Sebagai pengagum arsitektur Islam, aku pernah menulis tentang macam-macam gaya arsitektur Islam dalam postingan blog-ku yang berjudul “Arsitektur Islam: The Legend of Divine Beauty”. Di situ aku mencantumkan empat gaya, yaitu Moorish (Spanyol), Persia atau Safavid (Iran), Ottoman (Turki), dan Moghul (India). Namun sayangnya ternyata aku melewatkan satu gaya arsitektur, yaitu Mamluk yang digunakan untuk membangun masjid-masjid di Mesir, terutama di Kairo. Nah, di sini aku akan mencoba menebusnya dengan membahas gaya ini secara tersendiri.
Dinasti Mamluk adalah sebuah dinasti Muslim yang pernah berkuasa di Mesir dan Syria pada tahun 1250-1517. Selama masa berkuasa itulah, Dinasti Mamluk menyumbangkan salah satu gaya arsitektur Islami yang sangat indah yang disebut gaya Mamluk. Monumen-monumen peninggalan dinasti ini dapat dilihat di Kota Tua Kairo meliputi citadel (benteng), masjid, madrasah, dan mausoleum (bangunan makam). Keindahan masjid-masjid dan menara Mamluk hingga kini membuat Kairo dikenal sebagai kota 1000 menara.
Berikut ini adalah ciri-ciri gaya arsitektur Mamluk.
1. Bangunan tidak bersifat simetris.
2. Bentuk minaret sangat khas, yaitu terdiri dari tiga bagian (tingkat), dimana bagian pertama berbentuk persegi, bagian kedua berbentuk octagonal (bersegi delapan), dan bagian ketiga berbentuk bulat (melingkar). Bagian teratas biasanya berbentuk balkon dengan bariasan tiang (collonade). Balkon minaret disangga oleh muqarnas.
3. Bentuk kubah sangat khas, yaitu berbentuk seperti drum (silinder) dengan bagian atas meruncing). Kubah terbuat dari batu dengan bagian luar (eksterior) kubah dihiasi dengan ukiran.
4. Motif-motif dekorasi umumnya berbentuk geometris yang sangat rumit. Ciri khas gaya Mamluk adalah motif dekorasi yang dikenal sebagai Mamluk star atau Mamluk rose, yaitu motif bintang yang saling berkait.
5. Penggunaan muqarnas (stalaktit), yaitu struktur mirip sarang lebah pada langit-langit.
6. Portal (pintu masuk) dihiasi dengan atap berbentuk seperempat lingkaran yang dihiasi muqarnas.
7. Penggunaan kaligrafi secara ekstensif.
8. Adanya mashrabiyya, yaitu kisi-kisi pada jendela yang bermotif geometris. Fungsinya untuk memberikan privasi sekaligus mencegah sinar matahari gurun yang menyengat masuk ke ruangan.
9. Interior bagian dalam pada daerah “eye level” atau sejajar dengan pandangan mata biasanya miskin dekorasi. Dekorasi justru diutamakan pada daerah langit-langit dan kubah. Filosofinya adalah agar semua yang memasuki masjid akan teralihkan pandangannya ke atas, yaitu ke arah surga.
11. Penggunaan batu bata merah dan putih yang diletakkan berseling sehingga tampak efek “belang” pada dinding.
Berikut ini adalah beberapa contoh bangunan bergaya Mamluk.
Kompleks masjid dan universitas Al-Azhar
Mausoleum Sultan Faraj Ibnu Barquq
Kompleks mausoleum dan masjid Sultan Al-Ashraf Qaytbay
Masjid Sultan al-Nasir Muhammad
Kompleks masjid dan madrasah Sultan Hassan
Kompleks madrasah Sultan Al-Zahir Barsbay
Kompleks madrasah dan mausoleum Qalawun
Masjid al-Maridani
Masjid Aqmar
Masjid Aqsunkur
Masjid al-Rifai
Itu Bang Dave sendiri yang nyusun postingan???
ReplyDeletebukan...kucing gue...YA IYALAH GUE YANG NYUSUN...siapa lagi emang??? gue emang suka arsitektur Islam gitu
Delete