Saturday, February 16, 2013

10 BANGUNAN BERSEJARAH YANG KINI TAK ADA LAGI

 

Memang banyak bangunan kolonial peninggalan Belanda di negara kita. Namun itu baru sebagian lho. Aslinya sih hanya beberapa yang bisa selamat dari perkembangan zaman, sementara yang lain kini sudah tak ada lagi alias hanya bisa dikenang lewat foto ataupun lukisan tempo doeloe. Nah, inilah bangunan-bangunan bersejarah yang kini telah dihancurkan.

1. Gedung Societeit Harmonie

Gedung_harmonie

Pernahkah kalian tahu kenapa daerah Harmoni yang terkenal dengan halte transit busway-nya dikatakan Harmoni? Well, definetely nothing harmonious on that street *admin jadi inget pernah keilangan hape di sana*. Tempat itu dikatakan Harmoni sebab di sana pernah berdiri gedung Societeit Harmonie. Gedung ini dulu terletak di ujung jalan Veteran dan Majapahit dan mulai dikerjakan sejak tahun 1776 oleh Gubernur Jenderal Reineir de Klerk kemudian dilanjutkan pembangunannya oleh Daendels *si kejam* dan Raffles hingga baru resmi dibuka pada 1868. Gedung ini menjadi tempat pesta para sosialita Belanda (yang sejak zaman kolonial Belanda hingga kini, definisi sosialita masih tetap sama = tante2 nggak nyadar umur dandan menor + kemungkinan besar masih doyan brondong).

Sayangnya bangunan bernilai historis tinggi ini dirubuhkan pada tahun 1985. Ingin tahu alasannya? Untuk membangun rumah ibadah? Panti asuhan? Sesuatu yang berguna bagi rakyat, bangsa, dan negara Indonesia? Nope, buat membangun lapangan parkir Sekretariat Negara. Great, what a smart dumbass (kadang gue ampe jungkir balik mikirin ketololan petinggi negeri ini).

2. Benteng Frederik Hendrik

COLLECTIE_TROPENMUSEUM_'Citadel_'Prins_Hendrik'_te_Weltevreden'_TMnr_10002113

Benteng ini dibangun pada 1834 oleh Gubernur Jenderal van den Bosch *kejam juga*. Benteng ini terletak di kawasan Taman Wilhemina dan terpaksa dirubuhkan untuk pembangunan Masjid Istiqlal. Well, kalo yang ini sih aku nggak begitu keberatan. Soalnya kan niat Presiden Soekarno baik membangun masjid tepat di depan Katedral Jakarta untuk menunjukkan kerukunan umat beragama di Indonesia, ya nggak?

3. Taman Wilhemina

Aceh-War Victory Monument in Wilhelmina Park in 1910s Batavia (now Istiqlal Mosque)

Taman Wilhemina ini disebut-sebut sebagai taman paling “wow” pada zamannya. Pada saat pembangunannya di abad ke-19, taman ini menjadi taman terluas dan terindah di Asia. Gile, wow banget khan? Sayangnya, semenjak kemerdekaan taman ini menjadi terlantar dan akhirnya diputuskan untuk membangun Masjid Istiqlal di lokasi taman ini. Oya, dahulu di taman ini terdapat Monumen Waterloo atau Atjeh Monument untuk memperingati para serdadu Belanda yang tewas selama perang Aceh. Taman yang dibangun oleh Daendels *si kejam* ini uniknya terletak di dekat Kali Ciliwung (yang kala itu jernih) sehingga terdengar gemericik air yang menyegarkan kala berjalan-jalan di situ. Kalo sekarang yang ada mah gemericik sampah kaleeeee.

4. Gerbang Amsterdam

COLLECTIE_TROPENMUSEUM_De_Amsterdamse_Poort._TMnr_60005159

Gerbang bergaya barok ini berdiri pada pertengahan abad ke-19 pada masa pemerintahan J.P. Coen *yupz, kejam juga*. Gerbang ini merupakan sisa benteng yang mulai ditinggalkan pada masa Daendels dan sempat direnov oleh Gubernur Jenderal van Imhoff. Sayangnya, gerbang Amsterdam benar-benar dirubuhkan pada 1869 karena dibukanya jalur trem melewati daerah tersebut.

5. Hotel des Indes

COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Hotel_des_Indes_in_Batavia_TMnr_60009042

Wah cukup miris juga pas aku membaca mengenai nasib hotel ini. Hotel ini berdiri sejak 1856 dan pernah menjadi saksi sejarah yang sangat penting, sebab di hotel ini ditandatangani perjanjian Roem-Royen pada 7 Mei 1949. Bahkan, penamaan Hotel des Indes sendiri merupakan usul dari Douwes Dekker. Hotel ini terkenal karena kemewahannya, bahkan Alfred Russel Wallace (pencetus teori evolusi sebelum idenya dicuri Charles Darwin) pernah menginap di sini. Sayangnya, pada tahun 1971, hotel super-bersejarah ini dirobohkan untuk dibangun Kompleks Pertokoan Duta Merlin. Hmm...terima kasih kaum kapitalis telah merusak bangunan bersejarah kami untuk mempertebal dompet anda Smile

6. Katedral Jakarta

gereja tua

Nah, kalo yang ini nih bangunannya dah ilang tapi aku nggak nyesel. Soalnya sekarang bangunannya udah jadi lebih keren hehehe. Nah, seperti itulah wajah katedral Jakarta sebelum berwujud gereja gotik megah seperti sekarang.

7. Gereja Kubah

url

Yap, pada 1736 di Kota Tua Batavia (seberang Stadhuis, Museum Fatahillah sekarang) pernah berdiri sebuah gereja yang unik dan keren banget. Namanya adalah Gereja Kubah atau bahasa Belandanya: Nieuwe Hollandsche Kerk (huh...admin ngucapinnya aja ampe laptop basah semua). Gereja ini dibangun oleh Christoffer Moll. Namun sayangnya karena basically dia bukan arsitek, maka ketika terjadi gempa 3 tahun setelah pembangunannya selesai, gereja ini mengalami kerusakan yang parah. Hmm...emang apa sih kerjaannya Christoffer Moll ini? Pejabat? Seniman? Dosen? Bukan ...

dia tukang roti.

YA IYALAH AMBRUK, TUKANG ROTI DISURUH BIKIN BANGUNAN! Najis ih kompeni zaman dulu. Well, back to history, kerusakan gereja ini dan diperparah dengan bangkrutnya VOC membuat Daendels pada 1808 menyuruh gereja ini untuk dibongkar dan tanahnya dijual untuk menambah kas kompeni. Wah sayang ya. Tapi kalo mau melihat sekilas seperti apa gereja ini, ada kok maketnya di Museum Fatahillah.

8. Gedung Kerapatan Deli

gambar-3

Melihat kemegahan gedung bersejarah ini, rasanya sangat menyayat hati begitu tahu bangunan ini sengaja dirubuhkan oleh pemerintah Medan. Saking tersayatnya, aku sampai nggak kuasa ngetik dan cuma copy-paste aja dari blog lain (padahal emang males hehehe).

“Sebelum Ibu kota Kabupaten Deli Serdang di pindahkan ke Lubuk Pakam, Kota Medan merupakan Ibukota Kabupaten Deli Serdang. Kantor Bupati Deli Serdang menempati Gedung Kerapatan yang berfungsi sebagai ruang kerja Sultan dan juga sebagai lembaga peradilan bagi orang-orang yang masa tidak tunduk kepada hkum kolonial Belanda. Gedung ini dibangun pada masa kekuasaan Sultan Ma'mun Al Rasyid Alamsyah pada tahun 1906. Gedung Balai Kerapatan terletak didepan Istana Maimun, tepatnya sekarang di Jalan Brigjen. Katamso, namun gedung ini sudah rata dengan tanah pada tahun 2004 oleh kebijakan Walikota Medan Abdillah.”

Sumber: http://moeslimginting.blogspot.com/2013/01/mengenang-kantor-bupati-deli-serdang.html

9. Pabrik Es Saripetojo

solo-pabrik-es

Sekilas dilihat sih emang bangunan ini nggak spesial. Seiring perkembangan zaman, bangunan inipun terus dipugar sehingga bentuk aslinya tak terlihat lagi. Namun yang namanya nilai historis kan tak hanya dilihat dari sisi bangunannya saja. Walaupun menyimpan nilai sejarah tinggi, pabrik es yang sudah berdiri sejak zaman kolonial ini dirubuhkan atas perintah Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo. Kenapa sih dirubuhin? Rencananya  sih mau dibikin supermarket yang depannya G belakangnya S terus artinya “raksasa” gitu (nggak boleh nyebut merek ya). Hal itu memicu perseteruan dengan Walikota Solo saat itu, Jokowi yang tak setuju dengan penghancuran gedung bersejarah tersebut. Selain itu, rencananya pembangunan supermarket Gian*s tersebut (oooops keceplosan deh hehehe *ekspresi pembaca: nih anak ngeselin banget*) juga ditentang habis2an oleh penduduk sekitarnya sebab terdapat banyak pasar tradisional di daerah tersebut.

Namun apa daya, berkat kepiawaian gubernur Bibit yang luar biasa jeli dalam melihat potensi ekonomi (hebat banget ya, pantesan Jawa Tengah maju banget sekarang Smile with tongue out ) gedung bersejarah ini terlanjur rata dengan tanah. Berita terbaru, akan dibangun hotel dan convention center yang diizinkan berdiri dengan catatan tetap menjaga bangunan2 kuno yang masih tersisa di areal bekas Saripetojo.

10. Benteng Vastenburg

20081217141813

Satu lagi kisah miris yang sayangnya terjadi di kotaku, adalah penelantaran dan penghancuran sedikit demi sedikit benteng Vastenburg. Benteng ini dibangun pada 1745 oleh Gubernur Jenderal Imhoff. Sayang oleh Walikota era Suharto, yaitu Hartomo (yang tentu pada zaman itu semboyannya adalah *hargin (hari gini) nggak korupsi???* dijual ke pihak swasta (atau bahasa halusnya ditukar guling) dan akan dibangun hotel bintang 5. Huh, apapun istilahnya, mau ditukar guling, kambing guling, babi kecap, rica2 gukguk, tetap saja kan itu bangunan bersejarah milik warga Solo, enak aja mau dibikin hotel yang nggak jelas manfaatnya buat rakyat.

Pengembalian benteng Vastenburg ke masyarakat Solo ini terus diperjuangkan oleh Jokowi semasa pemerintahannya, namun tetep saja masalah hak milik ini sangatlah rumit (apalagi benteng ini secara *legal* udah telanjur dibeli swasta). Jadinya ribet deh, gua juga pusing nih.

Nah, kalo sekilas kalian lewat benteng Vastenburg mungkin kalian akan lihat benteng ini terbengkalai. Lebih parahnya lagi, bangunan2 kuno di dalamnya (foto di bawah) sudah telanjur dihancurkan oleh pemilknya sekarang.

Benteng Vastenburg 2

BONUS

Gereja Katolik St. Ignatius Magelang

magelang

Gereja ini pertama kali dibangun 1899 dengan gaya Belanda yang sangat khas. Tapi pada 1962 gereja ini dirombak habis-habisan menjadi bentuknya yang sekarang. Hmmm...pasti jadi lebih bagus khan bangunannya? Ya iyalah, secara Katolik gitu. Ini dia bangunannya sekarang ....

image

Ta ta....ehm (spechless).

Maaf ya sebelumnya buat para pastur yang ada di gereja tersebut. Secara nih saya juga orang Katolik, tapi kalo punya pastur2 seperti anda2 ini, saya pasti langsung...

*CAPEEEEEK DEH*

Plis deh, gerejaku di Solo juga gereja tua Belanda tapi pastur2nya masih pada semangat 45 mempertahankan sejarah dan arsitektur asli gereja. Ini umatnya malah ngerusak sejarahnya sendiri. Heran ih.

BONUS #2

Hampir semua bangunan bersejarah di Medan

images

Aku nggak tau ya apa yang terjadi di Medan, tapi dari berita yang kubaca di internet, banyak banget bangunan bersejarah yang dihancurin di Medan. List-nya udah ada banyak banget., kayak Gedung Mega Eltra, Gedung South East Bank, Kantor PU Medan, kantor Bupati Deli Serdang (buset dihancurin juga?), SMPN I (buseeet, diancurin juga???), rumah panggung, eks Bank Modern, villa kembar, bekas bangunan Deli Spoorweg Maatschappij (DSM), dan lain-lain. Bahkan gedung Balai Kota Medan yang bersejarah bukannya dibikin jadi ruang publik, eh malah digadaiin jadi restoran ke hotel Aston.

balai-kota

Padahal dulu Medan dijuluki sebagai Paris van Sumatra karena keindahan bangunan2 kolonialnya. Sekarang? Dengar2 para backpacker luar negeri aja enggan berkunjung ke sana. Wah, buat orang Medan yang sabar ya.

Nah, itulah 10 bangunan bersejarah yang kini tak ada lagi. Maaf ya kalo semisal ada yang tersinggung dengan tulisanku di atas. Aku emang orangnya blak2an gitu, mau orang biasa, pengusaha, gubernur, apa pastor sekalipun kalo dia nggak menghargai sejarah pasti aku omelin hehehe. Semoga tulisan ini berguna. Kalo ada bangunan bersejarah di sekitar kalian ayo kita bantu lestarikan, jangan malah dicorat-coret okay?

5 comments:

  1. Keren boss info nya.. nice post.. ^_^

    ReplyDelete
  2. jadi pengen pulang ke magelang

    ReplyDelete
  3. bangunan tua di medan memang banyak yang udah dihancurin, biasanya karena udah bangunannya udah rapuh atau alasan urgent lainnya. tapi masih banyak bangunan lama yang masih ada dan dijadikan tempat wisata (namanya LonSum atau "London Sumatera") isinya deretan bangunan tua kaya di kota tua yang di jakarta, tapi sayangnya tempatnya gk terawat kayak kota tua

    ReplyDelete
  4. Maunya ya....
    Di gedung2 tua itu ada penunggu. Jadi kalo dirubuhin buat aliran dana ke kantong kapitalis, para penunggu lsg mengganggu mereka siang dan malam sampai mereka membangun ulang bangunan itu TANPA DIKORUPSI

    ReplyDelete