak menyayangimu! Mereka hendak membunuhmu!”

Jeff tiba-tiba teringat suara yang membisikinya saat ia mengintip ke kamar kedua orang tuanya. Hal yang sama terjadi pada para karakter Creepypasta yang lainnya.

“Bunuh orang tuamu, Natalie! Mereka selalu menyakitimu! Mereka berhak mendapatkannya!”

“Bunuh ayahmu, Dina! Ia sudah membunuh ibumu, satu-satunya orang yang menyayangimu! Kau harus membalaskan dendamnya!”

“Bunuh mereka, Sally! Mereka harus merasakan kesakitanmu! Kau harus membuat dunia merasakan penderitaanmu!”

“Bunuh teman-temanmu, Otis! Mereka mambully-mu! Mereka pantas mendapatkannya!”

“Kau ...” ucap Jeff, “Jadi kau-lah selama ini ...”

“Kau yang mendorongku untuk membunuh ...” Clockwork akhirnya mengerti.

“Suara yang kudengar malam itu ... itu berasal darimu!” seru Angel.

“Gara-gara kau kami menjadi seperti ini!” Bloody Painter tak kalah marah.

***

 

Tiba-tiba ingatan Toby kembali ke malam itu, ketika ia mengendarai mobil itu bersama Lyra di sampingnya.

Dimana ia berada? Di sebuah hutan?

Tiba-tiba akar-akar pohon mencuat dari dalam tanah, membelokkan mobil itu, bahkan menjungkirbalikkannya hingga menghantam tanah.

Namun Toby ingat itu bukan akar.

Itu tentakel yang amat panjang.

***

 

“Kau?” air mata mengalir turun di pipi Toby. “Kau yang membunuh kakakku!!!”

“Tentu saja, Toby ...” ucap Slenderman tanpa setitikpun sesal, “Hanya itu satu-satunya cara membuatmu menjadi proxy-ku. Aku selalu tahu kau akan menjadi proxy yang terbaik ...”

“BIADAB KAU!” Toby segera menyerangnya dengan kapak, diikuti semua anggota League of Creepypasta dan SCP. Namun serangan bertubi-tubi itu dilawan Slenderman dengan tentakelnya yang seakan tak pernah habis. Berapa kalipun ditebas, tentakel baru selalu muncul untuk menghadap semua yang menyerangnya.

Zlatan yang menatap pertempuran itu dari bawah hanya berbisik ragu.

“Mustahil,”

Quinn mendengarnya dan menoleh.

“Mustahil mereka bisa mengalahkan Slenderman. Sekalipun mereka bergabung ... Slenderman takkan pernah bisa mati ...”

***

 

Toby menebas tentakel Slenderman. Ia mengincar kepalanya, namun tubuhnya kini menjulang tinggi karena kakinya memanjang. Belum lagi sulit baginya melewati ribuan tentakel ini.

Seutas tentakel berhasil mencekik lehernya, namun Jeff The Killer menebas tentakel itu dan berhasil membebaskannya.

“Setelah aku menyelamatkanmu ...” bisik Jeff, “Akan kubunuh kau!”

“Tapi kita bunuh Slendy dulu!” Toby sepakat.

Cain meninju tentakel Slenderman dengan tangan besinya, sementara Doctor Plague menyuntiknya tentakel yang menyerangnya. Dengan segera tentakel itu mengering. Namun puluhan tentakel lain bertubi-tubi menyerangnya

“Ini takkan berhasil!” seru Bloody Painter sambil menoleh ke arah Angel. “Kau bisa menggunakan pedangmu kan untuk membunuhnya?”

“Bisa kucoba, tapi dia terlalu tinggi!” Angel masih bersusah payah menebas tentakel-tentakel yang menyerangnya, “Dan benda-benda panjang menjijikkan ini mempersulit gerakanku...”

“Bisakah kau mengubah kepala Slenderman menjadi sekantung permen atau semacamnya?” tanya Clockwork kepada Sally di tengah perkelahiannya.

Namun Sally hanya meluncur di antara tentakel-tentakel itu seolah ia sedang bermain seluncuran sambil berteriak, “Yuhuuuuu ... asyiiiiik!!!”

“Kurasa dia hanya suka bermain.” ujar SCP 106 yang bertarung di sampingnya.

“Huh, dasar anak kecil!” tegur Clockwork geram.

“Hei kalian semua!” seru Zlatan dari bawah, “Hanya ada satu cara untuk mengalahkannya! Kalian harus memanggil makhluk yang sama kuat dan jahatnya dengan dirinya!”

“Mana ada makhluk semacam itu!” seru Quinn, “Seluruh SCP sudah ada di sini dan tak ada yang bisa menandinginya!”

“Masih ada satu lagi karakter Creepypasta yang belum muncul! Hanya dia yang bisa mengalahkan Slenderman! Hanya dia!!!”

Quinn terkesiap. Ia tahu benar siapa yang dimaksudkan Zlatan.

“Maksudmu bukan Zalgo kan?”

zalgo

 

TO BE CONTINUED

10 comments: