Pasti kesan pembaca pas baca judul postinganku di atas adalah, “Emang kenapa? Mirip?”
Yee...enak aja. Ini adalah postingan pertamaku yang mengawali agenda backpackeranku ke seluruh Jakarta hehehe. Pas tangga merah Maulud Nabi 2013 kemaren, rasanya nggak afdol kalo cuma seharian tiduran di kost mulu. Akhirnya aku berencana jalan-jalan aja. Nah, Ragunan menjadi pilihan pertamaku karena biasanya museum tutup pas hari libur nasional (dan juga pas nggak punya duit kalo mau ke mall). Akhirnya aku putuskan saja ke Ragunan yang murah meriah. Apalagi aku kepengen banget liat yang namanya Pusat Primata Schmutzer (huh, susah banget namanya) setelah kemaren aku memposting tentang 13 jenis monyet teraneh di dunia.
Perjalanan dari kostku di Kedoya lumayan jauh ke Ragunan, soalnya pake busway yang kudu muter2 ke Jakarta Pusat segala. Bayangin, makan waktu 2 jam lho. Padahal denger2 letak Kebon Jeruk (Jakbar) sama Ragunan (Jaksel) nggak jauh2 amat. Naek angkot sebenarnya malah cepet. Tapi karena aku nggak mau kesasar nggak jelas, akhirnya aku memutuskan naek busway aja yang jelas rutenya. Apalagi bonusnya, bisa jalan-jalan ke Kuningan dan melihat Jakarta yang sesungguhnya hehehe.
Perjalanan kumulai dari halte busway daerah Kedoya. Disana aku naek busway jurusan Lebak Bulus - Harmony lalu transit di Harmoni dan naek busway jurusan Dukuh Atas. Begitu sampai halte Dukuh Atas, aku sempat kagum. Menurutku ini halte busway paling gaul dan keren. Ada jalan yang menghubungkan dua halte, lumayan jauh sih, tapi pemandangan dari atas bagus hehehe. Asiknya lagi perjalanan ini ngelewatin Monas dan Bundaran HI (yang kerendem pas banjir kemaren).
Di halte Dukuh Atas, aku naek lagi busway jurusan Ragunan. Lumayan jauh ternyata. Begitu sampai di Ragunan aku langsung membeli tiket seharga 4,5K IDR untuk masuk. Nah di sini ada papan petunjuknya nih mau lihat. Langsung aja tingkah MKKB-ku (Masa Kecil Kurang Bahagia) beraksi...
“Aku mau liat macan...”
“Aku mau liat jerapah...”
“Aku mau liat zebra...”
Hahaha....payah emang nih anak. tapi overall bon-bin ini cuma gini2 aja ternyata. Terus terang saja nggak banyak yang bisa kuceritakan mengenai isi dan juga foto-foto yang ada di Ragunan. Soalnya, untuk kebun binatang sekelas ibu kota, Ragunan ini sangat biasa-biasa saja, bahkan tak jauh beda ama bon-bin Solo (kirain bakal liat hewan-hewan eksotis kayak Platypus atau tikus mondok berhidung bintang *paan tuh*).
Ini nih beberapa foto yang berhasil kudapat, pelikan-pelikan ini pertama kulihat kukira cuma patung pajangan, eh ternyata beneran hehehe.
Terus foto beruang2 ini yang ber-atraksi untuk mendapatkan makanan dari pengunjung (nggak tau juga sebenarnya boleh apa ngasih makan ke binatang di sini).
Lalu ada zebra ama jerapah yang aku suka banget (soalnya baru pertama liat hehehe). Mereka dikandangin di kandang yang sama. Wah akur ya?
Lalu gajah ini. Sumpah aneh banget, pas gajah ini jalan, dia ngeliatin aku terus ...
Lokasi Ragunan lumayan luas dan cukup capek juga jalan-jalan di sini. Sayangnya juga di sini nggak ada petugas-petugas yang standby di berbagai titik, jadinya susah juga kalo mau nanya2 arah.
Di Ragunan ini yang lucu tiap 5 menit ada pengumuman terus (banyakan sih keilangan anak dan pengumuman untuk tidak membuang sampah sembarangan). Untungnya bukan pengumuman kayak gini, “Ting tong … kepada seluruh pengunjung Ragunan, diberitahukan bahwa harimau yang ada di kebun binatang Ragunan telah lepas. Jangan lupa selalu buang sampah di tempatnya dan minum air minum berlogo Aq*a yang asli. Terima kasih.”
Langsung pengunjung: “AAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!” (panik berlarian kesana kemari)
Aku lalu memutuskan berkunjung sekalian ke Pusat Primata Schmutzer yang terletak satu kompleks dengan Ragunan. Nah, di sini harga tiketnya bahkan lebih mahal daripada tiket masuk Ragunan, yaitu 7,5K IDR. Tapi begitu masuk, ya panteslah. Soalnya tempat ini lebih canggih dan lebih terawat daripada Ragunan.
Tempat ini unik, soalnya menggabungkan konsep kebun binatang dan halte busway hehehe. Begitu masuk, kita akan disambut oleh lorong dimana di bawahnya ada hutan kecil yang dibuat semirip mungkin dengan habitat asli primata-primata yang ada di sini. Suasananya asri banget deh.Begitu nyampe di sini, kesannya tuh kita lagi ada di film Jurassic Park 3.
Tapi nggak seru kalo di atas terus. Aku turun dan langsung berjumpa satwa unggulan taman primata ini, yaitu gorila ini.
Aku sempet kaget juga, ternyata tetap saja monyet-monyet di sini dikandang dalam sangkar-sangkar yang lumayan sempit menurutku. Padahal kupikir dibiarin bebas gitu aja. Terus apa gunanya dong dibuat suasana yang serba hijau kayak hutan gini? Yang unik di sini ada juga ruangan-ruangan yang diberi kaca agar kita bisa melihat keseharian primata yang dirawat di sini (tapi percuma juga nggak ada isinya).
Ada juga yang unik di sini, yaitu air keran di sini ternyata bisa diminum lho. Langsung aja aku coba. Airnya ya rasanya kayak air keran biasa lah (ketahuan pernah minum air keran hehehe), tapi terjaga kebersihannya. Jadi curiga, jangan-jangan ada pengumuman kayak gini, “Air minum ini terjamin kebersihannya karena kami juga memberi minum primata-primata di sini dengan air yang anda minum …” langsung GLEK deh hehehe.
Nah, kalo kalian nyampe di depan Pusat primata, jangan lupa bertemu dengan dua monyet berbulu emas ini yang ada di kandang kaca di bawah pintu masuk, soalnya lucu banget. Ada dua monyet yang kayaknya best-friend gitu, soalnya tiba-tiba aja si monyet yang satu menghampiri monyet lainnya terus pelukan. Aw, so sweet. Langsung aja aku foto2 mereka.
Unyu2 banget kan monyetnya? Nah setelah puas foto2 di Ragunan, akupun memutuskan balik. Lagi-lagi aku naek busway. Tapi karena jurusan Dukuh Atas datangnya lama, akhirnya aku naek aja yang jurusan Monas karena lebih sepi. Di halte Monas, aku turun dan berganti busway ke arah Harmoni. Biasa lah, di Harmoni rame banget (kayaknya lebih lamaan aku antre di Harmoni daripada jalan2 di Ragunannya) dan aku naek busway jurusan Lebak Bulus. Kesanku untuk perjalanan ini biasa aja, tapi kalo kalian ke Ragunan, jangan lupa ya kunjungi Pusat Primata Schmutzer, soalnya tempatnya keren dan asik banget buat ngabisin liburan.
Sampai ketemu di catatan jalan-jalan di Jakarta yang lain ....
jangan lupa mampir di mampang min..
ReplyDeletegue pernah ke mampang, punya temen di situ juga, sayang udah pindah
Delete