Sunday, April 21, 2013

BAWA AKU KE GLODOK: JALAN-JALAN YUK KE PECINAN

 

Photo-0186

Ingat Glodok jadi ingat ama barang2 elektronik murah. Eit, nggak cuma toko elektronik aja lho (kalo beli di sini jangan lupa cek harga di toko sebelah hehehe). Di Glodok juga ada Pecinan yang menyimpan sejarah. Dan yang lebih penting dari itu buatku, di sana juga ada gereja bersejarah Maria de Fatima atau yang oleh warga sekitar disebut gereja Toasebio, Gereja ini sangat unik, sebab bangunannya lebih menyerupai kelenteng daripada gereja. Nah, kebetulan pas hari ultahku aku berniat merayakannya dengan mengikuti misa di gereja tersebut. Yuk ikuti cerita jalan2ku kali ini.

Sabtu siang seusai pulang kerja , aku langsung meluncur ke Glodok naek busway. Sebelum jalan2 beneran ke Glodok hari Minggunya sekalian ikut misa, aku kepengen survey dulu dimana letak gerejanya biar nggak kesasar (bisa gawat entar kalo pas hari-H telat misa gara2 nyasar). Setelah transit di Harmoni, aku langsung naik busway jurusan KOTA (itu lho yang gandeng nggak jelas bus-nya). Di sana tinggal turun di Halte Glodok yang jaraknya cuma 3 halte ama Harmoni. Haltenya bagus lho, luas banget. Ini dia haltenya.

Photo-0127

Bagus ya, jauh lebih bagusan daripada halte yang ini.

Photo-0493

Gosh, I really hate that place ##tau kan itu dimana##

Balik ke acara jalan2 ke Pecinan. Cara termudah menuju Pecinan adalah berjalan ke arah Pasar Glodok lalu belok ke kiri. Di gang kedua sebelah kiri kita akan menemukan kawasan Petak Sembilan yang terkenal. Ini dia suasananya di sore hari.

Photo-0128   Photo-0129

Wah, banyak banget lampion merah bergelantungan. Aku jadi mikir, pasti seru banget ya kalo jalan2 ke Pecinannya pas Tahun Baru Imlek, pasti suasananya lebih meriah dari ini. Petak Sembilan ini mirip pasar. Tapi tau lah yang namanya pasar tradisional di Indonesia (Jakarta lagi), yah agak kumuh2 gimana gitu. Kalo jalan2 di Pecinan, ada satu yang wajib dibeli, yaitu manisan. Dan emang bener sih manisan di sini mak-nyus banget (aku beli yang manisan buah). Kapan2 pengen juga nyicipin manisan basahnya.

Balik lagi ke acara jalan2nya, keesokan paginya aku lalu melanjutkan misiku untuk mengikuti misa di Gereja Santa Maria de Fatima. Udah menjadi keinginanku untuk mengunjungi (atau at least melihat dengan mata sendiri,) keindahan gereja2 bersejarah yang ada di Indonesia. Mumpung di Jakarta ada banyak gereja bersejarah, aku jadi kepengen menyambanginya satu-persatu. Nah setelah sukses mengunjungi Katedral dan gereja St. Theresia, target berikutnya adalah gereja Maria de Fatima ini. Gereja ini cukup bersejarah sebab dibangun pada tahun 1954. Keunikan lainnya adalah arsitekturnya yang sangat khas Cina.

Begitu tiba di pintu masuk, kita akan langsung disambut dengan partisi bergaya Chinese ini.

Photo-0158

Heran ya kenapa di pintu masuk gereja dikasih partisi seperti ini. Mungkin untuk menjaga privasi para umat yang beribadah di dalamnya. Atau mungkin aja ini ada hubungannya ama feng shui, tapi nggak tau juga sih.

Begitu masuk, bagian dalamnya juga mirip kelenteng, cuma diisi kursi2 seperti gereja pada umumnya. Aku bisa bilang bahwa altar gereja ini mungkin adalah altar terindah yang pernah aku lihat seumur hidupku.

Photo-0138

Dan ini mimbar untuk membaca Alkitab.

Photo-0137

Oya, pas aku misa di sini, aku sempat longok2 sekitarku dan baru nyadar, “Waduh, kayaknya cuman aku doang nih orang Jawa di sini.” Hahaha ya iyalah namanya juga gereja di dalam kawasan Pecinan. Secara gitu. Agak nggak enak juga sih, tapi biarin lah. Kan yang namanya Katolik tetep satu mau apapun suku dan warna kulitnya (tapi nggak pede juga soalnya aku item sendiri di sana hehehe). Apalagi kalo dah ngomongin orang Indonesia, nggak ada bedanya mau suku atau agamanya apa, tetap aja satu nusa, bangsa, dan bahasa hahaha (sok patriotis).

Setelah mengikuti misa, akupun melancarkan aksi foto2. Detail gereja ini sangat bergaya Cina dan dominan warna merah dimana-mana.

Photo-0157   Photo-0160

Ini nih salah satu keunikan gereja ini. Pintu masuk gereja ini diapit oleh patung dua ekor singa yang biasanya ada di kelenteng, tapi tak jauh terlihat juga gua Maria yang khas Katolik banget.

Photo-0154

Oya ada alasan kenapa gereja ini diberi nama gereja Maria de Fatima. Soalnya gereja ini dibangun untuk memperingati peristiwa penampakan Bunda Maria di kota Fatima, Portugal pada 1917 kepada 3 orang anak, Lucia, Jacinta, dan Fransisco. Oya ada yang unik lagi lho. Tau nggak arti nama Fatima? Yap, Fatima adalah nama putri dari Nabi Muhammad. Nggak tahu juga sih kenapa kota di Portugal bisa dikasi nama putri Nabi Muhammad. Mungkin ada hubungannya dengan sejarah dulu umat Muslim pernah menguasai Spanyol pada abad ke-8 hingga abad ke-15. Hmm unik banget kan?

Dan inilah sekilas tampak depan gereja Maria de Fatima. Rame banget soalnya sehabis misa biasanya para umat saling bercengekerama dulu sebelum pulang.

Photo-0163

Photo-0165

Tak jauh dari gereja, aku melihat sebuah kelenteng kecil ini. Aku suka banget dengan tempat ibadah yang satu ini soalnya penuh warna-warna yang indah.

Photo-0168

Masih terdapat di satu jalan dengan gereja Maria de Fatima, yaitu di Jalan Kemenangan 3, terdapat kelenteng besar ini, yaitu Wihara Dharma Bakti. Aku sempat foto2 juga namun nggak lama2 soalnya takut mengganggu umat yang beribadah di sini. Oya kalo kalian ingin memfoto suasana kelenteng, aku saranin pas sore aja, soalnya banyak dupa2 dan lampion yang dinyalain, sehingga suasananya terkesan romantis hehehe.

Photo-0169 

Photo-0172

Photo-0173

Photo-0174

Akupun melanjutkan acara jalan2 di Pecinan, namun sayangnya aku nggak nemuin rumah2 yang masih asli bergaya Cina. Sebagian sudah berganti dengan rumah yang lebih modern, sedangkan rumah2 yang masih aslipun kebanyakan udah tinggal nunggu rubuh aja. Aku jadi ingat cerita kalo pas kerusuhan Mei 1998, banyak toko2 dan rumah2 di Pecinan ini dibakar. Yah, itu memang menjadi catatan kelam sejarah Indonesia yang sebaiknya tak kita lupakan, agar menjadi pembelajaran sehingga kelak tak terulang lagi. Namun di salah satu gang aku masih menemukan sebuah rumah kuno yang masih terawat.

Photo-0185

Nah, sekian dulu cerita jalan2ku di Pecinan. Setelah itu, acara kulanjutkan dengan jalan2 ke Kota Tua yang terletak tak jauh dari kawasan Pecinan (cuma selisih satu perempatan dan satu halte busway doang).

1 comment: