THE RING
CINCIN
Di Prefektur Gunma, Jepang terdapat berita tentang satu keluarga bernama Suzuki yang ditemukan tewas dalam rumah mereka. Ternyata ayah mereka menjadi gila dan membantai seluruh keluarganya, lalu bunuh diri. Setelah kasusnya dianggap selesai oleh polisi, pihak kota kemudian memutuskan merubuhkan rumah itu. Sekelompok mahasiswa Tokyo yang menamakan diri mereka: “Grup Peneliti Paranormal” memutuskan untuk melihat2 rumah itu pada suatu malam sebelum rumah itu benar2 dirubuhkan. Mereka terdiri atas dua laki-laki dan dua perempuan.
Ketika mereka tiba di sana, hari sudah larut malam dan tempat itu benar2 berantakan sebab tengah berada dalam proses penghancuran. Sambil membawa sebuah kamera video, mereka sambil tertawa-tawa menjelajah tempat itu.
“Halo Pak dan Bu Suzuki....permisi...” kata mereka sambil tertawa, “Apa ini dapur kalian? Bolehkah kami menggunakan kamar mandimu?”
Mereka menghabiskan malam itu penuh dengan becandaan, hingga pagi hampir tiba dan merekapun memutuskan untuk mengakhiri petualangan mereka.
“Selamat tinggal, Pak dan Bu Suzuki...terima kasih sudah mengizinkan kami masuk ...” salah seorang mahasiswa mengucapkan salam perpisahan sambil terkikik.
Namun saat mereka hendak pergi, salah satu gadis menemukan sebuah cincin tergeletak di reruntuhan rumah itu.
“Hei, aku akan menyimpan ini sebagai kenang2an.” Ujar gadis itu pada teman-temannya sambil menyematkan cincin itu ke jarinya.
Har berikutnya, mereka menyetel hasil rekaman itu bersama-sama di kamar salah satu mahasiswa.
“Halo Pak dan Bu Suzuki...permisi...”
Terdengar suara bisikan lirih dengan suara serak di dalam video itu,
“Selamat datang...”
Mereka tercekat. Keringat dingin membasahi tubuh mereka. Di dalam rekaman itu, mereka mendengar suara yang pada malam sebelumnya tak mereka dengar.
“Apa ini dapur kalian?”
“Ya...”
“Bolehkah kami menggunakan kamar mandimu?”
“Silahkan...”
“Selamat tinggal, Pak dan Bu Suzuki...terima kasih sudah mengizinkan kami masuk ...”
“Jangan pergi...aku ingin ikut dengan kalian...”
Mereka semua gemetar. Tak ada yang mampu mengatakan apa-apa. Bulu kuduk mereka berdiri mendengar kata-kata terakhir. Namun itu belum semuanya.
Di telinga gadis yang mengambil cincin tadi malam, terdengar suara bisikan serak, tepat di telinganya.
“Hai, bisa tolong kembalikan cincinku...”
Huruf nya merah pulak nambah mencekam suasana
ReplyDelete