Kasus Chris Watts pastilah sudah tak asing lagi, namun bagaimana dengan nama ini: Scott Peterson? Identitasnya mungkin masih asing untuk kalian (kecuali kalian fans berat kasus kriminal), apalagi kasusnya yang menimpanya terjadi hampir 20 tahun yang lalu. Akan tetapi di Amerika sana, dimana kasusnya pernah menjadi perbincangan publik, namanya lekat dengan status berikut: seorang suami pembunuh istri. Bahkan di masa depan, ketika kasus-kasus yang sama terjadi dimana nyawa istri melayang di tangan suaminya sendiri, mereka disebut sebagai “another Scott Peterson” atau “Scott Peterson yang lain”.
But here’s the twist, ada
dua kemungkinan yang masih menggelayuti kasus ini, walaupun persidangannya
sudah kelar hampir dua dasawarsa lalu, yakni bahwa Scott, dengan keji memang
benar-benar menghabisi nyawa istrinya atau kemungkinan kedua, bahwa Scott
sebenarnya tak bersalah dan semua yang menimpanya sesungguhnya merupakan bias
pengadilan yang memvonisnya bersalah tanpa satupun bukti konkret.
Silakan kalian simpulkan sendiri yang mana, setelah kalian mengikuti pembahasan gue tentang Scott Peterson di Dark Case kali ini.
Di kota San Diego inilah Chris Peterson menghabiskan masa mudanya |
Kasus Scott Peterson
benar-benar menghebohkan daratan Amerika Serikat pada awal ahun 2000-an hingga
kala itu banyak orang yang menyela pekerjaan mereka demi menyaksikan secara
langsung persidangannya yang ditayangkan di televisi. Banyak di antara
menanti-nanti jawaban, apakah Scott benar-benar membunuh istrinya, ataukah
semua itu hanya tuduhan palsu semata?
Mari kita flashback sejenak. Kasus ini terjadi di California dimana pada 1972, Scott Peterson lahir di keluarga sederhana di San Diego. Semenjak kecil, Scott bercita-cita menjadi seorang pemain golf profesional, saking cintanya dia pada cabang olahraga tersebut. Idolanya adalah pemain golf terkenal kala itu, Phil Mickelson. Bahkan, Scott tak main-main mengejar cita-citanya itu hingga pada usia remaja, ia meraih predikat sebagai salah satu pemain golf junior terbaik di San Diego.
Scott juga dikenal amat ambisius. Pada 1990, Scott memutuskan kuliah di Arizona State University, kampus yang sama dimana idolanya, Phil, pernah menimba ilmu. Namun sebuah skandal yang terungkap kala itu membuat mimpinya kandas di tengah jalan.
Kala itu saingan berat Scott adalah seorang pegolf muda berbakat bernama Chris Couch yang meraih predikat juara 1 nasional. Scott berteman dengan Chris karena mereka berasal dari satu almamater yang sama. Namun ayah Chris menentang pertemanan itu, bahkan melaporkan Scott ke pelatih tim golf mereka hingga menyebabkan Scott dikeluarkan dari tim tersebut. Penyebabnya? Rupanya Scott mengajak Chris untuk mabuk-mabukan dan main perempuan, menyebabkannya gagal konsen dalam bermain golf. Ayah Chris curiga, Scott sengaja menyabotase putranya itu agar bisa mengalahkannya dan merebut gelarnya.
Dikeluarkan dari tim tak
menciutkan nyali Scott. Iapun pindah ke California Polytechnic State University
dimana ia dikenal sebagai mahasiswa teladan. Ketika kuliah di sana, Scott
bekerja sampingan di sebuah restoran dimana salah satu pelanggan tetap restoran
tersebut adalah seorang gadis cantik bernama Laci Denise Rocha. Ketika melihat
Scott tengah melayani tamu, justru Laci-lah yang terpesona, bahkan mengambil
langkah pertama dengan memberikan nomer teleponnya kepada pemuda itu. Bahkan,
setelah berjumpa dengan Scott. Laci kemudian langsung memberitahu ibunya bahwa
ia sudah menemukan pria yang akan ia nikahi.
Kisah cinta Laci dan Peter memang bak kisah negeri dongeng, namun akankah berakhir bahagia? |
Pertemuannya dengan Laci juga mengubah hidup Scott. Bahkan ia membuang mimpinya menjadi pemain golf profesional demi meraih karir yang lebih mapan di bidang bisnis, semua untuk mempersiapkan rumah tangganya dengan gadis itu. Pada 1997, setelah Laci akhirnya wisuda, mereka berduapun menikah.
Namun kisah Laci dan Scott
bukanlah kisah romantis dari negeri dongeng yang senantiasa bahagia. Bahkan
dalam tahun pertama pernikahannya, Scott (yang kala itu masih berusaha menyelesaikan
kuliahnya, sementara istrinya sibuk bekerja menafkahi mereka berdua) justru
terlibat perselingkuhan dengan perempuan lain. Tak hanya satu, namun dua.
Pada tahun 2000, pasangan
tersebut pindah ke kota kelahiran Laci, yakni Modesto dan membeli rumah di
sana. Scott mendapat pekerjaan mapan sebagai sales sebuah perusahaan pupuk yang
membuatnya menerima gaji sekitar 5.000 dolar (sekitar 72 juta rupiah) per bulan
dan pada 2002, Laci mengumumkan pada keluarganya bahwa ia tengah hamil. Setelah
mengetahui jenis kelamin anak yang dikandungnya adalah laki-laki, iapun berniat
menamainya Connor. Everything sounds perfect, right?
Namun seperti kata gue tadi, kisah mereka bukanlah cerita indah dari negeri dongeng. And it will end tragically.
Pada bulan November 2002,
ketika Laci tengah hamil 7 bulan, Scott berkenalan dengan seorang terapis pijat
bernama Amber Frey (bukan yang suka ee di kasur itu lho ya). Celakanya, ketika
berkenalan dengan terapis cantik yang bahenol itu, Scott mengaku sebagai
bujangan dan keduanya pun mulai berkencan dan menjadlin hubungan romantis.
Perselingkuhan inipun berujung bencana ketika pada sehari sebelum Natal, pada
24 Desember 2002, Scott melaporkan pada polisi bahwa istrinya, Laci,
menghilang.
Peter dan sang selingkuhannya, Amber Frey |
Scott mengaku bahwa
terakhir kali ia melihat istrinya adalah pada jam 9.30 pagi ketika ia hendak
berangkat memancing di marina. Ia mengatakan bahwa ia melihat Laci tengah
menonton sebuah acara memasak, namun hari itu berencana melakukan pekerjaan
rumah tangga, memanggang kue, dan mengajak jalan-jalan anjing mereka ke taman
terdekat. Scott kemudian mengatakan bahwa ketika ia pulang dari memancing, ia
menemukan rumah mereka kosong, sementara anjing mereka yang seharusnya berada
di dalam rumah, malah ia temukan berada di halaman belakang. Ia tak menemukan
Laci di manapun, namun mobil miliknya masih terparkir di rumah mereka. Scott
juga mengaku bahwa sepulang dari memancing ia langsung mandi dan mencuci semua
bajunya karena tubuhnya basah sehabis dari marina (fakta ini akan penting
nantinya).
Peterson mengaku bahwa ia
menunggu istrinya sampai jam 5 sore dan ketika ia tak kunjung pulang, iapun
memberitahu keluarga istrinya dimana mereka segera memanggil polisi. Tentu
seorang wanita yang berpergian hingga sore bukanlah hal yang aneh, namun
masalahnya Laci tengah hamil tua dan sama sekali tak mengabari suami dan
keluarganya dimana ia berada sekarang.
Dua detektif bernama Jon
Buehler dan Allen Brocchini kemudian segera menyelidiki kasus ini. Ketika
mereka menggeledah kediaman pasangan Peterson untuk mencari barbuk alias barang
bukti, mereka segera menemukan keanehan. Pertama, kunci mobil serta dompet
milik Laci ditemukan di dalam tasnya, masih tersimpan rapi di dalam lemari. Ini
menunjukkan bahwa Laci tak mungkin pergi dengan kehendaknya sendiri. Jika
tidak, maka ia pasti membawa paling tidak dompetnya, jika ia hendak berpergian.
Kedua, mereka menemukan sebuah buku telepon (ini masih zaman tahun 2000-an ya
dimana handphone masih jarang dan orang-orang biasa mencari nomor telepon di
dalam buku tebel yang namanya Yellow Pages, berisi nomor telepon seantero
kota). Kala itu, halaman Yellow Pages itu terbuka tepat di satu halaman penuh
iklan pengacara, seolah-olah Scott tengah membutuhkannya demi membela diri.
Ketika dua detektif itu
menanyai sang suami, keanehan ketiga menyeruak. Sikap dan postur Scott kala itu
amatlah tenang, berbeda drastis dengan reaksi keluarga Laci yang amat panik
mendengar wanita itu menghilang.
Walaupun kala itu belum ada bukti, namun Laci Peterson diduga kuat meregang nyawa di tangan suaminya |
Kasus menghilangnya Laci
Peterson menarik perhatian publik, apalagi ditambah fakta bahwa ia tengah mengandung
yang makin membuat publik menjadi iba.
Salah satu yang membacanya adalah Amber Frey, wanita selingkuhan Scott. Amber
kemudian datang ke polisi, mengaku bahwa pertama kali berkenalan dengan Scott,
pria itu mengaku belum menikah. Namun pada 9 Desember 2002, Amber akhirnya
mengetahui segalanya dan mengkonfrontasi Scott. Namun jawaban Scott sungguh
aneh, bahwa “ia telah kehilangan istrinya” dan “ini akan menjadi liburan
pertamanya [ingat insiden ini terjadi sebelum liburan Natal] tanpa istrinya”.
Yang membuat bergidik,
pernyataan itu dilontarkannya sekitar 2 minggu sebelum istrinya benar-benar
menghilang.
Sejak awal publik memang
sudah menaruh curiga akan Scott sebagai dalang dibaliknya menghilangnya sang
istri serta jabang bayi dalam perutnya. Namun keluarga Laci sendiri membela
mati-matian Scott itu karena menganggapnya sebagai “menantu yang sempurna”.
Begitu kasus perselingkuhan Scott dengan Amber terungkap, maka tak mengherankan
jika keluarga Laci amat kecewa dan menarik semua dukungan dan pembelaan mereka
terhadap Scott.
Kasus Scott dan Laci
Peterson menemui babak baru yang teramat tragis ketika pada 13 April 2003,
seorang pasangan yang tengah membawa anjing mereka jalan-jalan di Teluk San
Francisco secara tak sengaja mendapati sebuah penemuan yang amat mengerikan.
Mayat seorang bayi yang
telah membusuk dengan tali pusar masih menempel di tubuhnya.
Sehari kemudian, penemuan lain yang tak kalah mengerikan terjadi, yakni torso (bagian tubuh atas) seorang wanita di lokasi yang hampir berdekatan. Mayat tersebut membusuk hingga sudah tak mampi dikenali, namun yang jelas, mayat itu adalah seorang perempuan yang dulunya tengah hamil saat meninggal, sebab mengenakan “maternity bra” yang hanya dikenakan wanita yang sedang mengandung.
Beberapa hari kemudian, tes
DNA menyatakan bahwa tubuh yang ditemukan tersebut benar adalah Laci Peterson
dan putranya, Connor. Doktor yang mengotopsi mereka menyatakan bahwa janin
tersebut “terlempar” dari rahim ibunya akibat proses pembusukan jenazah ibunya
yang menghasilkan gas (sebuah peristiwa yang disebut “coffin birth”).
Scott saat di persidangan |
Penemuan jenazah Laci
seakan cukup bagi polisi untuk segera menangkap Scott, suaminya pada 18 April
2003. Kecurigaan mereka juga semakin terabsahkan ketika mereka melihat Scott
telah mewarnai rambutnya menjadi pirang dan mobilnya kini dipenuhi dengan
pakaian, peralatan kemping, uang tunai, dan empat buah telepon genggam,
seakan-akan ia hendak kabur dan “menyamar” untuk menghilangkan jejak. Tak hanya
itu, ia juga diketahui membawa kartu SIM kakaknya yang fotonya mirip dengannya,
mungkin demi mengelabui polisi apabila ia tertangkap di tengah pelariannya.
Pengacara yang disewa Scott
segera memberikan pembelaan bahwa ada kemungkinan orang lain menculik Laci,
membunuhnya, dan membuangnya di teluk San Francisco, dimana mayatnya kemudian
ditemukan. Namun penemuan satu bukti lagi membuat Scott tak mampu berkutik: di
kapal Scott yang digunakannya memancing pada hari dimana istrinya menghilang,
tersangkut sehelai rambut yang memiliki DNA yang sama dengan Laci.
Hal ini tentu memancing
kecurigaan bahwa pada hari tersebut, Scott membunuh Laci, lalu pergi ke teluk,
bukan untuk memancing, melainkan untuk membuang mayat istrinya di sana. Apalagi
Scott mengaku, sehabis ia “memancing” dari marina, ia langsung mandi dan
mencuci pakaiannya, suatu tindakan yang dianggap oleh pihak investigator
sebagai langkah untuk melenyapkan semua barang bukti.
Kasus perselingkuhannya
dengan Amber dan juga kenyataan bahwa Scott hendak kabur juga tak membuat
publik bersimpati pada sang suami, sehingga semua matapun tertuju padanya.
Wajahnya kini sudah terpatri di benak publik sebagai “pria tak setia” yang
punya seribu alasan untuk membantai istrinya sendiri. Seakan belum cukup,
terkuak fakta mencengangkan lain yang makin memberatkan Scott; yakni sebagai
suami dan ahli waris Laci, ia berhak mendapat uang asuransi sebanyak $250,000
(senilai lebih dari 3,6 miliar rupiah) atas kematian istrinya itu.
Pihak jaksa penuntut berpendapat bahwa Scott ingin menjadi “single” kembali, namun tentu saja hal itu takkan mudah terjadi sebab istrinya saja tengah mengandung, sehingga iapun melakukan hal tak terpikirkan sebelumnya: menghabisi istri dan janin yang dikandungnya supaya ia bisa “bebas” kembali. Lagipula tak ada yang menyanggah, uang asuransi yang sedemikian banyak itu juga menjadi alasan menggiurkan bagi Scott untuk menyingkirkan istrinya.
Tak sulit menebak apa hasil
keputusan pengadilan melihat semua yang terpampang di depan mata. Pada 16 Maret
2003, hakim akhirnya menjatuhkan vonis hukuman mati pada Scott yang dikenal di
mata warga Amerika sebagai “sang penjagal istri”.
Sosok Scott Peterson memang membuat wanita-wanita mabuk kepayang, namun benarkah ia adalah seorang pembunuh kejam? |
Namun seperti yang gue ungkapnya di awal, masih ada satu keganjilan tersisa dari kasus ini. Ada kemungkinan, walaupun setitik, bahwa sebejat apapun moral Scott, bukan ia-lah yang membunuh istrinya. Bagaimana jika benar ia memancing pada suatu hari, lalu ketika pulang tak bisa menemukan istrinya? Ada satu fakta yang melandasi teori tersebut, bahwa sepanjang proses penyelidikan, tak ada satupun bukti konkret bahwa Scott-lah yang membunuh istrinya. Tak ada bercak darah, tak ada senjata pembunuhan, tak ada sidik jari; semua hanya berdasarkan dugaan.
Hanya satu bukti yang
benar-benar memberatkan Scott, yakni rambut istrinya yang ditemukan di
kapalnya. Namun bukanlah kapal itu milik keluarganya? Bukan mustahil kan jika
ia pernah mengajak istrinya ke kapalnya itu dan tanpa sengaja rambutnya
tersangkut di situ? Namun, karena opini publik akan Scott sudah sedemikian
buruk (terutama karena perselingkuhannya dengan Amber) maka iapun diputus
bersalah. Ada pula saksi mata (yang diabaikan di pengadilan) yang melihat Laci
masih hidup ketika Scott meninggalkan rumah. Saksi mata lain mengatakan bahwa
tepat di seberang kediaman Laci dan Scott, terjadi sebuah perampokan, tepat
pada pagi sebelum Laci lenyap. Ada kemungkinan Laci menyaksikan perampokan itu
dan para perampok itulah yang bertanggung jawab atas kematian Laci demi
menyingkirkan satu-satunya saksi mata mereka.
Ada satu fakta lagi bahwa
hingga kini, bahkan setelah dipenjara sekalipun, Scott masih bersikeras bahwa
ia tak bersalah.
Tak ada yang meragukan
sosok Scott Peterson sebagai suami tak berakhlak yang tega menyelingkuhi
istrinya kala ia tengah mengandung anaknya sendiri, namun apa benar ia adalah
pembunuh?
Pada 24 Agustus 2020
baru-baru ini, pengadilan California membatalkan hukuman mati atas Scott dan
menggantinya menjadi hukuman seumur hidup, atas dasar “bias” yang terjadi dalam
proses pengadilan kala itu. Namun perkembangan apa lagi yang akan terjadi dalam
kasus ini, kita hanya bisa menunggunya dan membiarkan waktu menjawabnya.
Uniknya, pada 2018 kasus
yang hampir sama terjadi, dimana seorang suami membunuh istrinya sendiri yang
tengah hamil. Kalian mungkin tak asing dengan kasus itu karena sudah sering gue
kupas dan update, yakni kasus yang menimpa Chris Watts. Bahkan, selingkuhan
Chris Watts kala itu, Nichol Kessinger, setelah mendengar kematian istri yang
menjadi saingannya itu, konon langsung membrowsing satu hal di laman pencarian
Google:
“Apakah orang-orang
membenci Amber Frey?”
SUMBER: WIKIPEDIA
A VERY SPECIAL THANKS TO:
Maulii Za
Aulia Pratama Putri
별처럼 다 우리 빛나
Sinyo Kulik
PJ Metlit
Merry Lim
Ananda Nur Fathur Rohman Prast
Adhitya Sucipto
Ciepha Ummi
SPECIAL THANKS TO ALL MY SUPPORTER LAST APRIL:
Utami, Popy Saputri . Jelita Jasmine . Adhitya Sucipto , Rahadian Pratama Putra , Marwah , Elliot Beilschmidt , Ilmiyatun Ainul Qolbi , Fitriani , Aly Fikri , Albian Ocot , Jeremy Yoppi , Steven Alexandro . Junwesdy Sinaga , Johanna Zj , Ahmad Ikhsan , Singgih Nugraha , Rahadian Pratama Putra , Radinda , Kinare Amarill , Maulii Za , Rara , Sharnila Ilha , Victria Tan , Ali Hutapea, . Keny Leon , Rose , Marcella F . Tieya Aulia , Marwah , Dana Xylin , Paramita , Amelia Suci Wulandari , Rivandy , Syahfitri , Dyah Ayu Andita Kumala , Fitriani , Ilmiyatun Ainul Qolbi , dan Riani Azhafa
Yang suka rek di kasur siapa dah? Kudet aing ih 😞
ReplyDeleteTrus si Nichol gada akhlak anjim malah searching kek gitu di google 😑 harusnya Lo searching di google 'apakah di neraka panas?' 🔥🔥🔥🔥
Serem sih Nicole, kalo Ambeeer kan awalnya g tau dia Jln ma pria beris tri
ReplyDelete*Bebec cuec*
Yang suka berak di kasur siapaaa gue gatau ini referensinya siapa😭
ReplyDeleteItu si Amber Heard alias si Mera mantan suaminya Johnny Depp 😑
DeleteMasa si kalian ga tau? Wah kurang bergibah kalian ini
Lu sih, dah tau nama belakangnya beda, malah maksain.
DeleteWah, jangan jangan ini yang menginspirasi kisah Gone Girl ya bang? Mirip banget..
ReplyDelete-Johanna Zj
Iya mungkin, tapi dicampur ama kisah hidupnya Agatha Christie
Deletehttps://mengakubackpacker.blogspot.com/2015/04/agatha-christie-goddess-of-mystery.html
Kasian juga si suami kalau beneran gak salah. Kayak crita gone girl tpi istrinya bneran jdi korban.
ReplyDelete