Saturday, October 27, 2012

KENANGAN INDAH DI GEREJA PURBAYAN


100_2788
Berbeda dengan postingan-postinganku sebelumnya, postingan kali ini sekaligus adalah postingan terakhirku yang kubuat di kota Solo. Bulan depan aku akan meninggalkan kota kelahiranku ini karena mendapat pekerjaan baru di Tangerang. Makanya aku ingin membuat postingan terakhirku ini spesial dengan membahas gereja tempatku biasa beribadah, yaitu Gereja Katolik St. Antonius Solo atau sering disebut dengan Gereja Purbayan. Gereja ini adalah gereja paling bersejarah di Kota Solo. Gereja ini berdiri tahun 1916 dan salah satu umatnya dulu adalah pahlawan nasional Slamet Riyadi yang namanya diabadikan menjadi jalan arteri di Solo.
Sekilas tentang gereja ini, gereja ini cukup besar dan luas. Bahkan aku sempat berkunjung ke Katedral Semarang, Surabaya, hingga Malang dan kurasa interior gerejaku ini lebih luas. Gaya arsitekturnya bergaya Romanesque yang sangat megah. Seperti biasa, ciri khas gereja Katolik adalah kaca-kaca jendela patrinya yang besar dan berwarna-warni. Gereja ini memiliki dua menara lonceng. Dari dulu, bentuk dan warna gereja ini tak berubah, yaitu serba putih.
Uniknya letak gereja ini berada di pusat kota, bahkan berdampingan dengan balai kota Solo. Aku ingat, waktu balai kota dibakar dulu pas kerusuhan di Solo, balai kota ludes terbakar namun ajaibnya, apinya tak sampai menyambar gerejaku ini. Kejadian itu kuanggap mukjizat hingga sekarang.
Pengalaman memalukan yang paling kuingat di gereja ini adalah saat misa sore, karena capek abis pulang dari kampus, nggak sadar aku tertidur pas kotbah romo. Aku baru terbangun pas doa Bapa Kami gara2 orang-orang yang ada di sebelahku pada berdiri. Akupun langsung ikut berdiri. Hahaha…untung nggak keterusan. Bisa malu-maluin tuh. Sejak itu aku sebisa mungkin menghindari misa sore soalnya suasananya bikin ngantuk.
Oya ada juga pengalaman yang bikin deg2an, yaitu waktu sebuah gereja Protestan di Solo sempat dibom pada tahun 2011. Nah, waktu itu aku sempat ketakutan pas ke gereja, takutnya gerejaku ini juga jadi sasaran bom. Tapi kupikir2 tambah dosa entar aku kalo nggak ke gereja gara2 takut bom. Akhirnya aku nekad beribadah walau dengan was2 (apalagi aku biasa duduk di belakang dekat pintu gereja). Untunglah gereja saat itu dijaga cukup ketat sehingga nggak terjadi insiden apa-apa.
Uniknya tiap Paskah dan Natal selalu saja ada laskar beranggotakan saudara2 yang beragama Islam yang menjaga keamanan gereja. Aku juga punya teman Muslim yang selalu menjadi relawan menjaga keamanan gereja tiap Malam Natal. Salut banget deh buat mereka! Rasa terima kasihku nggak terhingga buat mereka. Bahkan waktu aku cerita hal ini ama teman chattingku bule orang Amerika, dia sempat impressed alias terkesan ama kerukunan beragama di Solo.
Banyak kenangan indah di gereja ini, soalnya di gereja ini pula aku dibaptis. Makanya aku agak emosional dan berurai air mata saat menulis postingan ini (hahahah, nggak ding, lebay amat). Tapi rasanya emang agak berat ninggalin gereja ini. Bahkan saat misa terakhirku di gereja ini (sebelum aku berangkat ke Tangerang), aku sempat memfoto-foto gereja ini.
100_2792
100_2794
100_2787
100_2783
Semoga aja aku bisa pulang ke Solo pas perayaan 100 tahun gereja ini. Dan semoga saja gerejaku setelah pindah nanti lebih keren dari yang ini hahaha.

No comments:

Post a Comment