Kali ini gue bakal membicarakan penulis favorit gue (selaen RL Stine tentunya), yakni Agatha Christie. Agatha Christie adalah penulis terkenal pada masa2 kejayaan novel detektif yang diawali kesuksesan Sherlock Holmes. Banyak yang menjuluki Agatha Christie sebagai “Queen of Crime”. Tapi, seriously, julukan itu kayak men-underestimate kemampuan menulis beliau. Menurut pengalaman gue yang udah membaca sebagian besar karya Agatha Christie, selayaknya ia dijuluki sebagai “Goddess of Mystery”. Buat kalian yang belum pernah membaca karya Agatha Christie .... kasian deh lo. Tapi gue membuat tulisan ini demi kalian kok. Tak hanya mengetahui latar belakang kehidupan si ratu kriminal ini saja, tapi gue akan memperkenalkan beberapa tulisan terbaiknya yang “maut” banget deh. Silakan disimak.
Penulis bernama asli Agatha Mary Clarissa Miller ini lahir pada 15 September 1890 di Torquay, Devon, Inggris. Agatha Christie muda sempat mencicipi getirnya perang dan bekerja sebagai perawat pada Perang Dunia I. Pada Agustus 1914, di tengah perang, Agatha Christie menikah dengan Archibald Christie, seorang tentara angkatan laut. Seusai perang, mereka kembali ke London dimana Agatha Christie meneruskan karir menulisnya.
Awalnya dia kurang sukses dengan buku ciptaannya. Novel pertamanya yang berjudul “Snow Upon the Desert” ditolak melulu oleh penerbit. Namun itu tak membuat Agatha Christie menyerah dan terus memperbaiki kemampuan menulisnya. Pada 1920, akhirnya novel pertamanya yang berjudul “The Mysterious Affair at Styles” akhirnya diterbitkan. Agatha Christie kemudian terkenal berkat dua detektif ciptaannya, yakni Hercule Poirot, seorang detektif Belgia yang eksentrik dan Miss Marple, seorang perawan tua yang gemar memecahkan kasus pembunuhan. Tak banyak yang tahu, namun Agatha Christie juga menulis enam novel romantis di bawah nama samaran Mary Westmancott.
Bak novel detektif sungguhan, kehidupan Agatha Christie juga dipenuhi misteri. Pada 1926, suaminya menuntut cerai karena ia terpikat dengan wanita idaman lain bernama Nancy Steele. Pada 3 Desember 1926, Agatha Christie tiba2 menghilang dari rumahnya, lenyap secara misterius. Polisi kemudian menemukan mobilnya teronggok di tepi jalan, di dekat sebuah danau, dengan barang2nya tertinggal di sana.
Menghilangnya penulis sekaliber Agatha Christie segera menimbulkan kehebohan publik. Berita lenyapnya Agatha Christie langsung muncul sebagai tajuk utama New York Times. Ribuan polisi diturunkan untuk mencarinya, dibantu sekitar 15 ribu relawan, salah satunya adalah Sir Arthur Conan Doyle, penulis Sherlock Holmes. Pada 14 Desember 1926, ia ditemukan dalam kondisi depresi berat di Old Swan Hotel di Yorkshire. Tak heran, pada tahun itu Agatha Christie memang ditimpa tragedi beruntun. Tak hanya suaminya berselingkuh, awal tahun itu ibunda Agatha Christie juga meninggal. Hingga kini, apa yang terjadi pada Agatha Christie dan apa yang ada di benaknya selama 11 hari ia menghilang tetap menjadi misteri. Banyak yang menduga, dengan reputasinya sebagai penulis novel kriminal, Agatha Christie berencana bunuh diri dan memfitnah suaminya sebagai pembunuhnya.
Agatha Christie bercerai tahun 1928 dan memegang hak asuh bagi satu-satunya putrinya, Rosalind. Pada 1930, ia menikah untuk kedua kalinya dengan seorang arkeolog bernama Sir Max Mallowan. Beruntung pernikahan mereka bahagia dan langgeng hingga Christie meninggal pada 1974. Pekerjaan suaminya sebagai arkeolog yang gemar keliling dunia sangat mempengaruhi Agatha Christie dalam menulis novelnya. Beberapa novelnya, seperti “Murder on the Orient Express”, “Murder in Mesopotamia”, “Appointment with Death”, “ Death on the Nile”, dan “They Came to Baghdad” ditulis berdasarkan pengalamannya mengunjungi situs2 arkeologis yang eksotis di Timur Tengah dan Afrika. Salah satu novelnya yang berjudul “Death Comes as the End” bahkan ditulis dengan setting peradaban Mesir Kuno.
Selain sebagai penulis, Agatha Christie juga berprofesi sebagai apoteker dan tahu dengan baik seluk-beluk racun; pengetahuan yang kemudian ia tumpahkan dengan baik pada novelnya. Dalam beberapa novelnya, ia menggambarkan gejala yang muncul akibat keracunan thalium dengan sangat akurat hingga bisa memecahkan kasus pembunuhan yang sesungguhnya. Tapi kepiawaian Agatha Christie dalam menulis ternyata juga membuatnya terlibat masalah. Agen intelejen Inggris, MI5, pernah mencurigainya sebagai mata2 karena keakuratan novelnya yang bertema spionase, “N or M?”.
Agatha Christie meninggal dengan tenang pada 12 Januari 1976 pada usia 85. Sepanjang karirnya, Agatha Christie telah menulis 33 novel dan 54 cerita pendek. Novel terakhirnya yang diterbitkan adalah “Curtain” (diterbitkan setahun sebelum kematiannya) yang entah kebetulan atau tidak, mengisahkan kasus terakhir Hercule Poirot sebelum detektif itu meninggal. Hingga kini, Hercule Poirot adalah satu2nya tokoh rekaan yang mendapatkan kolom obituari (berita duka cita) di halaman depan New York Times.
Walaupun bukan penulis novel detektif pertama, namun pola Agatha Christie dalam memecahkan kasus dalam tiap novelnya seakan-akan sudah menjadi pakem cerita detektif masa kini. Pertama ia akan memperkenalkan beberapa tersangka setelah kasus pembunuhan terjadi sebagai “red herring” atau “pengumpan” untuk dicurigai. Kemudian pada babak terakhir, sang detektif akan mengungkapkan identitas snag pembunuh sebenarnya di depan semua tokohnya secara dramatis. Dan selalu, novel Agatha Christie mengandalkan plot twist berupa sang pelaku yang identitasnya tak pernah disangka-sangka sebelumnya. Karya2 novel seperti ini disebut “whodunnit” dimana kita disuruh menebak siapa pelaku kejahatan sebenarnya.
The Guinness Book of World Records mencatat Agatha Christie sebagai penulis paling laris sepanjang masa. Karya2nya terjual sekitar 2 miliar kopi. Bahkan, karyanya disebut-sebut sebagai buku paling laris sepanjang sejarah duna, hanya berada di belakang Alkitab dan karya2 Shakespeare. Belum lagi novel “And Then There Were None” terjual sekitar 100 juta kopi di seluruh dunia, menjadikannya buku kriminal detektif terlaris di dunia serta salah satu buku terlaris sepanjang masa. Buku “The Murder of Roger Ackroyd” pada 2013 juga ditahbiskan sebagai buku kriminal terbaik sepanjang masa karena plot twist legendarisnya.
Nah, buat kalian yang tertarik degan novel2 Agatha Christie, berikut ini gue kasih recommendation dengan menghitung mundur novel2nya yang terbaik.
4. Buku Catatan Josephine
Novel Agatha Christie ini memang sering masuk ke dalam deretan 10 besar novel Agatha Christie terbaik. Judul aslinya adalah “Crooked House” alias “Rumah Bobrok”, sebuah julukan bagi rumah yang menjadi setting drama misteri karya Agatha Christie ini.
Charles Hayward adalah seorang tentara Inggris sekaligus putra seorang komisaris Scotland Yard yang jatuh hati pada Sophie Leonides, seorang gadis cerdas berdarah Yunani. Setelah perang usai, Charles kembali ke Inggris untuk meminang Sophia menjadi istrinya, namun Sophia ternyata sedang dirundung masalah. Kakeknya, seorang jutawan eksentrik bernama Aristide Leonides telah dibunuh. Seluruh anggota keluarga Aristide menjadi tersangka. Charles pun berusaha membantu Sophie untuk menemukan sang pelaku dengan datang ke “Crooked House” dimana tragedi itu terjadi. Satu-satunya cara untuk memecahkan misteri pembunuhan adalah dengan menemukan buku catatan milik Josephine, adik Sophia, dimana nama sang pembunuh tercantum di dalamnya. Namun ia harus cepat bertindak, karena korban-korban lain mulai berjatuhan.
Sejak awal, cerita ini tampak seperti cerita detektif pada umumnya: para anggota keluarga berkelahi memperebutkan harta warisan dan mereka semua tampaknya memiliki motif untuk membunuh sang korban. Namun kekuatan novel ini tentu terletak pada plot twistnya. Gue berani taruhan, kalian nggak bakal bisa menyangka siapa si pelaku pembunuhan yang sebenarnya. Bahkan gue sudah mencurigai SEMUA tokoh yang ada di dalam novel ini, tapi tetep aja, dugaan gue meleset. Ini benar2 membuktikan kepiawaian Agatha Christie dalam mempermainkan pikiran para pembacanya dan membawa mereka ke arah manapun yang ia mau.
3. Pembunuhan di Malam Natal
Novel ini entah mengapa kurang dihargai oleh para fans Agatha Christie dan jarang sekali disebut-sebut sebagai salah satu novel terbaiknya. Padahal ini adalah salah satu novel favorit gue. Gue udah membaca semua seri buku Agatha Christie sejak SMP dan hanya 3 judul yang hingga kini pelakunya masih melekat erat dalam benak gue, yakni “Pembunuhan di Malam Natal”, “Pembunuhan Roger Ackroyd”, dan “Sepuluh Anak Negro”.
Pada Malam Natal, seorang jutawan kejam bernama Simeon Lee mengundang seluruh keluarganya untuk pesta yang kemudian akan berubah menjadi bencana. Permainan yang ia rancang dengan mengundang anggota-anggota keluarganya yang bermusuhan berakhir dengan kematiannya sendiri. Sang detektif satu nomor satu di Eropa, Hercule Poirot pun menyelidiki tragedi ini dan menemukan bahwa sang pembunuh adalah satu-satunya orang yang tak pernah dicurigai oleh siapapun.
2. Sepuluh Anak Negro
Judul asli novel ini adalah “Ten Little Niggers” dan diubah judulnya menjadi “Ten Little Indians” ketika diterbitkan di Amerika Serikat. Namun kedua judul tersebut dirasa rasial sehingga kita lebih mengenal novel ini dengan judul yang gue rasa lebih sesuai, “And Then There Were None”.
Sepuluh orang yang tak saling mengenal diundang ke sebuah pulau terpencil. Di sana mereka menyadari bahwa masing-masing menyimpan rahasia kelam di masa lalu, rahasia yang kemudian akan mengancam nyawa mereka. Satu demi satu kemudian ditemukan terbunuh secara misterius. Mereka yang tersisa pun menyadari satu kenyataan mengerikan, pembunuhnya adalah salah satu dari mereka! Para tamu saling mencurigai, namun sang pembunuh terus beraksi, hingga tak ada satupun yang tersisa (seperti judul novelnya). Namun bahkan ketika korban ke-sepuluh pun kehilangan nyawanya, jejak kaki terdengar di luar, menandakan sang pembunuh masih berkeliaran.
Cerita ini bisa dibilang merupakan novel bergenre “slasher” pertama, walaupun tak sesadis film2 masa kini. Sekelompok orang yang terisolasi di sebuah lokasi terpencil dan terbunuh satu persatu oleh pembunuh misterius yang ternyata salah satu dari mereka ... yap, novel inilah yang pertama kali mengeksploitasi cerita semacam itu. Novel ini tak diragukan lagi menjadi novel Agatha Christie paling laris dan paling dikenal. Pelakunya tetap saja tak terduga dan trik-nya, walaupun sederhana, sangatlah cerdas.
1. Pembunuhan Atas Roger Ackroyd
Novel berjudul asli “Murder of Roger Ackyord” diakui sebagai novel Agatha Christie terbaik sepanjang masa. Kalian juga pasti akan setuju setelah membaca endingnya.
Novel ini dimulai dengan kematian Mrs. Ferrars, seorang janda yang ditemukan tewas secara misterius. Roger Ackroyd, pria yang seharusna menikahinya, mencurigai kematiannya adalah pembunuhan. Namun sebelum ia sempat mengungkap identitas yang sesungguhnya dari sang pembunuh, ia sudah keburu tewas. Sang detektif terkenal, Hercule Poirot harus menemukan sang pembunuh yang sebenarnya. Identitas sang pelaku yang sesungguhnya hingga kini masih mencengangkan siapapun yang membacanya.
Novel ini dibilang sangat inovatif dan dianggap sebagai “milestone” bagi perkembangan karya2 sastra bertema detektif. Ending novel ini saat itu memicu kontroversi besar, namun merupakan contoh sempurna untuk mengambarkan kejeniusan dan kreativitas Agatha Christie yang bisa dibilang sangat jauh melampaui masanya.
Bagaimana, tertarik membaca novel2 Agatha Christie?
Saya udah baca beberapa novel agatha christie dan emang bagus-bagus. Baru tau kalo beliau apoteker pantes banyak cara pembunuhan yg pake racun di novelnya. Tapi dari 4 judul diatas baru baca yg buku catatan josephine.
ReplyDeletebang kalo mau cari novelnya dimana si
ReplyDeletedi gramedia banyak kali. kan novelnya laris banget jadi selalu dicetak ulang
DeleteDa 1 lg kong yg sll jd dektektif selain hercule ma miss marple..yg tentara ato ex tentara...trus setting ny d pulau gt...lupita sih judul ny...cr in dunk kong :-)
ReplyDeleteHwa... Pengen beli novelnya ah... ^w^)/ kayaknya bakal bagus deh, ya kan ?
ReplyDeletebahas juga rtentang sidney sheldon juga kan dia juga jago misteri.banyak novel karyanya yang aku suka antara lain if tomorrow come,the best laid plan,winmild of the god
ReplyDeletebuset deh ntar para readers gue terjerumus ke lembah nista dong. novel sidney sheldon kan mesumnya parah banget
DeleteAaaaawkwkwk
DeleteIyasih, tp yg Sky Fall g terlalu banyak adegan beringasnya
Pernah baca ntah punya siapa, review tentang penulis cewek, baru ketemu sama cowok di pesawat, eh berbuat yg salah di toilet untuk mengulik informasi, ternyata dia emang terkenal dgn hal2 liar macam itu
Saya paling suka "And then there were none", kuereeeeen abiiiiisssss.ckckck
ReplyDeleteBaru tahu kisah hidupnya Agatha kaya gtu, aku ko ngerasanya buku "Gone Girl" nya Gillian Murphy terisnpirasi ini ya...hihihiiiii...
Gadis yang "menghilang" untuk menjebak suaminya yang berselingkuh..ckckck
^_^
empat besar,
ReplyDeletepesta halloween,
N atau M,
Tirai,
adalah novel agatha cristie favorit saya
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteBagus reviewnya. Thanks.
ReplyDeleteSayang sungguh disayang untuk saya, saya membaca review di blog sebelah dan dengan bodohnya admin blog sebelah (walau mungkin tak beemaksud begitu) men-spoiler pelaku di cerita2 di atas.
Saya sungguh menyesal membacanya, karena saya belum membaca kisah
"Pembunuhan di Malam Natal" dan "Buku Catatan Josephine", walaupun akhirnya saya baca namun tidak ada lagi rasa penasaran di dalamnya, hanya membaca bagaimana metodologinya saja.
Untungnya dua cerita terakhir sudah saya baca sebelum tahu spoilernya.
Sungguh penulis blog harus lebih berhati2 menuliskan review, ingin kelihatan out of the box malah jadi dibenci reader nya.