Hello guys! Ini adalah sekelumit artikel tentang sejarah Indonesia yang gue tulis di Karyakarsa. Jika kalian ingin membaca lebih banyak artikel seperti ini, ikuti saja link di bawah ini ya (atau masuk saja ke halaman utamanya lalu pilih “Karya”, lalu geser ke kanan dan pilih “Misteri Nusantara”.
https://karyakarsa.com/dave.cahyo/posts?tag=Misteri%20Nusantara
Hallo guys. Sekarang, saatnya kita bahas dulu artikel yang gue kemas spesial untuk menyambut Hari Pahlawan. Nah, buat ngerayain Hari Pahlawan yang jatoh bulan kemaren, gue akan mengangkat kisah salah satu pahlawan Indonesia yang mungkin belum kalian kenal, yakni Komarudin. Namun yang mengejutkan, pejuang kemerdekaan asal Garut ini sesungguhnya adalah orang Korea.
Hah kok bisa ada yang namanya Komarudin tapi asalnya dari Korea? Terus gimana ceritanya ahjussi ini bisa nyasar ampe ke Garut?
Perlu kita ingat bahwa bukan hanya Indonesia yang pernah menjadi korban keganasan Nippon Cahaya Asia. Negara-negara tetangganya, seperti Korea, Tiongkok, hingga Filipina juga pernah diinvasi Jepang baik selama Perang Dunia II atau malah sebelumnya. Tak heran jika selama penaklukannya tersebut, pasukan negeri matahari terbit tersebut membawa tawanan-tawanan mereka dari Korea untuk berbagai kepentingan nantinya di tanah jajahan lain. Salah satunya adalah Yang Chil-seong.
Yang Chil-seong lahir pada tanggal 29 Mei 1919 di
desa Wanju, Provinsi Jeolla, Korea Selatan. Pada tahun 1942, ia dipaksa oleh
pemerintah kolonial Jepang menjadi penjaga tawanan tentara sekutu di Bandung. Kala
pendudukan Jepang di Korea, seluruh warga Korea diwajibkan untuk mengadopsi
nama Jepang. Maka iapun diberi nama baru, Shichisei Yanagawa.
Setelah Jepang kalah selepas
pemboman atom Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat pada tahun 1945,
Yang Chil-seong memutuskan untuk tidak kembali ke tanah kelahirannya, melainkan
tetap tinggal di Indonesia. Kemungkinan karena ia sudah menikah dengan wanita
lokal (tau sendiri kan pesona mojang-mojang Bandung yang geulis pisan) dan lalu
berganti nama menjadi Komarudin.
Komarudin rupanya tak sendiri, ada pula dua
rekannya yang memutuskan berbalik membantu Indonesia. Mereka adalah Hasegawa
dan Masahiro Aoki yang kemudian dikenal dengan nama Abubakar dan Usman. Ketika
tentara Belanda dengan kruang ajar kembali datang ke Indonesia demi mengukuhkan
kembali hegemoni mereka, Komarudin dkk pun memutuskan untuk angkat senjata. Saat
Belanda melancarkan agresi militer, Komarudin dan dua rekannya itu datang ke
Garut dan bergabung dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Mereka berperang secara gerilya dalam kelompok
yang dijuluki "Pasukan Pangeran Papak" dari Markas Besar Gerilya
Galunggung (MBGG) pimpinan Mayor Kosasih di Kecamatan Wanaraja, Garut. Bahkan
hebatnya lagi nih, pasukan ini juga pernah ikut bertempur dalam peristiwa
legendaris Bandung Lautan Api. Komarudin juga mencatatkan prestasi pernah
menggagalkan upaya Belanda merebut Wanaraja dengan menghancurkan Jembatan
Cimanuk.
Ketika Belanda menyerang Garut, kelompok Pasukan
Pangeran Papak bertugas mengamankan wilayah tersebut. Namun karena kekuatan
Belanda terlalu besar Komarudin dkk terpaksa mundur. Naasnya, di sini ketiga
tentara gerilya itu tertangkap di Gunung Dora. Pada tanggal 10 Agustus 1949,
Komarudin, Abubakar, dan Usman dieksekusi di Kerkhoff, Garut. Jasad mereka kemudian
dimakamkan di TPU Pasir Pogor, lalu dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan
Tenjolaya, Garut tahun 1975. Kala itu Komarudin yang gugur demi membela
kedaulatan bangsa Indonesia meninggalkan seorang anak laki-laki.
Kisah kepahlawanan Komarudin ini tersimpan rapi
(maklum mana ada yang menduga pria bernama Komarudin asalnya dari Korea) dan
baru terkuak setelah penyelidikan dari seorang profesor Jepang. Kala itu Ushumi
Aiko berhasil menggali sejarah tersebut melalui bukunya “Korean Activity under
the Equator” yang terbit pada 1980. Pada bulan Juli 1995, akhirnya pemerintah
Indonesia dan perwakilan kedutaan Korea Selatan mengadakan upacara penggantian
batu nisan Komarudin secara militer supaya khalayak ramai mengenal bahwa
seorang pria berdarah Korea dulu juga pernah gigih membela kemerdekaan
Indonesia.
Wah, rupanya nggak cuman Hitler aja tapi sampai
ada pahlawan Korea yang tersembunyi di Garut. Waduh, rahasia-rahasia atau teori
konspirasi apalagi yang bakalan muncul dari kota kecil ini?
No comments:
Post a Comment