Aku pernah membuat postingan tentang 10 gereja terindah di dunia yang ternyata mendapat sambutan cukup positif dari para readers blog-ku (cailah). Nah kali ini aku akan membuat postingan tentang 10 gereja ter-eksotis sekaligus terunik di Indonesia. Mereka kusebut eksotik karena bentuknya yang unik dan beberapa bahkan tidak menyerupai gereja. Banyak di antaranya merupakan bentuk akulturasi ajaran Kristen dengan budaya setempat. Nah, inilah 10 gereja paling eksotik yang tersebar di penjuru Indonesia.
1. Gereja Palasari (Bali)
Gereja-gereja di Bali memang unik. Betapa tidak. Jika gereja-gereja lain di Indonesia mengambil bentuk arsitektur bergaya Barat, justru gereja-gereja di Bali mengambil gaya arsitektur khas Pulau Dewata itu sendiri. Sekilas dilihat, gereja-gereja di Bali memang mirip pura. Salah satu contohnya adalah Gereja Katolik Palasari ini yang berdiri sejak 1955. Tak hanya bangunannya yang mirip pura, bahkan gereja ini juga memiliki gapura bergaya Bali.
Selain Gereja Katolik Palasari, gereja lainnya yang memeluk gaya arsitektur Bali antara lain Gereja Protestan Blimbingsari yang dibangun pada 1939.
Ada pula gereja Yesus Gembala Baik di Ubung Kaja (Denpasar) yang didirikan pada 2003. Perpaduan ini menunjukkan tingginya rasa toleransi umat beragama di Bali.
Gereja Paroki Tritunggal Mahakudus Banjar Tuka yang terletak di Kuta Utara, Badung Bali ini tak hanya memiliki gaya arsitektur khas Bali, namun juga menggunakan iringan gamelan khas Bali dalam peribadatannya.
Terakhir adalah Katedral Bali yang terletak di Denpasar ini. Sekilas dilihat, gereja ini memiliki menara yang menyerupai pura. Namun keindahannnya yang sesungguhnya terletak pada interior altarnya.
2. Gereja Santo Fransiskus Asisi (Brastagi)
Di tengah sejuknya udara Brastagi, Sumatra Utara terdapat gereja unik ini. Gereja ini sering disebut gereja inkulturatif sebab menggabungkan budaya Kristen dengan budaya tradisional khas Sumatra Utara. Gaya bangunannya sendiri terinspirasi dengan rumah adat Batak Karo. Gereja ini terletak di desa Sempa Jaya dan diresmikan pada 2005. Bahkan, gereja ini pernah mendapatkan penghargaan dari Vatikan lho.
Gereja Katolik St. Mikael (Pangururan, Sumatra Utara)
Gereja ini juga dijuluki gereja Katolik inkulturasi karena gaya bangunannya yang mengadaptasi rumah tradisional khas batak. Hanya sedikit informasi yang bisa kuperoleh dari gereja ini. Gereja ini terletak di Pulau Samosir.
3. Gereja Santa Maria de Fatima (Jakarta)
Sekilas, bangunan ini mirip kelenteng. Namun sebenarnya ini adalah gereja yang dibangun oleh penduduk Tionghoa beragama Katolik. Gereja di Jakarta Barat ini berdiri pada tahun 1954 dan hingga kini masih menyelenggarakan misa dalam bahasa Mandarin.
4. Gereja Poh Sarang (Kediri)
Gereja unik ini terletak di kaki Gunung Wilis, Kediri. Bangunan yang diarsiteki Henri Maclaine Pont dan Pastur Jan Waolters ini terinspirasi dengan gaya tradisional Jawa. Namun tetap, gereja ini memiliki keunikan tiada duanya bila dilihat dari bentuk bangunannya. Di gereja ini juga terdapat Gua Maria yang dibuat menyerupai Gua Maria yang ada di Lourdes, Prancis.
5. GKJ Karangjoso (Purworejo)
Wah, nggak nyangka ya ternyata Purworejo menyimpan warisan sejarah berupa bangunan Gereja Kristen Jawa (GKJ) tertua di Jawa. Gereja ini didirikan oleh Kyai Sadrach dengan ajaran campuran antara Kristen – Kejawen (kepercayaan tradisional Jawa). Uniknya, gereja ini sepintas memang menyerupai masjid. Namun jika pada masjid terdapat mustaka di puncaknya, di bangunan gereja ini mustaka digantikan dengan salib. Salibnya pun unik, yaitu persilangan antara senjata cakra milik Prabu Kresna dan panah Pasopati milik Arjuna. Berkat akulturasi ini, ajaran GKJ berkembang dengan pesat, walaupun menurut sejarah, cara ini tak disetujui oleh para zending (para misionaris asal Belanda).
6. Gereja Hati Kudus Yesus (Ganjuran)
Gereja superunik ini terletak di Ganjuran, sekitar 20 km dar Yogyakarta. Gereja dan Gua Maria yang dibangun pada tahun 1924 atas prakarsa Joseph dan Julius Smutzer (pengelola Pabrik Gula Gondang Lipuro) ini diarsiteki J. Yh. van Oyen. Keunikannya tentu bangunan candi dengan patung Yesus yang menyerupai dewa Hindu serta bangunan gerejanya yang bergaya Joglo.
7. Gereja Maranatha (Banjarmasin)
Gereja ini merupakan gereja Protestan yang kebanyakan jemaatnya adalah pendatang dari Maluku. Namun gereja ini sengaja dibangun dengan gaya arsitektur rumah tradisional suku Banjar yang merupakan penduduk asli Banjarmasin yang seluruhnya menganut Islam.
Masih di Kalimantan, terdapat pula gereja-gereja Dayak yang menggunakan rumah Lamin (rumah adat Dayak) dan hiasan khas Dayak pada altarnya seperti ini.
7. Gereja-gereja tua Belanda
Gereja Sion (Jakarta)
Dijuluki sebagai “the oldest operating church in Jakarta” atau gereja tertua di Jakarta yang masih digunakan, gereja ini dibangun pada 1695 dan sering dijuluki sebagai Gereja Portugis.
Gereja St. Yusuf (Cirebon)
Gereja ini adalah gereja tertua di Jawa Barat. Gereja ini dibangun pada 1878 atas perintah Lousi Theodoor Gonsalves, pemilik pabrik gula di Jawa dengan arsitek Gaunt Slotez. Kini, gereja ini telah menjadi cagar budaya di Cirebon.
Gereja GPIB Magelang
Sekilas dilihat, gereja GPIB Magelang memang tampak seperti puri Eropa. Untunglah gereja ini masih lestari dengan bentuk aslinya seperti ketika dibangun 1817.
Gereja GPIB Purworejo
Gereja GPIB Purwokerto yang bergaya arsitektur neo-gothic ini dibangun pada 1897 dan memiliki menara lonceng kecil yang berkubah.
Gereja St. Antonius (Solo)
Aku takkan membahas gereja ini panjang lebar sebab aku pernah membuat postingannya di sini, OK?
8. Gereja St. Laurensius (Tangerang, Jawa Barat)
Sekilas melihatnya, mungkin kita akan sulit percaya bahwa gereja ini terletak di Indonesia, bukan di luar negeri. Gereja paroki St. Laurensius ini tergolong baru, sebab baru diresmikan 21 Mei 2009 dan baru resmi menjadi paroki pada 2012. Gereja megah ini terletak di kawasan perumahan Alam Sutera, Tangerang dan merupakan satu-satunya gereja Katolik berkubah di wilayah Keuskupan Agung Jakarta.
9. Gereja Regina Caeli (Jakarta)
Gereja yang terletak di wilayah Pantai Indah Kapuk ini dibangun selama dua tahun dan diresmikan pada 11 Juni 2006. Keunikan gereja ini tentunya adalah gaya arsitekturnya yang modern membuatnya layak menyandang sebagai salah satu gereja terindah di Indonesia.
10. Gereja Setan???? Inilah alasan mengapa sebaiknya kita tidak menaruh gurita di atas atap rumah.
Entah kerasukan apa aku sampai memasukkan bangunan ini ke list gereja2 yang ada di Indonesia hahaha. Tapi karena ceritanya yang kocak, makanya aku iseng2 memasukkannya ke sini. Bangunan ini terletak di kawasan Pasteur, Bandung dan sempat membuat heboh karena ada gurita di atas atapnya. Sampai-sampai muncul gosip bahwa bangunan ini adalah gereja para pemuja setan hingga pernah hampir digrebek polisi segala. Namun sebenarnya rumah ini hanya rumah biasa milik seorang pecinta seni kontemporer, bahkan konon katanya gurita di atas atap rumah ini dipasang oleh para mahasiswa ITB.
BONUS
Gereja-gereja yang berdampingan dengan masjid
Nah, sebagai penutup kuberikan gereja-gereja yang tak kalah unik, sebab letak mereka yang berdampingan dengan masjid. Di antaranya adalah GKJ Joyodiningratan Solo yang berdampingan dengan Masjid Al-Hikmah. Dua bangunan yang terletak di Jalan Gatot Soebroto 222 Solo ini sudah terkenal karena keharmonisan dan kerukunan antarumat beragamanya.
Di Malang malah lebih unik lagi, sebab Masjid Agung Malang terletak berdampingan dengan gereja GPIB Imannuel dan Gereja Katolik Kayutangan. Bahkan umat Muslim tak segan-segan melaksanakan ibadah sholat ied di halaman gereja.
Lebih heboh lagi di Lamongan, sebab ada 3 tempat ibadah terletak berdampingan, yaitu Masjid Miftahul Huda, Pura Sweta Maha Suci, dan Gereja Kristen Jawi Wetan.
Dan yang paling terkenal tentulah gereja Katedral Jakarta yang berhadap-hadapan dengan Masjid Istiqlal.
Wah, semoga saja ya kerukunan antarumat beragama seperti bisa dirasakan di seluruh penjuru tanah air kita.
Bang Dave, Gereja Blimbingsari itu berdiri di atas desa Blimbingsari yang merupakan satu satunya desa yang penduduknya 100 % beragama kristen di Bali. Ada juga sih desa Palasari yang sebagian besar umat katholik. Tapi masih ada yang hindu. Bali memang penuh toleransi :)
ReplyDeletesaya jemaat GPIB Imannuel Malang, betul abang bilang kita harmonis dan saling menjaga, kalau natal pemuda masjid turut serta menjaga kita yg ibadah jg sebaliknya jika mrk sholad ied kita mundurkan jam kebaktian jk bertepatan hari minggu. kita sama2 menyembah Tuhan YME.
ReplyDeleteAda juga gereja di Bali, Jimbaran yg dbangun uk menunjukkan toleransi krn ada mesjid, gereja protestan, katolik, pura dan vihara
ReplyDelete