Monday, January 8, 2024

LOVELESS CREATION: CHAPTER 15 – SAMSON AND THE GALAXY OF DAGON

 



A LOVECRAFTIAN NOVEL

 

“Myxogonus ... kau telah gagal dan harus mendapatkan hukuman!” Raja Micromagnus menghunuskan pedangnya, hendak memenggal kepala pendeta itu.

Namun pengikut pendeta agung itu segera menghunuskan senjata mereka untuk melawan sang raja. Tentara yang berada di pihak raja segera menandinginya dengan mencabut senjata mereka. Melihatnya, Micromagnus-pun segera menurunkan pedangnya dan menyuruh mereka semua untuk mundur.

“Itu bukan kesalahanku! Ada penyusup dengan kekuatan yang dahsyat mengacaukan upacara pengorbanan kami.” jawab pendeta itu.

“Apa yang terjadi dengan Orene sekarang? Dimana putriku?”

“Princess Orene sudah mati.” ujar Myxogonus, “Penyusup itu membunuhnya.”

“Lalu apa yang akan kita lakukan sekarang? Dagon pasti akan ...”

“Hanya ada satu solusi!” tawar pendeta itu, “Korbankan putri Anda yang satunya, Princess Delila.”

“Apa?” raja itu tertunduk di tahtanya dengan wajah pucat, “Aku sudah kehilangan Orene. Masa aku harus kehilangan Delila juga?”

“Tak ada jalan lain, Yang Mulia. Jika tidak, Anda bisa kehilangan seluruh rakyat Anda.” bantahnya, “Apa Anda tidak ingat terakhir kali Dewa Dagon murka ...”

“Ya, ya ... aku tahu!” ujar sang raja marah, “Segera temukan Delila! Bawa dia kepadaku dulu. Juga tangkap penyusup itu dan habisi dia!”

Para prajurit itupun menuruti titahnya dan berangkat mencari sang putri.

***

 

“Apa kau berniat membunuhku?” Delila muncul dari balik tirai, tepat ketika Raja Micromagnus tiba di kamarnya.

“Astaga, Delila! Apa kau baik-baik saja?” ia segera menghampirinya.

“Apa Ayah akan mengorbankanku juga, seperti Ayah hendak membunuh Orene?”

“Ayah tak punya pilihan lain. Lagipula, Orene sendiri yang maju dan bersedia untuk menjadi kurban ...”

“Ya, untuk melindungi aku!” pekik Delila, “Aku tahu seharusnya aku yang menjadi kurban, namun Orene mengajukan diri untuk menyelamatkan nyawaku!”

“Oh. Sayang! Aku tak punya pilihan lain ...”

“Ya, kita punya! Kita bisa mengalahkan Dagon!”

“Apa? Apa yang kau katakan?”

“Samson! Pria berjubah singa itu, dia memiliki teknologi untuk mengalahkan Dagon!”

“Kau bertemu dengannya?”

“Ya, dia berusaha menolong Orene dan ...”

“Apa maksudmu?” potong sang raja, “Dia-lah yang membunuh Orene!”

“A ... apa?” wajah Delila berubah pucat. “Di ... dia tak pernah mengatakan hal itu ...”

“Dengar, Delila! Kita bisa menghentikan ini semua! Jika kita menumbalkannya, mungkin Dewa Dagon akan lebih puas! Toh, dia manusia super menurut ukuran kita. Namun kau harus membuatnya mengatakan rahasia kekuatannya!”

“Ta ... tapi aku tak bisa mengkhianatinya ...”

“Dia yang membunuh kakakmu, Delila! Apa kau tak peduli lagi padanya?”

Perasaan dalam diri putri muda itupun berkecamuk.

***

 

“BRAAAAAK!” prajurit terakhir akhirnya ambruk. Samson menatap puluhan tentara terbaik planet ini yang telah ia bantai. Bukan hal yang susah untuk melakukannya. Teknologi manusia di planet ini masihlah terlalu primitif dan jelas bukan tandingannya.

“Judge Samson!” tiba-tiba hologram dari Judge Deborah muncul di hadapannya.

“Yang Mulia!” ujar Samson, “Saya berhasil menyusup ke dalam. Sepertinya mereka bukan ancaman yang berarti bagi dunia kita.”

“Walaupun begitu orbit mereka makin mendekati planet kita dan diperkirakan akan segera bertabrakan. Kita tak punya pilihan lain selain menghancurkan planet itu. Kau harus segera kembali!”

“Apa? Menghancurkannya?” ucap Samson tak percaya, “Namun ... penduduk di sini ...”

“Bukankah katamu sendiri mereka tak berbahaya? Mereka juga tidak memiliki teknologi berharga untuk dibagi kepada kita. Kepentingan planet kita lebih penting.”

“Berikan saya waktu sehari lagi untuk memeriksa planet ini, Yang Mulia. Mungkin saja saya bisa mengubah orbit planet ini dari dalam. Itu akan menghemat amunisi kita.”

“Baiklah jika itu pendapatmu.” hologram Deborah mulai memudar, “Kau hanya punya waktu sampai esok hari!”

Menghancurkan planet ini?” tanya Samson dalam hati. Ia baru menyadari kekejaman ras-nya sendiri. “Jika mereka melakukannya, maka Delila juga akan mati. Aku tak bisa membiarkannya ...”

Tiba-tiba terdengar jeritan dari belakangnya.

“AAAAAAAA!!!”

Samson segera menoleh. Dilihatnya Delila tengah menatapnya dengan ketakutan.

“Ka ... kau membunuh mereka semua?”

“Untuk membela diri, Delila.” aku berusaha menjelaskan, “Mereka berusaha membunuhku.”

“Kita harus cepat pergi.” ajak gadis itu, “Akan lebih banyak prajurit ayahku yang datang.”

***

 

“Tempat apa ini?” Samson menatap tanaman-tanaman eksotik yang tumbuh di sebuah taman kecil. Tumbuhan-tumbuhan tersebut sepertinya tidak memerlukan cahaya sehingga bisa tumbuh di dalam gua bawah tanah yang gelap itu.

“Taman yang kubuat bersama Orene.” jawab Delila, “Kami mengumpulkan tanaman-tanaman ini dari planet-planet yang kami kunjungi.”

Delila berbalik kepadanya dan tersenyum, “Sekarang katakan, mengapa kau bisa begitu kuat? Apa karena jubah singamu itu?”

“Bukan.” ujarnya, “Jubah ini hanya merupakan adaptasiku untuk bisa bertahan di atmosfer ini. Kekuatanku yang sesungguhnya terletak di ...”

Aku berhenti sejenak.

“Aku tak seharusnya mengatakannya, aku sudah berjanji di hadapan forum para hakim.”

“Para hakim?”

“Ya, kedua belas hakim yang mengendalikan planet kami. Aku termasuk satu di antaranya. Kami memiliki aturan yang tidak boleh kami langgar.”

“Kalau begitu kau tak bisa mengatakan bagaimana cara mengalahkan Dagon?” raut wajah Delila berubah muram.

Aku terhening sejenak, kemudian memutuskan untuk melepaskan tudung kepala singa yang kukenakan di atas kepalaku.

“A ... apa itu? Aneh sekali.” ujar Delila dengan heran, “Rambutmu seperti kabel yang menjuntai dari kepalamu?”

“Karena ini memang bukan rambut sebenarnya, melainkan serat sibernetik yang membantu otak kami.”

“Membantu otak kalian?”

“Planet kami adalah planet yang dingin sehingga evolusi kami berjalan amat lambat. Untuk membantu efisiensi otak kami, kami membangun alat ini untuk mengatur pelepasan hormon yang membuat kami memiliki kekuatan super. Tak hanya itu, kabel ini membuka jalan bagi kami untuk mengingat kembali memori evolusioner kami.”

“Memori apa?” Delila tampak tak paham.

“Sudahlah, terlalu rumit untuk dijelaskan. Kau ingin tahu cara mengalahkan Dagon, bukan? Aku tak pernah melihatnya, namun kaummu pernah. Karena itu, hanya kau yang bisa mengetahui caranya.”

“Bagaimana caranya?”

“Lihatlah sendiri.” Samson melepas salah satu kabel sibernetik dari kepalanya dan menempelkannya ke kepala gadis itu.

“AAAAAAAH!”

Kejadian itu hanya berlangsung sepersekian detik. Samson buru-buru melepasnya karena ia tahu, sepersejuta detik dalam alat itu bisa membawa kembali ingatan kita hingga ke trilyunan tahun yang lalu.

“A ... apa yang barusan kulihat?” napas Delila menjadi tersengal-sengal.

“Sejarah alam semesta ini dimulai sejak penciptaan.” bisik Samson, “Luar biasa bukan?”

“Luar biasa? I ... itu sangat mengerikan!” pekiknya, “Makh ... makhluk apa yang barusan kulihat?”

“Outer Gods? Alat ini bisa membuatmu melihat Outer Gods?” Samson menatapnya tak percaya. “Berarti tata suryamu benar-benar diserang oleh seekor Outer God. Jika begitu, cerita tentang Dagon benar-benar nyata.”

“A ... aku hanya melihat siluetnya ... aku segera memalingkan wajahku begitu hampir menyaksikannya. Ada suara dalam diriku yang mengatakan agar tidak melihatnya dengan mataku, jika tidak aku akan menjadi gila. Namun ukurannya ... ia benar-benar raksasa. Bahkan bintang kami hampir ditelannya ...”

“Kau ingat tentang bintangmu? Berarti kau ingat juga tentang masa lalu planet ini? Katakan, apa namanya? Pengetahuan tentang sejarah planetmu bisa membantu kami agar tidak mengalami nasib sama sepertimu.”

“Pengetahuan dari kami? Apakah hanya itu yang kau inginkan?” Delila menatapnya dengan tajam, “Apa karena itu kau memberikan kabel ini kepadaku?”

“Tidak, Delila. Jangan salah paham.” namun tiba-tiba aku merasa tubuhku mulai mengantuk, “A ... ada apa ini ... “

“Maafkan aku, Samson.” aku sempat melihat wajah Delila sebelum aku memejamkan mataku, “Spora dari tanaman ini ... itu akan membuatmu tertidur pulas ...”

 

BERSAMBUNG

 

 

1 comment: