Halooooo para readers setiaku (padahal banyakan yang mampir ke blogku gara2 nyasar hehehe). Masih pada ganteng dan cantik khan? Senangnya bisa kembali ke dunia ngeblog-mengeblog setelah menghabiskan libur lebaran di desa nenekku yang jauh dari peradaban (hiks). Nah, kali ini aku akan membahas pengalaman “rada” backpacker ke sebuah pantai yang mungkin masih asing di telinga kalian, yaitu Pantai Jati Malang. Pantai ini terletak tak jauh dari Purworejo dan Kutoarjo (tempat aku mudik pas lebaran kemaren). Penasaran ama pengalamanku (hahaha lebay banget), disimak yuk monggooooo….
Seperti tradisi tiap tahun, hari lebaran kemaren aku menyempatkan berhalal-bihalal ke rumah nenek dan sodara2ku di Kutoarjo. Aku pernah sih membahas Kutoarjo di salah satu postingan blog-ku taon kemaren (pas mudik juga kek-nya). Kutoarjo adalah sebuah kota kecil sekitar satu jam dari Yogya kalo naek kereta Pramex (Prambanan Express, kereta komuter Solo-Yogya). Nah, kota ini walaupun kecil tapi cukup rame disinggahi para musafir (halah bahasanya) yang mau ke Purworejo, soalnya nggak ada kereta ke Purworejo. Para pemudik yang mau ke Purworejo kudu transit dulu di stasiun Kutoarjo terus naek angkot kuning yang banyak berceceran di depan stasiun.
Lebaran dari taon ke taon sama aja sih suasananya, bahkan kalo boleh dibilang makin luntur suasana khas lebarannya. Nyokap bilang waktu beliau kecil, di depan rumah nenek kalo udah hari lebaran, banyak banget warga yang lalu lalang buat bersilaturahmi ke rumah tetangga. Juga ada banyak banget para penjual makanan dan dokar berlalu lalang. Namun tahun ini suasana lebaran cukup sepi, aku aja cuma ketemu ama sodara2 deket ama tetangga nenek yang nggak begitu aku kenal.
Seperti biasa sebagai anak kota yang udah ngerasain kemajuan Solo berkat Jokowi (cieee promosi dulu nih), aku agak susah beradaptasi ama kondisi pedesaan yang sepi. Akhirnya untuk menghiburku, nyokap mengiming2i aku untuk berwisata ke Pantai Ketawang, yaitu sebuah pantai yang terkenal di Kutoarjo. Namun sodara2 yang tinggal di Kutoarjo (maklum nyokap udah lama nggak ke pantai itu) sama sekali tidak menyarankan aku pergi ke sana. Soalnya pantainya katanya udah abis gara2 abrasi. Salah satu kakekku (adik dari nenekku) juga mengisyaratkan hal yang sama. Bahkan beliau mewanti2 untuk tidak turun langsung ke pantai alias cukup ngeliat dari jauh aja. Soalnya kata beliau pantai itu selalu meminta korban jiwa tiap tahunnya (hiiiiiy). Maklum lah, laut selatan kan ombaknya cukup ganas (nggak ada sangkut-pautnya ama Nyi Roro Kidul lho, pake baju hijau aja nggak dilarang kok disana).
*ekspresi penulis waktu denger cerita kakek*
Akhirnya aku, nyokap tercinta, ama dua sepupuku yang nganterin naek motor mengalihkan destinasi ke sebuah pantai bernama Jati Malang. Buat kalian yang maksa pengen ke Pantai Ketawang (aku juga penasaran soalnya belum pernah kesana) ada kok jalur transportasi umum-nya. Dari Pasar Kutoarjo tinggal naek bus kecil jurusan Ketawang, entar turun di gerbang pantai. Entar masih jalan atau naik ojek sekitar 2 km untuk mencapai Pantai Ketawang.
Rupanya jarak dari Pantai Ketawang sendiri ke Pantai Jati Malang masih lumayan jauh. Yang lebih menyiksa lagi, sekitar separuh jalanan dalam kondisi belum diaspal. Kalo mau kesana, dari gerbang Pantai Ketawang tinggal belok kanan luruuuuuuus sampai nanti nyampek ke jalan satu arah. Nah, di situ tinggal belok ke kanan lalu nanya2 aja ama warga setempat (hehehe soalnya nggak ingat jalannya). Di jalan aku melewatin sebuah jembatan (udah keliatan lautnya dari sana) dan kata sepupuku yang kuboncengin, di situ juga ada pantai namanya Pantai Perburuhan.
Pantai Jati Malang tiket masuknya 4 ribu pas lebaran (kalo pas hari biasa cuma 3 ribu). Boleh dibilang pantainya nggak mengecewakan, lumayan lah. Cuma ya itu, ombaknya agak besar jadi nggak disaranin berenang di sana. Pantainya juga panjang banget. Kecewanya cuma pasirnya ternyata pasir biasa bukan pasir putih yang banyak kerangnya.
Kalo ada yang takut sama ombak Laut Selatan yang ganas, silakan berenang di sini…dijamin aman hehehe
Mumpung ada di pantai ini, boleh dong aku meninggalkan sedikit jejak.
Pulang dari pantai, matahari mulai terbenam. Kata sepupuku nggak afdol kalo liat sunset di sini, percuma aja. Soalnya pantainya kan menghadap ke selatan, jadi mataharinya terbenam di daratan. Kupikir2 iya juga ya. Akhirnya kubatalin rencana liat sunset. Tapi nggak lengkap dong kalo langsung pulang tanpa mencicipi kuliner khas Kutoarjo hehehe. Sepupuku akhirnya mengajakku ke sebuah warung bakso dan mie ayam bernama “Bakso Freedom” yang terletak tak jauh dari Pasar Kutoarjo. Satu porsi sekitar 8 ribu dan enak banget ternyata. Mie ayamnya ada juga yang dikasih bakso satu tapi segede bola tenis. Waduh, nyesel pesan porsi itu, soalnya perut ngerasa mau meledak gara2 kekenyangan (tapi mie ama baksonya enak lho). Pokoknya pengalaman mudik kali ini nggak terlupakan soalnya bisa mudik sama sekalian backpacking hehehe.
itu kan foto wallpaper mengaku backpacker di fb
ReplyDelete"Evan"
Dari stasiun Kutoarjo ada angkutan umum buat ke lokasi pantai?
ReplyDelete