William Henry Harrison merupakan salah satu presiden Amerika Serikat yang berumur “terpendek” ketika pria itu meninggal satu bulan setelah ia terpilih menjadi orang nomor satu di negeri Paman Sam itu pada tahun 1840. Namun “Ripley's Believe It or Not!” sebuah museum yang cukup populer, mengamati bahwa ada sebuah pola yang amat meresahkan dari para presiden AS yang meninggal saat memangku tampuk pemerintahan. Mereka mengamati bahwa presiden yang bertahta pada tahun dengan angka kelipatan 20, mulai dari 1840, 1860, 1880, dan seterusnya, senantiasa meninggal dalam kondisi menggenaskan tanpa mampu merampungkan masa pemerintahannya.
Hal ini menimbulkan
pertanyaan, apakah kematian beruntun para presiden setiap 20 tahun sekali ini
adalah kebetulan? Atau adakah kutukan misterius yang menghantui para presiden
tersebut.
Dear readers, inilah kisah aneh kutukan Tecumseh.
Pertempuran Tippencanoe antara tentara Amerika Serikat melawan kaum Indian (penduduk asli benua Amerika) |
Konon awal mula kutukan ini
adalah pria bernama William Henry Harrison yang sebelum menjabat sebagai
presiden AS adalah seorang komandan perang dan gubernur negara bagian Indiana.
Kala itu, pemerintah Indiana terlibat perang dengan suku Indian (penduduk asli
Amerika). Ketua dari suku Shawnee kala itu bermusuhan dengan William karena
menentang keinginan pemerintah kolonial AS tersebut yang ingin memperluas
wilayah mereka dan merebut tanah suci milik kaum Indian.
Nama sang kepala suku
adalah Tecumseh dan lokasi pertempuran tersebut adalah Sungai Tippencanoe,
sehingga perang yang meletus tahun 1811 tersebut dinamai sebagai Perang Tippencanoe. Sayang, dalam perang tersebut,
Tecumseh dan para tentara kalah di tangan para tentara Amerika. Tentu saja
pasukan kulit putih kala itu lebih unggul karena mereka memiliki senjata api
yang merupakan produk modern Barat (walaupun pada awalnya ditemukan di benua
Asia).
Karena keberhasilannya
sebagai komandan perang, maka karir politik William pun semakin melesat hingga
pada tahun 1840, iapun terpilih sebagai presiden AS kesembilan. Namun naas,
baru sebulan menjabat posisi tertinggi di AS tersebut, nyawa William tak terselamatkan
setelah ia terkena penyakit tifus.
Lukisan yang menunjukka pembunuhan terhadap Abe. Apakah beliau juga menjadi korban kutukan Tippencanoe? |
Sebuah pola aneh kemudian
muncul sekitar 20 tahun kemudian. Presiden yang menjabat pada tahun 1860, yakni
Abraham Lincoln yang terkenal memenangkan Perang Saudara dan behasil
menghapuskan Perang Saudara (Civil War) di Amerika, kembali tewas. Kali ini dia
terbunuh oleh pria bernama James Wilkes Booth yang menembaknya kala sang
presiden tengah menonton pertunjukan teater.
Dua puluh tahun kemudian,
tragedi yang sama terjadi kembali. Pada 1880, James A. Garfield terpilih
menjabat presiden AS ke-20. Namun baru 4 bulan memangku jabatan tersebut, sang
presiden lagi-lagi ditembak mati oleh seorang pembunuh, kali ini bernama
Charles J. Guiteau di sebuah stasiun kereta api di Washington DC.
Lagi-lagi 20 tahun
berikutnya, William McKinley yang menjabat posisi presiden AS pada tahun 1900
juga kembali terbunuh. Baru enam bulan menjabat, William ditembak mati oleh
seorang anarkis bernama Leon Cgolgosz ketika tengah menghadiri sebuah pameran
di New York. Tak hanya itu, bahkan penggantinya, yakni Theodore Roosevelt (dari
namanya-lah boneka Teddy muncul) juga hampir menjadi korban pembunuhan ketika
seorang pria bernama John Flammang Schrank berusaha menembaknya. Namun
beruntung, Teddy selamat.
Detik-detik sebelum terbunuhnya John F. Kennedy |
Aneh tapi nyata, 20 tahun kemudian, tragedi yang sama terulang kembali. Warren G. Harding yang terpilih menjadi presiden AS ke-29 pada 1920 juga kembali terbunuh di tengah masa jabatannya. Namun berbeda dengan tiga presiden sebelumnya, kali ini beliau meninggal dengan sebab alami karena serangan jantung.
Dua puluh tahun kemudian,
yap bisa kalian tebak, ada lagi presiden AS yang kembali terbunuh. Franklin
Delano Roosevelt yang menjabat kursi kepresidenan pada tahun 1940, meninggal
karena usia sepuh pada umur 65 tahun di tengah masa kepemimpinannya sebagai
presiden AS ke-32.
Tragedi kembali menyeruak bak sebuah pola matematis, ketika terakhir, pada 1960, seorang presiden yang teramat kondang asal AS, yakni John F. Kennedy, terbunuh dengan cara ditembak mati oleh Lee Harvey Oswald.
Tragedi demi tragedi itu membuat kita bertanya-tanya, apakah kematian para presiden AS tiap 20 tahun sekali itu (baik karena sebab alami atau karena dibunuh) hanya merupakan kebetulan semata, ataukah ada kekuatan supranatural yang mendalanginya?
Kehebohan ketika terjadi usaha pembunuhan terhadap Ronald Reagan yang kala itu menjabat menjadi presiden AS |
Banyak yang mengklaim,
bahwa apa yang dialami para presiden tersebut merupakan bukti Kutukan Tecumseh.
Konon, kutukan ini diawali oleh William Henry Harrison yang tega menghabisi kaum Indian dan merebut tanah
mereka demi kepentingan politik, sehingga Tecumseh melancarkan kutukan maut
untuk membunuh para penerusnya tiap 20 tahun sekali.
Namun jika kutukan itu
benar adanya, bagaimana dengan nasib presiden-presiden berikutnya? Setelah
kematian JFK, tak ada lagi presiden yang meninggal pada masa pemerintahannya,
apalagi dibunuh oleh penembak jitu. Berarti kutukannya nggak terbukti? Well,
nggak semudah itu menampiknya, sebab para penerus presiden-presiden tersebut,
tiap 20 tahun sekali, ternyata paling tidak mengalami percobaan pembunuhan.
Kita sebut saja Ronald
Reagan yang menjabat presiden pada 1980. Beliau sempat terluka parah karena
tembakan sniper bernama John Hinckley Jr. yang ditujukan kepadanya. Mantan
aktor Hollywood juga kala itu merupakan pria tertua yang pernah terpilih
sebagai presiden AS pada usia 69 tahun, sehingga banyak yang meragukan apakah
ia bisa selamat hingga akhir pemerintahannya. Namun konon, istrinya yakni Nancy
Reagan amat khawatir dan mencemaskan nasib suaminya, sehingga demi mencegah
Kutukan Tecumseh, Nancy rela menyewa para ahli supranatural demi menjaga
suaminya. Alhasil, Ronald Reagan mampu bertahan hidup selama 15 tahun, bahkan
setelah aksi penembakannya.
Yap, akankah beliau menjadi korban berikutnya |
Dua puluh tahun kemudian,
presiden yang menjabat berikutnya pada tahun 2000 adalah George W. Bush, yang
tentu kalian tahu, masih hidup hingga sekarang. Namun mungkin banyak di antara
kalian yang tidak ingat, bahwa Bush sendiri nyaris menjadi korban pembunuhan.
Pada tahun 2005, seorang pria berdarah Armenia bernama Vladimir Arutyunian
melemparkan granat ke arah mobil presiden Bush, namun bom itu tidak meledak.
Mengingat invasinya terhadap dunia Timur Tengah pasca-serangan teroris 11
September, tak heran banyak yang menginginkan kematiannya. Namun jelas tak
terbayangkan akibatnya, jika pada serangan tersebut, Bush benar-benar tewas.
Mungkin hubungan politik (dan juga militer) antara AS dan dunia Timur Tengah
akan makin mengeruh, bahkan berujung pada perang berskala dahsyat.
Yang lebih meresahkan
adalah nama presiden berikutnya yang terpilih 20 tahun berikutnya, yakni tahun
2020. Yak, kalian pasti sudah tahu siapa beliau, yakni presiden AS saat ini
(kala tulisan ini dibuat) yakni Joe Biden. Akankah pengganti Donald Trump ini
mengalami nasib sama, menjadi korban keganasan kutukan kuno sang kepala suku
Indian? Ataukah ia bisa diselamatkan, namun dunia ini akan dihebohkan dengan
usaha pembunuhan terhadap sang presiden, yang jelas akan mengubah arus sejarah
dunia?
Kita tunggu saja tanggal
mainnya.
SUMBER: WIKIPEDIA
A VERY SPECIAL THANKS TO:
Maulii Za
Aulia Pratama Putri
별처럼 다 우리 빛나
Sinyo Kulik
PJ Metlit
Merry Lim
Ananda Nur Fathur Rohman Prast
Adhitya Sucipto
Ciepha Ummi
SPECIAL THANKS TO ALL MY SUPPORTER LAST APRIL:
Utami, Popy Saputri . Jelita Jasmine . Adhitya Sucipto , Rahadian Pratama Putra , Marwah , Elliot Beilschmidt , Ilmiyatun Ainul Qolbi , Fitriani , Aly Fikri , Albian Ocot , Jeremy Yoppi , Steven Alexandro . Junwesdy Sinaga , Johanna Zj , Ahmad Ikhsan , Singgih Nugraha , Rahadian Pratama Putra , Radinda , Kinare Amarill , Maulii Za , Rara , Sharnila Ilha , Victria Tan , Ali Hutapea, . Keny Leon , Rose , Marcella F . Tieya Aulia , Marwah , Dana Xylin , Paramita , Amelia Suci Wulandari , Rivandy , Syahfitri , Dyah Ayu Andita Kumala , Fitriani , Ilmiyatun Ainul Qolbi , dan Riani Azhafa
Setelah baca postingan ini, gue jadi berharap seharusnya kemaren Donald Trump menang 2 periode :')
ReplyDeleteTapi kalau Trump 2 periode terus dia meninggal, kemungkinan besar bakal terjadi WW3 bro
DeleteObama ga ada kabar?
ReplyDeleteMemang ini berbau mistis dan supranatural namun tak tertutup kemungkinan hal ini sudah jauh2 hari dipersiapkan oleh paspampres AS dengan pengamanan yg jauh lebih ketat.
ReplyDelete