KANTOR BERITA ONLINE “PROVOCATIVE”, JAKARTA (2020)
“FINAL GIRL adalah istilah bagi sebuah plot klise dalam film-film
horor.” reporter wanita itu melaporkan di depan sebuah green screen di studionya.
“Setiap film horor biasanya memiliki seorang protagonis wanita yang berhasil bertahan hidup hingga akhir film. Tokoh ini disebut sebagai 'Final Girl' atau 'Gadis Terakhir'. Saya sendiri lebih suka menyebutnya sebagai 'Puan Pamungkas' dan kenyataannya, tokoh-tokoh ini memang benar-benar ada dalam kehidupan nyata.”
Green screen di belakang reporter itu kemudian menampilkan sebuah panorama
danau yang terlihat kelam. Mungkin karena filter grayscale yang berhasil mengilusikan danau yang aslinya indah itu
menjadi menyeramkan.
“Tiga tahun lalu, di danau yang disebut Telaga Angker ini, pembunuhan
berantai menimpa para penghuni sebuah resort. Sang pembunuh menyamar menjadi
sosok dalam urban legend yang bangkit dari danau untuk membalas dendam.
Peristiwa ini hanya meninggalkan satu korban selamat; seorang gadis.”
Gambar kemudian berganti dengan
garis-garis polisi kuning yang menutup sebuah rumah yang hampir ludes terbakar.
“Pemirsa juga pasti masih ingat dengan kejadian tahun 2015 yang
lalu, dimana 'Kost Dara', sebuah ‘sorority house’ yang terletak di tengah kota
Yogyakarta menjadi saksi bisu pembantaian yang menimpa para gadis yang
mendiaminya. Satu orang gadis penghuninya juga berhasil selamat dari peristiwa
ini.”
Layar hijau itu beralih ke
sebuah tayangan dari atas sebuah helikopter yang meliput kebakaran sebuah
hutan.
“Dua tahun lalu, kejadian di Rawa Pati mengejutkan seantero
Nusantara ketika sekelompok pecinta alam menjadi korban keganasan dari keluarga
kanibal yang disebut-sebut tinggal di pedalaman hutan tersebut. Hanya ada satu
saksi mata, seorang gadis, yang berhasil bertahan hidup dari peristiwa
tersebut.”
Gambar berubah kembali menjadi
situasi panik yang terekam dari sebuah kamera video amatir, dengan suara sirine
ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang meraung-raung di belakangnya.
“Tahun lalu, acara Prom Night sebuah SMA juga menjelma menjadi
petaka ketika salah satu murid yang merayakan pesta kelulusan itu tiba-tiba
mengamuk dan menghabisi nyawa teman-temannya. Yang selamat dari kejadian itu
hanya satu orang gadis saja.”
“Dan terakhir,” terpampang
gambar sebuah tebing dengan latar belakang lautan biru yang amat indah. Namun, drone yang melayang di atasnya menangkap
gambar sebuah bus yang terbalik dan terbakar, dengan beberapa mayat terlihat
tersangkut di tebing dan yang lain mengapung dan dipermainkan deburan
ombak. Gambar mayat-mayat itu tentu saja telah disensor.
“Pada 2018, tragedi mengerikan menimpa sebuah bus darmawisata
penuh anak-anak remaja yang meluncur tak terkendali, menabrak pembatas jalan,
dan terguling dari sebuah tebing di Bali. Bak suatu keajaiban, empat orang berhasil
menyelamatkan diri dari bus naas tersebut. Namun secara misterius, mereka
kemudian satu demi satu tewas secara menggenaskan, bak dikejar oleh takdir
mereka, dengan hanya menyisakan satu penyintas. Berbeda dengan kasus lainnya,
satu-satunya yang selamat dari peristiwa ini adalah seorang laki-laki.”
“Kelima kejadian yang cukup
mengguncang publik ini meninggalkan pertanyaan-pertanyaan bagi kita,” kamera
kembali beralih pada sang presenter, “Apa yang terjadi dengan para survivor itu? Bagaimanakah perasaan
mereka? Bagaimana mereka melewati hari-hari mereka dengan trauma mereka sebagai
puan pamungkas? Adakah rasa bersalah, penyesalan, bahkan dendam pada sang
pembunuh?”
Kamera kemudian mengakhiri
siaran itu dengan close up wajah sang
reporter wanita itu.
“Saya Amelia Suci akan
memberikan laporan eksklusif tentang para puan pamungkas ini!”
BERSAMBUNG
Puan ........ to the bone
ReplyDelete