Monday, November 25, 2024

GUNDALA: ANGKARA MERAPI – PROLOG

 


NB: cerita ini adalah fan fiction Gundala dari komik yang pernah terkenal pada era 80-an. Saya tak memegang hak cipta atas tokoh ini.

 

Badai listrik menggelora. Seluruh kota padam, namun nyala halilintar yang bergejolak di langit membuatnya seperti senja. Masyarakat yang ketakutan kembali masuk ke dalam rumah. Mereka tadi berhamburan keluar ketika listrik tiba-tiba padam. Namun setelah menyaksikan langit mengamuk seperti itu, mereka memutuskan rumah adalah tempat terbaik untuk bersembunyi.

Seorang pemuda berniat melarikan diri menggunakan mobilnya, namun ia kesulitan men-starter kendaraannya.

Tiba-tiba seluruh alat elektronik di mobilnya menyala.

“TIUT TIUT TIUT ...!!!” suara alarm yang menyesakkan telinga tiba-tiba berdengung keras. Seluruh lampu di mobil itu menyala mati secara bergantian. GPS-nya tiba-tiba menyala, namun menunjukkan peta yang tak konsisten. Suara radio berdentang, berganti-ganti frekuensi secara acak.

Sementara itu di dalam rumah keadaannya, lebih parah. Listrik kembali hidup, namun setiap rumah bak dirasuki poltergeist. Semua peralatan elektronik di rumah menggila. Televisi tiba-tiba menyala, mengganti channel-nya sendiri. Sound system berdecak keras, membuat para penghuninya menutup telinga mereka sambil meringkuk ketakutan. Bohlam lampu berkedap-kedip, beberapa sampai meletus. Bahkan semua alat elektronik yang tidak tertancap pada stop kontak, seperti vacuum cleaner dan mobil radio control berjalan sendiri di lantai, melibas segala yang mereka lewati. Handphone sekalipun, menyala dan bergetar dengan kencang hingga jatuh dari atas meja.

Semua orang ketakutan.

Sementara itu, seorang pria dengan nyala plasma di sekujur tubuhnya tengah bertengger di atas sutet yang menjulang dekat perumahan itu. Ia tertawa terbahak-bahak menyaksikan semua kekacauan itu.

Ia akan membuat teknologi buatan manusia menyerang mereka sendiri.

Mereka akan menerima hukuman.

Dan sebentar lagi kota ini akan menjadi miliknya.


BERSAMBUNG

 

No comments:

Post a Comment