Keindahan menakjubkan dari Taman Nasional Yellowstone di Amerika Serikat ini ternyata menyimpan rahasia menakutkan |
Masih ingat kan dengan film “The Purge” dimana setiap satu hari dalam setahun, semua tindak kejahatan dilegalkan sehingga kita bebas berbuat apa saja? Nah, bagaimana jika gue katakan, ada satu lokasi di Bumi ini yang bisa kita gunakan untuk “The Purge” ini. Yakni, apabila kita berada di lokasi tersebut, maka kita akan bebas melakukan kejahatan apapun tanpa perlu takut akan konsekuensinya?
Adakah tempat seperti itu? Ternyata benar ada dan namanya adalah “Zone of Death” atau “Zona Kematian” yang letaknya berada di Taman Nasional Yellowstone di Amerika Serikat. Mengapa semua kejahatan bisa legal dilakukan di sana? Semua akan gue bahas di Dark Case kali ini.
Zona Kematian merupakan nama yang diberikan pada
wilayah seluas hampir 130 kilometer persegi yang terletak di Taman Nasional
Yellowstone, tepatnya di wilayah yang masuk ke negara bagian Idaho. Saking
luasnya, wilayah Taman Nasional Yellowstone terletak di perbatasan tiga negara
bagian, yakni Wyoming, Montana, dan Idaho. Nah, inilah yang nanti menyebabkan
“loophole” dalam sistem hukum Amerika Serikat.
Pada awal dibentuknya Taman Nasional Yellowstone pada 1872, Amerika masih sangatlah muda hingga negara bagian Wyoming, Montana, dan Idaho belumlah ada (belum disahkan). Ketika ketiga negara bagian itu dibentuk, sekitar 96% wilayah taman nasional itu masuk negara bagian Wyoming, 3% masuk ke Montana, dan hanya 1% masuk ke Idaho. Untuk memudahkan administrasi, seluruh wilayah Taman Nasional Yellowstone diurus oleh Distrik Wyoming, termasuk wilayah yang dikuasai Idaho dan Montana.
Nah sekarang masalahnya, ada hukum dalam
Konstitusi Amerika Serikat yang disebut “Sixth Amandement” atau “Amandemen
Keenam” yang berbunyi apabila seseorang melakukan kejahatan, maka ia memiliki
hak untuk diadili oleh juri yang terdiri dari warga negara bagian dan distrik
dimana kejahatan itu terjadi. Hal ini biasanya tidak menjadi masalah karena
distrik dan negara bagian biasanya terletak di tempat yang sama. Namun sekarang
masalahnya berbeda jika kejahatan itu terjadi di wilayah Yellowstone yang
berada di negara bagian Idaho.
Anggap saja ada dua orang yang tengah kemping, A
dan B, di wilayah Taman Nasional Yellowstone yang berada di Idaho. Kemudian
suatu hari mereka bertengkar (rebutan awewe yang sexy, katakanlah C. Ini napa
detail banget ya?) dan A kemudian membunuh B. Namun A tak perlu menyembunyikan
B atau menguburnya. Yang perlu ia lakukan hanyalah menyerah pada polisi,
mengakukan semua kejahatannya membunuh B, kemudian ia akan melenggang bebas
tanpa hukuman suatu apapun.
Lho kok bisa?
Keruwetan ada di istilah “distrik” dan “negara bagian” tadi. Semisal kamu berada di San Francisco (katakanlah itu termasuk distrik) yang berada di negara bagian California. Maka jika A membunuh B di San Francisco, maka A akan diadili oleh juri dari kota San Francisco dan berasal dari California. Semua orang yang berasal dari San Francisco pastilah dari California, jadi itu bukanlah masalah. Sama halnya dengan Bandung (anggap aja itu distrik) dan Jawa Barat (anggap aja itu semisal negara bagian, tapi bukan the rise of Sunda Empire lho ya). Semua orang Bandung pasti orang Jawa Barat kan, nggak mungkin nggak kan? Tapi beda kasusnya dengan kasus Yellowstone ini.
Karena A membunuh B di wilayah Taman Nasional Yellowstone, maka iapun harus diadili oleh juri yang berasal distrik dan negara bagian dimana kejahatan itu terjadi. Ingat, seluruh kawasan Yellowstone masuk yuridiksi Distrik Wyoming, namun kejahatan itu dilakukan di wilayah negara bagian Idaho. Jadi, juri yang mengadili A harus memiliki kedua kriteria itu: tinggal di Distrik Wyoming sekaligus tinggal di negara bagian Idaho.
Masalahnya wilayah Taman Nasional Yellowstone
(yang tadi, diurus Distrik Wyoming) yang masuk ke negara bagian Idaho hanya
1%-nya saja dan populasinya adalah 0 (nol). Dengan kata lain, tak ada siapapun
yang tinggal di situ dan memiliki kompetensi untuk memiliki juri. Bila tidak
ada juri, maka A takkan bisa diadili. Bila ia tak bisa diadili, maka iapun bisa
dianggap bebas tanpa pengadilan, walaupun ia terang-terangan mengaku membunuh
seseorang, sebuah pelanggaran kelas kakap. Tapi karena “loophole” tadi, hukum
tak bisa berbuat apa-apa.
Masalah yang sama takkan terjadi di wilayah Taman Nasional Yellowstone yang berada di negara bagian Wyoming dan Montana (kedua-duanya masuk Distrik Wyoming, apapun negara bagiannya). Ada sekitar 2.000 orang tinggal di bagian taman nasional yang berada di wilayah Wyoming dan sekitar 40 orang tinggal di wilayah Montana. Jika ada kejahatan terjadi di sana, masih ada lah yang bisa menjadi juri dalam persidangan. Namun ini tidak berlaku di wilayah Idaho, sebab wilayah itu tak memiliki populasi manusia sama sekali.
Loophole itu amatlah unik dan hanya ada di
wilayah Taman Nasional Yellowstone, karena itulah satu-satunya wilayah yang
tergabung dalam satu distrik, tapi terbagi dalam 3 negara bagian yang berbeda.
Loophole ini pertama kali ditemukan oleh seorang profesor ahli hukum asal
Michigan State University bernama Brian Kalt yang kemudian menyebutnya
sebagai “Zone of Death” atau “Zona Kematian”.
Begitu mengetahui loophole ini, sang profesor langsung
bertindak cepat dengan menulis essay berjudul "The Perfect Crime"
yang diterbitkan pada tahun 2005 di Georgetown Law Journal. Sang profesor
tersebut takut jika ada penjahat yang akan memanfaatkan loophole itu melakukan
tindak kriminal, semisal membunuh. Namun sayangnya, hingga saat ini para
politikus masih meremehkan hal tersebut dan sama sekali tak bertindak apapun
untuk mencari solusi atas loophole tersebut. Padahal ada cara mudah sebenarnya
mengatasi loophole itu, yakni dengan membagi taman nasional itu menjadi 3
distrik sesuai negara bagiannya, sehingga wilayah yang masuk negara bagian
Idaho akan masuk ke Distrik Idaho pula. Tapi hal ini rupanya hanya mudah di
mulut saja, pasalnya membagi taman nasional itu menjadi 3 distrik akan
memperumit proses pengelolaannya.
Zona Kematian tersebut memang tak bisa ditampik
seperti sebuah “The Purge” yang tak tergantung waktu, namun lokasi. Bayangkan,
sebuah tempat dimana semua kejahatan dilegalkan.
Nah, hingga sekarang, apa ada yang sudah
“memanfaatkan” loophole itu? Beruntungnya belum, namun hanya untuk kejahatan
yang serius. Satu-satunya insiden yang pernah terjadi di Zona Kematian adalah
seorang pemburu bernama Michael Belderrain yang menembak mati seekor kijang di
sana. Tentu yang namanya berburu binatang yang dilindungi, di taman nasional
lagi, merupakan hal ilegal yang dimana-mana pasti dilarang dan akan mendapat
hukuman apabila melanggarnya. Tapi berkat loophole itu, Michael mampu
melenggang bebas dengan hewan buruannya. Nah, mungkin kita hanya menunggu waktu
saja sampai ada yang mulai memanfaatkan Zona Kematian itu. Apalagi kini
keberadaan Zona Kematian sudah mulai dikenal khalayak ramai setelah diangkat ke
dalam film found footage berjudul “Population Zero”.
Atau mungkin, malah kalian yang berminat menjadi
yang pertama?
SUMBER: WIKIPEDIA, VOX, COLORADO STATE UNIVERSITY
boleh tuh tempat buat ngeloot kijang...hehe
ReplyDeleteRibet ya wkwj
ReplyDeleteI see. Ini materi riddle di KaryaKarsa kemarin.
ReplyDeleteNtapz. Kalo emang ada dendam sama orang ntar gue eksekusi disini.
Yg kasian itu sebenarnya profesor hukum penemu loophole inj yg malah ga digubris. Nunggu rame dulu kali kaya dulu ada yg nemu keanehan di Skema Bernie siapalah itu tapi ga digubris. Aneh emang.
Biasanya yang temuan2 kayak gini kan banyakan dihargai setelah bertahun2 penemunya meninggal malahan
DeleteKira2 kalo gue ada disana mau bunuh siapa ya? 🤔
ReplyDeleteBang Dave, kenapa lay out blog-nya ganti jadi putih? 😭😭
ReplyDelete