Monday, September 5, 2011

JALAN-JALAN KE BALEKAMBANG SOLO

Taman Balekambang adalah sebuah taman peninggalan Mangkunegara yang terletak di tengah kota Solo. Sejarahnya, taman ini dibangun untuk kedua putri kembar Sultan Mangkunegaran VII yaitu Partini dan Partinah. Taman ini sempat terbengkalai, namun kemudian direstorasi oleh Walikota Solo yang pertama kali dipilih oleh rakyat, yaitu Joko Widodo. Namanya pun diubah menjadi Balekambang Heritage Park (keren kan).

Buat para backpacker yang ingin kesini, well unfortunately tidak ada kendaraan umum yang menuju kesini. Saranku kalian bisa naik bus Atmo (cuma satu jurusan, kalian tak akan bingung) lalu turun di Manahan. Selanjutnya kalian bisa jalan (kalau kuat) atau naik becak ke taman ini. Dulu sewaktu aku pusing bikin skripsi, taman ini jadi tempatku untuk menjernihkan pikiran. Tapi sayangnya sewaktu aku kesini pas lebaran kemarin, kedamaian itu hilang karena ada “pasar dadakan” di sana. Well, sebut saja perbandingannya seperti Tibet sebelum dan sesudah di-occupy oleh RRC.

Ini adalah gerbang masuk Balekambang. Very artistic.
 
Di dalam taman ada banyak pohon rindang yang sejuk, kolam, galeri, bahkan stadium kecil untuk pementasan wayang.



 
Tempat ini sebenarnya (nanti kita akan tahu kenapa aku pakai kata “sebenarnya”) cocok untuk rekreasi keluarga. Ada rusa jinak dan angsa di sini.

Itu gambaran umum taman Balekambang. Sayangnya (dengan segala hormat terhadap pemerintah Solo yang sudah merevitalisasi taman ini), perawatan taman is really a crap! Pinggiran kolam penuh dengan sampah. Dulu taman ini bisa menjadi objek foto pre wedding, tapi sekarang…I’m not sure. Bahkan aku ingat ada air mancur di tengah taman, seperti ini.

 
Sayangnya airnya sudah tidak jalan. Lebih parah lagi, airnya sangat kotor dan ikan-ikan yang dulu bermain di air mancur ini sekarang sudah tidak ada. Hmm, walaupun sisi sejarahnya mgkn telah lama ditinggalkan, namun jika ingin menikmati kesejukan dan rindangnya taman kota, boleh-boleh saja kalian menghabiskan waktu disini, namun jangan berharap banyak. Kabarnya akan dibangun taman reptil disini. Kita tunggu saja kabar beritanya.

Nah, pada kunjungan terakhirku, karena balekambang tidak cukup memuaskan, aku melanjutkan travelling-ku ke pasar Depok, yaitu pasar yang menjual segala jenis binatang peliharaan, terutama burung. Saranku, kalian bisa belok ke kiri setelah keluar dari kawasan balekambang. Di dekat situ, kulihat banyak lapangan dengan tiang-tiang yang digunakan untuk menggantung kandang pada saat lomba kicauan burung.
 
Bersiap-siaplah untuk menikmati kicauan burung yang indah bercampur dengan bau tidak enak dari kotoran burung (resiko pasar di Indonesia). Banyak burung-burung warna-warni dipajang di sana. Cukup untuk memanjakan mata.


Tapi kondisi hatiku berubah dari senang menjadi agak iba begitu masuk lebih dalam ke pasar. Ada banyak hewan-hewan eksotis yang dijual di sana, seperti burung hantu, musang, sejenis kera bermata besar (kurang tahu namanya, bahkan tidak tahu juga itu boleh dijual atau tidak), kelelawar, dan lain-lain. Wah malah jadi miris rasanya melihta hewan-hewan yang seharusnya bebas ini ada dalam kandang. Apalagi saat aku melihat anak-anak anjing dikurung dalam kandang. Jika kalian kebetulan berkunjung ke sana, save them please! Aku jadi ingat teman-teman kampusku dulu pernah mengadakan penyelidikan diam-diam dan menemukan beberapa jenis burung langka yang dijual di sana (tapi aku tidak tahu ada tindak lanjutnya atau tidak).

Saranku sebagai traveller, jangan sampai tersasar. Ikuti saja suara palang kereta api atau carilah gedung apartemen tinggi (Paragon) sebagai penunjuk jalan, niscaya kalian akan menemukan jalan besar. Nah, itulah sedikit kisahku jalan-jalan ke taman balekambang dan pasar depok. Perjalanan ini membuatku sadar bahwa seorang traveller memang tak hanya mengharapkan objek wisata indah yang akan dilihatnya, namun juga harus berkompromi dengan kehidupan nyata yang ada di sekitarnya.


1 comment:

  1. coba ke pantainya mas.
    Balekambang nan eksotis, tanah lot-nya pulau jawa..

    http://learningfromlives.wordpress.com/2012/01/01/back-packer-balekambang-edition/

    ReplyDelete