Hello guys! Ini adalah sekelumit artikel tentang kasus kriminal yang gue tulis di Karyakarsa. Jika kalian ingin membaca lebih banyak artikel seperti ini, ikuti saja link di bawah ini ya (atau masuk saja ke halaman utamanya lalu pilih “Karya”, lalu geser ke kanan dan pilih “Dark Case”.
https://karyakarsa.com/dave.cahyo/posts?tag=Dark%20Case
Siapa nih yang mau diajak jalan-jalan ke Los Angeles, Amrik? Pasti semua
pada ngacung dong, soalnya di sana kan ada Hollywood, jadi dijamin bakalan
ketemu P. Diddy eh artis maksudnya. Tapi kalo selama di sana kalian diajak nginepnya di Hotel
Cecil, mungkin kalian bakal mikir dua kali. Soalnya jika kalian browsing soal
Hotel Cecil, maka kalian akan menemukan sederetan kasus misterius yang seakan
mengabsahkan hotel termashyur ini sebagai hotel terkutuk.
Lho, kok bisa? Soalnya hotel ini sudah menjadi lokasi bunuh diri dan
pembunuhan yang tak terbilang banyaknya semenjak dibuka. Bahkan hotel ini
menjadi markas tak hanya satu, melainkan dua pembunuh berantai. Salah satu
kasus yang paling terkenal di sana adalah kasus kematian misterius Elisa Lam.
Tragedi-tragedi apakah yang pernah terjadi di hotel itu dan apa sesungguhnya penyebabnya? Coba kita simak bersama.
Hotel Cecil resmi dibuka pada 20 Desember 1924 dan terdiri atas 14 lantai
dengan total 700 kamar. Hotel ini didirikan oleh tiga pebisnis bernama William
Banks Hanner, Charles Dix, dan Robert Schops. Tentu saja yang namanya bikin
hotel di Los Angeles pastinya bakalan menguntungkan dong. Kan kota tersebut
dikenal sebagai pusat ekonomi sekaligus lokasi wisata paling digandrungi seantero
Amerika?
Namun sayang, ketiga pebisnis itu seakan menjadi korban pertama dari
“kutukan” hotel tersebut. Pasalnya baru 5 tahun dibuka, Amerika jatuh ke dalam
“Great Depression” alias kebangkrutan ekonomi paling ngenes dalam sejarah
negara tersebut. Alih-alih meraup keuntungan menggiurkan, uang sebanyak 2,5
juta dolar yang mereka gelontorkan untuk membangun hotel ini justru tak balik
modal (ya iyalah, pada zaman itu makan aja susah, masa mau nginep di hotel).
Akibatnya, hotel itu kemudian dikenal sebagai hotel “budget” (alias hotel
kelas melati) yang harganya terjangkau. Tetap, karena lokasinya yang strategis
di jantung LA, hotel tersebut banyak diminati para pelancong. Namun sayang, tak
semua yang menginap di hotel itu keluar hidup-hidup.
Sepanjang sejarahnya berdiri selama hampir seabad, sudah tak terhitung
kasus kriminal menggenaskan yang terjadi di dalam hotel itu. Kalo ada satu saja
kasus pembunuhan atau bunuh diri di sebuah hotel semisal (apalagi viral),
pastilah kalian akan ogah menginap di sana. Akan tetapi di Hotel Cecil ini,
puluhan kasus kematian terjadi, seolah-olah memang dirundung kutukan
menakutkan. Bahkan, saking banyaknya, Wikipedia
sampai punya halaman sendiri tentang list peristiwa kematian dan kekerasan yang
terjadi di hotel tersebut.
Tragedi pertama yang terjadi di hotel tersebut menimpa Percy Ormond Cook
yang pada 22 Januari 1927, alias baru tiga tahun setelah hotel itu dibuka,
bunuh diri dengan menembak dirinya di dalam kamar. Konon, sang bapak ini nekad
melakukan aksinya ketika ia gagal berbaikan dengan istri dan anaknya (mungkin
masalah perceraian gitu ya). Namun kasus tragis ini barulah menjadi awal mimpi
buruk yang akan menghinggapi hotel ini selama bertahun-tahun.
Kasus ini disusul pada 1931 ketika seorang tamu bernama W. K. Norton, bunuh
diri di kamarnya dengan meminum racun. Hotel ini memang terkenal akan banyaknya
kasus bunuh diri, bahkan sampai dijuluki warga sekitar sebagai "The
Suicide”. Kasus berikutnya terjadi pada 1934
ketika pria bernama Benjamin Dodich juga melakukan aksi bunuh diri di hotel
ini.
Tahun 1937, seorang pensiunan tentara bernama Sersan Louis Borden juga
ditemukan tewas bunuh diri dengan menyayat lehernya sendiri. Pada 1938, Grace Magro
jatuh dari jendela kamarnya di lantai 9. Seakan kurang naas, tubuhnya kemudian
terjatuh di atas kawat dari tiang telepon yang kemudian melilitnya. Anehnya,
polisi tak bisa memastikan apakah kematiannya akibat bunuh diri ataukah
dibunuh.
Pada 1939 , terjadi dua kasus bunuh diri, antara lain Roy Thompson yang
memutuskan melompat dan Erwin Neblett yang menenggak racun. Tahun berikutnya, 1940,
seorang guru bernama Dorothy Seger menginap di hotel tersebut sambil menyamar
dengan nama lain, Evelyn Brent, lalu bunuh diri dengan meminum racun.
Kasus yang agak aneh terjadi pada tahun 1944 ketika wanita bernama Dorothy
Jean Purcell sedang menginap. Tengah malam, Dorothy yang tak pernah tahu bahwa dirinya
tengah hamil, tiba-tiba melahirkan seorang bayi laki-laki. Dorothy yang belum
menikah merasa malu, kemudian melemparkan bayi yang baru dilahirkannya itu
keluar dari jendela. Yang lebih tragis lagi, Dorothy mengira bayinya itu
mengalami keguguran dalam rahim, namun rupanya tidak. Bayi itu masih hidup dan malahan
tewas setelah dilempar oleh ibunya sendiri. Segera, polisi pun menyergapnya. Namun
kemudian ia dibebaskan dengan alasan “kegilaan”.
Kasus berikutnya terjadi pada 1947 ketika Robert Smith melompat dari
jendela kamarnya di lantai tujuh.
Langkah ini diikuti oleh Helen Gurnee pada 1954 yang juga melompat dari
lantai yang sama. Lagi-lagi ia masuk ke hotel itu dengan nama samaran
"Margaret Brown.". Tahun 1962 Julia Frances Moore melompat dari
jendela kamarnya di lantai delapan. Pada tahun yang sama, Pauline Otton melompat
dari jendela kamarnya di lantai sembilan setelah bertengkar dengan suaminya.
Anehnya ketika jatuh, tubuhnya tanpa sengaja menimpa seorang pria bernama George
Gianinni yang tengah berjalan di trotoar di bawahnya. Keduanya pun tewas
seketika.
Pada 1964 seorang lansia yang dikenal dengan nama "Pigeon Goldie"
karena kebiasaannya memberi makan burung di sekitar hotel tersebut, ditemukan
tewas di kamarnya. Bahkan ada bekas-bekas pemerkosaan pada jenazahnya (padahal
ini lansia lho). Beberapa jam setelah kematiannya, seorang pria bernama Jacques
Ehlinger ditemukan berkeliaran dengan pakaian berlumuran darah. Iapun segera
ditangkap. Namun karena polisi tak menemukan bukti apapun bahwa ia pelakunya,
iapun dibebaskan. Hingga kini belum jelas siapa pelaku pembunuhan sadis itu.
Bukan hanya misteri itu yang belum terpecahkan di hotel pengundang petaka
itu. Pada 1975 seorang wanita jatuh dari kamarnya di lantai 12 dan tewas
seketika. Kala itu ia menginap menggunakan nama "Alison Lowell". Namun
mengingat banyak tamu yang menggunakan nama alias, hingga kini identitasnya tak
pernah diketahui, apalagi penyebab kematiannya. Pada 1992, misteri lain
mengemuka ketika tubuh seorang pemuda berkulit hitam ditemukan terjatuh dari
lantai 15, entah karena didorong atau memang ia sengaja melompat. Identitas
aslinya hingga kini juga masih menjadi misteri.
Mungkin kalian bertanya-tanya, kenapa sih ada begitu banyak kasus kriminal
dan bundir di hotel ini? Satu dua nggak masalah sih, namanya juga kota gede.
Lha ini paling nggak ada 14 kasus? Well kita perlu ingat, kasus-kasus ini
terjadi dalam kurun waktu 70 tahun, jadi emang statistiknya agak tinggi.
Ditambah lagi lokasi Hotel Cecil sendiri kuranglah mentereng sebab terletak
dekat Skid Row.
Buat kalian yang nggak tahu, Skid Row merupakan area di LA yang penuh
dengan tunawisma dan menjadi pusat perdagangan obat bius. Belum lagi lokasi
tersebut terkenal dengan banyaknya prostitusi dan geng kriminal. Bahkan ada
sekitar 10 ribu tunawisma tinggal dalam radius 6 km di sekitar hotel tersebut.
Jadinya ya emang, lokasi itu nggak aman. Ditambah lagi, lokasi yang jelek itu
membuat harga kamarnya menjadi murah sehingga menjadi destinasi backpacker
orang-orang yang mau bundir.
Jika kasus bundir belum cukup, pada tahun 80-an hotel ini juga dikenal
sebagai tempat tinggal sementara pembunuh berantai bernama Richard Ramirez.
Dijuluki sebagai "Night Stalker", sang pembunuh berantai konon
mengincar para PSK yang berkeliaran di sekitar hotel tersebut. Namun pada 30
Agustus 1985, warga sekitar menangkap basahnya tengah memanjat tangga kembali
ke kamar hotelnya dengan berlumuran darah. Pada 1989, ia akhirnya dijatuhi
hukuman mati atas tuduhan pembunuhan terhadap 13 orang. Belum sempat
dieksekusi, ia sudah kadung meninggal karena serangan jantung pada 2013.
Uniknya, aksi Richard Ramirez ini kemudian “diteladani” oleh pembunuh
berantai asal Austria bernama Jack Unterweger yang tinggal di Hotel Cecil hingga
1991 untuk meniru perbuatannya. Setelah mencekik dan menghabisi tiga PSK, ia
akhirnya tertangkap dan diekstradisi ke negara asalnya, dimana ia kemudian
diadili. Jadi nih kalo dihitung-hitung, hotel ini udah menjadi magnet bagi dua
pembunuh berantai. Duh, satu aja udah rekor, ini malah dua.
Reputasi ngeri hotel ini rupanya makin membuat warganet curiga. Pada 2015,
kala tengah mengadakan riset untuk artikelnya, Hadley Meares mengklaim bahwa
artis Elizabeth Short, yang dikenal dengan nama “Black Dahlia”, diketahui
pernah minum di bar Hotel Cecil sebelum ia dihabisi. Kasus pembunuhan Black
Dahlia hingga kini tak pernah terusut lengkap dan pelakunya pun masih menjadi
misteri.
Namun apakah sang Black Dahlia juga menjadi korban kutukan hotel ini? Bisa
jadi bukan, sebab polisi saja tak menemukan kaitan apapun mengenai hotel ini
dengan kematian sang bintang. Black Dahlia memang terakhir kali terlihat tengah
meneguk minuman di sebuah bar hotel sebelum ia ditemukan meninggal, namun bukan
di Hotel Cecil, melainkan Millennium Biltmore Hotel.
Kasus terakhir yang juga adalah yang paling termashyur adalah yang menimpa
Elisa Lam. Kala itu untuk melunturkan brand Hotel Cecil yang sudah kadung
tercemar, hotel tersebut berganti nama menjadi "Stay on Main". Akan
tetapi kutukan di hotel tersebut seakan memang tak mungkin luluh, dibuktikan
dengan kasus aneh yang menggelayuti kematian sang tamu tersebut.
Video CCTV Elisa Lam, siswi asal Kanada keturunan Asia tersebut memang
sempat viral pada 2013. Di sana diperlihatkan bahwa Elisa terlihat ketakutan,
bahkan berperilaku ganjil, ketika tengah berada di lift hotel tersebut. ia
terluhat menekan tombol lift terus-menerus, bergerak masuk dan keluar lift
tanpa alasan jelas, bahkan terlihat tengah bersembunyi dari sosok menakutkan
yang tak kasat mata. Ia dilaporkan menghilang tak lama kemudian.
19 hari kemudian, para tamu mengeluhkan air minum mereka (kalo di Amerika
biasa mereka minum air langsung dari keran ya soalnya emang bersih, beda dong
ama negara berflower kayak kita). Kata mereka rasanya “aneh” sehingga para
petugas hotel kemudian memeriksa tandon air yang ada di hotel itu. Begitu terkejutnya
mereka begitu menemukan jenazah Elisa Lam tenggelam dalam tandon tersebut
(berarti air yang mereka minum adalah ….).
Tak heran karena kemiripannya dengan plot film horor, kasus Elisa Lam
langsung viral. Namun ada penjelasan logis di balik ini semua. Keluarga Elisa
sendiri mengakui bahwa sang gadis menerita kelainan bipolar yang membuatnya
paranoid dan juga mengalami halusinasi. Apalagi di kamar hotelnya,
obat-obatannya ditemukan tergeletak tanpa ada tanda-tanda bahwa Elisa
mengonsumsinya. Jadi bisa jadi, kematiannya disebabkan oleh perilaku
psikotiknya, bukan karena unsur supranatural.
Walaupun dihantui kengerian yang datang bertubi-tubi, pemerintah kota Los
Angeles sendiri enggan merubuhkannya. Pasalnya hotel tersebut, walaupun
angkernya minta ampun, sudah menjadi ”historical landmark” karena sudah berdiri
hampir 100 tahun dengan gaya arsitektur khas yang patut dilestarikan. Akhirnya
pada 2021, hotel tersebut akhirnya ditutup dan gedungnya beralih fungsi menjadi
sebuah kompleks apartemen. Waduh nggak menyelesaikan masalah sih menurut gue.
Kalo jadinya malah kayak Apartemen Kalibata gimana dong?
https://en.wikipedia.org/wiki/List_of_deaths_and_violence_at_the_Cecil_Hotel
No comments:
Post a Comment