Salah
satu video di Inside Edition ini membuat gue tertarik pada salah satu
sosok penjahat brutal ini. Memang identitasnya tak seterkenal
penjahat-penjahat lainnya seperti Ted Bundy atau yang terbaru, Chris
Watts. Namun tetap saja, menurut gue kisahnya amat unik dan memberi
makna baru bagi istilah “psikopat”. Kita selalu membayangkan
psikopat sebagai sosok gila yang kejam dan mengerikan, seperti yang
dihadirkan oleh film-film Hollywood. Namun sosok psikopat satu ini
justru kebalikannya: berfisik sempurna, kharismatik, namun amat
manipulatif dan juga tentu saja, kejam setengah mati. Siapakah dia?
Dear
readers, inilah Dark Case kali ini.
Popularitas
pria bernama Hossein Nayeri ini melejit ketika pada 22 Januari 2016,
ia yang kala itu ditahan di dalam penjara di Santa Ana, California,
kabur bersama dua rekannya. Selama berbulan-bulan, mereka menggali
terowongan di balik dinding sel mereka dan menggunakan kain seprai
yang diikat untuk meluncur terjun ke dari sel mereka di lantai lima.
Tak hanya berhasil mengelabui sistem penjara yang ketat itu, ia juga
merekam seluruh pelariannya, bahkan sempat selfie.
Ia
kemudian kabur ke San Francisco, salah satu kota terbesar di
California, bahkan bukannya bersembunyi, malah asyik “pelesiran”
di sana bak seorang turis. Keputusannya untuk merekam aksinya bak
seorang youtubers bahkan malah kabur ke kota berpenduduk padat
(biasanya kalo napi kabur, ia akan ke tempat seterpencil mungkin agar
nggak ketahuan) menunjukkan betapa tinggi ego sang penjahat yang satu
ini.
Peristiwa
kaburnya Hossein membuat gempar California saat itu. Bukannya tanpa
alasan, pria keturunan Iran itu mendekam dalam penjara karena aksi
sadisnya, yakni menculik seorang pria dan menyiksanya hingga ia
hampir mati. Mau tau seberapa sadisnya dia? Well, ia menyiksa
korbannya yang malang itu dengan cara memotong kemaluannya. Tak hanya
itu, Hossein adalah pria berketrampilan tinggi, sebab ia pernah
menjadi tentara semasa mudanya, hingga tentu saja berita kaburnya ini
meresahkan warga.
Beruntung,
pelarian itu hanya bertahan 9 hari saja dan Hossein ditangkap pada 30
Januari 2016 setelah salah satu rekannya menyerahkan diri. Namun
siapakah Hossein dan bagaimana kiprahnya sehingga ia menjadi salah
satu narapidana paling dicari dan ditakuti di Amerika?
“Sadis,
manipulatif, licik, dan jahat.” itulah kata-kata yang digunakan
oleh jaksa penuntut umum di pengadilan untuk menggambarkan
sifat-sifat Hossein Nayeri. Namun orang-orang yang mengenalnya secara
pribadi mungkin malah berpendapat lain. Bagi mereka, Hossein adalah
pria yang bersahabat, kharismatik, serta amat setia kawan. Hossein
sendiri lahir di Teheran, Iran dan diajak orang tuanya pindah ke
Amerika Serikat ketika umurnya menginjak dewasa. Hoseein hanya bisa
berbicara dalam bahasa Farsi kala itu. Namun begitu masuk ke SMA di
Amerika, kepribadiannya yang cerdas dan mudah bergaul membuatnya
dengan cepat mempelajari bahasa Inggris, bahkan fasih
mempergunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Ia juga mendapat banyak
teman kala itu, beberapa bahkan bertahan hingga dewasa dan naasnya,
menjadi “partner in crime”-nya.
Hossein bersama kekasihnya, Cortney yang kemudian menjadi istrinya
Berkat
bujukan teman-temannya, Hossein tertarik menjadi tentara di Angkatan
Laut. Namun karirnya sebagai marinir kandas setelah 2 tahun setelah
ia terluka akibat kecelakaan saat surfing. Kecelakaan itu membuat
fisiknya tak seprima dulu sehingga iapun keluar dari Angkatan Laut.
Insiden kecelakaan itu juga membuatnya harus menahan rasa sakit
akibat lukanya. Untuk menekan rasa sakitnya itu, Hossein mulai
mengenal mariyuana (ganja) dan mulai rutin menggunakannya. Tak hanya
itu, Hossein yang kini tanpa pekerjaan tertarik untuk membudidayakan
dan menjualnya.
Pada
usia 23 tahun, ia bertemu dengan seorang gadis bernama Cortney
Shegerian, yang kemudian dinikahinya. Usia Cortney saat itu masih 16
tahun dan di Amerika, ilegal bagi seorang pria dewasa untuk
berpacaran dengan gadis berusia di bawah 18 tahun. Hal itu tentu saja
mengundang kekhawatiran orang tua sang gadis. Namun Cortney sudah
telanjur terpana oleh kharisma Hossein sehingga memutuskan
membangkang orang tua dan menikahi pria pujaannya itu.
Kekhawatiran
orang tua Cortney kala itu bak sinetron-sinetron tanah air dimana
mereka khawatir pria muda itu hanya ingin “merebut harta warisan”
mereka saja. Bukan tanpa alasan, sebab keluarga Cortney memang kaya
raya. Dan benar, Hossein sejatinya memang kerap menyuruh gadis itu
untuk meminta uang pada orang tua demi kebutuhannya sendiri. Namun
Cortney yang sudah dibutakan cinta rela melakukan apapun yang
diperintahkan oleh suaminya itu.
Pada
2005, tragedi menyeruak ketika Hossein berkendara sambil mabuk
setelah berpesta semalam suntuk di sebuah kasino. Mobilnya mengalami
kecelakaan dan menewaskan seorang teman yang kebetulan berada di
mobilnya itu. Hossein sempat didakwa dengan tuduhan “manslaughter”
yang seharusnya membuatnya mendekam dalam penjara. Apalagi “DUI”
(Driving Under Influence”) atau berkendara sambil mabuk merupakan
kejahatan yang dianggap serius di Amerika. Akan tetapi di sinilah
kharisma Hossein bekerja. Teman-temannya berbondong-bondong
mengirimkan surat-surat kepada pengadilan yang berisi pembelaan
mereka terhadap kejahatan yang dilakukan Hossein. Mereka menulis
bahwa Hossein adalah teman yang amat baik dan memohon keringanan
hukuman baginya.
Hossei Nayeri saat tertangkap
Selama
pengadilan, Hossein berhasil menyelinap keluar dari Amerika dan
kabur, kembali ke tanah kelahirannya di Iran. Di sana, Hossein
menjalani kehidupan ganda, bahkan menikah dengan seorang wanita
lokal, walaupun hubungan itu hanya berlangsung seumur jagung. Ia
kemudian kembali ke Amerika Serikat setelah yakin bahwa ia takkan
dihukum berkat kesaksian teman-temannya.
Sekembalinya
ke Negeri Paman Sam, hubungan Hossein dan istrinya pun menjadi
bermasalah (apalagi Hossein sempat “berselingkuh” di belakang
istrinya saat kabur ke Iran). Cortney mengaku bahwa Hossein menjadi
sosok “maniak” dan selalu ingin mengendalikan semua aspek
kehidupan istrinya. Namun di sinilah uniknya. Walau terus disakiti
suaminya, Cortney tetap membelanya dengan mengatakan bahwa suaminya
menderita bipolar dan PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder).
Cortney
mengaku bahwa kadang suaminya berperilaku kejam dan pemarah, namun
tak jarang pula ia berperilaku sebaliknya, baik, perhatian, dan penuh
kasih sayang. Perubahan kedua sifat itu bisa berlangsung sedetik
saja, sehingga Cortney yakin sifat abusive itu bukanlah sifat asli
suaminya, melainkan karena kelainan bipolar yang bisa mengubah mood
seseorang. Entah, apakah Hossein memang benar menderita kelainan
psikologis ini ataukah ia hanya mengelabui istrinya, mengingat
kepribadiannya yang amat manipulatif.
Pada
2010, ayah Hossein kembali ke Iran dan tak pernah kembali. Ada dugaan
bahwa ia diculik dan dibunuh. Hal ini rupanya amat mempengaruhi pria
itu hingga setahun kemudian, ia tertangkap tangan memukul, mencekik,
bahkan mengancam istrinya sendiri dengan pisau cutter ketika
kemarahannya meledak. Akibat peristiwa ini, Hossein didakwa dengan
kekerasan rumah tangga. Namun hukumannya tidaklah berat, ia hanya
diperintahkan untuk mengikuti kelas psikologis untuk meredam
kemarahannya.
Perilaku
Hossein semakin menggila (bahkan mungkin cenderung paranoid) ketika
ia mulai memata-matai tetangganya sendiri yang bernama Michael
Barnes. Kebetulan tetangganya itu memiliki bisnis yang cukup sukses.
Suatu hari, Michael secara misterius pergi ke sebuah lokasi di gurun
Mojave. Hossein percaya bahwa pria itu mengubur uang jutaan dollar di
sana dan kemudian bersama dua teman karib yang dikenalnya sejak SMA,
berniat menculiknya.
Hossein mendalangi peristiwa penculikan sadis akibat wataknya yang kejam dan psikopat
Untuk
melancarkan rencananya tersebut, Hossein kembali membujuk istrinya,
Cortney agar membantunya menyusupkan kamera mata-mata dan alat
pelacak (GPS) ke rumah sang tetangga. Sulit dipercaya, walaupun ia
sendiri hampir dibunuh oleh Hossein, namun Cortney yang telanjur
cinta mati masih mau menuruti permintaan suaminya itu. Bahkan dalam
suatu kesempatan, Cortney disuruh untuk meracuni seekor anjing di
rumah Michael. Tapi buat kalian yang pecinta hewan, nggak usah
khawatir, anjing itu nggak mati kok. Mungkin karena racun yang kurang
kuat atau Cortney sendiri masih punya hati nurani sehingga tak tega
meracuni anjing itu.
Walaupun
begitu, rencana untuk menculik sang tetangga benar-benar dieksekusi
oleh Hossein dan kedua temannya. Pada 1 Oktober 2012, tepat di malam
hari, ketiga pria itu menyamar menjadi pekerja konstruksi dan masuk
ke rumah Michael. Sementara itu di luar, tetangga mereka yang lain
merasa curiga dengan mobil mereka yang diparkir di depan dan mencatat
plat nomornya. Di dalam rumah, mereka bertiga menodong Michael dan
menculiknya. Mary, kekasih Michael yang kebetulan berada di sana juga
ikut mereka bawa agar tak meninggalkan saksi mata.
Mereka
kemudian membawa kedua korbannya ke tengah padang gurun Mojave dan
memaksa Michael untuk mengatakan dimana “uang jutaan dolar” yang
ia kubur di padang gurun. Tentu saja Michael sama sekali tak tahu
apa-apa sebab semua dugaan tentang harta karun yang dikubur itu hanya
ada di dalam kepala Hossein. Akibatnya, mereka-pun menyiksanya
menggunakan berbagai macam alat, mulai dari tazer (alat penyetrum)
hingga membakar kulitnya dengan “blowtorch” (sejenis obor untuk
keadaan darurat). Beruntung mereka masih punya sedikit hati nurani
dengan tidak menyakiti sang wanita yang mereka culik.
Putus
asa karena Michael tak kunjung mengaku dimana ia mengubur uang jutaan
dollarnya (yang memang tak ia punya), Hossein akhirnya memotong organ
vital pria itu dan meninggalkan mereka berdua di padang gurun dalam
kondisi terikat. Untuk “menggoda” kedua korbannya, Hossein
meninggalkan sebuah pisau di tengah kegelapan buta gurun itu dan
mengatakan bahwa mereka bisa membebaskan diri jika berhasil menemukan
pisau. Beruntung, Mary berhasil menemukannya dan melepaskan diri. Ia
segera melarikan diri ke sebuah jalan raya dan ditolong oleh seorang
sheriff yang kebetulan berpatroli.
Polisi
dan paramedis bergegas menolong Michael yang terluka parah. Mereka
berhasil menyelamatkan nyawanya, namun sayang nasibnya tak
seberuntung John Bobbitt (pernah gue bahas kasusnya, inget nggak?).
Polisi tak berhasil menemukan potongan alat kelamin pria malang itu,
sehingga tak mampu menyambungnya kembali.
Dari
pengakuan sang tetangga lain (yang jika kalian ingat pernah mencatat
nomor mobil Hossein dan kawanannya), polisi akhirnya berhasil melacak
para penjahat tersebut. Namun Hossein lagi-lagi berhasil kabur ke
Iran. Merasa tak ada jalan lain, pihak FBI akhirnya meminta bantuan
dari sosok yang tak terduga. Mereka menghubungi ayah Cortney untuk
membujuk putrinya itu agar mau menyerahkan suaminya. Semula FBI
merasa ragu bahwa wanita itu akan membantu mereka, namun
kenyataannya, Cortney berhasil menghubungi Hossein, bahkan
membujuknya untuk pergi ke Republik Ceko di Eropa untuk menemuinya.
Rencana
itu berhasil dan pada 2014, Hossein ditangkap oleh kepolisian Ceko
yang kemudian mengekstradisinya ke Amerika Serikat setelah dua tahun
buron.
Namun
seperti yang kita tahu, peristiwa penangkapan itu bukan menjadi kisah
akhir perjalanan kriminal sang penjahat lihai tersebut.
Hossein dan dua "partner in crime" yang membantunya kabur dari penjara
Pada
2016, ia berhasil kabur dengan bantuan kedua rekan barunya yang ia
rekrut di dalam penjara. Uniknya, kedua napi yang ia ajak bekerja
sama tersebut adalah dua anggota geng Vietnam. Sebagai informasi
saja, pergaulan di dalam penjara biasanya disegregasikan oleh ras,
dimana para napi hanya berkumpul dan bergaul dengan napi dengan ras
yang sama. Hal ini akan semakin terlihat ketika mereka makan, dimana
mereka hanya makan satu meja dengan orang-orang yang memiliki ras
yang sama dengan mereka. Semisal, orang kulit putih akan makan dengan
orang kulit putih, kulit hitam dengan kulit hitam, Latin dengan
Latin, dan seterusnya. Namun nyatanya, Hossein berhasil menjalin
pertemanan yang akrab dengan dua napi berdarah Vietnam, walaupun ia
sendiri berasal dari ras yang berbeda. Ini tentu menunjukkan
kelihaian dan kharisma Hossein yang sepertinya mampu berteman dengan
siapa saja dan membuat mereka melakukan apapun yang ia inginkan.
Sayang,
setelah tertangkap, Hossein tak mampu menggunakan “kekuatan
supernya” itu untuk memanipulasi para hakim. Iapun kembali
dijebloskan ke penjara, bahkan dihukum dua kali hukuman seumur hidup.
Berbeda dengan teman-temannya yang menganggap ia adalah pria dengan
kepribadian yang bersahabat, para penegak hukum menganggapnya sebagai
pria dengan mental tak stabil, penuh kekerasan, dan meninggalkan
jejak kehancuran dan kekacauan kemanapun ia pergi.
Hehe cakep bgt
ReplyDeleteTapi gila
Pas baca bagian Cortney selalu ngebela & nurutin Hossein dengan alasan agak 'gangguan'...
ReplyDeleteJadi inget kasus di tanah air yang akhir-akhir ini agak viral :D
Kasian korbannya....
ReplyDelete