Siapa di antara kalian yang suka nonton “Seconds from Disaster”? Serial dokumenter yang menceritakan detik-detik terakhir sebelum bencana (sesuai judulnya) itu merupakan favorit gue, terutama pas bagian penjelasan mendetail tentang mengapa bencana itu bisa terjadi. Episode-episode yang paling gue inget adalah episode tentang kecelakaan pesawat, salah satunya adalah tragedi Germanwings. Episode itu merupakan salah satu yang memorable karena plot twist tentang penyebab tragedi itu, yang menurut gue teramat tragis..
Pesawat Germanwings Flight 9525 direncanakan
terbang dari Barcelona, Sanyol menuju Düsseldorf di Jerman pada 24 Maret 2015.
Namun, pesawat itu justru jatuh di Prancis, menewaskan 144 penumpang dan 6
krunya. Apakah penyebab di balik kecelakaan pesawat Germanwings Flight 9525
yang terjadi 2015 lalu? Alasannya mungkin akan membuat kalian semua terkejut.
Dear readers, inilah Dark Case kali ini.
Para penumpang yang berangkat dari kota Barcelona yang teramat indah ini mungkin tak menyadari bahwa mereka takkan pernah sampai ke destinasi mereka
Germanwings merupakan maskapai “low budget” yang
dioperasikan oleh Lufthansa, maskapai penerbangan nasional di Jerman. Mendengar
kata “low-budget” mungkin kalian akan mengira kecelakaan pesawat ini nantinya
disebabkan oleh kurangnya perawatan demi menghemat budget seperti yang biasa
terjadi pada maskapai yang menawarkan harga ekonomis lainnya. Namun ternyata
bukan. Penyebabnya justru tak disangka-sangka sebelumnya.
Pesawat yang kita bicarakan adalah sebuah
pesawat Airbus A320-211 dan Germanwings sendiri tak pernah mengalami satupun
kecelakaan fatal semenjak 18 tahun berdiri. Namun kala itu, takdir berkata
lain. Pada 24 Maret 2015, pesawat Germanwings dengan nomor penerbangan 9525
lepas landas dari bandara Barcelona pada pukul 10 siang waktu setempat, terlambat
26 menit dari jadwal. Perjalanan ke Düsseldorf, Jerman ini sesungguhnya amat
singkat, hanya memakan waktu sekitar 1,5 jam.
Pilot yang bertugas kala itu adalah Kapten
Patrick Sondenheimer yang masih berusia cukup muda, yakni 34. Namun jangan
remehkan umurnya, sebab sang kapten telah berpengalaman selama 10 tahun sebagai
pilot dan mengumpulkan 6 ribu jam terbang, dimana lebih dari separuhnya ia
pakai untuk mengendarai pesawat jenis Airbus A320 ini. Ko-pilotnya kala itu
bernama Andreas Lubitz yang jauh lebih
belia, yakni berusia 27 tahun dan memiliki 630 jam terbang.
Pada 10.30, pesawat ini “kulo nuwun” ke ATC (air
traffic control) Prancis karena mereka memasuki wilayah negara tersebut.
Pesawat itu kala itu diizinkan terbang pada ketinggian 11.600 meter, namun
tiba-tiba, hanya berselang satu menit semenjak kontak terakhirnya, pada 10.31
waktu setempat, pesawat itu tiba-tiba menukik dengan tajam ke bawah dengan
kecepatan sekitar 1.000 meter per menit. Ketinggian pesawat itu terus turun dan
turun hingga membuat petugas ATC di Prancis menjadi panik dan mati-matian
menghubungi sang pilot. Namun percuma, hanya keheningan yang menjawab mereka.
Hingga akhirnya, 10 menit kemudian, pesawat itu
lenyap dari radar.
Jalur penerbangan pesawat naas Germanwings |
Pesawat jet tempur segera dikerahkan untuk mencari pesawat itu. Naasnya, mereka menemukan pesawat itu telah jatuh di wilayah bernama Ravin du Rosé sekitar 1 km dari kota terdekat, Nice di Prancis. Saking dahsyatnya kecelakaan tersebut, sebuah stasiun seismologis bernama Grenoble Observatory yang terletak sekitar 12 km dari lokasi kecelakaan mencatat sebuah “gempa” pada 10.41, diyakini sebagai saat dimana pesawat tersebut menghujam tanah.
Seketika, sekitar 150 penumpang dan kru pesawat
tersebut tewas seketika, tanpa menyisakan satupun korban selamat.
Kecelakaan pesawat Jerman ini sontak langsung
menghebohkan warga Prancis. Pasalnya negara tersebut dikenal jarang dihantui
oleh kecelakaan pesawat (beda dong ama di Indonesia), apalagi yang berskala
besar seperti ini. Bencana tersebut bahkan menjadi bencana kecelakaan pesawat
terdahsyat kedua setelah kecelakaan Aviopromet Flight 1308 pada 1981 yang
menewaskan 180 orang. Sebelumnya, kecelakaan pesawat yang terakhir terjadi di
Prancis sebelum insiden Germanwings terjadi 15 tahun lalu ketika pesawat Air
France Flight 4590 gagal lepas landas dari Bandara Charles de Gaulle di Paris
pada tahun 2000. Uniknya, kecelakaan Germanwings sendiri terjadi sekitar 10 km
jauhnya dari lokasi insiden jatuhnya pesawat lain, yakni Air France Flight 178
yang jatuh pada 1953.
Badan keselamatan penerbangan Prancis, BEA tak membuang-buang waktu dan segera
menyelidiki penyebab jatuhnya pesawat, dibantu oleh FBI dari Amerika Serikat.
Mereka berhasil menyelamatkan “cockpit voice recorder” dari puing-puing pesawat
yang menyingkap sebuah rahasia yang mengejutkan. Jatuhnya pesawat tersebut
disengaja, bukan oleh aksi teroris atau organisasi kejahatan lain ...
Melainkan oleh sang ko-pilot sendiri.
Pegunungan dimana pesawat naas tersebut jatuh. Namun apakah penyebabnya? |
Isi rekaman tersebut amatlah mengejutkan.
Percakapan yang terekam di ruang pilot menunjukkan bahwa sebelum bencana itu
dimulai, Kapten Sondenheimer permisi untuk pergi ke toilet sejenak. Namun
begitu sang kapten kembali ke ruang pilot, ternyata ia terkunci di luar. Sang
kapten yang terkejut segera menggedor-gedor pintu, terutama setelah ia gagal
memasukkan kode untuk membuka kunci pintu tersebut. Ia kemudian berbicara
melalui interkom, meminta agar Andreas, ko-pilotnya yang masih berada di dalam,
untuk mengizinkannya masuk. Namun, sama sekali tak ada jawaban darinya.
Sang kapten akhirnya memilh cara kekerasan
dengan berusaha mendobrak pintu kabin pilot dengan kapak yang tersedia di dalam
pesawat untuk keadaan darurat, namun percuma. Ingat, insiden ini terjadi
pasca-serangan Tragedi 11 September pada 2001 dimana setelah tragedi pembajakan
pesawat untuk ditabrakkan ke gedung WTC di New York tersebut, semua pesawat
diperkuat pintunya untuk mencegah aksi terorisme yang sama terjadi. Bahkan,
suara dentuman kapak itu serta teriakan panik sang pilot, terdengar dalam
rekaman itu.
Tak hanya itu, ketika pesawat menukik turun
dengan drastis, suara jeritan ketakutan para penumpang juga ikut terekam di
dalamnya.
Penemuan mencengangkan ini membuat mulut para
penyelidik BEA dan FBI menganga. Mereka menarik kesimpulan yang membuat
siapapun bergidik ngeri, bahwa Andreas Lubitz, sang ko-pilot, dengan sengaja
mencelakakan pesawat yang ditumpanginya hingga jatuh dan menyebabkan nyawa
ratusan korban jiwa lenyap.
Namun satu lagi pertanyaan menguar setelah
penyebab kecelakaan pesawat itu terkuak.
Mengapa?
Untuk menjawabnya, kita harus terlebih dahulu
membenamkan diri ke dalam kehidupan sang pilot dan menyelam ke dalam
pikirannya.
Sosok Andreas Lubitz |
Andreas Lubitz merupakan pilot berbakat yang
diterima pelatihan oleh Lufthansa pada 2008, langsung setelah ia lulus dari
SMA. Bahkan saking berprestasinya, iapun dikirim untuk pelatihan lanjutan di
Arizona, Amerika Serikat pada tahun 2010 hingga akhirnya ia kembali ke tanah
airnya setelah merampungkan pendidikannya dan dilantik menjadi pilot
Germanwings pada 2014.
Namun tak banyak yang tahu, di balik kisah sukses
sang pilot muda itu, ada sebuah rahasia yang tersimpan. Pada 2008, hanya
beberapa bulan setelah memulai pendidikan pilotnya, Andreas sempat absen
sementara karena masuk rumah sakit. Bukan karena fisik, melainkan mentalnya.
Andreas rupanya pernah mengalami depresi berat hingga akhirnya harus dirawat
selama 10 bulan di rumah sakit yang khusus mengurus penyakit kejiwaan. Namun
rupanya masa lalu kelamnya itu rupanya tak mempengaruhi masa depannya sebagai
pilot berbakat, bahkan ia kembali diterima melanjutkan pendidikannya pada 2009.
Depresi yang pernah dialami Andreas ini
sesungguhnya merupakan petunjuk awal akan apa yang mampu ia lakukan
selanjutnya.
Masih ingat dengan rekaman mengerikan yang
membuktikan Andreas sengaja menabrakkan pesawat itu ke tanah hingga menewaskan
dirinya beserta semua penumpang? Hal ini membuat para penyelidik
bertanya-tanya, mengapa Andreas tega berbuat seperti itu. Pihak penyelidik
kemudian menemukan bukti-bukti awal bahwa “kecelakaan” tersebut ternyata memang
benar disengaja oleh Andreas. Pada penerbangan sebelumnya dengan pesawat yang
sama (9524) namun dengan arah yang berlawanan dari Düsseldorf to Barcelona,
Andreas pernah mencoba hal yang sama, yakni berusaha menurunkan ketinggian
ketika sang pilot tak berada di kokpit. Namun penurunan itu hanyalah kecil,
sekitar 30 meter, sehingga biasa dianggap sebagai “latihan” bagi Andreas
sebelum ia benar-benar melakukannya pada jadwal penerbangan berikutnya,
Namun jika Andreas memang benar sengaja, apa
alasannya? Bukankah dengan menjatuhkan pesawat itu, berarti ia akan ikut mati?
Ataukah, itu memang alasan utamanya sejak awal?
Tragedi Germanwings memang menyisakan duka mendalam bagi para keluarga korban. Namun sesungguhnya, bencana ini dapatlah dihindari jika semua pihak mau bekerja sama melakukan tugas mereka dengan benar |
Ketika tengah membongkar apartemen Andreas untuk mencari jawaban, para penyelidik mendapati sebuah temuan mengejutkan, tergeletak di dalam keranjang sampah rumahnya. Di dalamnya, teronggok sebuah surat dokter yang menyatakan bahwa kondisi psikologis Andreas sangatlah labil dan tidak layak untuk bekerja, apalagi di bidang yang mengayomi banyak nyawa, seperti pilot. Rupanya Andreas didagnosis menderita gejala psikotik dan kelainan jiwa. Namun sayang, tak pernah ada komunikasi langsung antara sang doktor dengan maskapai penerbangan Germanwings yang memperkerjakan Andreas. Tak ada peringatan dari sang doktor, yang ada hanyalah segenggam surat yang dipercayakan sang dokter untuk diberikan kepada bos yang memperkerjakan Andreas. Namun tentu saja, Andreas tak mau kehilangan satu-satunya mata pencahariannya. Jika ia memberikan surat itu kepada atasannya, jelas hanya akan ada satu konsekuensi: yakni ia dipecat.
Semakin dalam digali, semakin kelamlah rahasia
Andreas yang terungkap. Para penyelidik yang menggeledah kediaman Andreas juga
menemukan obat-obatan yang diperuntukkan bagi penderita penyakit jiwa. Tak
hanya itu, history kolom pencarian Google-nya menunjukkan bahwa ia pernah
mencoba membrowsing cara-cara untuk bunuh diri. Sayang, info-info penting ini
hanya tertahan di sang psikiater yang memeriksa kejiwaan Andreas dan juga
Andreas sendiri; tak pernah sampai ke telinga para petinggi Germanwings yang
memperkerjakannya. Lagi-lagi rahasia lain terkuak, pihak AS (tempat dimana
Andreas pernah menimba ilmu) pernah menolak izin lisensi pilot Andreas di
negara tersebut karena mengetahui Andreas pernah mengalami perawatan karena
memiliki kecenderungan untuk bunuh diri. Info krusial inipun gagal tersampaikan
kepada maskapai penerbangan Jerman itu.
Kini terkuaklah misteri yang menyelubungi
jatuhnya pesawat Germanwings di Prancis itu: bahwa sang pilot, karena kondisi
kewarasannya yang sakit parah, berniat mencabut nyawanya sendiri dan mengajak
semua orang di dalam pesawat itu bersamanya.
Ilustrasi: kesehatan mental bukanlah sesuatu yang bisa dianggap sepele, melainkan juga harus dijaga dan diperhatikan supaya insiden yang sama tidaklah terjadi kembali |
Tentu kenyataan itu membuat shock para keluarga korban. Pihak maskapai jelas terbukti amalah lalai dalam mencium gelagat Andreas yang pada akhirnya mencabut ratusan korban tak berdosa. Pihak Germanwings kini menyiapkan sekitar 300 juta euro (sekitar 5 triliun) demi memberi kompensasi bagi para keluarga korban. Namun tetap, uang sebanyak itupun takkan mampu mengganti nyawa para korban ataupun meredam duka para keluarga korban. Kisah paling tragis datang dari rombongan anak sekolah dari kota Haltern, Jerman dimana kala itu 16 anak dan 2 guru mereka ikut ke dalam penerbangan naas itu. Bahkan, kaal itu orang tua mereka tak bisa menguburkan jenazah mereka dengan lengkap, hanya sisa-sisa tubuh yang telah gosong terbakar yang bisa mereka makamkan.
Namun tragisnya, kisah Andreas, sang ko-pilot
yang memutuskan bunuh diri dengan membawa seluruh penumpang pesawat yang tak
tahu apa-apa bersamanya, ternyata bukanlah yang pertama. Percaya atau tidak,
kisah sama pernah terjadi, bahkan di Indonesia. Insiden jatuhnya pesawat
SilkAir Penerbangan 185 yang jatuh di Sungai Musi, Palembang pada 1997 juga
konon disebabkan karena ulah sang pilot yang memutuskan bunuh diri bersama para
penumpangnya. Bahkan pesawat Malaysia Airlines Flight 370 yang menghilang
secara misterius pada tahun pada 2014 (hanya setahun sebelum tragedi
Germanwings) dalam penerbangan dari Kuala Lumpur menuju Beijing juga diduga
disebabkan oleh hal yang sama.
Tragedi-tragedi ini membuktikan bahwa depresi
dan penyakit mental tidaklah bisa disepelekan begitu saja, melainkan harus
ditangani dengan serius. Toh, dalam pekerjaan sebagai pilot, ratusan nyawa
berada di tangannya. Mungkin kita juga berterima kasih pada orang-orang yang
selama ini tanpa kalian sadar “memegang” nyawa kalian di tangan mereka, seperti
pengemudi mobil, bus, atau pesawat yang kalian tumpangi.
SUMBER: WIKIPEDIA
A VERY SPECIAL THANKS TO:
Aulia
Pratama Putri
별처럼 다 우리 빛나
SPECIAL THANKS TO MY SUPPORTER THIS APRIL:
Sinyo Kulik
, Singgih Nugraha , Adhitya Sucipto , Rahadian Pratama Putra , Radinda , Kinare
Amarill , Maulii Za , Rara , Sharnila Ilha , Victria tan , Ali Hutapea , Keny
Leon , Rosevelani Manasai Budihardjo , Marcella F , Tieya Aulia , PJ Metlit ,
Marwah , Dana Xylin , Paramita . Amelia Suci Wulandari . Rivandy , Syahfitri ,
Dyah Ayu Andita Kumala , Fitriani , Ilmiyatun Ainul Qolbi , Ciepha Ummi , Riani Azhafa
Jarang sih dengar penyebab kecelakaan gede dari mental pilot/supirnya, mantab pembahasannya bang Dave!
ReplyDelete~~~Venzuu~~~
apa gak ada temen atau sanak sodara dari andrez sendiri ?
ReplyDeleteBg bahas tentang kasus Eko Ramaditya dong
ReplyDeleteIya emang kebanyakan orang lebih mementingkan kesehatan fisik dan cenderung menyepelekan kesehatan mental ☹️
ReplyDeleteHalo Bang Dave, boleh saya request pembahasan kasus?
ReplyDeleteJadi aku menemukan kanal Youtube yang bernama Kento Bento, berisi konten animasi tentang suatu topik, kasus, sejarah, dan lainnya (silakan kunjungin, kontennya lumayan bagus). Nah, Youtuber ini mention kalau dia punya satu animasi tentang kasus "The Shocking Chinese Pork Bun Murders", tapi dia menganggap animasi itu terlalu 'horrible' dan 'gory' sehingga dia memindahkannya ke aplikasi streaming lain yang sayangnya berbayar. Padahal aku cukup penasaran dengan kasus tersebut karena dikatakan sangat mengerikan dan aneh sampai menghantui penduduk Hongkong dan Macau.
Nah, aku pengen kasus tersebut dapat dibahas oleh Bang Dave. Artikel-artikel di blog ini selalu bagus dan bermanfaat buat wawasanku. Semoga Anda bisa membahasnya secepatnya.
Sukses selalu!
Ngebuka blog mbp sekarang ada peringatan penipuan wkwkwk
ReplyDeleteJadi inget pernah nonton ini di National Geographic
ReplyDeletebang Dave, bahas Teror ninja yang sempet marak tahun 98 dong.
ReplyDeleteAkhirnya bisa baca langsung di sini.
ReplyDeleteMangat terus bang.