Kasus yang menimpa Arne Johnson dikenal oleh publik Amerika sebagai kasus "The Devil Made Me Do It" menjadi inspirasi sekuel ketiga film "Conjuring" yang rilis bulan ini |
Siapa sih penggemar horor yang tak kenal dengan tokoh Ed dan Lorraine Warren yang tenar namanya berkat film-film “Conjuring”? Mungkin di antara kalian yang tahu (atau malah tidak tahu) kalau Ed dan Lorraine Warren merupakan sosok yang benar-benar ada dan pernah populer di Amerika sana karena kiprah mereka sebagai “demonologis” atau ahli “persetanan”. Mereka kerap kali dipanggil tiap kali ada kasus supranatural yang menghebohkan publik, di antaranya yang terkenal adalah kasus boneka iblis Annabelle, kasus rumah berhantu di Amitvylle, serta kasus Enfield Poltergeist yang menginspirasi jalan cerita film “Conjuring II”.
Salah satu kasus yang mereka tangani merupakan
kasus yang disebut sebagai “Devil Made Me Do It" sesuai isi pembelaan
seorang pemuda bernama Arne Cheyenne Johnson yang pada 1981 dituduh membunuh bos
kekasihnya yang bernama Alan Bono. Kala itu Arne berkilah bahwa ia “dirasuki
oleh makhluk halus” yang kemudian mendorongnya untuk melakukan pembunuhan itu
diluar keinginannya. Kasus ini menjadi heboh karena inilah kali pertama
“kesurupan” dijadikan alasan pembelaan dalam sebuah persidangan.
Namun seperti apakah kisah lengkapnya? Seperti apa keterkaitan pasangan Warren di dalam kasus tersebut? Kita akan simak dalam Dark Case kali ini.
Sosok Arne Johnson |
Kisah ini dimulai ketika seorang gadis bernama Debbie Glatzel memutuskan untuk pindah ke kediaman lama ibunya di Brookfield, Connecticut bersama kedua orang tuanya, adiknya yang bernama David, dan tunangannya, seorang pria berusia 19 tahun bernama Arne Johnson. Aura buruk sudah mereka rasakan semenjak mereka pertama kali tiba di rumah yang tadinya kosong tersebut. Ketika tengah membersihkan rumah, David, sang anak terkecil dalam keluarga mereka, tiba-tiba melihat penampakan menakutkan. Ia menyaksikan seorang pria tua yang tiba-tiba muncul untuk menakut-nakutinya, bahkan mendorongnya. Debbie pada awalnya mengira itu hanya bualan David belaka agar ia tak perlu ikut bersih-bersih rumah, namun anak itu bersikeras bahwa ia mengatakan yang sesungguhnya. David bahkan mengatakan bahwa sang pria tua yang berwajah bak iblis itu berbicara dalam bahasa Latin dan memperingatkan keluarga tersebut agar tidak pindah ke rumah itu. Jika tidak, ia berjanji akan menyakiti mereka dan “mencuri jiwa” mereka.
Setelah insiden itu, hal-hal aneh mulai terjadi
pada David. Ia mulai mengalami mimpi buruk yang amat menakutkan dan mulai
memperlihatkan perilaku yang aneh. David juga memiliki luka-luka bekas cakaran
dan memar-memar yang tak seorangpun bisa menjelaskan darimana asalnya. Tentu
saja hal itu membuat keluarga tersebut ketakutan hingga mengundang seorang
pastur Katolik untuk memberkati rumah itu. Keluarga itu kini yakni bahwa rumah
itu “jahat” dan tak mau mereka tinggal di sana.
Namun bukannya membaik, kondisi David malah
memburuk. Setelah 12 hari berlalu, barulah keluarga tersebut memanggil
demonologis terkemuka kala itu, yakni pasangan Ed dan Lorraine Warren, untuk
membantu memulihkan kondisi anak mereka. Debbie dan ibunya kemudian mengaku
bahwa mereka kerap melihat ‘kabut hitam” yang tiba-tiba menjelma menjadi sosok
yang kemudian berdiri di sisi David. Mereka meyakini kabut hitam tersebut
adalah sosok iblis yang menghantui mereka. Bahkan tak jarang, David seakan-akan
terlihat tengah dipukuli dan dicekik oleh seutas tangan yang tak terlihat,
sehingga memar-memar berwarna kemerahan akan muncul di lehernya. David juga
mulai menggeram dan mulai berbicara dengan suara yang seolah-olah berasal dari
dunia lain. Lebih parah lagi, tiap malam David mengalami kejang-kejang sehingga
terlihat amat menderita.
Hasil pengamatan Lorraine Warren pada sang bocah
ternyata malah justru lebih menakutkan. Lorraine mengklaim bahwa tubuh David
kadang-kadang melayang, bahkan bisa meramalkan hal-hal yang akan terjadi di
masa depan (termasuk pembunuhan yang akan dilakukan Arne). Merasa bahwa situasi
dapat menjadi berbahaya, pasangan Warren pun segera menghubungi kepolisian.
Sosok demonologist legendaris Ed dan Lorraine Warren |
Karena kondisi David yang semakin parah, Debbie
dan Arne akhirnya memutuskan untuk membawanya keluar dari rumah itu. Kala itu
Debbie tengah bekerja dengan seorang pria bernama Alan Bono. Debbie dan Arne
kemudian menyewa sebuah rumah dekat dengan tempat kerjanya itu. Namun di sana,
hal ganjil kembali terjadi.
Kini Arne mulai berperilaku aneh. Bahkan apa
yang terjadi padanya sangatlah mirip dengan apa yang terjadi dengan David.
Menurut pengakuan Debbie, Arne seringkali bertingkah seolah “kesurupan” dimana
ia akan menggeram dan mampu melihat apa yang Debbie tak mampu lihat. Namun
kemudian, Arne akan tersadar dan sama sekali lupa apa yang barusan terjadi
padanya.
Didorong ketakutan Debbie bahwa iblis yang dulu
merasuki David kini berpindah ke tubuh Arne, kekasihnya itupun mengungkapkan
hal yang mengejutkan.
Arne mengaku, bahwa di tengah upacara exorcisme
yang dilakukan oleh pasangan Warren terhadap David, sesuatu sebenarnya terjadi.
Kala itu Arne amatlah miris melihat kondisi David hingga membuat perjanjian
dengan iblis untuk meninggalkan tubuh David dan menawarkan dirinya sebagai
gantinya. Pasangan Warren sebelumnya sudah memperingatkan Arne agar tak
melakukannya, tapi pemuda itu terus bersikeras. Akibatnya, Arne kini yakin
bahwa iblis itu kini merasuki dirinya. Bahkan beberapa hari setelah peristiwa
itu, ketika tengah mengendarai mobil, iblis itu mengambil alih dirinya dan
membuatnya menabrakkan mobil itu ke sebuah pohon. Namun beruntung kala itu Arne
sama sekali tak terluka.
Namun hal ini nantinya akan berbuntut pada
sebuah petaka.
Kasus yang dialami Arne Johnson menginspirasi film Conjuring yang ketiga |
Pada 16 Februari 1981, Arne memutuskan untuk membolos dari pekerjaannya untuk bergabung bersama Debbie yang tengah bekerja di kediaman keluarga Bono. Kala itu Debbie juga tengah bersama adik Arne yang bernama Wanda dan sepupu Debbie yang masih berusia 9 tahun bernama Mary. Kala itu, bos mereka, Alan Bono, membelikan mereka makan siang di sebuah bar dan kemudian minum-minum. Setelah makan siang, mereka segera pulang kembali ke kediaman keluarga Bono untuk melanjutkan bekerja. Namun Debbie justru membawa Wanda dan Mary ke sebuah kedai pizza, walaupun ia kemudian cepat-cepat membawa mereka kembali ke tempat kerja karena takut bosnya akan marah.
Ternyata benar, setibanya mereka di sana, Alan
yang tengah mabuk berat terlihat marah karena menyangka Debbie justru
berleha-leha setelah makan siang. Karena tengah mabuk, perilakunya menjadi
kasar sehingga Debbie-pun memutuskan mengajak yang lain untuk keluar dari rumah
itu. Namun dengan kasar, Bono kemudian mencengkeram tangan Mary, si gadis
cilik, dan menolak untuk melepaskannya. Pada saat itu juga, Arne tiba-tiba
berperilaku aneh. Ia menggeram seperti binatang lalu menarik sebuah pisau lipat
...
Lalu menusuk Alan berkali-kali hingga iapun
tewas.
Kasus ini tentu saja langsung menghebohkan warga
kota Brookfield sebab ini adalah kasus pembunuhan pertama yang pernah terjadi
di kota tersebut. Begitu mendengar tentang peristiwa itu, Lorraine Warren tak
buang-buang waktu dan segera menghubungi kepolisian kota Brookfield yang kala
itu telah menahan Arne dan mengatakan bahwa Arne melakukannya karena di bawah
pengaruh roh jahat yang merasukinya. Segera, media mencium kasus pembunuhan itu
dan segera meliputnya secara besar-besaran, terutama karena keterlibatan
pasangan Warren yang amat fenomenal kala itu.
Lorraine Warren senantiasa menemani keluarga Arne selama pemuda itu ditahan dan diadili |
Martin Minella, pengacara yang ditunjuk untuk membela Arne di pengadilan segera berupaya membebaskan Arne dari segala tuduhan dengan menggunakan kesaksian Lorraine. Dalam kesaksiannya, Arne membela diri dengan mengatakan “The devil made me do it” atau iblis yang merasuki dirinya-lah yang memaksanya melakukan pembunuhan itu. Namun tentu saja, hakim yang bertugas kala itu, Robert Callahan tak bisa serta-merta menerima pembelaan itu, bahkan menolaknya dengan alasan “tidak saintifik”. Akibatnya, Arne kemudian dijatuhi hukuman 10 tahun penjara. Yang meringankannya kala itu adalah Arne tak merencanakan pembunuhan itu dan aksinya kala itu bisa saja dianggap sebagai pembelaan diri. Beruntung, karena perilaku baiknya dalam penjara, Arne hanya menjalani separuh masa tahanannya, yakni 5 tahun saja, sebelum kemudian dibebaskan. Namun kasus Arne Johnson hingga kini sangatlah unik sebab menjadi satu-satunya kasus dalam sejarah hukum Amerika dimana kesurupan dijadikan alasan pembelaan.
Pada 1983, seorang penulis bernama Gerald
Brittle menulis buku berjudul “The Devil in Connecticut” berdasarkan kesaksian
Lorraine Warren atas kasus itu. Namun terbitnya buku itu menimbulkankontroversi
dan menyebabkan keluarga Glatzel yang mengalami sendiri peristiwa itu menjadi
terpecah belah. Carl Glatzel Jr yang merupakan saudara dari David Glatzel yang
mengklaim mengalami kesurupan, kemudian menuntut penerbit atas dasar
pelanggaran privasi mereka. Ia berpendapat, semenjak kasus keluarganya
mengemuka, hidupnya berubah bak neraka. Ia mengatakan bahwa ia menjadi kerap
dibully dan kehilangan teman-temannya sehingga ia harus keluar dari sekolahnya.
Ia juga berpendapat bahwa pasangan Warren mengeksploitasi penyakit mental yang
diderita David, saudaranya. Ya, menurut pandangan logis, ada kemungkinan bahwa
David menderita penyakit mental hingga ia kerap berhalusinasi dan berperilaku
aneh. Klaim bahwa David memang mengalami kesurupan juga ditolak mentah-mentah
oleh ayah David sendiri.
Namun hal sebaliknya justru dikemukakan Debbie
(yang setelah kejadian itu kemudian menikah dengan Arne) yang dengan sepenuh
hati mendukung pasangan Warren yang telah berusaha membantu mereka mengatasi
kasus kesurupan yang dialami adiknya. Kasus yang dialami David Glatzel dan Arne
Johnson ini kemudian menjadi salah satu kasus Ed dan Lorraine Warren paling
legendaris, bahkan dalam waktu dekat akan dirilis dalam bentuk film layar lebar
berjudul “The Devil Made Me Do It” yang merupakan sekuel ketiga dari franchise
“The Conjuring”.
Ngebahas soal mistik emang ga ada matinya.
ReplyDeleteSecara scientific, penampakan, kesurupan, santet, indera keenam, dsb sekarang udah ada penjelasannya kayak pengatuh sugesti, skizophrenia, MPD, ato histeria. Bahkan memar ama bekas cakaran juga bisa dijelasin secara medis soalnya emang ada tipe kulit yg tipis dan gampang memar. Tapi kadang, ada bukti yang susah banget dijelasin secara logis. Misalnya kasus bus yang tau2 ditemuin di hutan ato mobil yang tau2 masuk ke pemakaman terkunci. Satu-satunya penjelasan non mistik yg kepikiran adalah, sopirnya ngelakuin itu sebagai prank ato biar jadi viral. Tapi niat amat kalo cuma buat sensasi??
Kayaknya kalo masalah begitu sih, cuma bisa beneran yakin kalo udah ngerasain sendiri. Kemungkinan sih kalo beneran didatengin gitu (amit2, jangan sampe deh), emang bisa kerasa ada firasat yang bikin yakin kalo itu nyata nd bukan halusinasi semata.
Meanwhile gue: ketika abis gajian trus buka aplikasi online shop dan bilang "The devil Made me do it" 😂😂
ReplyDeletesetan banget gak tuh HAHAHAHA
Delete*lebih penasaran pada keluarga Alan Bono
ReplyDeleteKalo bayangan hitam di dekat tempat tidur itu Sleep Paralyze bukan sih?
ReplyDeletePernah ngalamin dan ketakutan juga. Tapi abis baca penjelasan medisnya jadi biasa aja pas ngalamin lagi.
Kayaknya di atas nggak di jelasin deh bayangannya di deket tempat tidur... Lagipula kalau sleep paralyze itu yg ngeliat bayangan/atau ngerasa ditindih bayangan/atau kelindihan adalah orangnya sendiri, sedangkan kasus di atas yg ngeliat kabut hitamnya adalah orang lain di sekitarnya
DeleteBang dave, itu kayanya salah satu fotonya bukan foto si Arne deh. Itu foto serial killer Son of Sam. Familiar banget gw bang, soalnya pernah dibahas secara khusus di serial Mindhunter. Awalnya agak ragu, tapi didalam fotonya juga keliatan singkatan NYC(New York City), ya memang tempat dia nyari korban dan ditangkap disana. Dia juga ngaku-ngaku kalo disuruh sama iblis buat melakukan pembunuhan berantai. Kalo di serial Mindhunter, sama petugas FBI nya dipancing secara psikologi biar mau ngaku dan cerita sebenarnya.
ReplyDelete