KRISIS KOBALT
NB: cerita ini adalah fan fiction
Gundala dari komik yang pernah terkenal pada era 80-an. Saya tak memegang hak
cipta atas tokoh ini.
Awang
masih menyetrika ketika siaran televisi menayangkan breaking news.
“Wah
ada apa ini heboh sekali?” ujar Yoga yang sedang menikmati snack di depan televisi.
Awang
sendiri tak begitu tertarik. Sejak Sancaka menghilang tiba-tiba, Awang sangat
terpukul. Ia melakukan berbagai cara untuk mencarinya, mulai dari menyebar
poster bahkan melapor pada polisi. Namun tak ada hasil apapun.
Esthy
jauh lebih terpukul ketimbang dirinya.
Perlu
waktu bagi Awang untuk menghibur dan menenangkannya. Ia hanya mengatakan bahwa
Sancaka mungkin pergi untuk menenangkan diri dan mencari tahu siapa orang tua
kandungnya (toh dia baru tahu kalau dia anak angkat). Awang tak mungkin
mengatakan Sancaka tiba-tiba menghilang setelah berubah menjadi ....
“Waaaaah!
Apa itu?!” terdengar suara heboh yang menarik perhatian anak-anak kost lain.
Awang menghentikan kegiatannya dan mematikan setrikanya.
“Ada
apa sih?” rasa penasaran akhirnya menghinggapi Awang.
“Lihat!”
tunjuk Yoga, “Ada UFO tertangkap kamera!”
Awang
segera bergegas menuju ke depan televisi.
“Rekaman
ini diperoleh baru saja dari tim peneliti Selandia Baru yang bertugas di
Antartika. Pesawat raksasa misterius muncul dan mengeluarkan sinar, seakan
mengambil sesuatu dari dalam es di Antartika. Badan keamanan PBB sedang
mendiskusikan untuk mengirimkan pesawat militer ke lokasi tersebut. Namun
mengingat jauhnya lokasi penampakan UFO ini dari pangkalan militer di Australia
...”
“Wah,
kau percaya ini, Awang” Yoga menoleh ke arahnya. “Ada alie—“
“Lho?
Awang?” ia heran melihat pemuda itu tak lagi berada di ruangan itu.
***
Seumur
hidupnya Godam tak pernah memaksakan dirinya sejauh ini. Ia adalah seorang
superhero, namun ia tak pernah mendorong dirinya hingga mencapai batas
kemampuannya. Ia baru saja terbang sejauh ribuan kilometer dari Jawa menuju ke
Antartika (bahkan sempat dikejar oleh jet tempur Australia ketika mencapai
wilayah udara mereka). Apalagi Godam harus melesat secepat mungkin. Namun pada
akhirnya ia berhasil melakukannya.
UFO di
depannya jauh lebih besar ketimbang yang ia lihat di televisi. Berbentuk
piringan besar, benda itu mengeluarkan sinar yang mengekstrak logam jenis
tertentu dari dalam es. Retakan es menjalan makin besar, bahkan memecahkan
gunung es menjadi beberapa bagian. Sebuah gunung es runtuh, menimbulkan luapan
air dan tsunami kecil yang mengaduk-aduk lautan bak sendok di semangkok sup.
Godam
memutari benda itu. Ia merasakan tak ada tanda-tanda kehidupan sedikitpun di
pesawat ini. Apakah benda ini dijalankan menggunakan sistem autopilot? Darimana asalnya?
Godam
tak memiliki waktu untuk bertanya-tanya. Apapun benda ini dan tujuannya hadir
di sini, ia tak mau mengambil resiko. Ia segera mengeluarkan palunya dan
menghantamkannya sekuat tenaga ke UFO tersebut.
Sukar
dipercaya. UFO tersebut hanya bergeser beberapa inci saja. Pukulannya
menyebabkan UFO tersebut penyok, namun dindingnya dengan segera pulih seperti
sediakala, licin seperti sekaleng aluminium.
“Apa-apaan
ini?” Godam tak habis pikir.
Ia
memukulkan palunya kembali. Namun hasil yang sama terjadi. Benda itu penyok
sejenak, hanya untuk kembali ke wujudnya yang semula.
Apapun
yang ia lakukan, rasanya tak berpengaruh sedikitpun pada benda ini.
Godam
mulai memancarkan cahaya dari cincinnya. Ia menyorotkan sinar laser yang
langsung membakar benda itu. Tampaknya UFO itu merasa terancam dan menyalakan
sistem keamanannya. Benda itu langsung mengarahkan senapannya ke Godam dan
menembaknya bertubi-tubi.
Godam
melesat dengan gesit, berusaha menghindari peluru-peluru. Beberapa serangan
jatuh ke sebongkah gunung es dan langsung meledakkannya serta
menenggelamkannya.
“Wah
dahsyat juga!” pikir Godam, “Aku tak boleh lengah!”
Ia
menghajarkan palunya kembali ke arah benda itu. Namun kali ini, tenaga yang
terkumpul ke permukaan UFO itu justru dipantulkan kembali ke penyerangnya
sehingga Godam langsung terhantam dan mendarat dengan keras di atas daratan es.
Retak-retak
berbentuk jaring laba-laba langsung terlihat dimana ia mendarat dengan
kesakitan.
“Sial!
Bagaimana mengalahkan benda itu?”
Tiba-tiba
ia melihat semua senjata di UFO itu kini diarahkan ke dirinya. Godam segera
melesat ke angkasa sebelum tembakan-tembakan memberondongnya. Ketika serbuan
itu selesai, hanya tertinggal kawah raksasa di permukaan es tersebut.
Godam
hanya bisa menatap tak percaya ketika semua senapan di pesawat luar angkasa itu
kembali terarah kepadanya yang tengah melayang di langit.
“Sial!
Bagaimana aku bisa lari dari benda ini?”
Tiba-tiba
pesawat itu meledak dengan sendirinya sebelum sempat menyerang Godam secara
membabi buta.
Tidak, bukan meledak sendiri, pikir Godam.
Ia diserang.
Tapi oleh apa?
Ia
melihat dari kejauhan dan tampak sebuah siluet, hampir tak terlihat karena
gerakannya yang amat cepat.
Siluet
itu tengah mempreteli bagian-bagian UFO tersebut, ah tidak, ia sedang
memotong-motongnya.
Akhirnya
ia bisa melihat senjata apa yang sosok itu pakai.
Sepasang
sayap menyerupai sayap burung, menyobek-nyobek kapal itu tanpa ampun.
Bagian-bagian kapal itu yang terpotong jatuh menghantam gunung es di bawahnya.
Tiba-tiba
sosok itu berhenti di udara, seolah sedang mengambil ancang-ancang. Kedua
sayapnya membuka dan tiba-tiba muncul pancaran sinar yang teramat kuat. Godam
sampai menutup matanya karena silau.
Sinar
itu diikuti suara ledakan yang amat dahsyat. Godam sampai harus berlindung di
balik jubahnya. Begitu ia membuka mata, ia sudah melihat UFO itu hancur
berkeping-keping dan bagian-bagiannya sudah terlontar ke arah laut, tenggelam.
Sosok
bersayap itu tak lagi ada di sana.
Siapa dia?
Apa ada superhero lain yang
berada di Bumi?
TO BE CONTINUED
Bang, boleh bikinin artikel tentang anti gravitasi dari sayap kumbang? Serius menarik bgt, coba deh cari di YouTube
ReplyDeleteBikin artikel di karyakarsa juga boleh, disini juga boleh, hehehe
Tetap Semangat ya Bang Dave.
ReplyDeleteDari jaman gua smp sampe lulus kuliah😁👌
ReplyDelete