Gue
yakin di antara kalian pasti ada deh pecinta Conspiracy Theory. Gue
sih sah-sah aja sih ama penggemar teori konspirasi (apalagi kalo
teorinya keren) tapi kalo kalian pendukung “Flat Earth Theory”,
waduh! Soalnya gimana ya, di pelajaran sains kita diajarin kalo bumi
itu berbentuk bulat dan udah banyak kok buktinya, seperti pergantian
siang dan malam. Bahkan teori bahwa bumi bulat sudah ada sejak ribuan
tahun yang lalu. Pada abad ke-2 Sebelum Masehi, seorang filsuf Yunani
bernama Eratosthenes berhasil mengukur keliling Bumi dengan cukup
akurat hanya dengan berbekal sebuah tongkat dan bayangan, dimana
hitungan itu tidak akan ia dapatkan jika sebelumnya ia tak memiliki
pengetahuan bahwa Bumi itu bulat.
Namun
yang namanya manusia tentu selalu mempertanyakan semua hal yang ia
tahu. Jika sebagian besar orang sudah menerima berbagai bukti sains
yang menyatakan Bumi itu bulat, ternyata ada pula orang-orang yang
tidak “sreg” kecuali melihat bentuk Bumi sendiri secara langsung
dari luar angkasa. Orang-orang ini masih berpaham bahwa Bumi itu
datar dan foto-foto planet Bumi yang jelas-jelas menampakkan bentuk
bola hanyalah konspirasi dan akal-akalan NASA saja. Salah satunya
adalah pria bernama Mike Hughes.
Di
satu sisi, Mike adalah seorang engineer jenius yang mampu menciptakan
berbagai macam benda dari bahan-bahan seadanya. Namun di sisi lain,
kengototannya bahwa “Bumi itu datar” membuatnya menjadi sosok
yang “terasing”yang tak pernah dianggap serius. Bahkan, pahamnya
itu akhirnya membawanya ke sebuah tragedi yang merenggut nyawanya
sendiri.
Bagaimana
kisahnya? Simaklah edisi Dark Case berikut ini.
Mike
Hughes, yang sering dijuluki “Mad Mike” adalah seorang daredevil
(julukan bagi seseorang yang gemar melakukan aksi berbahaya) dan
pendukung fanatik teori Bumi Datar. Ia terbunuh pada 22 Februari 2020
ketika roket buatannya mengalami kecelakaan dan jatuh ke tanah. Pria
ini membangun roket dengan tangannya sendiri dengan harapan roket itu
akan membawanya ke atmosfer Bumi, dimana dari atas ia akhirnya akan
bisa melihat apakah Bumi itu datar ataukah bulat, sehingga akan
mengakhiri perdebatan sengit antara para ilmuwan dan penggemar teori
“Bumi Datar”. Sayang, titik yang hendak dicapai Mike kala itu
tidaklah main-main, yakni setinggi hampir 18 kilometer (sebagai
perbandingan, Mount Everest saja “hanya” setinggi 8 km) dari
permukaan Bumi.
Sebagai
seorang “daredevil” dan insinyur amatir, Mike tentu saja nggak
di-backingi oleh kucuran dana miliaran dolar dari para investor.
Sebaliknya, ia membuat alat-alat dan mesin buatannya dari bahan-bahan
seadanya. Namun justru di sinilah letak kejeniusan Mike yang memang
perlu kita akui. Pada 2018, ia berhasil membuat roket yang membuatnya
meluncur sejauh 600 meter sebelum akhirnya jatuh. Saat itu roket yang
dinaikinya itu dilengkapi parasut sehingga ia selamat.
Mike
kemudian meng-upgrade roketnya itu untuk kemudian diluncurkan di
Barstow, California, di hadapan para jurnalis dengan harapan mereka
akan merekamnya membuktikan bahwa Bumi itu datar. Naas, roket yang ia
luncurkan dengan tenaga uap itu justru jatuh ke ganasnya Gurun
Nevada, dengan dirinya masih berada di dalamnya. Berkat para wartawan
yang kala itu berada di lokasi kecelakaan, terekam jelas detik-detik
kematian sang pembuat roket tersebut. Tentu tak etis menayangkannya
di sini, namun di video tersebut paling tidak kita bisa melihat apa
yang salah hingga percobaan itu berakhir tragis.
Ternyata
pada saat peluncuran, terjadi malfungsi yang menyebabkan parasut yang
ada di roket itu justru terlepas secara dini. Akibatnya, ketika roket
itu menghujam ke tanah, tak ada parasut tersisa bagi Mike untuk
menyelamatkan diri. Mike kala itu telah berusia 64 tahun dan yang
jelas, kita tak akan pernah tahu apa yang muncul di benaknya pada
detik-detik kecelakaan itu terjadi. Terlalu mengerikan untuk
dibayangkan. Maut tentu menanti Mike kala itu, sebab roket dengan
kecepatan hampir 700 km per jam itu jatuh dari ketinggian lebih dari
1,5 kilometer.
Mike,
yang juga memegang rekor Guinness Book ini sempat diwawancarai oleh
Science Channel sebelum kecelakaan naas yang menimpanya. Ketika
ditanya mengapa ia melakukan semua ini, ia hanya menjawab bahwa ia
ingin menjadi “inspirasi” bagi orang lain. Well, yang jelas
beliau nggak menginspirasi gue menjadi “Flat Earther” guys. But
for whatever reason, I hope he will rest in peace.
Sumber: Popular Mechanics
Yaaaaa ..
ReplyDeleteAkhirnya meninggal ya bapak ini, dulu aku ya ikut ketawa ke Tiwi sih liat rencana nekatnya ππππ ternyata gagal ya πππππ
Ksiaan amat, nekat sih huhu~
ReplyDeleteIni saat dimana...
ReplyDeleteMau ketawa takut dosa...