Disney memang tak bisa dipungkiri
merupakan salah satu brand terbesar di dunia. Tak hanya menciptakan
tokoh-tokoh kartun legendaris seperti Donald Bebek dan Mickey Mouse,
Disney juga memiliki hak cipta bagi franchise bernilai trilyunan
dollar, seperti Winnie The Pooh, Indiana Jones, Pirates of The
Carribean, hingga Star Wars dan yang tak bisa dilupakan, Marvel
Cinematic Universe. Bisa dibilang, bekerja di perusahaan sekelas
Disney adalah jaminan hidup tajir dan sukses. Namun Disney tak selalu
memiliki citra “innocent” seperti film anak-anak yang
diproduksinya. Berikut ini adalah 10 “rahasia gelap” yang
disimpan rapat-rapat Disney dan pastinya akan melunturkan citra
Disney di benak kalian sebagai perusahaan yang ramah dan tak berdosa.
PS: gue pernah membuat postingan serupa
tentang pesan subliminal di film Disney yang bisa kalian lihat disini.
1. Kematian Senantiasa
Menggentayangi Disneyland dan Disney World
Disney memiliki dua theme park di
Amerika, yakni “Disneyland” di California dan “Disney World”
di Florida. Mendengar dua nama tersebut, pasti yang tergambar di
benak kita adalah “the happiest place on earth” yang menjadi
mimpi jutaan anak di dunia untuk mengunjunginya. Namun keduanya
menyimpan rahasia kelam. Faktanya, tak semua anak yang memasuki theme
park tersebut bisa keluar hidup-hidup.
Kasus paling terbaru adalah tewasnya
seorang anak berusia 2 tahun bernama Lane Graves yang dimangsa buaya
saat keluarganya berwisata di Seven Seas Lagoon, sebuah danau buatan
di kompleks Disney World pada 2016. Yap, kalian nggak salah baca,
dimangsa buaya! Ternyata cerita tentang buaya yang berkeliaran di
Disney World bukan hanya urban legend semata. Ini benar-benar
terjadi, Yang jadi pertanyaan menggelitik, kenapa sejak awal Disney
membangun wahana wisata di lokasi yang mereka ketahui digerayangi
oleh ratusan buaya?
Kematian-kematian lainnya melibatkan
wahana dalam Disneyland. Salah satu yang paling terkenal adalah
Insiden Matterhorn ketika seorang bocah tewas setelah terlempar
keluar roller coaster bernama “Matterhorn Bobsleds” pada 1964.
Dua puluh tahun kemudian, tragedi yang sama, bahkan lebih mengerikan
terjadi ketika kepala seorang wanita terpenggal ketika menaiki wahana
ini. Yap, terpenggal!!! Ditambah lagi, tragedi pada tahun 2003
menambah daftar kengerian ketika sebuah roller coaster lain bernama
“Big Thunder Mountain Railroad” yang tengah meluncur tiba-tiba
keluar dari jalurnya dan menyebabkan kematian seorang pria dan 10
penumpang lain luka-luka. Bisa bayangin kan, roller coaster yang
jalurnya udah bener aja sengeri itu, apalagi kalo keretanya lepas
betulan!
Tak hanya kematian yang disengaja,
Disneyland Hotel dan Resort juga menjadi tercatat sebagai salah satu
lokasi favorit untuk mengakhiri hidup. Paling tidak sudah tiga kasus
bunuh diri terjadi di tempat wisata yang seharusnya dipenuhi
keceriaan itu. Selain cerita-cerita di atas, masih banyak lagi
kasus-kasus kematian ataupun kecelakaan mengerikan yang memakan
korban jiwa, salah satu di antaranya adalah ...
2. Kematian Deborah Gail Stone
Deborah Gail Stone adalah salah satu
staff Disney yang bekerja di pertunjukan bernama “American Sings”
sebagai pembawa acara. Sebagai pembawa acara, dia tidak naik ke
panggung karena panggung tersebut merupakan panggung yang dapat
berputar, karena konsep acaranya seperti “carousel” atau komidi
putar. Namun ketika dinding panggung berputar, dia berdiri terlalu
dekat dan akhirnya terjatuh. Tubuhnya remuk ketika ia terhimpit di
bagian dinding yang berputar. Ngerinya, para staff dan penonton yang
kala itu mendengar teriakan Deborah justru menganggapnya sebagai
bagian dari pertunjukan. Peristiwa ini terjadi pada 8 Juli 1974 dan
di YouTube beredar video yang konon mengabadikan momen-momen terakhir
Deborah sebelum ia tewas, walaupun kebenarannya sendiri belum bisa
gue pastikan.
3. Kasus Penyanderaan Bersenjata di
Disneyland
Tak hanya buaya yang menghantui
kompleks Disney World. Negara bagian Florida yang menaungi theme park
tersebut terkenal lemah dalam hal “gun control” dan kondisi itu
juga bisa memicu insiden yang mencekam. Pada 1992, seorang pria
memaksa masuk ke dalam Disney World untuk bertemu mantan kekasihnya.
Ia kemudian menyandera dua staff Disney dengan sebilah senjata api.
Ketika suasana semakin memanas, ia malah mengakhiri hidupnya sendiri
dengan menebakkan senjata itu ke kepalanya.
Kasus penyanderaan kembali terulang
pada 2000 ketika seorang pria, kali ini karena tak puas dengan
masalah perceraian, menyandera anaknya sendiri dan seorang pelayan
wanita di hotel di kompleks Disney World. Bahkan, kali ini sang
penyandera mengaku membawa bom dan mengancam akan meledakkan diri.
Beruntung, kasus ini akhirnya berakhir damai tanpa insiden berdarah.
4. Tragedi River County
River Country adalah water park pertama
milik Disney yang dibuka pada tahun 1976 di Florida. Namun Disney
kini lebih membanggakan Disneyland dan Disney World miliknya
ketimbang River Country, karena jujur saja, Disney mengganggap taman
bermain lawas itu sebagai masa lalunya yang kelam dan tak ingin
mengingatnya. Yap, seperti dua theme park miliknya, River Country
sejak pembangunannya selalu dihantui masalah dan juga dibayangi
kematian. Pada 1980, seorang anak yang berenang di sana tewas karena
terinfeksi penyakit otak yang disebabkan oleh Amoeba air
tawar. Dua kematian beruntun juga terjadi pada 1982 dan 1989.
Akhirnya, Disney berusaha menutup “aib” lamanya dengan menggulung
tikar River Country pada 2001 untuk selamanya.
5. Rahasia Pirates of Carribean
Pirates of Carribean adalah sebuah wahana atraksi bertema bajak laut
yang akhirnya menginspirasi franchise film blockbuster yang
dibintangi Johnny Depp. Namun tahukah kalian, Disney menyimpan
rahasia kelam di dalam wahana ini? Wahana ini menggunakan tengkorak
dan kerangka manusia sungguhan! Setelah hal ini diketahui publik,
Disney kemudian mengganti semua sisa jenazah itu dengan bahan
sintetik. Namun konon, masih ada bagian di dalam wahana tersebut yang
masih menggunakan kerangka asli.
6. Disney Kejam Terhadap Para Pegawainya?
Di dunia modern pekerja tentu dianggap sebagai aset yang harus
dipertahankan, apalagi untuk perusahaan sekelas Disney yang amat
bergantung pada animatornya. Ironisnya, bukannya diperlakukan baik
dengan berbagai bonus dan insentif, Disney malah menindas mereka
dengan berkonspirasi dengan perusahaan animasi lainnya seperti
Dreamswork dan Pixar untuk melakukan politik “anti-poaching”.
Dengan kesepakatan ini, mereka tidak akan menerima animator dari
perusahaan lain apabila animator tersebut berhenti dari pekerjaannya.
Dengan demikian, para animator Disney tak punya pilihan lain selain
tetap bekerja di perusahaan itu.
Lebih kejamnya lagi, Disney kemudian bebas untuk menetapkan upah
serendah mungkin karena tahu animator tersebut tidak akan resign dan
beresiko kehilangan pekerjaan di dunia animasi. Konspirasi kejam ini
akhirnya dibatalkan setelah tuntutan dari para pekerjanya yang merasa
dirugikan dan Disney-pun terpaksa membayar ganti rugi sebesar 100
juta dollar (yang kayaknya nggak ada apa-apanya kalo dibandingin
profit yang mereka dapetin dari Endgame, huh!).
Tak hanya kasus itu yang menunjukkan kekejaman Disney. Disney
bahkan tega menghancurkan karir para aktornya sendiri demi kepuasan
egonya. Pengisi suara “Snow White” dari versi animasinya tahun
1935 dilarang oleh Disney untuk menerima job apapun setelah film
tersebut supaya namanya selalu dikenang “abadi” hanya sebagai
pengisi suara Sang Putri Salju. Yikes!
7. Disney Over-Protektif terhadap Hak Ciptanya
Pertama gue jelasin dulu ya soal aturan hak cipta. Hak cipta suatu
ciptaan bisa kadaluwarsa, tergantung regulasi tiap negara. Semisal
jika hak cipta kadaluarsa setelah 100 tahun, maka karya itu bebas
untuk dipakai siapapun. Karena itulah lagu-lagu klasik, seperti
Beethoven, bebas digunakan dimanapun karena memang hak ciptanya sudah
kadaluarsa.
Konon dengan ketajirannya yang tidak terbendung, Walt Disney terus
berupaya untuk melobi pemerintah Amerika untuk “memperpanjang”
masa kadaluarsa ini. Alasannya, mereka takut kehilangan hak cipta
karakter-karakter ikoniknya seperti Mickey Mouse, Donald Duck, dkk.
Memang sih sekarang sudah nggak ada lagi komik dan film yang
menceritakan mereka, tapi merchandise mereka meraup penghasilan
hingga trilyunan dolar tiap tahunnya. Disney tentu tak rela melepas
begitu saja “tambang emas” mereka ini.
Pada awalnya, hukum yang disusun pada 1909 di Amerika Serikat
menyatakan bahwa hak cipta hanya berlaku 56 tahun. Namun pada 1976,
setelah lobi keras oleh Disney (tentu dengan dibanjiri aliran uang),
Kongres (DPR/MPR-nya sana) kala itu memperpanjang batasnya hingga 75
tahun. Menurut undang-undang itu, hak cipta Mickey Mouse seharusnya
habis pada 2003. Namun pada 1997, Disney kembali “merayu” para
politikus dengan uang kampanye hingga ratusan ribu dollar agar UU itu
kembali diperpanjang hingga 95 tahun! Dengan kata lain, hal cipta
Disney atas karakternya akan habis 2023. Bahkan nggak malu-malu,
Disney menyebut UU sebagai “Mickey Mouse Protection Act”. Memang
ampuh ya kalo uang udah bertindak?
Sikap “over-protektif” Disney ini memang sudah tersebar luas
ke khalayak ramai (soalnya mereka juga nggak menutup-nutupinya),
bahkan bagi beberapa orang udah kebablasan. Contohnya, Disney pernah
menuntut tiga daycare (tempat penitipan anak) karena mereka melukis
dinding taman bermain mereka dengan karakter-karakter Disney tanpa
izin. Hellow ... yang namanya tempat yang banyak anak kecilnya,
semacam daycare, TK, playgroup, dsb kan pastilah banyak gambar-gambar
mural tokoh-tokoh kartun begitu untuk memberi suasana ceria pada
anak-anak. Daycare tersebut akhirnya menghapus mural tersebut, namun
Universal Studios, salah satu pesaing Disney saat itu, “membalas
dendam” dengan mengizinkan daycare tersebut membuat mural dengan
karakter mereka, antara lain The Flintstones dan Scooby Doo secara
GRATIS. Ouch!
8. Disney World Adalah Surga Pedofil?
Tak hanya jadi surga untuk anak-anak kecil, taman bermain ini juga
ternyata menjadi surga bagi para pedofil untuk mencari koleksi
“lolita-lolitanya”. Fakta terbaru mengungkapkan bahwa sudah ada
total 35 pekerja Disneyland yang tertangkap polisi karena skandal
seks dengan anak di bawah umur. Wah, parah ya? Udah rawan kecelakaan,
masih ketemu pedobear lagi. Ini sangat ironis mengingat biaya masuk
Disneyland mencapai 150-300 dollar (2,25 – 4,5 juta IDR) dimana
dengan nominal setinggi itu harusnya sudah bisa menjamin keamanan
para pengunjungnya.
9. “Sexy Killer” ala Disney
Seperti film dokumenter “Sexy Killer” yang bikin heboh karena
mengungkap borok industri batu bara di negeri ini, Disney juga punya
film dokumenter (well, bukan bikinan mereka sendiri sih) yang
mengungkap sisi gelap mereka. Dua film yang mengorek kebobrokan
Disney ini adalah “Escape From Tomorrow” dan “Florida
Projects”. Namun Disney sama sekali tak berusaha menuntut pembuat
kedua film tersebut untuk menghindari publikasi lebih jauh. Mungkin
cukup dengan skala 57% di Rotten Tomatoes? Hmmm ....
10. Walt Disney Pro Nazi?
Membayangkan Walt Disney mungkin di benak kita akan tergambar
sosok kebapakan yang ceria dan ramah serta baik hati seperti
kartun-kartunnya yang menghangatkan hati. Eits ... ternyata tidak
menurut orang-orang terdekatnya! Walt Disney konon disebut-sebut
sebagai sosok yang narsistik, anti-semitik (benci dengan kaum
Yahudi), rasis, dan seksis. Disebut narsis karena, well ... lihat
saja cara dia melindungi hak ciptanya. Disebut anti-semitik karena
Disney disebut-sebut dekat dengan tokoh Nazi bahkan terkenal sebagai
pro-Nazi. Dia bahkan memperkerjakan ex-Nazi bernama Wehner von Braun
(dari namanya aja udah mirip agen Hydra!) untuk merancang Disneyland.
Disebut rasis sebab bisa dibuktikan lewat karya-karya awalnya
semisal “Song of The South” yang amat men-stereotipkan kaum kulit
hitam. Disebut seksis karena ia dikenal tak mau memperkerjakan
animator perempuan. Belum lagi ia dikenal suka menindas pegawainya
sendiri dan melarang mereka ikut Serikat Buruh. Haduh ....
BONUS
Walt Disney Adalah Plagiat!
Dan sebagai pamungkas, gue akan mengungkit salah satu skandalnya
yang menurut gue paling memalukan, yakni Disney pernah menjiplak
“Kimba The White Lion” karya Osamu Tezuka untuk dijadikan ....
The Lion King!
Buat kalian yang masih awam dan nggak tahu siapa Osamu Tezuka itu
... well, excuse me! Osamu Tezuka yang juga pencipta Astro Boy ini
adalah mangaka legendaris yang dijuluki sebagai THE GOD OF MANGA! Osamu membuat Kimba pada tahun 1965 dan setelah kematiannya pada 1989, barulah pihak Disney memulai proses produksi film "merekea" yakni "The Lion King". Konon, ahli waris Osamu Tezuka nggak berniat menuntut Disney (walaupun kemiripan
kedua karya tersebut tak terbantahkan lagi) karena Disney memiliki
“pengacara-pengacara terbaik di dunia”. Well, now you know the
truth.
bang maaf nih tapi....Wehner von braun itu chief NASA dia itu anti NAZI (orang jerman)
ReplyDeletekan gue nulis dia sebagai "ex-NAZI" dan kenyataannya emg dia pernah kerja untuk NAZI kan, bahkan nyiptain roket untuk Hitler
DeleteDemen banget yg kayak gini, lanjutkan bg!
ReplyDeleteHahaha dr dl mah dh tau, dn jgn lupa ttg franchise mreka yg kerja sama dg Marvel, menyisipkan alegori alegori di film2 mreka yang ditonton kebanyakan ditonton anak2 pecinta superhero dlm hal ini Marvel, promosi LGBT di film yg di tonton anak
ReplyDeletealah itu mah ga cuman disney, tapi kebanyakan film hollywood udah begitu, nampilin karakter LGBT soalnya lagi panas2nya isu SJW
DeleteKnp ane lbh menekankan ke Disney, krn Disney itu menyasar anak2 sbgai pasar nya
DeleteGw rasa Disney udh kehilangan rasa "sentuhannya". Buktinya dari semua film remake Disney yang gw tonton, gw sama sekali gk merasa nuansa nostalgia ala Disney.
ReplyDeleteemang bener banget ... soalnya sekarang mereka cuman ngejar profit hiks
Deleteuniversal studio >>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>> disney world
ReplyDeleteBlognya bagus banget dari segi artikel. Pastikan buat admin untuk selalu update ya
ReplyDeleteadakah rahasia gelap Dufan?
ReplyDeleteGelap terowongan airnya
Delete