Friday, March 9, 2012

BERKUNJUNG KE KAMPUNG BATIK LAWEYAN, SOLO




Ayoo coba tebak kota batik di Indonesia itu dimana? Hah, Garut? Bukaaaan…kota batik tuh di Pekalongan. Lho. Apa dong hubungannya ama kota Solo? Sbnrnya aku sndri jg ga tahu hehehehe. Tapi kl ngomongin soal batik, pastinya ada dua nama yg terlintas di benak kalian, yaitu Yogya dan Solo. Ember alias emg benar kl kota Solo termashyur krn batiknya. Solo punya dua kampung batik, yaitu Laweyan dan Kauman. Di kampung batik, tak hanya bs berbelanja batik, kita jg bs bljr cara membuat batik. Nah, dlm postinganku kali ini, aku akan menecritakan acr jalan2ku ke Kampung Batik Laweyan yg kaya akan nilai sejarah.

Perjalananku dimulai Jl. Slamet Riyadi, dimana aku turun di dpn apartemen Center Point yg br dibangun. Tepat disana terdapat gerbang masuk ke kawasan Kampung Batik Laweyan. Nggak susah koq nyari lokasi ini, secara cm ada dua gedung pencakar langit di Solo, Center Point ama Paragon.

Nah, di sini aku melihat sebuah bangunan tua. Oleh msyrakat sekitar, rmh ini disebut “Omah Lowo” alias rumah kelelawar. Bkn krn rumah ini markas Batman lho, tp krn rmh ini dihuni oleh ribuan kelelawar. Waktu aku lewat pun terdengar suara berisik dr dlm. Duh syg bgt terbengkalai gt.

Nah, di sepanjang jln menuju Kampung Batik Laweyan, disediakan trotoar yg rindang di sisi kanan kiri jalan.


Wah, keliatan enak ya bt jalan2, soalnya jarak menuju gerbang dpn td ke kampung batik lmyn jauh. Tp bt kalian yg nggak kuat jalan, aku saranin naek becak dr sini ke kampung batiknya. Nah, di sepanjang jalan, aku kok justru merasa nggak di Solo, tp berasa di Bandung. Secara byk outlet busana batik dlm rumah2 kuno so suasananya jd kyk di Bandung.




Di sini jg byk bangunan kuno bergaya art deco. Bbrp terawat baik, namun syg byk jg yg tampak kumuh. Ini beberapa di antaranya.



Setelah melewati perempatan, kita akan menemui pertigaan dg sebuah pasar di pojoknya. Nah, tggl menyeberang kita bakal menemukan kampung batik yg tersembunyi di gang2 kecil. Tp saranku, masuklah melalui gang di samping bangunan bermenara ini, soalnya terdapat peta kampung batik (br nggak nyasar).


Wah, trnyta bangunan ini dah tua bgt, liat aja tahun pembuatannya.

Di dalam kampung batik, kita akan menemukan bangunan2 tua dan detailnya yg rumit.






Dan tugu ini.


Aku masuk ke salah satu gang yg unik, soalnya di mulut gang dipajang artwork2 khas etnik ini.

Trnyta jika kita berjalan lurus ke selatan, kita akan menemukan sungai ini. Nah, sungai ini trmsk dlm program prokasih, bahkan masyarakatnya sndri sudah berpartisipasi dlm pengolahan limbah di sungai ini.


Di sini kita jg akan menemukan makam K.H. Samanhudi, pahlawan nasional sekaligus pendiri Serikat Dagang Islam.


Setelah smpt berputar2 dan kesasar, akhirnya aku menemukan masjid yg konon berusia 5 abad dan mjd mesjid tertua di Solo, yaitu Masjid Pajang.



Aku smpt heran soalnya ada rame2 dan byk mobil parkir di sini. Trnyta di dkt sini ada pengobatan alternatif Eyang Gentar dan yg naek mobil2 itu pasiennya. Aku smpt berputar2 untuk mencari Museum Samanhudi, namun nggak ktmu. Eh setelah aku googling di internet keesokan harinya, trnyta ini bangunannya. Duh, pdhl aku ingat bangunan ini kmrn di dpn mata tp aku tanpa curiga ngelewatin bangunan begitu aja. Soalnya dr luar nggak keliatan kyk museum sih. 

Saat aku mblusuk2 di gang entah dmn, aku menemukan batik2 yg sedang dijemur ini. Batik2 di sini emg menjual batik tulis, jd harganya agak mahal gt, mulai dr ratusan ribu hingga jutaan.


Setelah puas berkeliling, akhirnya aku kembali ke jalan besar untuk naik bus pulang. Di dpn Omah Lowo aku melihat kerumunan ini.

Ada apakah ini? Apa mrk berkumpul untuk mengaguni keindahan arsitektur gedung bersejarah ini. Hehehe…trnyta ada tindak kriminal di sana. Ada bayi dibuang, tp nggak tau msh idup apa nggak. Wah, dasar org, bagian liat org menderita pd ngumpul2, bagian gedung2 bersejarah malah diterlantarin. Kawasan Kampung Batik Laweyan ini memang sgt potensial untuk kawasan wisata dan aku harap Pemkot Solo mau mengeksploitasinya demi melestarikan sisi sejarahnya dan jg memperbaiki sisi ekonomi masyarakat sekitar.




2 comments: